Setelah beberapa bulan berlalu, Gadis dan Rendra sudah bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan baru tempat tinggal mereka.
Rendra juga sudah mulai melanjutkan pendidikan di sekolah dasar tak jauh dari rumahnya sekarang, dan kios yang hari itu diberitahu oleh Pak Sastro, sekarang sudah disewa oleh Gadis.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pedagang kain.
Kain yang ia jual pun sangat beragam, mulai dari kain katun, sutera, wol, polystere, rayon dan masih banyak lagi. Kiosnya juga terletak di tempat yang strategis, yaitu di pinggir jalan dan berhadapan langsung dengan pasar.
Beberapa tahun berlalu, usaha Gadis menunjukkan peningkatan yang signifikan, ia bersyukur karena toko nya semakin ramai dan maju. Awalnya ia harus mengelola dan menjaga toko sendirian. Namun, sekarang ia sudah memiliki 2 karyawan yang membantunya dalam mengelola toko.
Rencananya, dia juga ingin merambah ke bisnis baru, tapi masih terhalang oleh modal.
**
Ketika Gadis tengah sibuk mengecek laporan toko, tiba-tiba ponselnya menyala,
"Hallo, selamat siang dengan Ibu Gadis"ucap seseorang dari seberang sana.
"Hallo, iya dengan saya sendiri."
"Maaf sebelumnya bu, kami dari pihak sekolah ingin memberitahukan bahwa Rendra sedang ada dirumah sakit saat ini."
"Apa ! apa yang terjadi dengan anak saya bu?"tanya Gadis panik.
Guru itu pun menjelaskan semua kejadian kepada Gadis.
"Baiklah, bisa kirimkan alamat rumah sakitnya, saya akan kesana sekarang."
Setelah menutup panggilan, Gadis segera bergegas menuju ke rumah sakit tempat putranya di rawat.
"Hanna, titip toko sebentar ya, saya mau menemui anak saya dulu." pesan Gadis kepada karyawannya.
Hanna mengangguk, "Baik bu, hati-hati di jalan."
**
Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke rumah sakit, karena jarak dari toko nya tidak terlalu jauh. Saking panik dan terburu-buru, Gadis sampai tidak memperhatikan sekitarnya, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.
"Aduh maafkan saya, saya sedang terburu-buru,"ucap Gadis penuh sesal sambil meraih tas seseorang yang di tabraknya kemudian menyerahkannya,
"Tidak apa, Ap-"
Ketika saling bertatap muka keduanya sama-sama terkejut,
"G-gadis-"
"M-mami-"
Ucap mereka secara bersamaan,
"Kamu beneran Gadis??Ya Allah nak, mami kangen banget sama kamu,"seseorang tersebut meraih tubuh Gadis dan memeluknya.
"Mami kenapa bisa ada disini?" tanya Gadis penasaran.
Seseorang tersebut tidak menjawab pertanyaan Gadis melainkan malah bertanya balik, "Kamu sendiri ngapain disini nak?" melepaskan pelukannya.
Seketika Gadis menepuk jidatnya,
"Gadis lupa mi, Gadis terburu-buru, putra Gadis dirawat disini."
"Benarkah? Apa mami boleh ikut menemuinya?" tanya nya sedikit ragu.
"Boleh banget mi, ayokk." Gadis menggandeng tangannya.
**
Pintu ruang rawat Rendra di buka, Rendra memperhatikan Ibunya datang bersama seseorang yang asing baginya.
Di ruang rawat itu Rendra sedang bersama seorang Guru wakil dari pihak sekolah nya.
Beliau kemudian menjelaskan secara detail bagaimana Rendra bisa berakhir di rumah sakit ini. Setelah menjelaskan Guru Rendra pamit untuk kembali ke sekolah.
Gadis kemudian mendekat dan memeluk putranya, "Jadi ini doang yang luka?"menatap luka di jidat sang anak.
Seketika Rendra pun membuang muka, tidak mau menanggapi ibunya, dia sudah terbiasa dengan tingkah ibunya yang yaa...Aneh.
Mendengar perkataan Gadis, mami Rosa pun menegurnya, "Gadis, anak kamu lukanya cukup parah loh, masak di bilang cuma segini aja lukanya" timpal mami Rosa menggelengkan kepala.
Ya, seseorang yang ditabrak Gadis di loby tadi adalah Mami Rosa, ibu dari sahabat lamanya.
Gadis hanya tersenyum menanggapi ucapan Mami Rosa, sesungguhnya ia juga khawatir dengan kondisi anaknya. Namun jika di depan orang lain, sebisa mungkin ia tidak mau menunjukkan kekhawatiran nya.
Mami Rosa ikut mendekat dan membelai pipi Rendra, "Dis, anak kamu ganteng banget, udah besar pula, kalau orang ngga kenal pasti di kira adik kamu ini dis." Pujinya.
Gadis hanya tersenyum menanggapi pujian tersebut, "Oh iya ndra, kenalin ini ibu dari temen lama ibun, ayok salim."
Mami Rosa segera mengulurkan tangannya untuk dicium oleh Rendra, "Panggil Oma Rosa saja nak,"pintanya.
Rendra pun meraih tangan mami Rosa dan menciumnnya, "Rendra Oma."ucapnya memperkenalkan diri.
Setelah beberapa jam puas ngobrol dan bertukar nomor telepon, Mami Rosa pamit.
Masih ada urusan katanya, Gadis sampai lupa menanyakan ada keperluan apa mami Rosa berada disini. Pasalnya rumah beliau ada di Jepara, tapi sungguh suatu kebetulan atau takdir yang mengatur mereka bisa berjumpa disini setelah berpuluh tahun lamanya tidak bertemu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
IndiraCiss
🤣Emak yg unik,,, malah dibilang ini doang yg luka 🥴
2025-04-12
2
a.s.sart
bagus thor semangat nulis nya/Determined//Determined/
2025-04-11
1
IndiraCiss
Depinisi dunia selebar daun kelor 😁
2025-04-12
1