Sakit hati

Sakit hati

“Kamu pusing? Mau minum?”tanya Ceria.

Kebetulan di dalam tasnya, Ceria selalu membawa air minum. Sogi mengangguk, Ceria membantu Sogi minum. AC yang sangat dingin di ruang UGD membuat tubuh Sogi gemetar. Untung saja tadi Ceria sempat menyambar jaket di dekat pintu.

“Ini, pakai dulu. Dingin ya.”kata Ceria lagi. Tangan Sogi terasa dingin sekali. Ceria duduk di samping Sogi sambil mencoba menghangatkan tangannya. Ceria benar-benar hanya ingin menjaga Sogi agar tetap hangat, ia sama sekali tidak berniat mengambil kesempatan menyentuh Sogi. Sesekali Sogi menatap Ceria. Ceria yang menyadari hal itu, mulai salah tingkah. Ia melepaskan tangan Sogi yang digenggamnya.

“Aku... aku urus administrasi dulu ya. Kita bisa pindah ke lobby. Disini terlalu dingin.”kata Ceria. Sogi hanya mengangguk. Ceria berjalan mendekati loket pembayaran, ia meletakkan kertas yang diberikan oleh suster tadi dan menunggu sebentar. Ketika nama Sogi dipanggil, Ceria segera mendekat ke loket. Ia tidak melihat seseorang di lobby yang terus menatapnya.

Ceria dan Sogi berjalan ke lobby rumah sakit setelah Ceria kembali ke UGD. Ceria membantu Sogi duduk di sofa lobby, ia kembali ke loket pembayaran untuk menebus obat Sogi. Chat masuk ke ponsel Ceria, ibu Cerry mengirimkan pesan memberitahu kalau ibu terkena macet dan meminta Ceria menunggunya.

Obat untuk Sogi segera didapatkan Ceria, ketika ia kembali ke sofa, ada seseorang yang sedang duduk menemani Sogi disana.

“Citra?”panggil Ceria yang terkejut melihat Citra disana.

Sepanjang yang diketahui Ceria\, Citra cukup dekat dengan Sogi. Ia teman satu jurusan Sogi\, mereka selalu sekelas. Sedangkan Ceria terpisah jurusan yang berbeda dengan mereka. Ceria tersenyum miris\, *”Apa yang kupikirkan\, tentu saja Citra tahu Sogi disini. Aneh kalau dia tidak tahu.”*

“Eh, Ria. Udah dapet obatnya?”tanya Citra.

Entah kenapa Ceria menggeleng sambil menyembunyikan plastik obat di tangannya.

“Sebentar lagi. Tadi masih antri.”bohong Ceria.

“Kalo gitu, aku sama Sogi pulang duluan ya. Kamu gak pa-pa kan sendiri?”tanya Citra tersenyum manis dengan menyebalkan.

“Nggak pa-pa. Duluan aja.”Ceria mengangguk sambil memaksakan tersenyum.

Ceria menatap Sogi sebelum ia bangkit dari duduknya. Jelas sekali wajah Sogi terlihat kesal, tapi Ceria tidak mengerti kesal karena apa. Entah bagaimana ekspresi wajah Ceria saat Citra mengambil mobilnya dan membawa pergi Sogi dari rumah sakit. Ceria bersandar di pintu keluar rumah sakit. Ia mencoba menegarkan hatinya yang sakit.

-------

Ceria akhirnya pulang naik kendaraan umum karena ibunya masih terjebak macet. Sengaja ia berlama-lama berjalan dari pintu masuk perumahan ke rumah mereka karena pasti Citra masih disana bersama Sogi. Mengingat hal itu hanya membuat Ceria semakin berjalan lambat.

Sampai di rumah, Ceria tidak melihat mobil Citra. Ternyata Sogi sendirian duduk di sofa ruang tamu sambil memejamkan matanya.

“Loh, Citra mana?”tanya Ceria yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Sogi hanya diam. Ceria beranjak mendekati Sogi lalu memegang dahinya. Sogi masih sedikit demam.

“Kamu mau makan?”tanya Ceria. Ia tahu kalau Sogi susah sekali makan kalau dia sedang sakit. “Aku buatkan sup ya. Sebentar.”

Ceria pergi ke dapur tanpa menunggu persetujuan Sogi. Untung saja ada bahan sup di kulkas. Dalam

waktu singkat, sup ayam sudah siap. Ceria membawanya ke hadapan Sogi.

“Ayo, dimakan.”kata Ceria menyodorkan sesendok sup pada Sogi. Awalnya Sogi tidak mau makan, tapi Ceria tidak berhenti membujuknya pelan-pelan dengan menyuapi Sogi makan. Sampai akhirnya sup ayam itu habis juga. “Nah, sudah habis. Anak pinter.” Lucu sekali ekspresi Sogi saat Ceria mengatakan dirinya anak pinter.

Ceria mengambil obat Sogi, ia membacanya sebentar sebelum mengeluarkan satu persatu obat dari kantongnya.

“Ini obatnya. Abis minum ini kamu istirahat ya. Mau mandi? Aku siapin air panasnya dulu. Atau aku bantu lap aja. Mau?”tanya Ceria bertubi-tubi.

“Cerewet sekali.”desis Sogi yang pusing mendengar Ceria banyak bicara.

Ceria meringis sambil menatap Sogi yang sedang meminum obatnya.

“Lap aja!”kata Sogi kesal.

Deg! Perasaan Ceria kembali gak karuan. Ia sempat menyesal mengusulkan akan membantu mengelap

tubuh Sogi. Ceria sempat kaget, tapi segera menyiapkan air hangat, washlap dan handuk kecil untuk  Sogi. Ceria membawa ember kecil ke hadapan Sogi, tapi laki-laki itu malah masuk ke kamarnya. Ragu-ragu Ceria ikut masuk juga.

Deg! Deg! Deg! Di depan mata Ceria, Sogi tampak membuka kaosnya. Ceria menelan liurnya melihat

tubuh Sogi yang putih dan berotot. Mulut Ceria sampai ternganga melihat pemandangan indah yang membuatnya ingin khilaf itu. *”Astaga ada ABS!! Kenapa makhluk satu ini begitu sempurna? Gak adil banget. Boleh ngeraba otot perutnya gak ya?”* Ceria menahan senyumnya ketika pikiran kotor lewat begitu saja  membuatnya malu sendiri.

“Ayo, cepat! Aku buka baju buat di lap, bukan buat kamu pelototin!”ketus Sogi galak.

“Iy... Iyaa.”saut Ceria gugup.

Ceria mendekat dan duduk di tempat tidur Sogi, sedikit dekat di sampingnya. Ia memeras washlap lalu mulai membersihkan wajah Sogi. Ceria membersihkannya dengan teliti membuat wajahnya sangat dekat dengan wajah Sogi. Tangannya turun ke leher Sogi, dada, lengan dan tangan sampai ke punggung dan perutnya. Semua dilakukan Ceria dengan teliti hingga tubuh Sogi terlihat bersih mengkilap. ”Emangnya lagi gosok

porselen.”

Ketika Ceria ingin membersihkan bagian bawah tubuh Sogi, ia turun dari tempat tidur dan duduk di lantai. Tapi Sogi menarik tangan Ceria hingga wajah mereka sangat dekat.

“Biar aku saja yang membersihkan bagian situ sendiri.”kata Sogi.

Sejenak Ceria hanya bisa diam. Tapi saat Sogi mengambil washlap di tangan Ceria, gadis itu

menahan tangannya.

“Biar cepat selesai. Gak pa-pa.”kata Ceria.

Ceria melanjutkan membersihkan bagian paha dan kaki Sogi sampai bersih juga.

“Nah, udah selesai. Mau pakai kaos?”tanya Ceria. Sogi mengangguk.

Ceria berjalan mendekati lemari pakaian Sogi. Ia membuka lemari itu, melihat kaos putih favorit Sogi lalu menarik kaos itu. Ketika ia berbalik, Ceria hampir menabrak Sogi yang berdiri di belakangnya. Ceria refleks memundurkan tubuhnya agar tidak menabrak Sogi.

“Aduch, kaget!”pekik Ceria sambil memegangi dadanya.

Mereka saling menatap sampai Sogi mengambil kaos di tangan Ceria. Ceria masih menatap Sogi ketika laki-laki itu memakai kaosnya. Ia tersadar kembali saat Sogi sudah menatapnya lagi.

“Istirahat ya. Aku keluar dulu.”

Ceria mengambil ember dan washlap yang tadi dipakai mengelap Sogi. Sogi tersenyum tipis melihat

tingkah Ceria yang keluar kamarnya dengan terburu-buru.

“Bisa-bisanya dia bersikap sok tenang seperti itu. Gadis bodoh.”

--------

Waktu makan malam tiba. Tante Meggi mengucapkan terima kasih karena Ceria sudah merawat Sogi.

Ceria jadi sungkan dan merasa gak enak karena itu juga salahnya.

--------

Hai, salam hangat untuk para reader sekalian. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel saya. Jangan lupa like, fav, komen, rate bintang 5 untuk novel ini. Tq.

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

keren thor... ❤️❤️❤️

🦊ijin promo ya🦊

jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama.... 🦊


ku tunggu feed back nya ya 🙏🙏🙏😁

2020-10-01

0

Anaata Sya

Anaata Sya

Ceria salting...

Fighting Kak...💪🏻💪🏻

2020-09-27

0

⟁ Jojo 🌱🐛

⟁ Jojo 🌱🐛

like semangat

salam dari KISAHKU jangan lupa mampir ya kakak

2020-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!