Chapter 5: Big Red Ribbon
Choi Beomgyu
[ Memandangi jendela ]
Shin Ryujin
[ Memainkan salju ]
Jika ditanya, istri mana yang paling merasa kesepian, maka jawaban termudah adalah menyebutkan namaku ditiap borang
Shin Ryujin
[ Memotret boneka salju ]
Min Rosa
📩 : Surat resmi pemindahanmu ke Daegu sudah keluar belum nak?
Choi Beomgyu
📩 : Sudah. Tinggal mengurus sisa berkas administrasi. Nanti aku kabari lagi
Choi Beomgyu
[ Batal mematikan hp ]
Shin Ryujin
📩 : Ada kembang api
Choi Beomgyu
[ Melepas pinset lalu mengambil ponsel untuk memandangi ]
Shin Ryujin
📩 : Mau lihat kembang api?
Choi Beomgyu
[ Memijiti dahi ]
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum antusias ]
Choi Beomgyu pulang lebih cepat dari biasanya. Katanya bukanlah izin yang disengaja melainkan cuti masal karena tak ada pasien
Shin Ryujin
[ Merapikan rambut ]
Choi Beomgyu
[ Memasuki apartemen ]
Shin Ryujin
[ Berlari keluar dari kamar ]
Choi Beomgyu
[ Terkejut lalu mundur ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Shin Ryujin
[ Memberikan syal ]
Sudah keluar dari wilayah apartemen, kota Metropolitan Seoul selalu saja bisa datang menampilkan banyak mewahnya lampu. Langkah kakiku pun terhenti ketika ia berhenti pula
Choi Beomgyu
[ Menaiki sepeda ]
Shin Ryujin
[ Melihat punggung Beomgyu ]
Shin Ryujin
[ Maju mendekat ]
Choi Beomgyu
[ Menyiapkan punggung ]
Shin Ryujin
[ Memegangi pundak Beomgyu ]
𝙂𝙧𝙚𝙗 Kini kedua kakiku berada di atas kaki kuda sepeda tingginya. Angin sejuk sepoi manis berhembus membawa syal kami terurai manis
Menyusuri distrik dekat Mapo, kembali teringat diriku akan momen manis ketika SD dahulu. Aku juga pernah menaiki sepedanya satu kali
Shin Ryujin
[ Memegangi erat pundak Beomgyu lalu bersandar ]
Choi Beomgyu
[ Melirik diam ]
Shin Ryujin
[ Tepuk tangan ]
Choi Beomgyu
[ Duduk diam lesu ]
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu malas ]
Choi Beomgyu
[ Menopang dagu ]
Shin Ryujin
[ Ikut berdiri ]
Warna kembang api yang manis. Aku tidak paham mengapa ada orang sepertinya yang enggan menghargai bunga-bunga di langit ketika tahun baru tiba
Shin Ryujin
[ Takjub melihat pita besar ]
Shin Ryujin
[ Berbinar-binar ]
Choi Beomgyu
[ Berjalan ke arah lain ]
Shin Ryujin
[ Mengikuti Beomgyu pasrah ]
Kukira ia akan mengatakan sesuatu. Bahkan hingga pukul 1 malam pun, bibirnya enggan bicara atau mengajakku ke tempat lain
Choi Beomgyu
[ Membeli sekotak cokelat ]
Kim Yohan
[ Menepuk pundak Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Menoleh kejut ]
Kim Yohan
[ Melambai manis ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Yohan sunbae, sudah lama nggak ketemu, apa kabar?"
Choi Beomgyu
[ Berhenti berjalan ]
Kim Yohan
"Baik sekali dong."
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Kim Yohan
[ Bahasa isyarat ] "Rambutmu sudah panjang. Jadi kelihatan anggun. Tumben sekali."
Kim Yohan
[ Semangat ] "Hitung mundur di dekat jembatan sama sekali nggak sepadan. Sesak nafas karena terhimpit."
Shin Ryujin
[ Tertawa ] "Terhimpit?"
Kim Yohan
"Orang Korea memang gila. Mereka semua FOMO, sekedar posting di sosial media, setelah itu langsung pulang."
Shin Ryujin
"Padahal aku juga begitu"
Kim Yohan
"Sendirian? Dengan pacar?"
Shin Ryujin
[ Tersenyum diam ]
Kim Yohan
"Kenalinlah. Kalau dengan teman kamu batal, sama kamu pun ga jadi masalah kok."
Shin Ryujin
[ Tersenyum malu ]
Choi Beomgyu
[ Melempar cokelat ke tempat sampah secara sembarang ]
Kim Yohan
"Ajak saja temanmu kemari. Kita kelilingi kota ini pakai dua kaki dan sepasang paru-paru."
Shin Ryujin
[ Melihat sekitar ] "Orangnya hilang. Senang ketemu dengan sunbae. Maaf, tapi aku duluan ya."
Shin Ryujin
[ Mencari Beomgyu ]
Kim Yohan
[ Gumam ] Cantiknya...
Choi Beomgyu
[ Memandangi ikan ]
Shin Ryujin
[ Menepuk punggung Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Mengantuk ] Ayo pulang
Shin Ryujin
"Tapi kembang api gelombang dua sudah mau dipasang. Ada Ateez ikut perform. Kamu mau lihat?"
Choi Beomgyu
Pergilah sendirian, aku duluan
Shin Ryujin
[ Merasa kecewa ]
Choi Beomgyu
[ Berjalan pergi ]
Shin Ryujin
[ Sakit hati ] Wah...
Ternyata proses pemindahan ingin mengambil residen di rumah sakit lain di kota lain tidaklah semudah yang kukira. Setelah menunggu lama, akhirnya kami membuka koper kembali
Kim Minjeong
[ Menaiki lift kemudian mencari nomor apartemen untuk diketuk ]
Shin Ryujin
[ Membukakan pintu ]
Kim Minjeong
[ Mendorong Ryujin ] Yaa Choi Beomgyu, kamu beneran nggak ingat aku?
Lee Heeseung
Pelan-pelan. Dia punya amnesia singkat. Bahkan Dori pun nggak lupa kawan
Kim Minjeong
[ Melepas topi ] Kita satu SD, SMP. Sampai akhirnya kamu pindah ke Seoul karena sombong
Shin Ryujin
[ Melirik kikuk ]
Kim Minjeong
[ Kesal ] Aish, mau kupukul lagi?
Choi Beomgyu
[ Memandangi tiap sudut wajah Minjeong ]
Kim Minjeong
[ 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐧𝐣𝐮 ] 𝐀𝐢𝐬𝐡! 𝐊𝐚𝐤𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐭𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧𝐦𝐮! 𝐒𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛!
Kim Minjeong
[ Menunjuk ] Kamu ngatain Ryujin miskin, padahal kita berempat tinggal di satu blok yang sama-
Shin Ryujin
[ Menahan Minjeong ]
Kim Minjeong
Gapapa, dia nggak akan marah. Dia akan terus diam seperti asclepus
Choi Beomgyu
[ Menatap Minjeong ] Asclepius. Lee Heeseung, kunci tadi dimana?
Kim Minjeong
[ Melepas jaket ] Nanti makan ini di pesawat. Cokelatnya nggak bikin panas kok. Manisnya yang bagus
Shin Ryujin
[ Menginginkan coklat ]
Kim Minjeong
[ Memberikan ] Taruh ini di atas makam Eun Soo. Dia suka gelang. Udah waktunya kamu harus ziarah
Kim Minjeong
[ Menatap Ryujin ] Aku akan pulang ke Daegu. Sebisa mungkin aku ciptain waktu luang. Titip salam untuk tante Song Hwa
Kim Minjeong
Mm, managerku galak dan terus gongggong. Setelah antar kamu ke bandara, aku langsung pulang
Shin Ryujin
Nanti- [ Melirik ]
Choi Beomgyu
[ Memindahkan kotak ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Nanti kabarin aku kalau kamu mau tour lagi. Aku share tiketnya di Daegu, seperti biasa."
Kim Minjeong
( Kenapa setiap Beomgyu lewat dia pakai bahasa isyarat. Ugh suasana di apartemen ini sama sekali nggak enak )
Shin Ryujin
[ Menggigiti cokelat ]
Shin Ryujin
[ Melihat pemandangan lalu mengulurkan tangan ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Nanti di rumah orang tuamu, aku ingin masak tofu. Mereka suka pedas?"
Choi Beomgyu
[ Diam sejenak ]
Shin Ryujin
[ Menepuk ] "Ketika makan dengan Heeseung dan Minjeong tadi, aku nggak tau kalau kamu nggak bisa makan-makanan pedas."
Shin Ryujin
"Selama ini aku selalu masak lauk pedas, maaf karena nggak tau dan nggak inisiatif tanya. Nanti di rumah, kamu mau makan apa?"
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin diam ]
Shin Ryujin
[ Senyum penasaran ]
Choi Beomgyu
Jadi, ga perlu
Shin Ryujin
"Walaupun ada ART-"
Shin Ryujin
[ Kebingungan ] "Kenapa?"
Choi Beomgyu
Karena akan ada banyak yang lihat. Kasur di kamarku lebih kecil. Mungkin sepreinya sudah diganti, itu percuma
Choi Beomgyu
[ Bersandar memejami mata ] Ga perlu repot, rumah itu besar, mewah dan punya semuanya. Kamu cuma perlu kuliah
Shin Ryujin
[ Menepuk Beomgyu ]
Shin Ryujin
Kamu marah denganku?
Shin Ryujin
Aku lebih nyaman pakai tangan
Shin Ryujin
[ Mendekat ] Kalau sudah di Daegu, kita bisa ngobrol lebih banyak?
Choi Beomgyu
[ Tidur ke arah lain ]
Shin Ryujin
( Ternyata Beomgyu memang nggak suka dengar suaraku. Apa suaraku sejelek itu ditelinganya? Justru dia mau mendengarkan kalau aku pakai bahasa isyarat )
Beomgyu memiliki garis keturunan dari klan Gyeongju Choi. Bisa dibilang, klan terhormat itu berasal dari keluarga bangsawan yang sejak dulu memang sudah terkenal kaya raya
Choi Beomgyu
Barangnya sampai sekitar 4 jam lagi. Ayah pulang jam berapa?
Min Rosa
Hmm mungkin nanti sore. Aigoo menantu bunda capek ya?
Shin Ryujin
[ Menggeleng senyum ]
Min Rosa
Bunda dongindong jjim galbi. Iga sapinya tebal-tebal. Karena Beomgyu tidak bisa makan pedas, semuanya untuk kita
Min Rosa
[ Menggenggam ] Biarkan laki-laki yang urus koper. Kita ambil sumpit dan duduk manis di meja makan. Pasti lapar, iya kan?
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Menaikkan koper ]
Shin Ryujin
[ Menggaruki leher ]
Shin Ryujin
( Kamarnya cantik... )
Choi Beomgyu
[ Melepas kaus kaki ]
Shin Ryujin
[ Menepuk pundak Beomgyu ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Tadi bunda tanya soal tanggal merah."
Choi Beomgyu
Hari libur nasional?
Shin Ryujin
[ Menggeleng ] "Tanggal merah yang bunda maksud itu tanggal menstruasiku."
Shin Ryujin
"Besok Jiwon eonni akan kemari. Kalau mereka tanya lagi, menurut kamu aku harus jawab apa?"
Choi Beomgyu
[ Kebingungan ]
Shin Ryujin
"Kamu terlalu sibuk kerja-"
Choi Beomgyu
[ Bahasa isyarat ] "Proses."
Shin Ryujin
"Kamu mau anak?"
Choi Beomgyu
[ Terkejut ] Bu- bukan begitu. Aku pikir kalau jawab dengan alasan sibuk atau kamu yang ambil magister, kesannya terlalu angkuh
Shin Ryujin
"Aku mau anak"
Choi Beomgyu
[ Mundur ] Jangan salah paham. Maksudku bukan itu. Bunda dan ayah cukup sensitif, jadi lebih baik bilang saja kalau sedang proses
Shin Ryujin
[ Tersenyum geli ] "Kamu kelihatan nggak mau punya anak denganku. Kita tau wajah kecil masing-masing. Kamu khawatir karena aku nggak cantik?"
Choi Byeong Seop
𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐜𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐮𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐭𝐮𝐧𝐚𝐫𝐮𝐧𝐠𝐮?
Jo Soo Min
[ 𝐌𝐞𝐦𝐮𝐤𝐮𝐥 ] 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮, 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ] Kamu mau punya anak denganku yang serampangan ini?
Shin Ryujin
"Kamu selalu rapi"
Shin Ryujin
[ Malu ] "Dan ganteng..."
Choi Beomgyu
[ Dingin ] Kamu jelek
Malam hari pun datang. Beomgyu akan mulai bekerja sebagai dokter residen di Yulje Senin nanti
Dia benar. Kasur ini sedikit lebih kecil. Aku terhimpit bantal dan tak bisa kemana-mana 𝐁𝐮𝐠𝐡
Choi Beomgyu
[ Terjatuh dari kasur ] Ahh...
Choi Beomgyu
[ Merasa malu ]
Shin Ryujin
[ Menahan tawa ]
Choi Beomgyu
[ Menarik selimut ]
Shin Ryujin
[ Menahan selimut ]
Choi Beomgyu
( Kamchagiya. Kenapa dia masih bangun? Aku pikir anak ini sudah tidur )
Choi Beomgyu
Aku tidur di bawah. Bisa minggir? Selimut satunya kamu himpit-
Shin Ryujin
[ Menyingkirkan bantal pembatas lalu menepuk-nepuk kasur ]
Choi Beomgyu
[ Tidur di lantai ]
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ]
Comments