Arta tak bisa berkutik kala ia terus di tatap oleh Lea, " Baiklah akan aku lakukan apa yang anda suruh Tuan. setelah itu urusan kita selesai anggap saja kesalahan ku itu sebagai hutang dan sekarang aku akan membayarnya. anda Puas ? " dengan gaya jutek nya Lea pergi meninggalkan Arta yang masih terdiam.
Arta tak mampu menahan Lea lebih lama lagi, karna ia tak mempunyai alasan lagi untuk itu. Lea kembali ke posisinya semula di samping atasannya beberapa menit kemudian Arta pun datang dan duduk di samping Boy.
"Baiklah bagimana menurut kamu Lea ?" tanya atasan Lea.
"Jika saya lihat prestasi Perusahaan LV grup sangat bagus Pak, kita butuh persan LV grup dalam pemasaran produk kita. Perusahaan LV grup juga lumayan berpengaruh di dunia pemasaran di luar negri. Oleh karena itu jika perusahaan Global Yen bekerja sama dengan perusahaan LV group jelas itu akan sangat menunjang satu sama lain. " jelas Lea pada atasannya.
Pak Jeri hanya menganggukkan saja kepalanya, sementara Arta yakin Pak Jeri akan menyetujui apa yang di ucapkan oleh Sekertarisnya. Bagaimana tidak Lea di anggap sebagai simpanan Pak Jeri.
"Baiklah, kalau begitu kamu siapkan berkas-berkas yang harus saya tandatangani bersama Pak Arta. Setelah siap kita kan undang Pak Arta ke perusahaan kita. " Titah Pak Jeri.
Arta tersenyum lebar, ia merentangkan tangannya. " Terimakasih Pak. " di ikuti oleh Boy.
Boy pun mengulurkan tangannya pada Lea. " Terimakasih Bu Lea. "
"Sama-sama. " jawab Lea cepat.
Namun saat Arta mengulurkan tangannya, Lea menatap sejenak uluran ran tangan itu. lalu ia segera menjemput uluran tangan itu. " Terimakasih. "
"Sama-sama. " Jawab Lea lalu menarik kembali tangannya cepat.
Alih-alih ingin merasa tenang,Lea akan kembali bertemu dengan Arta. Sekilas terbesit pikiran tentang perjodohan itu, lagi-lagi mood Lea berantakan kala mengingat waktu pernikahan nya itu tinggal menghitung hari.
"Apa kamu sudah menceritakan tujuan kita menikahi Arta dan anak kamu ? " Tanya Bima pada Irwan.
Irwan terdiam mengingat watak Lea yang sedikit keras, ia pasti tidak akan mau jika aku mengatakan yang sebenarnya. " Su-sudah Bim, kamu tenang saja. "
"Bagus, setelah pernikahan aku akan memberikan apa yang kamu mau Irwan. " timpal Bima dengan senyuman menyeringai.
Hari demi Hari Lea menyibukkan dirinya sendiri Karan enggan mengingat perihal pernikahannya itu. Saat jam pulang kantor Lea mencoba menemui ayahnya.
"Pah, sungguh Lea tidak yakin dengan pernikahan ini. Mira pasti ada alasan kenapa dia melakukan ini. " Ucap Lea yang berharap ayahnya mau berbelas kasih padanya.
Pak Irwan menatap Lea, " Nak. Papah memang memaksa kamu untuk mau di nikahi oleh anak teman papah itu, Papah janji kalau kamu tidak nyaman dengannya Papah akan segera mengurus surat perceraian kamu. "
Lea sontak kaget, " Maksud papah ? "
Irwan yang tadinya ingin menjelaskan tujuannya, namun kini ia urungkan ia takut Lea semakin tidak mau menggantikan posisi adiknya. " Ah ... mmm .... masuk Papah, Papah akan membantu mu jika memang pernikahan ini nantinya tidak baik untuk mu. "
"Pah, pernikahan bukan ajang untuk percobaan. "
"Iya ... Iya Lea, tapi papah yakin kok kamu akan bahagia dengan nya. "
Lea merasa lelah saat harus berargumentasi dengan Ayahnya.
"Ingat Lea pernikahan mu sudah ada di depan mata tolong jangan buat Papah merasa malu seperti adikmu itu. Papah mohon sekali Lea. "
Lea memilih pergi, karena menurutnya itu akan percuma saja.
Hari-hari pun berlalu kini Lea sudah siap di rias oleh MUA yang di booking oleh keluarga Pihak laki-laki..
Air mata Lea terus mengalir deras kala ia harus menggantikan posisi adik tirinya itu, Mira yang seharusnya berada di posisi Lea kini merasa lega dan tenang saat bersama deng lelaki yang sangat ia cintai.
Sedangkan Arta dengan dinginnya pasrah mengikuti arahan dari panitia pernikahan, Arta yang sudah gagah dengan. Balutan jas warna putih siap untuk mengiklankan janji untuk wanita yang akan menjadi istrinya.
"Boy, kamu amati gerak gerik mereka. " perintah Arta pada Boy.
"Siap Pak. "
Kini ikrar janji suci itu pun akan segera di ucapkan oleh Arta tanpa melihat terlebih dahulu wajah wanita yang akan menjadi istrinya. Saat ikrar itu sudah di ikrar kan semua pun serentak mengatakan "SAH" secara bersamaan.
Membuat hati Lea mati rasa secara tiba-tiba, ia seperti boneka hidup yang pasrah ketika di bawa ke atas singgasana pengantin.
Arta yang kini sudah duduk di singgasana merasa sangat tidak betah, ingin rasanya dia pergi. Namun ia ingat reputasinya di hadapan para tamu.
Arta melihat wanita berpakaian pengantin sedang berjalan ke arahnya, Arta enggan memperhatikannya apa lagi untuk menjemputnya. Lea di persilahkan duduk di samping Arta.
Lea di persilahkan untuk mencium tangan lelaki yang kini sudah menjadi suaminya, Lea pun melakukannya namun saat mereka saling beradu pandangan keduanya terkejut bukan main.
Bahkan pemimpin acara pun di buat heran, padahal keduanya sama-sama mempesona. Lea mengepalkan kedua tangannya begitupun dengan Arta yang langsung frustasi kala tahu siapa wanita yang baru saja ia persunting sebagai seorang istri.
Acara pun selesai sebagai mana mestinya, kini waktunya Arta dan Lea masuk ke dalam kamar pengantin.
Lea hanya mampu mengekor di belakang Arta, ingin sekali dia memberontak namun Lea di antar oleh ibu mertuanya menuju kamar pengantin itu.
"Terimakasih Bu. "
Ibu mertua Lea hanya menyunggingkan senyuman tipis.
Arta masuk lebih dulu dan Lea masuk mengikuti Arta, tak lupa Lea mengunci pintu itu.
Tanpa Lea duga, di dalam kamar pengantin itu Arta seperti orang kerasukan. Ia merusak semua hiasan yang sudah di tata rapih di atas tempat tidur itu.
Sesekali Arta memukuli tembok bangunan kamar itu, membuat Lea tak tega melihatnya.
"Sudah-sudah, bukan hanya anda saja yang merasa kecewa saya pun merasakan hal itu. " teriak Lea.
Arta berjalan ke arah Lea dengan tatapan seperti singa yang sudah siap menerkam mangsanya.
"Jangan munafik kamu, kamu dengan gampangnya mengatakan kata kecewa. Padahal hati mu busuk sama seperti mereka ! "
Lea yang kecewa dengan keadaan kini lebih di buat kecewa lagi oleh sikap suaminya yang sangat menolak pernikahan itu.
"Apapun yang akan anda lakukan itu tidak akan merubah keadaan, jika anda tidak menginginkan pernikahan ini saya tidak akan melarang anda untuk membawa nya ke meja persidangan. "
Arta seketika tertawa. " Hahahahaha ... GOBL*K saya tidak akan melakukannya, saya akan membuat mereka merasa menang sampai tiba waktunya mereka akan kalah dengan rencana yang mereka buat sendiri. "
Lea semakin tak mengerti, namun Arta terus beranggapan bahwa Lea mengetahui rencana mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
klo aku jadi Lea mah bodo amat😪
2024-12-18
1