waktu istirahat tiba, Jinan tak fokus di sepanjang pelajaran. otaknya terus membayangkan punggung Alana yang penuh luka itu.
Jinan tidak tenang jika tak pergi ke UKS sekarang, lagi pula Seno yang di tunggu-tunggunya juga tak terlihat sampai sekarang. Jinan melangkah cepat menuju ruang UKS, rasa gundah menyelimuti hatinya bagaimana mungkin Alana begitu kuat menahan rasa sakitnya? bahkan Jinan tak pernah mendengar Alana mengucapkan kata Aduh sekalipun, Jinan ingat dia bahkan sering menyenggol-nyenggol lengan Alana atau bahkan merangkul pundak sahabatnya itu, tapi Alana tak pernah bilang aduh atau berekspresi menahan sakit! Jinan tak habis fikir, apa Alana masih seorang manusia??
'gue gak akan biarin keluarga iblis itu nyakitin lo lagi Lan gue pastiin lo jauh dari mereka!!!' batin Jinan
"JINAN GABRIELLA!!" seseorang memanggil dengan nada angkuh di depan, Jinan menarik sudut bibirnya melihat Seno yang berdiri disana
"gue kira lo gak bakal dateng?" sahut Jinan
"lo rundung adek gue?" tanya Seno mendekat, beberapa Siswa mulai berkumpul melihat Seno yang tiba-tiba datang siang itu
"gue rundung adek lo? yang mana?? Luna? atau.. Lana?" tanya Jinan penuh semangat
"adek gue cuma satu! coba lo ngomong lagi, apa yang pernah lo bilang ke adek gue!!" ucap Seno yang sudah sangat dekat dengan Jinan
"oh? omongan yang mana?" tanya Jinan santai, wajah pongah Seno benar-benar muak di lihatnya
"kemarin lo ngatain adek gue didepan kelas lo kan? lo pikir lo siapa? jangan berani-berani gangguin adek gue atau.. "
"atau apa? sumpah ya, lo gak ngaca apa sebelum dateng? muka pongah lo kebangetan tau gak! mentang-mentang keluarga lo terpandang lo pikir semua orang wajib nunduk depan lo gitu?" potong Jinan, Seno semakin marah di buatnya. jika saja Jinan bukan seorang wanita mungkin Seno sudah melayangkan tinju nya
"iya! semua orang harus tunduk depan gue, termasuk lo! kayaknya sekolah ini gak cocok buat cewek kayak lo!" sahut Seno
"lo ngancem gue? gue gak takut, SMA GARUDA bukan di bawah naungan keluarga ARDINATA oke? satu lagi, gue harap keluarga Iblis kayak kalian jauh-jauh dari Alana gue!!" jawab Jinan, amarahnya mulai tak terkendali namun Jinan tau batasan jadi untuk kalimat terakhirnya dia memelan kan suara
"lo ngatain keluarga gue apa?" tanya Seno tak senang, tak senang karena dari ucapan Jinan sepertinya gadis didepannya tau sesuatu
"Iblis, ups! kayaknya iblis juga terhina ya kalo di sandingin dengan kalian? aduhh bahkan binatang juga bakalan sayang sama keluarganya. tapi kan kalian lebih buruk ya?" Jinan masih belum puas, hampir lupa untuk membatasi ucapannya
"gue gak takut keluar dari sekolah ini, lo mau ancam gue pake cara lain juga gue gak takut. asal lo tau ya, gue bisa aja hancurin nama baik kalian! gue tau kok kebenarannya, kebenaran tentang siapa ALANA ZAVIERA, kebenaran tentang semua keharmonisan kalian itu palsu! gue sih gak bisa ngebayangin betapa hancurnya nama baik yang lo sombongin itu nanti!" bisik Jinan, kali ini sudah banyak siswa mengerumuni mereka
bahkan ketua OSIS pun ada disana, Lingga mendekati mereka. Lingga merasa ada sesuatu di antara dua orang itu, jika dia tak cepat memisahkan mungkin masalah besar akan terjadi
"maaf, ini lingkungan sekolah. tidak boleh ada pertengkaran jika ada masalah lebih baik selesaikan di luar, kami tidak menormalisasikan perselisihan di dalam lingkungan sekolah!!" tegas Lingga memisahkan Seno dan Jinan yang berdebat begitu dekat
"calon kakak ipar lo, tolong ya di urusin! kalo bisa di kandangin!!" celetuk Jinan pada Lingga
banyak dari siswa yang terkejut dengan ucapan Jinan, biasanya tidak ada yang berani melawan atau bahkan menatap wajah Lingga, yeng terkenal tegas dan galak tapi Jinan malah terlihat tak menganggap Lingga sama sekali
"gue bukan hewan!! JINAN!" tekan Seno penuh amarah
"tapi lo mirip"
Jinan meninggalkan Seno dan lainnya, tujuannya ke UKS. Jinan melirik Luna yang berdiri di samping beberapa siswa, wajah Luna yang sok polos itu benar-benar membuatnya jengah
"maaf kan adik sepupu saya Tuan Muda, tapi ini lingkungan sekolah mari selesaikan di luar sekolah sore nanti" Lingga mencoba menenangkan Seno yang terlihat sangat marah saat ini
"oh? adik sepupu lo?" sahut Seno, sebenarnya ingin sekali melampiaskan amarahnya pada Lingga setelah tau mereka ada hubungan keluarga tapi Aluna ada disana dan adik tersayangnya itu sangat menyukai laki-laki bertubuh tegap didepannya
"gue titip adek gue, jangan sampai ada yang berani gangguin dia!" lanjutnya, Seno pergi tapi sebelum itu Seno mendekati Luna untuk mengusap lembut kepala sang adik
hal itu mengundang rasa iri para siswi, Aluna mendekati Lingga yang terlihat memijat pangkal hidungnya, entah apa yang Jinan lakukan sampai harus berurusan dengan tuan muda ketiga yang angkuh itu
"kak Lingga, maafin Abang Luna ya? nanti Luna bilangin abang biar gak marah-marah lagi.." Ucap Aluna menarik ujung jas yang di pakai Lingga
"Lo balik dulu, gue ada urusan" Lingga menarik dirinya menjauh, Lingga tau jika Aluna sedang menarik perhatiannya. Lingga tidak ingin ada gosip tentangnya lagi, Lingga juga tak ingin membuat Aluna berharap apa-apa karena lingga sama sekali tidak tertarik pada gadis itu
Lingga mengejar Jinan, Lingga sangat mengenal Jinan yang keras kepala dan blak-blakan. meraka tumbuh bersama sejak kecil, selalu sekolah di tempat yang sama juga namun di lingkungan sekolah mereka memang tak pernah saling bertutur sapa, keduanya tak mau bertengkar di sekolah jadi menjaga jarak masing-masing
Lingga membuka pintu UKS, Refleks Jinan yang tak jauh dari sana menutup mata Lingga. Lila sedang mengganti perban Alana yang kotor karena darah tadi, dan Alana tak memakai Baju, hanya memakai BH saja walau tertutup perban tapi tak sepenuhnya
"Aaa.. !" teriakan nyaring Alana membuat Lingga terkejut, matanya memang sudah di tutup oleh tangan Jinan tapi keberadaannya di sana saat ini adalah kesalahan besar
'duh, sialan! tau gini gue gak ikutin bocah tengik ini tadi!' batin Lingga yang berusaha merosot kebelakang
"lo ngapain sih main masuk masuk aja!! ngetok pintu kek! gue tau lo OSIS lo berhak kemanapun di sekolah ini tapi ya gak main nyosor juga KALINGGA BUMIPUTRA NUGRAHA!!" kesal Jinan yang terlimpah setelah menutup pintu
"gue gak tau ada Lana di dalem.. gue gak liat apa-apa juga" jawab Lingga kaku, dia tau dia salah bahkan meski tak melihat apapun juga
"lo juga gak bilang ada Lana di dalem" lanjutnya
"gimana gue mau bilang, tau lo ikutin gue aja enggak! lagian lo ngapain sih ngikutin gue? tentang masalah gue sama si senoanj*ng itu?? ntar aja di rumah gue punya urusan penting sekarang!" Jinan yang blak-blakan dan tak terkendali seperti itu sudah biasa Lingga hadapi
"gue mau ngomong sekarang!" Lingga menghentikan langkah Jinan yang akan masuk ruangan itu
"ck, ntar aja napa sih! gue harus rawat Alana gue dulu, noh si pacar sok polos lo.. dateng tuh nyamperin! mending lo urusin dia dulu deh, males gue liat muka buriknya" celetuk Jinan
Aluna datang, Lingga menarik nafasnya ingin kesal pada Jinan tapi dia tidak lupa jika saat ini mereka masih di sekolah
"Kak Lingga.."
"gue mau ketemu kak Risky, ada yang harus gue tanyain lo mending balik ke kelas lo dulu" potong Lingga
Aluna tau Lingga memang sengaja menghindari nya, rasa kesalnya semakin bertambah setelah di abaikan didepan banyak siswa sebelumnya. Aluna sangat ingin marah pada Jinan, karena Jinan juga dia terabaikan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rita Riau
Jinan ia the best, bawa aja Nan Alana dari keluarga toxic itu. bikin dirubah betina itu dipermalukan,,
2025-02-05
1
Shion Fujino
Ceritanya seru banget, semangat terus thor!
2025-01-05
1