Bab 4. Bad Mood

Jika bukan karena Seruni yang selalu menguatkannya, Kalila pasti memilih untuk menyerah saja. Namun, ibunya sendiri tidak pernah menyerah. Senyuman tulus dari wanita yang sudah mengandung dan melahirkannya itu selalu membuat rasa sesak dalam hati Kalila lepas.

Dan sekali lagi, Kalila tahu, dia harus tetap berdiri, jika memang badai yang harus dihadapinya untuk bisa melihat senyum Seruni, ia akan menerjangnya.

Karena itu, kali ini dia akan menjalani hari-harinya dengan ketulusan. Dia tidak akan memikirkan apa yang akan dilakukan Arlen di belakang atau pun di depannya. Dia hanya akan menjalani harinya sesuai dengan kata hatinya.

Seperti pagi ini, disaat matahari belum menyambut, Kalila sudah berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk dirinya juga untuk Arlen. Dia tidak peduli jika sarapan yang dibuatkannya tidak dimakan atau mungkin langsung dibuang oleh Arlen, dia hanya ingin membuatkan lelaki itu sarapan karena Kalila tahu Arlen memiliki gerd.

Setelah selesai dengan urusan dapur, dia mulai bersiap-siap untuk membawa bekal untuk dia bawa ke kedai. Tepat pukul enam, pintu kamar Arlen bergerak terbuka. Lelaki itu muncul dengan kaos polos dan celana pendek, rambutnya yang berantakan dan wajah bantalnya.

Matanya menyipit melihat Kalila dengan tanda tanya, meski bibirnya rapat.

"Aku akan berangkat sekarang." kata Kalila dengan santai sembari memasukkan kotak makan di dalam tasnya.

"Aku buatkan sarapan. Terserah mau kamu makan atau ga. Aku hanya ingat kamu punya gerd."

Arlen tetap tidak membuka mulutnya, bahkan ekspresinya pun tetap terlihat datar tak peduli. Ia melangkah menuju dispenser untuk menuangkan air hangat.

"Aku berangkat, ya." Kalila akhirnya melangkah ke luar dengan langkahnya yang cukup santai, bahkan senyuman menghiasi wajahnya. Dia tidak mengharapkan respon apa pun dari Arlen, dia hanya ingin melakukan apa yang ia ingin lakukan.

Begitu pintu tertutup rapat kembali di belakangnya, Kalila segera menuju lift, dia masuk ke dalam kotak besi itu seraya melepaskan napas yang panjang, seolah dia baru saja menyelam tanpa bantuan tabung oksigen.

Entah sampai kapan dia mampu menahan sorot kebencian yang dilemparkan Arlen kepadanya.

    *

Arlen menatap datar pada sepiring nasi goreng sea food yang biasanya selalu menjadi favoritnya, apa lagi jika itu buatan Kalila. Tapi kali ini, untuk menyentuh piringnya saja dia tidak sudi.

Dia kembali ke kamar untuk bersiap-siap berangkat ke kantor, namun sebelum masuk ke kamar mandi, dia menyempatkan untuk menyapa Miranda, tapi sayangnya panggilan teleponnya tidak dijawab oleh kekasihnya itu, lantas dia mengirimkan pesan dengan kalimat romantis dan penyemangat karena hari ini seharusnya Miranda akan melakukan penerbangan ke Jepang untuk urusan kontrak kerja sama dengan sebuah brand kosmetik.

Itu sebabnya semalaman dia menemani kekasihnya itu bermanja-manja dan beberapa kali Arlen harus mengingatkan Miranda untuk tidak kelewat batas, karena sentuhan-sentuhan Miranda membuat Arlen cukup tertekan. Hingga, semalam Arlen terpaksa pergi dari apartemen Miranda karena wanita itu yang merajuk ingin sekali saja berciuman dengan Arlen jika memang Arlen tidak mau tidur dengannya.

"Sabar, sayang. Satu tahun lagi aku pastikan Mama akan merestui kita." Hanya kalimat itu yang Arlen ucapkan untuk menenangkan Miranda sebelum ia meninggalkan apartemen kekasihnya malam tadi.

Setelah mandi dan tubuhnya merasa lebih segar, dia kembali mengecek ponselnya, pesan yang dia kirimkan belum juga dibaca oleh Miranda. Ia merasa frustasi. Miranda pasti merajuk.

Argh! Dia menyugar rambutnya sedikit kasar karena rasa kesal. Dia tak berbohong jika sebenarnya dia pun ingin menyentuh bahkan berkali-kali dia berfantasi mencium dan tidur dengan kekasihnya itu, hanya saja sex before marriage bukanlah prinsipnya. Berciuman hanya akan menjadi pintu utama yang dia buka untuk masuk ke area-area terlarang selanjutnya.

Pada akhirnya dia memilih untuk bersiap-siap dan berangkat ke kantor, tanpa melirik sedikit pun kepada sepiring nasi goreng yang tersaji di atas meja makan.

Moodnya menjadi tidak bagus karena Miranda masih juga belum membalas pesannya hingga siang hari. Panggilan teleponnya pun juga tidak mendapatkan jawaban.

"Apa saja kerjaanmu?!" Bentak Arlen kepada sekertarisnya yang kali ini mendapatkan juga jatah omelan dari si bos yang sedang bad mood. "Kalau kamu sudah bosan, keluar saja dari perusahaan ini, masih banyak orang yang lebih niat untuk bekerja dengan gigih!"

"Maaf, Pak." Si sekertaris hanya bisa menunduk dan meminta maaf untuk kesalahan sepele yang sebenarnya tidak akan merugikan perusahaan sama sekali.

"Perbaiki laporan itu!" Arlen melempar kertas yang berisi laporan bulanan, dimana pada bagian untuk tanda tangan, garisnya batasnya tidak sepanjang biasanya.

Noe hanya bisa menggeleng melihat mood Arlen yang kacau balau. Dia yakin, jika informasi terbaru tentang Miranda yang dia kantongi sekarang pasti akan membuat mood Arlen bukan lagi kacau balau, tapi bisa jadi binasa. Jadi, asistennya itu memilih untuk menutup mulutnya saja.

Arlen kembali mengecek ponselnya, lebih tepatnya, mengecek pesan yang sejak pagi tadi belum juga dibaca oleh Miranda.

"Akh, sial! Kemana Miranda?! Kenapa pesanku ga dibaca?!" Umpatnya sembari melemparkan benda pipih itu ke atas meja.

"Noe!"

"Ya, Tuan." Sahut Noe dengan tenang.

"Cari tahu apa yang dilakukan Miranda sampai pesanku ga terbaca olehnya! Sesibuk apa dia sampai mengabaikan aku!"

Noe hanya mengangguk, kemudian beranjak ke luar dari ruang kerjanya.

Baru saja Noe meninggalkan Arlen, ponselnya berdenting, sebuah pesan masuk. Semangat dia meraih ponselnya dan yakin betul bahwa itu adalah Miranda yang akan mengucapkan maaf karena baru sempat membalas pesannya.

Namun yang muncul adalah notifikasi pesan dari Kalila. Arlen mendengkus, dia tidak berniat untuk membukanya apa lagi membacanya, tapi sepertinya ibu jari dari tangannya memiliki otaknya sendiri. Notifikasi itu pun disentuh dan terbuka lah langsung pesan singkat yang dikirimkan Kalila.

[Aku lepas dulu cincin nikahnya, karena kemarin Rafa tanya, dan sepertinya dia tau. Apa kamu yang kasih tau dia tentang pernikahan ini?] - Lila.

"Apa? Rafa tau?" Arlen mengerutkan kening.

Arlen kemudian memutuskan untuk menjawab pesan itu.

[Kamu tau dari mana kalau Rafa tau? Aku ga kasih tau siapa-siapa. Termasuk Rafa dan Miska.] - Arlen.

Beberapa detik kemudian, pesan balasan masuk kembali dari Kalila.

[Kemarin dia membantuku memperbaiki mesin kopi dan dia lihat aku pakai cincin, rupanya cincin ini pernah dia lihat waktu mengantar sepupunya. Aku ga membocorkan pernikahan ini, aku bilang padanya kalau ini cincin imitasi.] - Lila.

[Tapi Rafa malah menitip salam untukmu, dia bilang, jika dia mampu memberikan yang sungguhan, jangan berikan yang imitasi.] - Lila.

[Kenapa juga harus kamu katakan itu imitasi? Menyebalkan, apa kamu sengaja ingin menjatuhkan harga diriku?!] - Arlen.

[Gunakan otakmu, Ar.] - Lila.

[Apa aku harus katakan saja pada Rafa kalau aku sudah menikah denganmu, tapi pernikahan ini hanya akan berjalan selama satu tahun saja. Begitu?] - Lila.

[Pintar sekali kamu playing victim, Lila!] - Arlen.

[Kenapa ga kamu katakan saja pada Rafa dan Miska, tujuanmu setuju untuk menikah denganku karena kamu ingin memoroti kekayaan keluargaku!] - Arlen.

Arlen menekan tombol kirim dengan cukup kesal dan marah.

Butuh dua menit Arlen menunggu balasan dari Kalila, hingga notifikasi kembali muncul.

[Oke.] - Lila.

[Aku akan katakan itu jika ada yang bertanya.] - Lila.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Jika memang setiap tuduhan sulit dijelaskan, lebih baik pura2 untuk mengakuinya saja...
karena seiring waktu, setiap kebenaran pasti akan menemukan kebenaran nya 👍

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perjanjian Kesepakatan.
2 Bab 2. Berusaha Untuk Normal.
3 Bab 3. Hati Yang Carut Marut
4 Bab 4. Bad Mood
5 Bab 5. Interogasi
6 Bab 6. Semangkuk Bubur Yang Hangat
7 Bab 7. Prinsip Arlen
8 Bab 8. Aroma Roti dan Kecanggungan
9 Bab 9. Hati Yang Terluka
10 Bab 10. Risi
11 Bab 11. Sekadar Penasaran atau Peduli
12 Bab 12. Pesan Misterius
13 Bab 13. Kenyataan Yang Menyakitkan
14 Bab 14. Mabuk
15 Bab 15. Mimpi Yang Terasa Nyata
16 Bab 16. Bogem Mentah
17 Bab 17. Mencari Kalila
18 Bab 18. Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan
19 Bab 19. Tatapan Sendu
20 Bab 20. Gugatan Cerai
21 Bab 21. Masih Berteman. (revised)
22 Bab 22. Menyisakan Trauma (revised)
23 Bab 23. Berdebar (revised)
24 Bab 24. OTW Memberikan Kejutan.
25 Bab 25. Menginap
26 Bab 26. Bunga Untuk Istriku.
27 Bab 27. Seorang Suami
28 Bab 28. Belanja
29 Bab 29. Makan Malam dan Masa Percobaan
30 Bab 30. Ide Apa Lagi Yang Dipikirkan Arlen?
31 Bab 31. Janji
32 Bab 32. Ibu Mertua Yang Datang Tiba-Tiba (revised)
33 Bab 33. Informasi Lama Yang Bocor
34 Bab 34. Ancaman Mama
35 Bab 35. Sofa dan Lantai.
36 Bab 36. Tentang Arlen
37 Bab 37. Kedatangan Miranda
38 Bab 38. Pemandangan Yang Membuat Sesak
39 Bab 39. Adegan Pengakuan Tak Terduga.
40 Bab 40. Peringatan dan Kejutan Apa?
41 Bab 41. Pulang Bersamaku?
42 Bab 42. Aku Akan Menunggumu.
43 Bab 43. Mengatasi Trauma dan Keterbukaan
44 Bab 44. Vaccum Berkekuatan Mega
45 Bab 45. Pembukaan Pertama Menuju Kegiatan Inti (21+)
46 Bab 46. Hidangan Utama (21++++)
47 Bab 47. Pembicaraan Misterius Dua Pria
48 Bab 48. Hati Miranda Yang Penuh Duri
49 Bab 49. Rumor Yang Beredar
50 Bab 50. Jebakan Parfum
51 Bab 51. Waktu Yang Dihabiskan
52 Bab 52. Lega Sekali Bisa Membalas
53 Bab 53. Acara Rahasia
54 Bab 54. Kebohongan Miranda
55 Bab 55. Balasan Untuk Miranda
56 Bab 56. Pertengkaran Pertama
57 Bab 57. Menghadapi Istri Yang Gengsi
58 Bab 58. Perkara Membersihkan Make Up!
59 Bab 59. Maaf Yang Diterima
60 Bab 60. Aura Yang Terpancar
61 Bab 61. Saling Terhubung
62 Bab 62. Dimana keluarga pasien?
63 Bab 63. Dimana Arlen?
64 Bab 64. Rahasia Rafa dan Miska
65 Bab 65. Sangat Rindu
66 Bab 66. Yang Dirahasiakan
67 Bab 67.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1. Perjanjian Kesepakatan.
2
Bab 2. Berusaha Untuk Normal.
3
Bab 3. Hati Yang Carut Marut
4
Bab 4. Bad Mood
5
Bab 5. Interogasi
6
Bab 6. Semangkuk Bubur Yang Hangat
7
Bab 7. Prinsip Arlen
8
Bab 8. Aroma Roti dan Kecanggungan
9
Bab 9. Hati Yang Terluka
10
Bab 10. Risi
11
Bab 11. Sekadar Penasaran atau Peduli
12
Bab 12. Pesan Misterius
13
Bab 13. Kenyataan Yang Menyakitkan
14
Bab 14. Mabuk
15
Bab 15. Mimpi Yang Terasa Nyata
16
Bab 16. Bogem Mentah
17
Bab 17. Mencari Kalila
18
Bab 18. Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan
19
Bab 19. Tatapan Sendu
20
Bab 20. Gugatan Cerai
21
Bab 21. Masih Berteman. (revised)
22
Bab 22. Menyisakan Trauma (revised)
23
Bab 23. Berdebar (revised)
24
Bab 24. OTW Memberikan Kejutan.
25
Bab 25. Menginap
26
Bab 26. Bunga Untuk Istriku.
27
Bab 27. Seorang Suami
28
Bab 28. Belanja
29
Bab 29. Makan Malam dan Masa Percobaan
30
Bab 30. Ide Apa Lagi Yang Dipikirkan Arlen?
31
Bab 31. Janji
32
Bab 32. Ibu Mertua Yang Datang Tiba-Tiba (revised)
33
Bab 33. Informasi Lama Yang Bocor
34
Bab 34. Ancaman Mama
35
Bab 35. Sofa dan Lantai.
36
Bab 36. Tentang Arlen
37
Bab 37. Kedatangan Miranda
38
Bab 38. Pemandangan Yang Membuat Sesak
39
Bab 39. Adegan Pengakuan Tak Terduga.
40
Bab 40. Peringatan dan Kejutan Apa?
41
Bab 41. Pulang Bersamaku?
42
Bab 42. Aku Akan Menunggumu.
43
Bab 43. Mengatasi Trauma dan Keterbukaan
44
Bab 44. Vaccum Berkekuatan Mega
45
Bab 45. Pembukaan Pertama Menuju Kegiatan Inti (21+)
46
Bab 46. Hidangan Utama (21++++)
47
Bab 47. Pembicaraan Misterius Dua Pria
48
Bab 48. Hati Miranda Yang Penuh Duri
49
Bab 49. Rumor Yang Beredar
50
Bab 50. Jebakan Parfum
51
Bab 51. Waktu Yang Dihabiskan
52
Bab 52. Lega Sekali Bisa Membalas
53
Bab 53. Acara Rahasia
54
Bab 54. Kebohongan Miranda
55
Bab 55. Balasan Untuk Miranda
56
Bab 56. Pertengkaran Pertama
57
Bab 57. Menghadapi Istri Yang Gengsi
58
Bab 58. Perkara Membersihkan Make Up!
59
Bab 59. Maaf Yang Diterima
60
Bab 60. Aura Yang Terpancar
61
Bab 61. Saling Terhubung
62
Bab 62. Dimana keluarga pasien?
63
Bab 63. Dimana Arlen?
64
Bab 64. Rahasia Rafa dan Miska
65
Bab 65. Sangat Rindu
66
Bab 66. Yang Dirahasiakan
67
Bab 67.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!