Tidak seperti teman - teman lain lakukan setiap libur sekolah hari sabtu selalu pergi hangout ke mall atau nongkrong, aku di rumah membantu kakakku dan berjualan kue, bila ada waktu senggang tengah malam selagi semua orang terlelap tidur, aku belajar yang sudah ku dapat di sekolah dan membaca buku pelajaran sambil menyetrika.
Minggu ceria, pagi ini aku meminta ijin pada kakakku untuk mengikuti LPK atau Latihan Pengembangan Kepemimpinan, kakakku mengijinkannya, aku pun bergegas mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang harus ku bawa sesuai surat edaran yang diberikan kepala sekolah padaku.
Saat memasukan baju pramuka ke dalam tasku, aku teringat akan kedua orangtuaku yang sudah tiada, terkadang aku merindukan mereka dan berhayal seolah - olah mereka ada di sekitarku dan membantu menyiapkan kebutuhanku, sambil tersenyum sendiri aku terus membereskan keperluan yang akan ku masukan ke dalam tas.
Aku membaca alamat tempatku LPK nanti dan nama - nama panitia LPK dari beberapa Universitas Negeri ternama di Indonesia.
"Wah keren banget LPKnya diselenggarakan di BUPER Bumi Perkemahan, ada outbondnya juga, ada gamesnya, makan dapat, cemilannya juga ada, daerahnya seperti di perbukitan, ada flying foxnya juga, gak sabar, udah seperti mau liburan aja wkwkwkwkwk". Aku membacanya dan tertawa sendiri.
"Dor!, coba kakak lihat, hah!apa! ada flying foxnya, Nay...Nay...ingat berat kamu sembila puluh lima kilo, awas talinya putus pas terjun nanti gak kuat nahan kamu, wkwkwkw". Sahut kakakku merebut kertas yang ku pegang dan membacanya sambil tertawa.
"wkwkwkwk, iya..iya benar tuh kak, pas aku terjun, yang dibawah langsung naik melesat ke lembar ke atas apalagi kalau yang megangin talinya badannya kecil, wkwkwkwk, gak bisa dibayangin". Timpalku sambil tertawa.
Aku dan kakakku sering sekali tertawa bersama, kakakku sangat baik dan begitu perhatian padaku, bahkan walaupun dia sudah mempunyai anak, dia tetap memperhatikanku.
Sudah sore, aku bergegas mengangkat jemuran pakaian dan lanjut menyetrikanya, saat menyetrika kakakku memanggilku dari luat pagar.
"Nay, Naya, bawa piring tiga buat beli somay". Sahut kakakku dari luar pagar.
"Iya kak sebentar, aku ambilkan". aku mematikan setrikaan dan mengambil piring kemudian berjalan keluar.
"Tante Naya mau kemana, mamah beli apaan sih". Ucap ponakanku Riki dari dalam kamar, ponakanku berusia dua tahun namun sangat jahil, pintar dan baik hati.
"Ayuk ikut tante keluar kasih piring ke mamah". Aku mengajak ponakanku.
Aku dan ponakanku keluar rumah, aku memberikan piring pada kakakku, tiba - tiba ponakanku menarik tangan kakakku untuk masuk ke dalam rumah.
Aku menunggu somay yang disiapkan tukang somay.
"Nay, Naya, nih uangnya". Panggil kakakku dari dalam rumah.
"Iya kak". aku masuk ke dalam rumah, kemudian keluar lagi dan membayar somaynya.
"Ini Somaynya, kok pada diam aja gak di makan?". Tanya aku sambil lahap menyantap somay di depan televisi.
"Gak ah, Riki geli lihat yang jualnya rambutnya panjanh, keriting, gondrong lagi, takut kutuan terus kutunya jatuh di somah". Jawab ponaka ku Riki sambil tertawa.
"Iya gue sama Nay, gue gak mau makan, geli, kelihatan jorok abangnya". Jawab kakakku.
Kakakku dan ponakanku tertawa melihat aku makan, pas mengingat rambut gondrong tukang somay, hilang nafsu makanku dan aku merasa ingin muntah karena membayangkan perkataan ponakanku Riki ada kutu jatuh di somay.
Ponakanku dan kakakku memang jahil dan hoby sekali mengerjaiku, namun ku menganggapnya sebagai hiburanku di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments