Visual cast numpang lewat ya untuk menambah kelahuan...
Jangan lupa klik Like, pastikan favorit di rak buku kamu, dan please Rate bintang lima 😘
Alex mengganti pakaiannya dengan sweater panjang berwarna hitam. Ia kenakan topeng berwarna senada yang terbuat dari kain untuk menutupi wajahnya. Aliya tak henti-hentinya mengagumi tubuh Alex. Terlebih lagi ia sempat melihat wajah tampan pria itu.
Rasa gugup melanda pria tersebut. Alex menghilangkannya dengan gerakan pemanasan meregangkan tubuhnya. Tiba-tiba Alex mulai bernyanyi.
"Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini, ingin itu banyak sekali..."
Alex bersenandung sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Ia mencoba membuat dirinya rileks.
What...? badan tegap atletis nan macho gitu kenapa harus nyanyi lagu doraemon sih?
Aliya berusaha menggigit lidahnya agar tawanya tak terdengar.
Kemudian, Alex meletakkan bokongnya di lantai toilet depan pintu masuk. Ia menunggu perintah selanjutnya. Di tangannya tergenggam sebuah pistol berjenis colt M1911 yang sudah ia isi penuh dengan peluru.
"Gila, parah banget ini, masa cowok setampan itu mau merampok bank kenapa gak jadi suamiku aja sih?"
Batin Aliya yang masih mengamati Alex dari balik pintu bilik toiletnya. Ketukan pintu terdengar dan membuat tubuh Alex langsung berdiri dan bersiap untuk keluar.
"Oke, aku siap!" ucap Alex menyambut pria yang baru saja mengetuk pintu tersebut.
Aliya mengikutinya keluar secara mengendap-endap.
"Hei, apa yang kamu lakukan di sini?"
Seorang pria berbadan kurus menodongkan senjata api di kepala belakang Aliya.
Gadis itu langsung mengangkat kedua tangannya ke atas lalu berucap, "Jangan bunuh saya, kumohon...."
"Maju, duduk di sana!" ucapnya mendorong tubuh Aliya masuk ke dalam ruangan.
"Duh, ngapain sih Jae, kamu bawa dia masuk ke sini?" Alex menoleh pada pria kurus di belakang Aliya.
"Terlanjur, udah kamu fokus saja pada brangkas, biar dia jadi urusanku."
Aliya menoleh ke Jae, namun todongan senjata di hadapan wajah Aliya itu membuatnya langsung berpaling. Tubuhnya kini gemetar.
"Kamu duduk tenang di sini! kalau sampai kamu beranjak sejengkal sekalipun, aku dor kepalamu!" Jae mengancam Aliya yang menutup wajahnya ketakutan.
"Aku ke luar dulu, liat situasi," ucap Jae.
"Lho, terus gadis ini gimana?"
Tanya Alex menoleh ke arah Aliya.
"Kalau dia macam-macam, kamu tembak!"
Peluh bercucuran di pelipis gadis itu saat mendengar kata "kamu tembak" dari Jae.
"Kak, Abang, Akang, kumohon jangan tembak aku, ya?" pinta Aliya dengan wajah memelas.
Tak ada jawaban dari Alex yang fokus membuka kode brangkas di hadapannya itu.
"Akang ganteng, please jangan bunuh aku ya?" ucap Aliya lagi dengan nada lebih memelas kali ini.
"Kalau kamu gak diem, aku tembak nih!"
Alex menodongkan pistol ke arah wajah Aliya yang langsung menutup mata.
"Iya, iya, iya aku diem. Butuh bantuan, gak?"
Alex makin menodongkan pistolnya ke dahi Aliya kali ini.
"Aduh... Oke, aku diem."
Aliya menunjukkan kode seperti mengancing mulutnya di hadapan Alex.
Gadis itu mengetuk kakinya di lantai berulang kali tanpa sadar, membuat konsentrasi Alex terpecah.
"Kamu bisa diem, gak?" hardik pria itu.
"Aku gak ngomong apa-apa kok," sahut Aliya.
"Tapi kaki kamu berisik banget," ucap Alex kesal.
"Hiiih nyebelin banget sih jadi cowok, bawel tau gak, untung ganteng," gumam Aliya lalu menghentikan gerakan kakinya yang ia paksa untuk diam.
Senyum tipis tersungging di bibir Alex dari balik topengnya. Sekilas ia melihat ke wajah cantik milik Aliya.
Cantik...
Apa-apaan ini alex, kamu harus fokus, harus fokus.
Alex kembali fokus mencoba membuka kunci brangkas.
Klik.
"Yes, berhasil!" gumam Alex lalu membuka pintu besi di hadapannya itu.
"Astaga... banyak banget duitnya," ucap Aliya yang matanya terbelalak melihat tumpukan uang di dalam brangkas bank tersebut.
"Bantu aku! Masukin uang ke tas ini, kalau kau tak mau melakukannya maka aku akan...."
"Menembakku, iya kan? udah basi ancamannya. Sini!"
Aliya meraih tas besar yang disodorkan Alex.
Jae melihat Alex berhasil membuka brangkas. Kemudian ia menjinjing dua tas besar di tangannya.
"Masukkin juga uang itu ke sini!" perintah Jae pada Aliya.
"Yang ini aja belum rapih, eh iya Bang, iya Bang nih dimasukkin duitnya," ucap Aliya sebelum Jae menodongkan senjata apinya ke kepalanya.
"Buruan, kita sudah dikepung polisi!"
Seorang pria bertubuh kekar datang memanggil Alex dan Jae.
"Iya Bos, ini juga lagi di masukin," sahut Jae.
Dua tas penuh berisi uang sudah ia jinjing menyilang di bahunya dan keluar dari ruangan tersebut.
"Sebaiknya kalian bawa sandera lain selain aku, agar kalian bisa bebas dari kepungan polisi saat menuju mobil," saran penjaga keamanan bank yang tadi Aliya lihat.
"Kamu pilih satu sandera, Jae. Nanti kalau kita sudah tak membutuhkan mereka kita buang di jalan," ucap pria yang dipanggil Bos tadi.
"Oke siap, Bos!" sahut Jae dengan yakin lalu memilih seseorang untuk dijadikan sandera.
"Alex, bawa satu orang buat kamu jadikan sandera!" perintah Jae dari pintu luar ruangan tersebut.
Aliya menarik kaus Alex ke hadapannya.
"Culik aku!" ucap Aliya dengan yakinnya.
"Kamu gila, ya?"
"Jadikan aku sandera kamu, lihat siapa lagi di ruangan ini selain aku, tak ada kan? jadi culik aku!" Aliya mengedip-ngedipkan matanya pada Alex.
Seharusnya untuk orang yang punya pemikiran waras, lari menghindari para perampok merupakan tujuan terbaik untuk hidup lebih lama. Namun, tidak dengan pemikiran Aliya yang nyeleneh. Ide gila itu terlintas di pikirannya saat mendengar perampok tersebut butuh sandera. Nah, daripada ia harus kembali ke rumah ayahnya untuk dijodohkan, lebih baik ia mengikuti Alex.
Alex menyentuh dahi Aliya dengan punggung tangannya.
"Panas, pantas saja, sudah gila kamu, ya?" tanya Alex.
"Iya, aku udah gila, aku gila pas ketemu sama kamu tanpa baju itu!" Aliya menunjuk ke arah kaus panjang hitam milik Alex.
"Maksud kamu?" tanya Alex yang tak mengerti.
"Aku tuh dari tadi bersembunyi di dalam toilet cowok. Eits tapi jangan salah paham ya, aku gak sengaja tadi masuk ke toilet cowok soalnya kebelet hehehe."
Aliya tertawa di hadapan Alex dan membuatnya terlihat makin menggemaskan menurut Alex, tapi laki-laki itu berusaha bersikap datar.
"Oke, aku mau nyanyi kalau gitu, Akang Perampok mohon disimak ya. Ehm ehm... Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin..."
Alex langsung membekap mulut Aliya menghentikan nyanyian doraemon-nya. Kini ia sudah yakin bahwa benar adanya gadis ini berada di toilet pria saat dirinya berganti pakaian tadi.
"Aku harap kamu tak menyesal nanti," ucap Alex memberi peringatan pada Aliya.
******
To be continue
See you next chapter...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Wati Simangunsong
kk vie knp stiap critamu cwek slalu benar dan pemberani
2022-10-17
0
☆chika
errol ni otak aliya.
ada² aja dia dengan senang hati menawarkan diri untuk di sandra
2022-03-23
0
☆chika
kayak nya alex penggemar berat sama doraemon deh
2022-03-23
0