Eps 3 Janjian

Setelah beberpa jam menunggu sang mama di toko, kini Rama pun sudah kembali ke rumahnya, tentunya bersama sang mama, dia memasuki kamarnya dan ternyta jam sudah menunjukan pukul 13.15 menit, dia teringat akan janjinya dengan sang kekasih, jadi dia bersiap-siap untuk menemui sang kekasih di tempat yang sudah di tentukan.

Setelah tiga puluh menit, bersiap-siap, tentunya dengan ritual mandi dan lain lainnya, dia pun keluar dari kamarnya menuju ke ruang keluarga, disana ada sang mama yang sedang asyik nonton tv dan makan cemilan.

Rama pun berpamitan dengan sang mama.

"Ma, Rama berangkat dulu ya, nanti kalo Safira mau di ajak kesini, aku ajak sekalian deh." ucap Rama pada sang mama.

Sang mama menoleh dan menjawab, " iya, kamu hati hati ya dijalan, mama tunggu di rumah."

Rama menganggukan kepala dan tersenyum pada mamanya, " Baik ma, assalamualaikum". Pamitnya dan mengucapkan salam pada sang mama.

Setelah berpamitan dengan sang mama, dia mengambil motornya di garasi dan menyalakan motornya, melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat yang sudah di janjikan dengan sang kekasih.

❤❤❤❤

Dirumah Safira , dia pun sama dengan Rama, setelah bersiap-siap, dia turun dari kamarnya, mencari sang bunda yang ternyata sedang berada di depan televisi juga. Safira menghampiri sang bunda yang sedang asyik nonton FTV yang sedang viral akhir akhir ini dikalangan emak-emak, yaitu tak lain dan tak bukan yang disiarkan di televisi ikan terbang.

"Bun, Ayah mana ya, kok gak keliatan?" tanya Safira pada sang mama.

Seketika sang bunda langsung menoleh dan mendapati anaknya sudah rapi dan cantik. Bukan menjawab pertnyaan anaknya malah sang bunda balik bertanya,

"Mau kemana anak bunda yang paling cantik, kok sudah rapi banget?".

Akhirnya Safira pun mendekati sang bunda dan duduk di sofa sebelah bundanya dan menjawab, "Bunda ditanyain malah balik nanya ih," dengan nada manjanya dia pun melanjutkan perkataannya, "Mau ketemu Rama bun, mau ngomong kalo aku gak jadi kuliah, dan mau kepesantren seperti keinginan ayah, makanya aku tanya ayah dimana, takutnya gak ngijinin aku pergi lagi," tambahnya dengan wajah cemberut.

Bunda tersenyum dan berkata," Oh, kirain kamu mau kemana, yaudah sana kalo mau ketemu Rama, bunda ijinin. Lagian ayah juga gak ada di rumah, tadi pergi sama kakak kamu, katanya ada urusan, gak tau juga mama, urusan apa? yang penting kamu pulangnya jangan sampai sore ya,"

Safira tersenyum dan menjawab, " Baiklah bun, yaudah Safira berangkat dulu,assalamualaikum." Bersalaman dengan bundanya dan melangkahkan kakinya keluar rumah menuju ke garasi, lalu mengambil motor metic nya, melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju kafe yang sudah di janjikan.

Lima belas menit berlalu, Safira pun sampai di depan kafe tersebut dan memarkirkan motornya, ternyata motor milik Rama sudah terparkir rapi disana.

Safira melangkahkan kakinya masuk kedalam kafe dan mencari keberadaan Rama, akhirnya menemukan sang kekasih yang duduk di pojok kanan kafe, dia pun menghampirinya.

Setelah sampai di depan meja Rama, Safira bertanya, " Nunggunya udah lama sayang?" mendekati Rama dan duduk di depan sang kekasih.

Rama menoleh dan menghiasi wajahnya dengan senyuman termanisnya, yang tadinya fokus dengan benda pipih yang di pegangngya, " Baru lima menit yang lalu, santai aja. Aku nunggu kamu satu jam pun gak masalah, yang penting bisa liat wajah cantik kamu itu aja, udah buat aku bahagia, menunggu lama pun tak masalah." goda Rama dan seketika wajah Safira memerah karena godaan tersebut.

Safira menampilkan senyum manisnya dan berujar, "Kamu tu bisanya gombal mulu, aku kan jadi malu,"

Sebelum Rama berucap lagi ternyata pelayan kafe datang dan menanyakan mereka mau pesan apa. Setelah mencatat pesanan mereka, petugas kafe pun pergi lagi.

Setelah petugas kafe pergi Rama bertnya, "Katanya mau ngomong, mau ngomong apa sayang? aku udah penasaran nich,"

Safira menatap manik coklat cowok tampan di hadapannya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Iya sayang, emang aku mau ngomong penting," Menghela nafas dan melanjutkan kalimatnya, "Gini sayang,, tapi kamu jangan marah dulu ya." tambahnya lagi dan masih menatap wajah sang kekasih.

Rama mengangguk dan menjawab, "Iya, kapan sich aku marah sama kamu, asal kamu jujur sama aku. Ada apa emangnya?" tanya Rama, lalu mengambil tangan Safira dan menggenggamnya di atas meja.

Safira pun tak menolak dengan perlakuan Rama.

"Gini sayang, ayah gak ngebolehin aku kuliyah dan... " Safira menggantungkan kalimatnya ragu-ragu dan melanjutkannya, "Aku disuruh kepesantren aja, aku gak bisa nolak keinginan ayah. Kamu kan tau sendiri ayah gimana? dia gak bisa menerima penolakan dari anak-anaknya. Dan aku bisa apa?" ucapnya dengan nada sedih.

Rama mengerti, bagaimana ayah Safira, beliau tidak bisa di bantah dan keras kepala, makanya semua anak-anaknya menuruti apa kata sang ayah. Berbeda dengan bunda nya, yang memiliki sifat lembut pada semua anak-anaknya.

Sebenarnya Rama juga terkejut, tapi dia tak menampakkan keterkejutannya dan malah tersenyum manis pada Safira.

"Gak papa, aku juga gak marah, aku malah seneng kalo kamu nurutin kata ayah, dari pada kamu ngebantah kan gak baik. Dipesantren juga baik kok, aku juga malah seneng, kamu kan jadi bisa nambah pengetahuan kamu tentang agama, iya kan? nanti aku minta ajarin kamu bauat mengenal lebih jauh tentang agama deh," Rama menjeda kalimatnya dan tersenyum meyakinkan Safira. "Aku kuliah sendiri juga gak apa-apa, jangan takut. Aku akan selalu setia nunggu kamu pulang sayang...Emngnya kapan kamu mau berngkat ke pesantrennya sayang?" tanya Rama dan masih setia menggenggam tangan Safira.

"Makasih ya sayang, kamu emang paling ngerti aku," Safira menjeda kalimatnya dan tersenyum senang karena sang kekasih ternyata mendukungnya, jadi dia tidak khawatir lagi. "Aku berangkatnya dua minggu lagi, dan mungkin selama dua minggu ini kita juga jarang bisa ketemu sayang," ucapnya dengan wajah sedih.

"Gak apa, nanti kalo kamu ada waktu kita bisa ketemu, atau aku main ke rumahmu gimana?" ucap Rama

"Jangan sayang, aku takut sama ayah, nanti kamu di apa-apain lagi," ucap Safira dengan nada khawatir.

"Emangnya aku salah apa sampi mau di apa-apain sama ayah kamu, hm?" ucap Rama dan masih setia menggenggam tangan Safira.

Belum sempat Safira menjawab pertanyaan Rama, pelayan kafe sudah datang dengan pesanan mereka.

Setelah mempersilahkan, petugas kafe pun kembali ketempatnya. Rama dan Safira sama-sama mengucapkan terima kasih pada pelayan kafe tersebut.

Karena pesanan mereka sudah datang, akhirnya mereka memutuskan untuk menyantap makan siang mereka yang sudah terlewat. Mereka makan dengan hening, dengan pikiran mereka masing masing. Setelah beberapa menit akhirnya mereka pun selesai menyantap makanannya.

Untuk memecahkan keheningan, akhirnya Rama pun berkata, "Kamu mau gak, kalo sekarang aku ajak main kerumah? mama tadi yang minta katanya kangen sama kamu," ucapnya seraya menatap manik hitam kecoklatan milik Safira.

Safira tersenyum dan menjawab, "Boleh sayang, tapi bentar aja ya. Takutnya nanti aku pulang kesorean dan dimarahi ayah lagi, gak boleh ketemu kamu lagi nanti," katanya dengan wajah yang sudah berubah jadi sendu.

"Okelah, ayo sekarang aja, mumpung masih agak siang nich. Kamu bawa motor sendiri atau naik taksi tadi kesini?" ucap Rama setelah mereka menyelesaikan makannya.

"Aku bawa motor sendiri, yaudah ayo kita pergi," ajak Safira dan di angguki oleh Rama.

Akhirnya mereka pun pergi kerumah Rama, dan sebelum meninggalkan kafe Rama membayar tagihan makanan mereka ke kasir.

Mereka mengendarai motornya masing-masing dengan berjalan beriringan, Safira di depan dan Rama di belakang. Dengan laju kecepatan rata-rata.

Sesampainya dirumah Rama, mereka di sambut oleh mama Rama dengan senang hati. Karena memang Safira sudah mengenal baik dengan mama Rama yang ramah dan baik hati. Kadang Safira berfikir, kenapa bisa papa Rama ninggalin sang mama yang begitu baik dan masih cantik walaupun usianya sudah hampir empat puluh tahun.

Setelah sekitar satu jam dirumah Rama, dan banyak ngobrol dan becanda dengan mama Rama, tentunya Safira juga bilang kalo di suruh kepesantren oleh sang ayah dan mama Rama pun mendukungnya. Karena menurutnya dipesantren juga bagus dan baik, malah bisa lebih mengenal tentang agama.

Akhirnya Safira berpamitan dengan Rama dan mamanya, karena waktu sudah sore. Takutnya nanti kalo sampai malam dimarahi sang Ayah.

Sampainya dirumah, ternyata sang ayah belum juga kembali, dan Safira menyapa bundanya yang sedang memasak untuk makan malam mereka. Setelah itu berpamitan pada bundanya ke kamar untuk mandi dan bersih bersih karena waktu sudah sore menjelang maghrib.

Terpopuler

Comments

⭕✨°🦉 @Fit®iyani °✨⭕

⭕✨°🦉 @Fit®iyani °✨⭕

lanjut 💪💪

2020-10-05

2

Istri Sah Dewangga ~

Istri Sah Dewangga ~

Sampe sini dlu bacanya.. besok aku lanjut yah

2020-10-04

1

Rozh

Rozh

🌷🌷🌷

2020-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!