"Jika kamu ingin bertemu dulu degan wanita nya, Papah bisa atur untuk bertemu. "
"Tidak usah Pah, mau bertemu atau pun tidak bertemu tidak ada bedanya. " Jawab ketus Arta.
Arta pergi dari hadapan Bima dan Monica. Ada satu perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan Arta . Oleh karena itu Arta tidak boleh terlambat atau kesempatan baik akan hilang lagi seperti waktu Lea berbuat kesalahan kepadanya.
Arta yang di dampingi oleh Boy menyerahkan semua aspeknya pas Boy, Arta tidak bisa fokus saat itu. terlebih perjodohan yang di rencanakan oleh kedua orangtuanya begitu sangat memaksa dirinya untuk tetap menikah.
Arta dan Boy harus bersedia menunggu beberapa menit saja, sampai akhirnya Pak Jeri datang seorang diri tanpa ada yang mendampingi.
"Maaf Pak Arta saya sedikit terlambat. " Ucap Pak Jeri.
Arta bersikap lembut seolah dirinya tidak ada masalah akan sebuah keterlambatan yang hanya beberapa menit itu.
"Anda seorang diri Pak ? " tanya Arta.
"Tidak, ada sekertaris saya. Dia sedang mengambil dokumen yang tertinggal di mobil. " jawab Pak Jeri.
Dengan langkah anggun seorang wanita mendekati meja dimana di sana sudah ada tiga orang laki-laki yaitu Arta, Boy dan juga Jeri.
"Oh ya ... Ayo duduk Lea. " Ajak Pak Jeri.
Lea mengangguk ramah, " Terimakasih Pak. "
Tatapan Arta terasa enggan melirik ke arah sekertaris Pak Jeri itu, namun ia harus menyapa sekertarisnya terlebih Arta sangat berharap banyak atas kerja sama itu.
Mata Lea dan Arta saling membulat satu sama lain, Tatapan permusuhan tercium di antara Arta dan Lea.
"Perkenalkan Pak Arta Pak Boy ini sekertaris saya sekaligus staf kebanggaan perusahaan saya. " Puji Pak Jeri.
Arta hanya menyunggingkan senyuman malasnya, " Peliharaan ternyata. " batin Arta.
Boy mengulurkan tangannya, " Saya Boy saya di sini mendampingi Pak Arta. "
Lea tersenyum, " Saya Lea sekertaris dari Pak Jeri. " jawab Lea.
Arta pun mengulurkan tangannya. " Dan ini atasan saya Pak Arta. "
Lea pun menjemput ukuran tangan Arta dengan malas, Lea merasakan genggaman itu sangat erat. Sehingga Lea dengan paksa menarik tangannya dari genggaman Arta.
"Saya akan memanfaatkan kesempatan ini. " Batin Arta.
Perbincangan pun di mulai, Pak Jeri yang lebih berpengalaman dari Arta membuat Perusahaan Arta di anggap kurang oleh Pak Jeri. Namun Arta tak merasa khawatir terlebih dia kini mempunyai senjata untuk menaklukkan perusahaan Pak Jeri.
Arta menatap Lea, dan memberikan kode pada Lea untuk ikut bersamanya. Lea sangat malas namun tatapan Arta begitu tajam.
Arta ijin ke toilet sebentar, setelah itu Lea pun pamit sebentar ke toilet. Tidak ada kecurigaan dari Jeri dan Boy.
Saat mereka sudah jauh dari hadapan Jeri dan Boy, Arta menarik tangan Lea.
Sontak Lea kaget dan segera menjauh. " Maksud anda apa Pak ? "
"Saya tidak ada maksud apa-apa, tapi saya hanya ingin menagih sesuatu yang sudah lepas dari tangan saya. " jelas Arta.
"Sesuatu ? " Tanya Lea.
Arta berjalan ke hadapan Lea dengan kedua tangan di lipat di dada bidangnya. " Kamu ingat kesalahan kamu tempo hari ? Apa kamu tahu apa akibat dari kesalahan mu itu ? "
"Jangan berlebihan deh Pak, mana sini baju anda yang terkena lipstik saya ? Biara saya yang membersihkannya gitu saja repot ! " hardik Lea.
"Bukan tentang Noda lipstik, tapi kerugian yang saya dapatkan karna kehilangan satu klien. Dan sekarang kamu paham kesalahanmu apa ? " Arta terus menekan Lea.
"Tidak karna memang kesalahan saya itu Tidka terlalu fatal." Jawab Lea.
"Tidak patal bagaiman Hah ? Gara-gara kamu saya terlambat, oleh karna itu saya Tidka bisa datang tepat waktu dan akhirnya klien saya pun hilang dan membatalkan kerja sama kita. " jelas Arta.
"Ah itu bukan karna anda telat Tuan, tapi memang persentase yang anda ungkapkan dan perlihatkan itu sangat lemah. " Jelas Lea seperti menyepelekan kemampuan Arta.
Arta menatap Lea dengan tatapan tak terima, Arta berjalan ke arah Lea sehingga Lea terus saja berjalan mundur hingga Lea tidak bisa lagi melangkahkan kakinya.
"Dengar ! saya tidak akan lupa dengan wajah kamu, kapanpun saya bisa membuat wajah mu ini lebih aneh dari sekarang. Jadi jangan pikir saya akan diam saja dengan apa yang sudah kamu lakukan dan katakan. " ucap Arta secara tidak langsung mengancam Lea.
Arta terus menekan tubuh Lea, ingin rasanya Lea berteriak. namun ia tidak mau memicu keributan nantinya. Lea meletakkan kedua tangannya di dada bidang Arta seraya membuat jarak.
"Saya tahu anda bukan orang biasa, tapi saya juga tahu anda tidak mungkin sanggup menyakiti seseorang terlebih itu adalah seorang wanita. "
Tatapan Arta dan juga Lea saling terpaku, " kamu benar, tapi jika saya perlu menyakiti seseorang aku pasti akan melakukannya termasuk kamu. "
Lea mendorong keras tubuh Arta, agar dirinya bisa lolos. Namun alih-alih Lea yakin bisa pergi dari Arta kini malah tangan Lea yang di tarik oleh Arta sehingga membelakangi Arta, kini Arta seperti sedang memeluk Arta dari belakang.
"Saya tidak aka mengganggu kamu lagi, asalkan kamu mau melakukan satu hal untuk saya. " Bisik Arta.
Dengan rasa takut Lea mencoba menanyakan hal itu, " Apa ? "
"Saya mau bagaimana pun caranya perusahaan Global Yen mau bekerja sama dengan LV group. " jelas Arta yang terus berbisik di telinga Lea.
"Sudah ku duga, anda merasa buruk kan ? Sehingga tidak percaya diri saat hendak kerja sama dengan perusahaan Global Yen, padahal perusahaan global Yen belum mengeluarkan keputusannya mau atau tidak berkerja sama. " ejek Lea .
"Bukan tentang baik dan buruk, tapi tentang kondisi. Kondisi saya sendang tidak memungkinkan untuk fokus pada satu titik. untuk itu saya ingin kamu membayar satu klien saya yang hilang karna ulah mu itu. tapi kalau tidak .... "
Asha membalikan badannya, dan menatap dalam pada Arta. " Tidak apa Tuan ? Anda mau menyakiti saya ? Atau apa ? "
Tatapan seorang Lea membuat Arta terdiam sejenak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments