Camer

"Karena itu ujiannya." jawab wanita itu lagi yang semakin membuat Nadia heran.

"Ujian apa yang Anda maksud?" tanya Nadia.

"Anda tidak perlu tahu nona, mohon segera mengemas barang-barang anda, setelah ini saya akan menjemput anda," ucapnya.

"Secepat ini nyonya ?" tanya Nadia.

"Kita sudah tidak punya waktu lagi nona." ucap Lusy.

Nadia menyelesaikan panggilan telfonnya dan bergegas menuju lemari untuk mengemas pakaiannya, meskipun ia tidak rela untuk pindah secepat ini namun ia tidak ingin memberikan masalah untuk panti ini lagi.

Bu Fatimah masuk ke dalam kamar Nadia dan melihat Nadia mengambil beberapa baju miliknya serta memasukkan ke dalam tas.

"Kamu mau kemana Nadia ?" tanya bu Fatimah dengan air mata yang sudah beranak di matanya seakan tau hendak kemana Nadia.

Nadia tersenyum, "Hanya ini yang bisa Nadia berikan untuk ibu dan adik-adik panti yang tinggal di sini," ucapnya.

Air mata itu mengalir mendengar ucapan Nadia, "ibu minta maaf jika perkataan Nava menyakitimu nak, jangan memutuskan pergi seperti ini." tambahnya dengan menahan tangisnya.

Nadia ingin sekali menangis di pelukan bu Fatimah saat ini, namun ia tidak ingin langkahnya semakin berat. "Nadia tidak keberatan jika harus ikut mereka bu, kelihatannya mereka orang baik." imbuhnya.

"Teman ibu ada yang memiliki sebuah rumah tidak di pakai, kita bisa menggunakannya sementara." ucap bu Fatimah lagi.

"Bu, lalu bagaimana jika rumah itu tiba-tiba dipakai yang punya nantinya? ibu pasti akan bingung lagi kan? " tanya Nadia dengan wajah tersenyum.

"Nadia juga ingin memberi ibu sesuatu yang berharga, seperti rumah ini." ucap Nadia sungguh-sungguh.

Tiba-tiba suara berisik di luar sudah tidak terdengar lagi, "kamu sudah menelfon mereka?"

"Nadia akan pergi hari ini bu," jawab Nadia yang semakin membuat air mata bu Fatimah mengalir deras.

"Ibu minta maaf tidak bisa menjagamu nak, " isaknya.

Nadia adalah anak angkat pertama yang datang dan di asuh oleh bu Fatimah, ia menemukan Nadia kecil di depan pintu rumahnya 18 tahun yang lalu, ia tumbuh besar dengan ceria dan tidak pernah merepotkan orang lain, bahkan Nadia sudah menghidupi dirinya sendiri sejak kelas 1 menengah atas dengan berjualan online dan menjadi pelayan di sebuah restoran setelah pulang sekolah. Itu yang menyebabkan ia sangat menyayangi Nadia sehingga membuat cemburu beberapa anak yang lain termasuk Nava.

"Ayo nak, ibu bantu mengemas barang-barangmu" ujarnya berusaha menenangkan diri.

***

2 Jam kemudian

Lusy sampai di rumah itu dengan membawa banyak sekali makanan, raut wajahnya kini terlihat jauh lebih bahagia dari sebelumnya, entah apa yang membuat wanita itu bahagia sekarang. Yang pasti bukan karena aku menyetujui tawarannya, pikir Nadia.

Semua anak-anak panti berlarian mengambil jajan yang Lusy bawa, semuanya senang dan berceloteh sambil tertawa memegang jajan yang mereka inginkan masing-masing.

"Kita pergi sekarang nona ?" ucap Lusy membuat senyum yang ada di bibir Nadia menghilang perlahan.

Nadia menatap bu Fatimah, "Nadia pamit ya bu, terimakasih sudah merawat dan membesarkan Nadia selama ini, Nad nggak tau apa nanti masih bisa ketemu sama bu Fatimah lagi, jadi ibu jangan menunggu Nad pulang, oke" ucap Nadia sambil memeluk bu Fatimah yang kembali menangis.

Nadia berjalan menuju mobil, ia sengaja tidak memberitahu kepergian nya kepada seluruh penghuni panti agar tidak membuat kehebohan dan semakin memberatkan langkahnya.

Nadia sangat menyayangi ibu seperti ibu kandung Nadia sendiri, semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan dan kemudahan dalam setiap langkah ibu, do'a Nadia dengan tetap melangkahkan kaki nya tanpa menoleh kebelakang.

Bu Fatimah tetap melihat kepergian Nadia sampai mobil itu menghilang dari pandangan nya, maafkan ibu Nadia.

***

Nadia menangis dalam diam sembari menatap keluar jendela, matanya seperti tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata, dia terus saja menangis hingga tertidur.

"Nona nona," Nadia mengerjapkan matanya ketika merasa ada seseorang yang menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Sambil mengumpulkan nyawanya, Nadia melihat sekelilingnya, ada dimana ini, tanyanya dalam hati.

"Silahkan turun nona, kita sudah sampai di kediaman tuan dan nyonya besar, beliau sudah menunggu anda," ucap Lusy kepada Nadia.

Nadia beranjak dari duduknya, Aahh rumah ini besar sekali, berapa orang yang tinggal di rumah sebesar ini. Tanya Nadia dalam hati.

"Mari nona, tuan dan nyonya besar sedang menunggu," ucap Lusy lagi.

"Baik ayo pergi," ucap Nadia

Nadia berjalan mengikuti Lusy masuk ke dalam rumah besar itu, nampak seorang wanita cantik yang sangat elegan dan seorang pria tampan yang sangat berwibawa sedang duduk minum teh di sana, kecantikan dan ketampanan keduanya tak pudar meski termakan usia.

"Maaf tuan, nona Nadia sudah datang? " ucap Lusy.

Kedua orang tersebut secara bersamaan melihat ke arah Nadia, "Nadia,, hmm ternyata jauh lebih cantik dari yang kita lihat di foto ya dad" ucap nyonya besar jujur.

"Silahkan duduk, sampai kapan kamu akan berdiri disana" tambah tuan besar tegas.

Nadia mendekat ke arah mereka dan duduk di karpet bukan di sofa yang sebenarnya, dia tidak berani menatap mereka terlalu lama.

Semua orang yang ada disana mengerutkan dahi ketika melihat Nadia memilih duduk di karpet dari pada di sofa, "Naiklah nak, duduklah di atas, siapa yang menyuruh mu duduk di bawah" ucap wanita itu yang kemudian berdiri dan menarik Nadia untuk duduk di atas sofa.

"Maaf nyonya," ucap Nadia dengan masih tetap menunduk.

"No No jangan panggil aku seperti itu nak, namaku Aisyah dan ini suamiku Attar, kedepannya kamu harus membiasakan memanggil kami dengan sebutan mommy dan daddy," jelas Aisyah.

"Tidak sampai dia mau dan bersedia menandatangani perjanjian dengan kita." ucap Attar yang masih menggunakan mode garangnya.

Ucapan Attar sontak membuat Nadia tertegun, kalian orang kaya memang hanya memikirkan ini, semua hanya demi keuntungan, sampai akhirpun tidak ada yang menginginkan aku. lirih nya sedih.

"Silahkan dibaca nona"

Nadia membaca tiap kata dari perjanjian itu dengan hati-hati. Setelah dia membaca tanpa pikir panjang dia menandatangani nya.

"Kamu yakin tidak memikirkan terlebih dahulu"

"Saya hanya perlu meninggalkan putra anda dalam waktu satu tahun jika saya tidak bisa hamil ?''

"Lalu tentang kamu tidak mendapatkan apapun setelah perceraian kalian apa kamu tidak khawatir ? " tanya Attar sekali lagi.

"Sejak awal saya tidak pernah menginginkannya tuan, saya akan meninggalkan kalian seperti saya meninggalkan panti hari ini," betul saja, Nadia hanya membawa sebuah tas ransel yang hanya berisi beberapa baju dan barang yang penting saja menurutnya, itupun dari hasil kerjanya sendiri. Hal itu jelas terlihat dari kempes nya tas ransel yang ia bawa.

"Lalu bagaimana jika nanti kamu mencintai putraku, apa kamu juga akan tetap meninggalkan nya ?" kali ini Aisyah juga membuka suara.

Nadia tersenyum miris, "Meninggalkan dan ditinggalkan sudah melekat sejak beberapa jam saya dilahirkan nyonya, saya tidak memiliki apapun untuk takut kehilangan." ucap Nadia tegas.

"Kau sudah pernah bertemu dengan putraku bukan ?" ucap Attar.

.

.

.

Jika kalian menyukai karya author jangan lupa beri dukungan like dan vote melalui koin atau poin ya.

Jangan lupa juga untuk klik favorit agar kalian bisa tau update cerita selanjutnya.

Terimakasih atas dukungan dan komentar positif teman-teman.

Terpopuler

Comments

Aqila Novi

Aqila Novi

ya ampun, kok sedih x Thor hidup nya Nadia?

2022-12-11

0

Zee Ka

Zee Ka

kok q main nagis aj sih sedih bgt😢😢

2020-12-23

2

jai

jai

lanjut

2020-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Maaf
3 Ujian
4 Camer
5 Menuju Pernikahan
6 Pamali
7 Pukul 19.00
8 Wanita itu ?
9 Siapa dia ?
10 Pencuri Kecil
11 Babi kecil
12 Topeng
13 Tanyakan Nadia
14 Berperan Menjadi Nyonya Rumah
15 Pikiran Nadia
16 Gacil
17 Visual
18 Gara-gara Kekerasan dalam Rumah Tangga
19 Salah Nadia ?
20 Senyuman Sakti
21 Darah
22 Kakak laki-laki
23 Buat Ibra Kok Coba-coba
24 Gedubrak
25 Cyber
26 Cyber 2
27 Masakan Nadia
28 Masakan Nadia 2
29 Mood Ibra
30 Ibra dan Louis
31 Aku bukan pembunuh
32 Di Atas Langit Masih Ada Langit
33 Ketakutan Nadia
34 Ngidam Beruang Kutub Utara
35 Daun Muda
36 Cabe Ijo
37 Rafael Bertekuk Lutut
38 Cleaning Servis ku Istriku
39 Mimpi buruk
40 Mimpi buruk 2
41 Jawaban Nadia
42 Nadia Kerja
43 Kualat Tujuh Turunan
44 Sebelum singa ngamuk
45 Saat Singa Ngamuk
46 Mengaku tua
47 Receh
48 Masa Lalu
49 Strategi 1
50 Siapa Suamiku?
51 Es Krim
52 Strategi 2
53 Just Love
54 Chamomile
55 Andai
56 Rahasia Sakti dan Rafael
57 Ganti dengan yang lebih tua
58 Ulat Bulu
59 Author Minta Maaf
60 Dukun
61 Ada apa El ?
62 Modus
63 Naisara
64 Sombong
65 Pertemuan
66 Cemburu
67 Sedingin Kutub Utara
68 Dilema Ibra
69 Tinggal Bersama
70 Keributan Nadia
71 Sisi Lain
72 Cinta Segitiga
73 Kehilangan Nadia
74 Manis Imut
75 Ibra Nakal
76 Bergerak masing-masing
77 Kode Ibra
78 Istriku
79 Kekhawatiran semu
80 Hanya Ibra
81 Cuap-cuap
82 Ketahuan
83 Mengganggu
84 Prepare
85 Luv Daddy
86 Ibra tidak sendiri
87 Mimpi bersama
88 Seperti yang kau inginkan
89 Ibra Nadia
90 Cincin Pasangan
91 Misi penyelamatan
92 Bagian Terpenting
93 Perasaan Bersalah
94 Perdebatan Rumah Tangga
95 Mau Mencoba Bersamaku?
96 Perubahan Ibra
97 Attar vs Ibrahim
98 Jangan Bermimpi Untuk Pergi
99 Karena Ada aku
100 Kebaikan Ibra
101 Masih jadi Artis
102 Kandang Singa
103 Omelan Ibra
104 Aku Tidak Bersedia
105 Ada manis-manisnya
106 Bacalah
107 Perasaan Sakti
108 Melepas beban
109 Laki-laki lain (Rafael)
110 Sekali-kali
111 Merasa bersalah part 1
112 Kegugupan Sakti
113 Hantu
114 Kepala Keluarga
115 Sabar
116 Rsanya Sakit Sekali
117 Surga yang kau ceritakan
118 Bantai dengan Kata
119 Negosiasi
120 Bucin?
121 Sebuah pesan
122 Drama 1
123 Drama 2
124 Mayat Hidup
125 Ternyata Rindu
126 Sebuah Informasi
127 Bantuan
128 Bantuan 2
129 Kenakalan Nadia
130 Keselip
131 Membuka mata
132 Terbuka
133 Perintah Ibra
134 Shock
135 Astaga.... apa ini?
136 Apa lagi ini?
137 Penjelasan
138 Rafael Kumat
139 Harapan dan Gantungan
140 Tidak usah melakukannya
141 Hari-hari normal
142 Karena Mommy
143 Mas Ibra...
144 Selamat Datang Kembali
145 Selamat Datang Kembali 2
146 Menggoda Rafael
147 Menggoda Rafael 2
148 Pengumuman
149 Kekesalan Ibra
150 Setelah Panas
151 Saling Menyayangi
152 Di Samping Ayah
153 Protektif
154 Karena Bayi Sehat
155 Ulah Rafael
156 Masih dengan Pengganggu
157 Calm
158 Salah Faham
159 Rafael tahap 1
160 Bucin Akut
161 Gagal OTEWE
162 Menuju
163 Sebuah Tangisan
164 Hari H
165 Tolong
166 Tak bisa memilih
167 Cucu Abrar
168 Sakti Menyerah
169 Pengumuman
170 Sakti lagi
171 Bahagia
172 Nama
173 Obsesi Ibra
174 Tenang tidak selamanya baik
175 Epilog (Ending)
176 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Maaf
3
Ujian
4
Camer
5
Menuju Pernikahan
6
Pamali
7
Pukul 19.00
8
Wanita itu ?
9
Siapa dia ?
10
Pencuri Kecil
11
Babi kecil
12
Topeng
13
Tanyakan Nadia
14
Berperan Menjadi Nyonya Rumah
15
Pikiran Nadia
16
Gacil
17
Visual
18
Gara-gara Kekerasan dalam Rumah Tangga
19
Salah Nadia ?
20
Senyuman Sakti
21
Darah
22
Kakak laki-laki
23
Buat Ibra Kok Coba-coba
24
Gedubrak
25
Cyber
26
Cyber 2
27
Masakan Nadia
28
Masakan Nadia 2
29
Mood Ibra
30
Ibra dan Louis
31
Aku bukan pembunuh
32
Di Atas Langit Masih Ada Langit
33
Ketakutan Nadia
34
Ngidam Beruang Kutub Utara
35
Daun Muda
36
Cabe Ijo
37
Rafael Bertekuk Lutut
38
Cleaning Servis ku Istriku
39
Mimpi buruk
40
Mimpi buruk 2
41
Jawaban Nadia
42
Nadia Kerja
43
Kualat Tujuh Turunan
44
Sebelum singa ngamuk
45
Saat Singa Ngamuk
46
Mengaku tua
47
Receh
48
Masa Lalu
49
Strategi 1
50
Siapa Suamiku?
51
Es Krim
52
Strategi 2
53
Just Love
54
Chamomile
55
Andai
56
Rahasia Sakti dan Rafael
57
Ganti dengan yang lebih tua
58
Ulat Bulu
59
Author Minta Maaf
60
Dukun
61
Ada apa El ?
62
Modus
63
Naisara
64
Sombong
65
Pertemuan
66
Cemburu
67
Sedingin Kutub Utara
68
Dilema Ibra
69
Tinggal Bersama
70
Keributan Nadia
71
Sisi Lain
72
Cinta Segitiga
73
Kehilangan Nadia
74
Manis Imut
75
Ibra Nakal
76
Bergerak masing-masing
77
Kode Ibra
78
Istriku
79
Kekhawatiran semu
80
Hanya Ibra
81
Cuap-cuap
82
Ketahuan
83
Mengganggu
84
Prepare
85
Luv Daddy
86
Ibra tidak sendiri
87
Mimpi bersama
88
Seperti yang kau inginkan
89
Ibra Nadia
90
Cincin Pasangan
91
Misi penyelamatan
92
Bagian Terpenting
93
Perasaan Bersalah
94
Perdebatan Rumah Tangga
95
Mau Mencoba Bersamaku?
96
Perubahan Ibra
97
Attar vs Ibrahim
98
Jangan Bermimpi Untuk Pergi
99
Karena Ada aku
100
Kebaikan Ibra
101
Masih jadi Artis
102
Kandang Singa
103
Omelan Ibra
104
Aku Tidak Bersedia
105
Ada manis-manisnya
106
Bacalah
107
Perasaan Sakti
108
Melepas beban
109
Laki-laki lain (Rafael)
110
Sekali-kali
111
Merasa bersalah part 1
112
Kegugupan Sakti
113
Hantu
114
Kepala Keluarga
115
Sabar
116
Rsanya Sakit Sekali
117
Surga yang kau ceritakan
118
Bantai dengan Kata
119
Negosiasi
120
Bucin?
121
Sebuah pesan
122
Drama 1
123
Drama 2
124
Mayat Hidup
125
Ternyata Rindu
126
Sebuah Informasi
127
Bantuan
128
Bantuan 2
129
Kenakalan Nadia
130
Keselip
131
Membuka mata
132
Terbuka
133
Perintah Ibra
134
Shock
135
Astaga.... apa ini?
136
Apa lagi ini?
137
Penjelasan
138
Rafael Kumat
139
Harapan dan Gantungan
140
Tidak usah melakukannya
141
Hari-hari normal
142
Karena Mommy
143
Mas Ibra...
144
Selamat Datang Kembali
145
Selamat Datang Kembali 2
146
Menggoda Rafael
147
Menggoda Rafael 2
148
Pengumuman
149
Kekesalan Ibra
150
Setelah Panas
151
Saling Menyayangi
152
Di Samping Ayah
153
Protektif
154
Karena Bayi Sehat
155
Ulah Rafael
156
Masih dengan Pengganggu
157
Calm
158
Salah Faham
159
Rafael tahap 1
160
Bucin Akut
161
Gagal OTEWE
162
Menuju
163
Sebuah Tangisan
164
Hari H
165
Tolong
166
Tak bisa memilih
167
Cucu Abrar
168
Sakti Menyerah
169
Pengumuman
170
Sakti lagi
171
Bahagia
172
Nama
173
Obsesi Ibra
174
Tenang tidak selamanya baik
175
Epilog (Ending)
176
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!