Chapter 4: Earnings Become Someone Wife
Salah satu dream list milikku sudah terisi. Aku berhasil menikah bersama anak laki-laki yang dulu sembunyi-sembunyi menaruh perban, susu dan roti di depan pintu
Choi Beomgyu
[ Melihat seisi kamar ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Kurasa meja rias disana nggak pernah kamu pakai, jadi aku penuhi dengan skincare."
Shin Ryujin
[ Menunjuk ] "Bebek itu punya Woo Joo. Dia titip untuk tangkap mimpi buruk. Selain itu, aku nggak sentuh apapun."
Choi Beomgyu
[ Melihat koper Ryujin ]
Shin Ryujin
"Karena cuma 2 hari, lebih mudah kalau bajuku tetap ada di koper."
Shin Ryujin
"Seluruh hadiah pernikahan dan amplop sudah dibawa ke Daegu."
Lee Heeseung
[ Smirk ] Wow...
Choi Beomgyu
[ Menoleh kejut ] Hh...
Lee Heeseung
[ Bahasa isyarat ] "Bodoh"
Shin Ryujin
[ Tertawa manis ]
Lee Heeseung
Itu pertama kalinya aku dengar suaramu saat ucap sumpah pernikahan, suaramu bagus
Shin Ryujin
Makas- [ Terdiam ]
Shin Ryujin
[ Melirik Beomgyu diam ]
Choi Beomgyu
[ Menaruh tas ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Makasih"
Lee Heeseung
Dia jadi pemarah kalau tidurnya diganggu. Kecuali kamu dokter fellow atau Choi Soobin, dia nggak akan pernah bangun dan mau nurut
Lee Heeseung
[ Memperlihatkan foto ] Minjeong titip salam. Hadiah pernikahannya ada di bawah meja. Istirahatlah, aku tidur duluan
Shin Ryujin
[ Mengangguk senyum ]
𝙎𝙧𝙖𝙨𝙝𝙝 Choi Beomgyu benar-benar serius perihal pernikahan. Kini ia membentangkan dua buah selimut untuk tidur di lantai
Jika dia hitam, mana mungkin aku ada disini. Choi Beomgyu akan selalu berwarna putih ditiap ceritaku
Choi Beomgyu
[ 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐜𝐮𝐩 𝐝𝐚𝐡𝐢 𝐑𝐲𝐮𝐣𝐢𝐧 ]
Roh Jeong Eui
[ Tidak bisa tidur ] Ck
Shin Ryujin
[ Menghadap Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Tidur di lantai beralas selimut memunggungi Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Memandangi punggung Beomgyu ]
Pernikahan digelar pribadi namun sangatlah mewah. Meski hanya kerabat terdekat yang datang, sunyi itu teredam oleh ucap, harap, selamat serta doa
Setelah pergelaran betul-betul usai, suamiku meminta izin untuk segera pergi ke rumah sakit. Beomgyu harus menghabiskan seluruh tenggat agar tenang ketika pindah ke Daegu
Choi Beomgyu
[ Mematikan alarm ]
Choi Beomgyu
[ Mengancingi kemeja lalu berjalan pergi keluar dari kamar ]
Shin Ryujin
[ Mengikuti dari belakang ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Mau jaga IGD ya. Ada pancake dan susu, mau duduk sebentar sampai aku selesai buatin sarapan?"
Choi Beomgyu
"Aku terlambat."
Shin Ryujin
"Ini jam 3 pagi."
Choi Beomgyu
[ Mengambil kunci sepeda ]
Choi Beomgyu
[ Keluar dari apartemen ]
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ]
Suhunya sedingin es loli. Choi Beomgyu pergi menggunakan sepeda karena bus belum aktif. Suamiku gila. Kendatipun begitu hal seperti ini sudah biasa dilaluinya. Aku harus apa?
Shin Ryujin
[ Mengusapi bibir ]
Choi Beomgyu
[ 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐜𝐮𝐩 𝐬𝐞𝐤𝐢𝐥𝐚𝐬 ]
Lee Heeseung
[ Turun dari motor ]
Shin Ryujin
[ Melihat hasil foto ]
Choi Beomgyu
𝐒𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐤𝐨𝐧𝐝𝐢𝐬𝐢, 𝐬𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐦𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭...
Shin Ryujin
[ 𝐌𝐞𝐦𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐜𝐢𝐧 ]
Choi Beomgyu
[ 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐮𝐥𝐮𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 ]
Lee Heeseung
[ Masuk ke dalam apartemen ]
Shin Ryujin
[ Berlari keluar kamar ]
Lee Heeseung
[ Smirk ] Chill, ini aku. Jangan kamu berharap Beomgyu akan pulang sesuai jadwal PNS
Lee Heeseung
[ Menaruh kunci ] Jadi intern di rumah sakit besar jauh lebih menyiksa. Kemungkinan besar dia pulang subuh nanti
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ]
Lee Heeseung
Nggak usah bekerja terlalu keras. Biarin dia yang maju duluan. Itu teknik dasar dalam merayu, sayang
Shin Ryujin
[ Melirik senyum ]
Kim Minjeong
📞 : [ Tertawa malu ]
Lee Heeseung
📞 : Kenapa...?
Shin Ryujin
[ Menunggu Beomgyu ]
Kim Minjeong
📞 : Aku penasaran soal malam pertama mereka, tapi aku malu untuk tanya Ryujin
Lee Heeseung
📞 : [ Melirik ] Jangan terlalu taruh banyak harap. Mungkin malam pertama mereka sudah dingin
Shin Ryujin
[ Hampir tertidur ] Hh
Kim Minjeong
📞 : [ Kecewa ] Ternyata begitu. Bahkan aku kaget karena Choi Beomgyu sama sekali ga ingat denganku
Kim Minjeong
📞 : Padahal produser agensiku jelas-jelas kakak sepupunya sendiri. Lirik lagu itu ciptaannya. Kalau dia dengar comeback-ku kemarin-
Lee Heeseung
📞 : Dia dengar. Beomgyu selalu mendengarkan. Dia cuma malu untuk mengakui itu. Sebenarnya hati itu senang, tapi dia takut untuk terlalu senang
Choi Beomgyu
[ Melihat lauk pauk di atas meja makan yang dimasak Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Segera berdiri ]
Kim Minjeong
📞 : [ Merasa bersalah ] Maaf karena baru bisa telfon jam 3 begini
Lee Heeseung
📞 : [ Tawa manis ] Astaga, sudah jam 3 pagi? Nasinya pasti keras
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Mau duduk dulu sebentar? Biar aku panasin lagi ayam, kimchi dan nasinya."
Choi Beomgyu
[ Masuk ke kamar ]
Shin Ryujin
[ Menunduk kecewa ]
Choi Beomgyu
[ Memijit kepala ]
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ]
Choi Beomgyu menghiraukanku. Dia benar-benar tak bermain soal percakapan di cafe tempo lalu. Aku dianggapnya hanya seperti bulu ayam yang berdebu
Mudah mengeluarkan sulit menghabiskan. Kalimat pas untuk Yulje Group. Pindah ke apartemen lain, karena masih diawasi, aku dan Beomgyu tetap berada dalam kamar yang sama
Shin Ryujin
[ Mendengar suara pintu ]
Choi Beomgyu
[ Melihat meja makan ]
Shin Ryujin
[ Membuat pembatas bantal lalu segera memejami mata ]
Choi Beomgyu
[ Membuka tudung saji ]
Shin Ryujin
[ Berusaha tidur ]
Lagi-lagi makan malam yang susah payah kusiapkan enggan disentuh oleh jarinya sama sekali. Jika terus seperti ini, aku pun bisa menjadi kesal
Choi Beomgyu
[ Berjalan cepat ]
Shin Ryujin
[ Menahan ujung jaket Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Mengambil kunci sepeda ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Sarapan"
Choi Beomgyu
"Aku terlambat."
Shin Ryujin
[ Meneguk ludah ]
Choi Beomgyu
[ Masuk ke dalam kamar ]
Shin Ryujin
[ Menyusul ] "Makan malam."
Choi Beomgyu
"Aku ngantuk."
Shin Ryujin
[ Senyum pahit ]
Shin Ryujin
[ Membuka tudung saji ]
Choi Beomgyu
[ Melepas kaus kaki ]
Shin Ryujin
"Makan malam."
Choi Beomgyu
[ Masuk ke kamar ]
Shin Ryujin
[ Berusaha sabar ]
Kim Minjeong
📩 : Cie yang mau S2. Aku harus kirim papan bunga kemana?
Shin Ryujin
[ Melirik ke kamar ]
Shin Ryujin
[ Membuka botol soju ]
Cheers untuk diriku sendiri. Sebentar lagi kami berdua akan pindah ke Daegu. Ntah skenario dan akting apa yang akan kami lakoni di rumah orang tuanya
Kim Minjeong
📩 : Coba pakai salah satu wedding gift. Pasti ada red lingerie
Kim Minjeong
📩 : Aku yakin efektif
Kim Minjeong
📩 : It's Christmast honey
Shin Ryujin
[ Menopang dagu ]
Shin Ryujin
📩 : Warnanya hitam
Shin Ryujin
📩 : Kalau ga berhasil?
Kim Minjeong
📩 : Perlu dipertanyakan ke Lee Heeseung
Shin Ryujin
📩 : Karena pakaian dalamnya?
Kim Minjeong
📩 : Karena mereka berdua hidup bersama terlalu lama
Kim Minjeong
📩 : Kalau Choi Beomgyu sama sekali nggak tertarik, artinya dia gay
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ]
Jika mengenakannya ketika Beomgyu pulang subuh, sudah pasti dia terlalu lelah. Ketika pagi pun pria itu masih tidur
Choi Beomgyu
[ Melihat kembang api ]
Shin Ryujin
[ Jijik memegangi lingerie ]
Choi Beomgyu
[ Melihat tanggal ]
Semuanya sudah siap. Kututupi sedikit kulit ini menggunakan pajama satin mengkilap berwarna hitam. Baiklah Shin Ryujin, jangan malu, kamu pasti bisa
Choi Beomgyu
[ Masuk ke dalam apartemen lalu melihat ke arah meja makan ]
Shin Ryujin
[ Berdebar-debar ]
Choi Beomgyu
[ Tidak melihat lauk makan malam ]
Choi Beomgyu
[ Melihat sekitar lalu memasuki kamar untuk istirahat ]
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Choi Beomgyu
[ Menaruh tas ]
Shin Ryujin
[ Mengikuti Beomgyu ]
Gugup sekali. Jantungku enggan diam. Jika matanya menghadap kemari, sudah pasti ia akan sadar atas apa yang tengah kukenakan
Choi Beomgyu
[ Duduk di kasur ]
Shin Ryujin
[ Berdiri di depan Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Melirik perlahan ]
Shin Ryujin
[ Maju mendekat ]
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu ]
Ciuman pertamaku. Sentuhan pertama dari seorang pria untukku. Cinta pertamaku, semuanya diambil oleh Choi Beomgyu. Malam panas pertamaku pun juga akan begitu
Choi Beomgyu
[ Menggerakkan tangan ]
Shin Ryujin
[ Mundur takut ] Hh
Choi Beomgyu
[ Bahasa isyarat ] "Rekening"
Choi Beomgyu
Uang pernikahan kemarin lebih baik disimpan untuk hal lain. Siapa tau nantinya akan ada urgent lain
Choi Beomgyu
[ Mengeluarkan ponsel ] Aku mau nomor rekeningmu untuk uang bulanan. Atau kirim aja lewat chat
Shin Ryujin
"Uang bulanan?"
Choi Beomgyu
[ Mengangguk perlahan ]
Shin Ryujin
"Gaji sebagai istri?"
Shin Ryujin
"Kamu habis gajian?"
Shin Ryujin
"Kamu lagi capek?"
Shin Ryujin
[ Menutupi tubuh kikuk ]
Bodoh sekali. Berharap apa diriku. Satu lauk yang kumasak pun tak pernah dicicipnya. Sudahlah, lebih baik tidur dan sunyi, seperti biasa
Membangun pagar pembatas layaknya teman hidup yang terus bertengkar, banyak bantal menjadi tameng pelindung. Bukan bagiku tapi untuknya
Shin Ryujin
[ Memandangi punggung Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Tidak bisa tidur ]
Choi Beomgyu
[ 𝐌𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐝𝐫𝐞𝐬𝐬 𝐑𝐲𝐮𝐣𝐢𝐧 ]
Shin Ryujin
[ Tidur menghadap ke arah lain ]
Choi Beomgyu
[ Melirik kecil ]
Shin Ryujin
[ Memejami mata ]
Choi Beomgyu
[ 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠 ]
Shin Ryujin
[ 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐢𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐭 ] "𝐊𝐚𝐦𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐜𝐚𝐩𝐞𝐤?"
Choi Beomgyu
[ Menutupi wajah dengan selimut ]
Comments