Part 3 (Malam yang panjang)
Di dalam mobil Arthur sudah ada Asisten nya yang duduk di kursi kemudi.
Faelynn kaget saat mengenali orang itu, dia adalah kakak angkatnya.
'Waduh, ternyata Kak Felix bekerja untuk batu es ini.' Ujar Faelynn dalam hati, sembari terus menatap Felix. Felix tak akan mengenalinya karna ia sedang memakai topeng dan dalam mode Lady, bukan Faelynn.
Selama perjalanan ia hanya diam saja sambil memperhatikan jalanan yang kosong, karena sekarang sudah Jam 2 dini hari.
"Kau akan di antar kemana?" Tanya Arthur tiba-tiba, mengagetkan Faelynn dari lamunannya.
"Emm, anu Mmm. Club Star." Balas Faelynn gugup saat di tanya secara tiba-tiba.
"Antarkan dia ke Club Star, Felix" Perintah Arthur.
"Baik, Tuan" Balas Felix.
***
Setelah sampai ke Club star, Faelynn langsung menyelinap ke dalam Club itu melalui pintu belakang.
Sedangkan Arthur memilih masuk dari pintu depan, karena Club itu di milik adiknya Bastian Geraldo anak kedua.
Faelynn sudah siap dengan pakaian pelayannya, dia akan bekerja di Club ini. Setelah selesai dengan pekerjaan nya, sebagai pembunuh bayaran.
Saat mengantar kan minuman di sebuah ruangan VVIP yang ternyata itu adalah ruangan Arthur.
"Silahkan Tuan," Ujar Faelynn, Arthur memang tidak mengenalnya karena ia sudah kembali ke mode Faelynn tanpa topeng. Tapi sayang nya saat ini Felix mengenalnya, ia memandang Faelynn dengan lekat. Faelynn tau apa yang di pikirkan oleh Kakak nya ini.
Faelynn hanya tersenyum melihat tatapan Felix setelah ia mengantarkan minuman Arthur.
Ia pun pergi dari ruangan itu, setelah berjalan beberapa saat. Ia pun kembali ke bar dan sedikit berbincang dengan seorang bartender, bartender itu memberi Faelynn segelas minuman tanpa alkohol. Dan ia pun meminum minuman itu hingga tandas, saat minuman itu habis ia baru menyadari jika Benton duduk tidak jauh dari nya sembari menatap dengan tatapan meremehkan. Seketika Faelynn tersadar dengan minuman yang baru saja ia minum.
"Sial," Umpat Faelynn, saat ia menyadari bahwa anak buah Benton sudah mendekat padanya. Ia tau Benton akan balas dendam padanya.
"Maafkan aku Lynn mereka memaksaku, jika kau beruntung kau akan lepas dari mereka." Ujar Bartender itu tanpa rasa bersalah, Faelynn sudah sering kali kena jebak lewat Bartender itu. Tapi ia sendiri selalu gegabah saat menerima minuman dari Rekan kerja nya itu.
Tanpa basa basi lagi, ia pun segera berlari menghindari kejaran para pria berpakaian serba hitam itu, setelah lelah berlari dan tak membuahkan hasil. ia tak ada cara lain lagi, ia segera menyusup ke sebuah kamar di bar itu. melalui balkon kamar itu ia berhasil masuk ke dalam kamar yang ia pikir kamar itu kosong, karena lampu nya yang padam.
Ternyata, sial. Hari ini sungguh hari sialnya, baru saja ia masuk ke dalam kamar itu. Tubuh nya langsung di terkam oleh seorang pria yang ia sendiri tidak tau siapa.
"Sial, Benton sialan itu memberiku obat perangsang." Umpat Faelynn kesal, ia sudah tidak bisa menahan lagi. Pria yang menerkam nya, sepertinya juga dalam pengaruh obat perangsang.
Maka malam itu adalah malam yang panjang bagi keduanya.
"Ah.. Hmmm.... Arrrhggg.... "Erangan Faelynn ia sangat menikmati malam itu, ia sudah menandai bahwa pria malam ini adalah miliknya. Dan dia akan meminta tanggung jawabnya jika ia hamil.
Tidak lama setelah malam yang hangat itu, Faelyn terbangun. Di tengah kamar yang gelap itu, ia menatap yang tidur di sebelah nya. Ia tak dapat melihat wajah pria itu dengan jelas, dan akhirnya Faelynn menyayat lengan pria itu dengan pisau yang sudah di berinya obat bius. Ia menyayat nya seperti bentuk hati, agar ia mudah menemuinya untuk minta tanggung jawab suatu saat nanti.
"Kau milikku" Ucap Faelynn, lalu ia mengecup bibir pria itu sebelum ia memutuskan untuk pergi dari kamar itu.
Sebelum pergi ia menulis selembar kertar untuk pria itu.
[Maaf aku memakai baju mu, baju ku sudah kau robek semalam. Aku akan mencari mu untuk bertanggung jawab untuk ku, tunggu aku dan jangan menikah sebelum aku menemukan mu. Jika kau menikah tanpa aku, aku akan memenggal kepala mu.]
Setelah membaca pesan singkat wanita yang tidur dengannya semalam, Arthur hanya tersenyum tipis. Menurut nya sangat lucu, ia diancam oleh seorang wanita.
Tok
Tok
Tok
"Masuk," Sahut Arthur, ia sudah tau siapa yang mengetuk pintunya.
"Siapa yang memberi ku obat perangsang itu?" Tanya Arthur datar.
"Nona Kesya, Tuan." Jawaban Felix membuat Arthur murka, "Jalang itu selalu saja membuat ulah," Kesal Arthur, sembari memegang lengan yang yang sedikit sakit.
"Tuan tenang saja, saya sudah memindahkan Tuan di kamar yang berbeda dari rencana nya." Penjelasan Felix membuat Arthur sedikit lega, setidaknya ia tidak tidur dengan jalang itu semalam. Tapi ia yakin Kesya bukan lah wanita malam itu, karena malam itu suara mereka berbeda. Arthur sangat mengenali suara Kesya.
"Cari identitas wanita yang masuk ke kamar ku semalam" Perintah Arthur lalu melenggang pergi, setelah selesai memakai baju yang di bawakan Asisten nya.
"Baik, Tuan." Balas Felix.
***
"Bangun, Faelynn. Ini sudah siang kita harus segera berangkat ke kampus." Sapaan pagi Vanesa, membangun kan Faelynn dari tidur nya. Ia baru saja tidur 1 jam yang lalu, dan sekarang Vanesa membangunkan nya.
"Aku mengantuk Vanesa, biarkan aku tidur. Benton sialan itu mengejar ku tadi malam." Ujar Faelynn mengadu pada Vanesa.
"Benarkah?" Tanya Vanesa, sambil duduk di kasur Faelynn.
"Ayolah, selesai kan masalah mu dengan tua bangka itu secepatnya. Nyawa ku merasa terancam." Mendengar balasan Faelynn, Vanesa hanya memutar malas bola matanya.
"Tiap hari nyawa kau juga terancam, Faelynn. Bukan hanya nyawa mu yang terancam nyawa ku juga terancam." Balas Vanesa dengan sedikit berteriak.
"Hey, berisik Vanesa." Ujar Faelynn sembari melemparkan bantal pada Vanesa. Lalu ia pun beranjak ke kamar mandinya, dan segera bersiap untuk kuliah pagi ini.
Setelah bersiap ia pun segera ke ruang makan, dan disana sudah tersaji sarapan pagi ini, dengan menu nasi goreng seafood dan segelas jus mangga untuknya. Faelynn hanya tersenyum dengan menu pagi ini, ia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Vanesa yang sangat pengertian.
"Kau terluka lagi saat mengerjakan misi?" Tanya Vanesa sembari melirik lengan Faelynn yang di balut kain kasa itu.
"Hanya luka kecil," Balas Faelynn sembaru terus memakan nasi gorengnya.
"Iya aku tau, ta... Tapi," Bantah Vanesa wajahnya langsung muram.
"Aku sudah memberi tahu mu sejak awal, ini memang berbahaya dan aku bisa mati kapan saja. Dan jika aku berhenti kematian ku akan sangat mudah Vanesa, jadi berhenti lah berdebat dengan ku tentang itu." Ucap Faelynn lalu kembali ke kamar nya mengambil sebuah jaket untuk menutupi lukanya.
"Ayo, nanti kita terlambat. Hari ini adalah kelas Proff Harris," Ajak Faelynn, lalu Vanesa pun mengikuti Faelynn. Ia kembali tersenyum manis seperti semula, ia pikir Faelynn akan marah padanya.
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Perla_Rose384
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
2024-12-09
1