Ujian

Nadia menatap kekhawatiran di wajah bu Fatimah yang sedang berjalan mondar-mandir sembari menatap pagar yang sebentar lagi akan di rubuhkan. Laki-laki dan wanita paruh baya itu benar-benar melakukan apa yang mereka katakan. Nadia minta maaf karena tidak bisa memberitahu ibu sekarang, pikir Nadia dengan manik mata yang tetap mengikuti langkah kaki bu Fatimah.

Nadia merogoh saku mencari handphone miliknya dan mencari nama Sakti asisten pribadi Ibra.

Tutt Tutt Tutt

Masih tidak ada jawaban dari Sakti, hingga Nadia menekan tombol call di layar handphone nya sebanyak empat kali. HIngga, "Halo .. ?" suara Sakti terdengar keluar dari handphone itu..

"Saya Nadia tuan."

"Oh iya nona, apa yang anda butuhkan."

"Apakah saya sudah bisa menelfon wanita itu sekarang ?" tanya Nadia dengan hati-hati.

"Sebaiknya menunggu paling tidak sampai besok nona, agar kerjasama kita terlihat natural."

"Jika sampai besok, mungkin panti ini sudah tidak berbentuk lagi tuan," ucapnya sedih.

"Anda tidak perlu khawatir nona, semua kerugian akan di bayar oleh tuan muda, mohon untuk tidak membuat kekacauan dan melakukannya sesuai dengan kesepakatan yang sudah anda tandatangani kemaren,"

"Baiklah."

Flasback On

"Kita tidak saling menginginkan pernikahan ini, setelah menikah tidak ada yang berubah. Tidak boleh mencampuri urusan masing-masing, terlihat mesra di hadapan keluarga besar, tidak boleh menuntut dan yang terakhir kita akan resmi bercerai setelah lima tahun usia pernikahan. Lebih jelasnya kamu bisa baca sendiri di surat perjanjian itu." Jelas Ibra.

Nadia masih menatap laki-laki yang ada di hadapannya itu. Apalagi ini ya Allah, langkahku rasanya semakin berat. batinnya.

"Setelah lima tahun anda seharusnya sudah lulus dari Universitas nona, tuan muda akan menjamin kehidupan anda lebih baik kedepannya bahkan setelah perceraian. " tambah Sakti berusaha meyakinkan Nadia

Ini bukan masalah keuntungan yang akan aku terima, tapi lebih dari itu. Hidupku kedepannya akan berpengaruh pada keputusan yang aku ambil sekarang.

"Maaf, Aku tidak tertarik dengan jaminan yang kalian janjikan" ucap Nadia.

Ibra masih menatap lekat gadis itu, Sombong sekali dia. pikir Ibra.

"Apa yang nona inginkan ?" tanya Sakti.

"Aku tidak menginginkan apapun, hanya saja pernikahan dengan cara seperti ini bukan pernikahan yang aku inginkan,"

"Lalu apa yang kau inginkan gadis kecil, aku ? apa itu aku yang kau inginkan ?" ucap Ibra dengan tertawa sinis pada Nadia.

"Mohon tidak bermimpi untuk menginginkan tuan muda nona. karena ..."

Belum sempat sakti menyelesaikan pembicaraanya, "Karena dia sudah mencintai orang lain." sanggahnya.

Kedua laki-laki itu menatap heran ke arah Nadia, Wanita seperti apa dia, apa yang sebenarnya dia inginkan,  ujar mereka dalam hati.

"Aku hanya ingin sebuah alasan, kenapa aku dibuang 18 tahun lalu." ucapnya jelas.

Sekali lagi Ibra dan Sakti dibat melongo oleh ucapan Nadia. Kita lihat saja gadis kecil, pada akhirnya kamu pasti akan membuka topeng lugu dan polos itu ketika sudah mengetahui apa yang bisa kuberikan untukmu. batin Ibra.

Gadis pilihan tuan dan nyonya besar kali ini sangat sempurna, dia sangat berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya. Aku harus membantu tuan dan nyonya besar kali ini, mungkin akan lebih baik jika gadis ini yang akan menjadi nona muda, pikir Sakti sambil manggut-manggut.

"Sakti, segera selidiki masalah delapan belas tahun lalu yang gadis ini inginkan," ucap Ibra dengan nada otoriternya.

"Baik tuan muda," jawab Sakti.

"Kau bisa tanda tangan sekarang." perintah Ibra pada gadis itu.

Flashback Off

Langkah kaki Nadia rasanya semakin berat melangkah, namun ia masih tetap berjalan menemui bu Fatimah. "bu, maafkan Nadia. Jika saja Nadia ikut pergi bersama mereka kondisi kita tidak akan memprihatinkan seperti ini."

"Sudah tau yang mereka inginkan itu kamu, kenapa kamu tidak pergi saja dari panti ini." Ucap Nava salah seorang penghuni panti yang seumuran dengan Nadia.

"Nava kamu tidak boleh bicara seperti itu," ucap bu Fatimah.

"Kita akan tinggal dimana bu ? rumah ini bahkan sebentar lagi akan hancur. Kalo aja Nadia mau menerima tawaran mereka, kita nggak akan seperti ini." jawab Nava lagi.

Nadia semakin berkaca-kaca mendengar ucapan Nava, mereka memang tidak pernah dekat sejak awal, tapi dia tidak pernah menyangka Nava akan tega berbicara seperti itu padanya.

"Sudah cukup, kita tidak bisa mengorbankan satu orang untuk kebahagiaan kita semua, harusnya kita bekerja sama dikondisi seperti ini, menyalahkan orang lain bukanlah sebuah solusi." ucap bu Fatimah lagi sembari menatap keduanya.

"Tapi bu, kita seperti itu karena Nadia, jika mereka tidak menginginkan Nadia mereka tidak akan sampai berbuat seperti ini," tambah Nava.

"Nadia izin ke kamar dulu bu," ucapnya lalu pergi meninggalkan ruangan.

Nadia memasuki kamarnya yang sedang dalam keadaan kosong, kamar itu dihuni oleh enam orang dengan tiga ranjang susun, Nadia merebahkan diri di atas kasur, tanganya meraih sebuah benda yang ia sembunyikan di bawah bantal tidurnya. Nadia menatap benda itu lama hingga tanpa sadar bulir bening mengalir dari pelupuk matanya.

"Rasanya sangat berat untuk hidup seperti ini, lalu kenapa dulu aku dilahirkan, bahkan aku harus menikah tanpa diinginkan, semua tidak menginginkan kehadiranku, lalu kemana aku harus pergi." isaknya masih dengan menggengan benda itu.

Drrttt Drrrt

Getaran ponsel membuat Nadia mengalihkan perhatinnya pada benda elektronik berbentuk kecil itu, Tuan Sakti, gumamnya. Nadia segera menghapus air mata yang masih beranak dimatanya dan menerima panggilan telfon itu.

"Iya halo tuan, ada apa ?" tanyanya masih dengan suara seraknya.

"Kau menangis gadis kecil, aku sudah mendengar dari Sakti tentang apa yang kau khawatirkan, telfon saja tua bangka itu dan beritahu kamu bersedia menikah denganku." ucap Ibra yang langsung menutup telfonnya.

"Bagaimana mungkin aku bisa bertahan selama lima tahun bersama laki-laki kasar dan tidak berperasaan sepertinya."

Nadia segera menepis pikirannya itu, dia bergegas mengambil sebuah kartu nama yang ditinggalkan wanita paruh baya bersamaan dengan surat yang pernah ia titipkan kepada Eva. Nadia mengetik nomor yang tertulis pada kartu nama itu di handphonenya. Hingga berbunyi. " Haloo Nadia.." terdengar suara dari telfon genggamnya.  bagaimana dia tau ini nomer milikku.

"Bagaimana ? kamu sudah mempertimbangkan tawaranku ?" tanya wanita bernama Lusy.

"Apa yang harus aku lakukan setelah menikah." tanya Nadia.

"Tidak ada"

"Tidak ada ?" Nadia semakin bingung dengan ucapan wanita itu, apa semua orang kaya memiliki tingkah aneh seperti ini. Begitu pikirnya.

"Lalu kenapa anda memaksaku sampai sejauh ini untuk mau menikah dengannya ?"tanya Nadia heran.

"Karena itu ujiannya." jawab wanita itu lagi yang semakin membuat Nadia heran.

.

.

.

Jika kalian menyukai karya author jangan lupa beri dukungan like dan vote melalui koin atau poin ya.

Jangan lupa juga untuk klik favorit agar kalian bisa tau update cerita selanjutnya.

Terimakasih atas dukungan dan komentar positif teman-teman.

Terpopuler

Comments

Erma Suryati

Erma Suryati

aku suka ceritanya, semoga kedepannya lebih jelas lg

2023-12-01

0

Mak Armando Aritonang

Mak Armando Aritonang

Cerita nya bagus Thor sangat menarik dan aku suka itu pdhl baru 2 episode mudah mudahan selanjutnya lebih menarik lagi

2023-03-25

0

Aqila Novi

Aqila Novi

ya ampuan tua Bangka🤣🤣

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Maaf
3 Ujian
4 Camer
5 Menuju Pernikahan
6 Pamali
7 Pukul 19.00
8 Wanita itu ?
9 Siapa dia ?
10 Pencuri Kecil
11 Babi kecil
12 Topeng
13 Tanyakan Nadia
14 Berperan Menjadi Nyonya Rumah
15 Pikiran Nadia
16 Gacil
17 Visual
18 Gara-gara Kekerasan dalam Rumah Tangga
19 Salah Nadia ?
20 Senyuman Sakti
21 Darah
22 Kakak laki-laki
23 Buat Ibra Kok Coba-coba
24 Gedubrak
25 Cyber
26 Cyber 2
27 Masakan Nadia
28 Masakan Nadia 2
29 Mood Ibra
30 Ibra dan Louis
31 Aku bukan pembunuh
32 Di Atas Langit Masih Ada Langit
33 Ketakutan Nadia
34 Ngidam Beruang Kutub Utara
35 Daun Muda
36 Cabe Ijo
37 Rafael Bertekuk Lutut
38 Cleaning Servis ku Istriku
39 Mimpi buruk
40 Mimpi buruk 2
41 Jawaban Nadia
42 Nadia Kerja
43 Kualat Tujuh Turunan
44 Sebelum singa ngamuk
45 Saat Singa Ngamuk
46 Mengaku tua
47 Receh
48 Masa Lalu
49 Strategi 1
50 Siapa Suamiku?
51 Es Krim
52 Strategi 2
53 Just Love
54 Chamomile
55 Andai
56 Rahasia Sakti dan Rafael
57 Ganti dengan yang lebih tua
58 Ulat Bulu
59 Author Minta Maaf
60 Dukun
61 Ada apa El ?
62 Modus
63 Naisara
64 Sombong
65 Pertemuan
66 Cemburu
67 Sedingin Kutub Utara
68 Dilema Ibra
69 Tinggal Bersama
70 Keributan Nadia
71 Sisi Lain
72 Cinta Segitiga
73 Kehilangan Nadia
74 Manis Imut
75 Ibra Nakal
76 Bergerak masing-masing
77 Kode Ibra
78 Istriku
79 Kekhawatiran semu
80 Hanya Ibra
81 Cuap-cuap
82 Ketahuan
83 Mengganggu
84 Prepare
85 Luv Daddy
86 Ibra tidak sendiri
87 Mimpi bersama
88 Seperti yang kau inginkan
89 Ibra Nadia
90 Cincin Pasangan
91 Misi penyelamatan
92 Bagian Terpenting
93 Perasaan Bersalah
94 Perdebatan Rumah Tangga
95 Mau Mencoba Bersamaku?
96 Perubahan Ibra
97 Attar vs Ibrahim
98 Jangan Bermimpi Untuk Pergi
99 Karena Ada aku
100 Kebaikan Ibra
101 Masih jadi Artis
102 Kandang Singa
103 Omelan Ibra
104 Aku Tidak Bersedia
105 Ada manis-manisnya
106 Bacalah
107 Perasaan Sakti
108 Melepas beban
109 Laki-laki lain (Rafael)
110 Sekali-kali
111 Merasa bersalah part 1
112 Kegugupan Sakti
113 Hantu
114 Kepala Keluarga
115 Sabar
116 Rsanya Sakit Sekali
117 Surga yang kau ceritakan
118 Bantai dengan Kata
119 Negosiasi
120 Bucin?
121 Sebuah pesan
122 Drama 1
123 Drama 2
124 Mayat Hidup
125 Ternyata Rindu
126 Sebuah Informasi
127 Bantuan
128 Bantuan 2
129 Kenakalan Nadia
130 Keselip
131 Membuka mata
132 Terbuka
133 Perintah Ibra
134 Shock
135 Astaga.... apa ini?
136 Apa lagi ini?
137 Penjelasan
138 Rafael Kumat
139 Harapan dan Gantungan
140 Tidak usah melakukannya
141 Hari-hari normal
142 Karena Mommy
143 Mas Ibra...
144 Selamat Datang Kembali
145 Selamat Datang Kembali 2
146 Menggoda Rafael
147 Menggoda Rafael 2
148 Pengumuman
149 Kekesalan Ibra
150 Setelah Panas
151 Saling Menyayangi
152 Di Samping Ayah
153 Protektif
154 Karena Bayi Sehat
155 Ulah Rafael
156 Masih dengan Pengganggu
157 Calm
158 Salah Faham
159 Rafael tahap 1
160 Bucin Akut
161 Gagal OTEWE
162 Menuju
163 Sebuah Tangisan
164 Hari H
165 Tolong
166 Tak bisa memilih
167 Cucu Abrar
168 Sakti Menyerah
169 Pengumuman
170 Sakti lagi
171 Bahagia
172 Nama
173 Obsesi Ibra
174 Tenang tidak selamanya baik
175 Epilog (Ending)
176 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Maaf
3
Ujian
4
Camer
5
Menuju Pernikahan
6
Pamali
7
Pukul 19.00
8
Wanita itu ?
9
Siapa dia ?
10
Pencuri Kecil
11
Babi kecil
12
Topeng
13
Tanyakan Nadia
14
Berperan Menjadi Nyonya Rumah
15
Pikiran Nadia
16
Gacil
17
Visual
18
Gara-gara Kekerasan dalam Rumah Tangga
19
Salah Nadia ?
20
Senyuman Sakti
21
Darah
22
Kakak laki-laki
23
Buat Ibra Kok Coba-coba
24
Gedubrak
25
Cyber
26
Cyber 2
27
Masakan Nadia
28
Masakan Nadia 2
29
Mood Ibra
30
Ibra dan Louis
31
Aku bukan pembunuh
32
Di Atas Langit Masih Ada Langit
33
Ketakutan Nadia
34
Ngidam Beruang Kutub Utara
35
Daun Muda
36
Cabe Ijo
37
Rafael Bertekuk Lutut
38
Cleaning Servis ku Istriku
39
Mimpi buruk
40
Mimpi buruk 2
41
Jawaban Nadia
42
Nadia Kerja
43
Kualat Tujuh Turunan
44
Sebelum singa ngamuk
45
Saat Singa Ngamuk
46
Mengaku tua
47
Receh
48
Masa Lalu
49
Strategi 1
50
Siapa Suamiku?
51
Es Krim
52
Strategi 2
53
Just Love
54
Chamomile
55
Andai
56
Rahasia Sakti dan Rafael
57
Ganti dengan yang lebih tua
58
Ulat Bulu
59
Author Minta Maaf
60
Dukun
61
Ada apa El ?
62
Modus
63
Naisara
64
Sombong
65
Pertemuan
66
Cemburu
67
Sedingin Kutub Utara
68
Dilema Ibra
69
Tinggal Bersama
70
Keributan Nadia
71
Sisi Lain
72
Cinta Segitiga
73
Kehilangan Nadia
74
Manis Imut
75
Ibra Nakal
76
Bergerak masing-masing
77
Kode Ibra
78
Istriku
79
Kekhawatiran semu
80
Hanya Ibra
81
Cuap-cuap
82
Ketahuan
83
Mengganggu
84
Prepare
85
Luv Daddy
86
Ibra tidak sendiri
87
Mimpi bersama
88
Seperti yang kau inginkan
89
Ibra Nadia
90
Cincin Pasangan
91
Misi penyelamatan
92
Bagian Terpenting
93
Perasaan Bersalah
94
Perdebatan Rumah Tangga
95
Mau Mencoba Bersamaku?
96
Perubahan Ibra
97
Attar vs Ibrahim
98
Jangan Bermimpi Untuk Pergi
99
Karena Ada aku
100
Kebaikan Ibra
101
Masih jadi Artis
102
Kandang Singa
103
Omelan Ibra
104
Aku Tidak Bersedia
105
Ada manis-manisnya
106
Bacalah
107
Perasaan Sakti
108
Melepas beban
109
Laki-laki lain (Rafael)
110
Sekali-kali
111
Merasa bersalah part 1
112
Kegugupan Sakti
113
Hantu
114
Kepala Keluarga
115
Sabar
116
Rsanya Sakit Sekali
117
Surga yang kau ceritakan
118
Bantai dengan Kata
119
Negosiasi
120
Bucin?
121
Sebuah pesan
122
Drama 1
123
Drama 2
124
Mayat Hidup
125
Ternyata Rindu
126
Sebuah Informasi
127
Bantuan
128
Bantuan 2
129
Kenakalan Nadia
130
Keselip
131
Membuka mata
132
Terbuka
133
Perintah Ibra
134
Shock
135
Astaga.... apa ini?
136
Apa lagi ini?
137
Penjelasan
138
Rafael Kumat
139
Harapan dan Gantungan
140
Tidak usah melakukannya
141
Hari-hari normal
142
Karena Mommy
143
Mas Ibra...
144
Selamat Datang Kembali
145
Selamat Datang Kembali 2
146
Menggoda Rafael
147
Menggoda Rafael 2
148
Pengumuman
149
Kekesalan Ibra
150
Setelah Panas
151
Saling Menyayangi
152
Di Samping Ayah
153
Protektif
154
Karena Bayi Sehat
155
Ulah Rafael
156
Masih dengan Pengganggu
157
Calm
158
Salah Faham
159
Rafael tahap 1
160
Bucin Akut
161
Gagal OTEWE
162
Menuju
163
Sebuah Tangisan
164
Hari H
165
Tolong
166
Tak bisa memilih
167
Cucu Abrar
168
Sakti Menyerah
169
Pengumuman
170
Sakti lagi
171
Bahagia
172
Nama
173
Obsesi Ibra
174
Tenang tidak selamanya baik
175
Epilog (Ending)
176
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!