Bab 5. Interogasi

[Oke.] - Lila.

[Aku akan katakan itu jika ada yang bertanya.] - Lila.

Harusnya jawaban Kalila membuat Arlen senang. Iya, kan? Kalila tidak mengelak, itu artinya apa yang dikatakan Miranda adalah benar, dan selama ini Kalila hanya berpura-pura baik saja di depan Arlen.

Tapi kenapa, menerima pesan terakhir dari Kalila justru membuat mood-nya semakin memburuk?

Sementara mood Arlen yang terus kacau, Kalila justru tengah berhadapan dengan dua orang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kedainya, padahal papan pada pintu masih bertuliskan closed.

Rafa terlihat selalu santai seperti biasa, tapi tidak dengan Miska. Gadis yang selalu berpenampilan tomboy itu menatap tajam pada Kalila yang baru saja melepas cincinnya.

"Apa bener kamu dan Arlen nikah?" tanya Miksa tanpa basa-basi.

"Hah?!" Kedua mata Kalila sontak membulat sempurna.

"Ga usah hah hoh hah hoh! Jawab aja, iya apa ga?!" tanya Miska yang benar-benar terlihat kesal.

Kalila melirik pada Rafa yang masih dengan ekspresi santainya, tapi pria itu juga tetap  di sana, menunggu jawaban Kalila.

"Itu cincin pernikahan kalian, kan?" Miska melirik tajam cincin yang masih dipegang Kalila.

Kalila gugup tak keruan. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya, dari mana sebenarnya berita pernikahannya dengan Arlen bisa sampai pada dua temannya itu?

Kalila hanya bisa menggigit bibirnya, ia meremat cincin itu dalam genggamannya, bola matanya bergerak-gerak menghindari tatapan tajam Miska.

"Oke, kalo kamu ga mau jawab, aku akan tanya ke Bunda Seruni!" Miska sudah bergerak untuk merogoh sakunya mengambil ponsel yang ada di dalam sana. Dan akhirnya, ancaman itu berhasil membuat Kalila menghentikan Miska dan menjawabnya.

"I-iya. Aku nikah sama Arlen." jawabnya sambil melihat takut-takut kepada Rafa dan Miska.

"Astaga! Astaga!" Miska menyugar rambutnya yang hanya sebatas telinga. Gadis itu terlihat gemas pada Kalila, tapi tidak bisa melakukan apa-apa kecuali mengomel.

"Kamu sadar ga sih? Si Arlen itu baru banget kemaren aku lihat dia jalan sama Miranda! Dan tau-tau sekarang aku dapat kabar kamu dan Arlen nikah? Apa alasannya? Apa anak itu melakukan pelecehan ke kamu?! Biar aku hajar dia!"

"Bu-bukan! Arlen ga ngelakuin pelecehan apa-apa, kok." Kalila membela Arlen.

"Tenang dulu, Mis." ujar Rafa. "Gimana kalo kita ngobrol sambil ngopi?"

Miska dengan entengnya menabok bahu Rafa dengan pelototan. "Bisa-bisanya pengen ngopi!"

"Aku ga bisa mikir kalo belom ngopi, Mis." jawab Rafa, kemudian pria itu melongok ke arah mesin kopi yang sering ngadat itu. "Apa dia mogok lagi?"

Kalila menggeleng. "Mesinnya oke."

"Kalo gitu, bisa buatkan aku kopi seperti biasa, dan cokelat dingin untuk nenek-nenek yang sedang marah-marah nih."

"Heh! Siapa yang nenek-nenek?!" Miska berkacak pinggang, namun Rafa melengos dan memilih untuk membantu Asri yang terlihat canggung karena sudah kedatangan orang yang marah-marah disaat kedai bahkan belum buka.

"Abaikan saja, Sri. Anggap saja Miska lagi latihan demo."

Sepuluh menit kemudian, setelah Miska terlihat cukup tenang, Kalila datang membawa dua gelas berisi kopi pesanan Rafa, dan cokelat dingin untuk Miska. Kemudian dia turut duduk pada kursi yang ada di meja itu bersama Rafa dan Miska.

"Gimana kalian bisa tau kalau aku sama Arlen nikah?" tanya Kalila dengan suaranya yang terdengar ragu.

"Salah satu petugas catering yang disewa orang tua Arlen itu sepupu aku." jawab Rafa.

Kalila memejamkan matanya seolah dia telah gagal melakukan sesuatu.

"Sepupu aku cerita tentang pernikahan kalian yang...sangat tertutup. Benar-benar hanya keluarga, bahkan setelah akad selesai, pengantin pria dan perempuannya terlihat saling menjauh. Sebenarnya ada apa?"

"Iya, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa sangat mendadak? Aku dan Rafa bahkan ga tau, dan ga akan tau kalo aja sepupu Rafa bukan petugas cateringnya."

"Aku..." Kalila menggantung sejenak katanya di udara. Jika Kalila mengatakan yang sesungguhnya, sudah pasti, Rafa dan Miska membelanya, mereka pasti akan menyalahkan Arlen karena tetap bersama Miranda.

Tapi, tidak semudah itu melunturkan kesalahpahaman yang tertanam di dalam hati Arlen. Pria itu justru nantinya akan berpikir bahwa Kalila hanya playing victim.

"Aku dan Arlen dijodohkan oleh Mama Erina."

"Apa? Tapi kenapa tiba-tiba ada perjodohan antara kamu dan Arlen? Kalian berteman sudah lama, bahkan lebih lama dari pertemanan kita. Kenapa baru sekarang ada perjodohan? Kenapa ga dari dulu aja?" tanya Miska yang selalu ingin segala informasi sampai dengan detail.

"Karena Arlen berniat ingin menikahi Miranda, sementara Mama Erina ga merestui mereka."

"Ah, benar juga, dari dulu hubungan mereka selalu backstreet karena mamanya Arlen ga suka sama Miranda." Miska terlihat mencoba untuk melakukan cocok logika.

"Trus kenapa kamu mau?" kali ini Rafa yang bertanya. "Apa kamu menyimpan rasa pada Arlen selama ini?"

"Aku butuh uang." jawab Kalila membuat Rafa dan Miska kehilangan kata-kata mereka untuk sesaat. "Aku capek dengan susahnya nyari uang. Jadi, saat Mama Erina menjodohkanku dengan Arlen, aku ga perlu pikir panjang, kalau dengan begitu aku bisa jadi orang kaya."

"Omong kosong!" Bentak Miska seraya menggebrak meja. "Aku lebih percaya Justin Biebir makan mie ayam Bang kumis di pengkolan sana!"

Asri sampai mengusap dadanya saking kaget mendengar gebrakan meja itu.

"Terserah kalian mau percaya atau ga, yang jelas aku pengen uang yang banyak. Aku capek." ucap Kalila.

Tapi, mendengar ucapan itu Rafa malah terkekeh, seolah Kalila sedang melakukan stand up comedy di atas panggung.

"Kalo memang tujuanmu adalah ingin menjadi kaya karena capek nyari uang. So, untuk apa kamu masih buka kedai mu di tempat sewa yang kecil ini? Bahkan mesin espresso saja masih ngadat-ngadat."

Lidah Kalila terkelu. Ah, dia tidak sampai pikir kesitu.

"Kedai ini bahkan tempatnya jauh dari apartemen Arlen, kan? Dan, kamu tetap berjibaku datang ke sini, padahal kamu bisa tinggal duduk manis di rumah dengan statusmu yang baru." Miska melengkapi penuturan logika Rafa yang semakin membuat Kalila terpojok.

"Jadi, jawab dengan jujur, apa yang membuatmu menerima perjodohan itu, dan Arlen tetap berhubungan dengan Miranda?" kali ini Miska bertanya dengan nadanya yang tegas. Seperti anggota polisi yang menginterogasi tersangka.

"Aku menerima perjodohan ini...memang karena uang." jawab Kalila.

"Kalila!" Miska gemas bercampur kesal sekali.

"Aku ga bohong, aku memang ditawarkan sejumlah uang oleh Mama Erina, dan kondisiku memang sangat membutuhkan uang yang banyak."

"Maksudnya?"

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Astrid Nandistya Hayoto

Astrid Nandistya Hayoto

Iya aku juga penasaran kenapa sampai bisa nika,,, ada apa sebenarnya yg di sembunyi in oleh mi cantik

2025-02-04

0

Uthie

Uthie

Penasaran alasannya....

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perjanjian Kesepakatan.
2 Bab 2. Berusaha Untuk Normal.
3 Bab 3. Hati Yang Carut Marut
4 Bab 4. Bad Mood
5 Bab 5. Interogasi
6 Bab 6. Semangkuk Bubur Yang Hangat
7 Bab 7. Prinsip Arlen
8 Bab 8. Aroma Roti dan Kecanggungan
9 Bab 9. Hati Yang Terluka
10 Bab 10. Risi
11 Bab 11. Sekadar Penasaran atau Peduli
12 Bab 12. Pesan Misterius
13 Bab 13. Kenyataan Yang Menyakitkan
14 Bab 14. Mabuk
15 Bab 15. Mimpi Yang Terasa Nyata
16 Bab 16. Bogem Mentah
17 Bab 17. Mencari Kalila
18 Bab 18. Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan
19 Bab 19. Tatapan Sendu
20 Bab 20. Gugatan Cerai
21 Bab 21. Masih Berteman. (revised)
22 Bab 22. Menyisakan Trauma (revised)
23 Bab 23. Berdebar (revised)
24 Bab 24. OTW Memberikan Kejutan.
25 Bab 25. Menginap
26 Bab 26. Bunga Untuk Istriku.
27 Bab 27. Seorang Suami
28 Bab 28. Belanja
29 Bab 29. Makan Malam dan Masa Percobaan
30 Bab 30. Ide Apa Lagi Yang Dipikirkan Arlen?
31 Bab 31. Janji
32 Bab 32. Ibu Mertua Yang Datang Tiba-Tiba (revised)
33 Bab 33. Informasi Lama Yang Bocor
34 Bab 34. Ancaman Mama
35 Bab 35. Sofa dan Lantai.
36 Bab 36. Tentang Arlen
37 Bab 37. Kedatangan Miranda
38 Bab 38. Pemandangan Yang Membuat Sesak
39 Bab 39. Adegan Pengakuan Tak Terduga.
40 Bab 40. Peringatan dan Kejutan Apa?
41 Bab 41. Pulang Bersamaku?
42 Bab 42. Aku Akan Menunggumu.
43 Bab 43. Mengatasi Trauma dan Keterbukaan
44 Bab 44. Vaccum Berkekuatan Mega
45 Bab 45. Pembukaan Pertama Menuju Kegiatan Inti (21+)
46 Bab 46. Hidangan Utama (21++++)
47 Bab 47. Pembicaraan Misterius Dua Pria
48 Bab 48. Hati Miranda Yang Penuh Duri
49 Bab 49. Rumor Yang Beredar
50 Bab 50. Jebakan Parfum
51 Bab 51. Waktu Yang Dihabiskan
52 Bab 52. Lega Sekali Bisa Membalas
53 Bab 53. Acara Rahasia
54 Bab 54. Kebohongan Miranda
55 Bab 55. Balasan Untuk Miranda
56 Bab 56. Pertengkaran Pertama
57 Bab 57. Menghadapi Istri Yang Gengsi
58 Bab 58. Perkara Membersihkan Make Up!
59 Bab 59. Maaf Yang Diterima
60 Bab 60. Aura Yang Terpancar
61 Bab 61. Saling Terhubung
62 Bab 62. Dimana keluarga pasien?
63 Bab 63. Dimana Arlen?
64 Bab 64. Rahasia Rafa dan Miska
65 Bab 65. Sangat Rindu
66 Bab 66. Yang Dirahasiakan
67 Bab 67.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1. Perjanjian Kesepakatan.
2
Bab 2. Berusaha Untuk Normal.
3
Bab 3. Hati Yang Carut Marut
4
Bab 4. Bad Mood
5
Bab 5. Interogasi
6
Bab 6. Semangkuk Bubur Yang Hangat
7
Bab 7. Prinsip Arlen
8
Bab 8. Aroma Roti dan Kecanggungan
9
Bab 9. Hati Yang Terluka
10
Bab 10. Risi
11
Bab 11. Sekadar Penasaran atau Peduli
12
Bab 12. Pesan Misterius
13
Bab 13. Kenyataan Yang Menyakitkan
14
Bab 14. Mabuk
15
Bab 15. Mimpi Yang Terasa Nyata
16
Bab 16. Bogem Mentah
17
Bab 17. Mencari Kalila
18
Bab 18. Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan
19
Bab 19. Tatapan Sendu
20
Bab 20. Gugatan Cerai
21
Bab 21. Masih Berteman. (revised)
22
Bab 22. Menyisakan Trauma (revised)
23
Bab 23. Berdebar (revised)
24
Bab 24. OTW Memberikan Kejutan.
25
Bab 25. Menginap
26
Bab 26. Bunga Untuk Istriku.
27
Bab 27. Seorang Suami
28
Bab 28. Belanja
29
Bab 29. Makan Malam dan Masa Percobaan
30
Bab 30. Ide Apa Lagi Yang Dipikirkan Arlen?
31
Bab 31. Janji
32
Bab 32. Ibu Mertua Yang Datang Tiba-Tiba (revised)
33
Bab 33. Informasi Lama Yang Bocor
34
Bab 34. Ancaman Mama
35
Bab 35. Sofa dan Lantai.
36
Bab 36. Tentang Arlen
37
Bab 37. Kedatangan Miranda
38
Bab 38. Pemandangan Yang Membuat Sesak
39
Bab 39. Adegan Pengakuan Tak Terduga.
40
Bab 40. Peringatan dan Kejutan Apa?
41
Bab 41. Pulang Bersamaku?
42
Bab 42. Aku Akan Menunggumu.
43
Bab 43. Mengatasi Trauma dan Keterbukaan
44
Bab 44. Vaccum Berkekuatan Mega
45
Bab 45. Pembukaan Pertama Menuju Kegiatan Inti (21+)
46
Bab 46. Hidangan Utama (21++++)
47
Bab 47. Pembicaraan Misterius Dua Pria
48
Bab 48. Hati Miranda Yang Penuh Duri
49
Bab 49. Rumor Yang Beredar
50
Bab 50. Jebakan Parfum
51
Bab 51. Waktu Yang Dihabiskan
52
Bab 52. Lega Sekali Bisa Membalas
53
Bab 53. Acara Rahasia
54
Bab 54. Kebohongan Miranda
55
Bab 55. Balasan Untuk Miranda
56
Bab 56. Pertengkaran Pertama
57
Bab 57. Menghadapi Istri Yang Gengsi
58
Bab 58. Perkara Membersihkan Make Up!
59
Bab 59. Maaf Yang Diterima
60
Bab 60. Aura Yang Terpancar
61
Bab 61. Saling Terhubung
62
Bab 62. Dimana keluarga pasien?
63
Bab 63. Dimana Arlen?
64
Bab 64. Rahasia Rafa dan Miska
65
Bab 65. Sangat Rindu
66
Bab 66. Yang Dirahasiakan
67
Bab 67.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!