Semesta Revan

Semesta Revan

Bagian 1

Miranda 

“Malam itu, kami makan malam bersama di rumah, anniversary, kau tahulah, kami ini pasangan yang sudah sangat lama bersama tapi berusaha agar tetap cinta itu bertumbuh bukan berkurang atau malah hilang seiring waktu, maka perayaan semacam itu sering kami lakukan, walau secara intim, tidak perlu ada perayaan berlebihan, jadi kami merayakannya berdua saja.”

“Apa yang kau makan malam itu?” Penyidik bertanya pada Miranda.

“Oh, dia suka sekali sate daging sapi dengan saus kacang, tapi satenya haruslah sate dari wagyu, daging sapi jepang yang aku import langsung, suamiku memang suka sekali dengan daging sapi yang sangat lembut, karena wagyu memang memiliki tekstur yang sangat lembut, tak heran suamiku sangat suka pada jenis daging ini.

Walau kami kerepotan mengimport daging tersebut dari Jepang langsung, kalau beli di sini, rasanya kurang yakin, beberapa kali koki kami bahkan menangkap pemasok wagyu itu menipu kami, padahal aku sudah membeli dengan harga yang cukup tinggi.” Miranda dengan wajah sumringah menjelaskan, walau sebenarnya ekspresi ini sungguh sesuatu yang sangat janggal, mengingat, suaminya hilang.

“Kau masak sendiri?” Penyidik itu kembali bertanya.

“Hmmm.” Wanita itu memundurkan duduknya dan melipat tangan, gerakannya seperti merendahkan sang Penyidik, dia lalu lanjut berkata, “kami punya koki pribadi di rumah, koki itu sudah berpengalaman di restoran fine dining ternama, dia datang 1 atau 2 kali dalam seminggu untuk menyiapkan menu, setelah menu diatur untuk satu minggu, maka para koki juniornya lah yang memasak untuk kami.”

“Jadi, yang masak untuk kalian malam itu, koki juniornya.” Masih duduk dengan tegak, dua Penyidik itu bertanya lagi, meski yang satunya hanya mencatat saja. Yang sama dari kedua penyidik ini adalah ekspresinya, datar pada setiap jawaban dari Miranda yang satu minggu lalu melapor kalau suaminya hilang.

“Oh tidak, karena malam itu malam yang istimewa, maka Mike yang datang langsung untuk memasak makanannya.”

“Mike?” Penyidik bingung.

“Ya itu, koki utama kami yang pernah bekerja di restoran fine dining ternama itu, namanya Mike, dia sungguh pandai memasak sate wagyu, karena sebenarnya tidak mudah loh memasak sate dengan bahan wagyu, karena teksturnya yang lembut dan pasti mudah hancur karena harus ditusuk dengan tusukan sate yakitori, tusukan yang biasa digunakan oleh para penduduk jepang saat membuat sate ayam, kami menggunakan tusukan itu untuk sate wagyunya, karena tusuk sate yakitori menggunakan bambu dengan kualitas terbaik, warnanya lebih putih dan bersih, satu lagi, tak ada serat bambu yang mungkin bisa melukai bibirmu, aku heran kenapa orang-orang bisa makan sate dengan tusuk bambu biasa, itu terlalu berbahaya bukan?”

Miranda wanita berumur 51 tahun itu berkata dengan sangat lancar, mengenakan baju setelan blouse dan celana yang sangat mewah, merk Oscar de la Renta, baju yang diperkenalkan untuk pertama kalinya pada Fashion Show Pre-Fall tahun 2012, berwarna marun, dengan detail leher yang menjuntai hingga ke dada, tapi tidak sampai memperlihatkan belahan dada, baju yang dibanderol dengan harga 74 juta itu, membungkus tubuh Miranda dengan sangat anggun dan elegant, meski bajunya sebenarnya serial yang cukup lama dibanding tahun ini tahun 2024. Dia memang bukan wanita lansia sembarangan.

“Apa rasa satenya saat itu?” Penyidik yang sedari tadi menulis saja itu, akhirnya membuka suara.

“Tentu saja enak, wagyu lembut yang dibakar sempurna pada setiap sisinya, memiliki rasa yang manis dan sedikit pedas serta after taste yang gurih karena saus kacangnya, menjadi satu di mulut kami, suamiku bahkan menghadiahi memberi Mike bonus 1 kali gajinya karena dia sangat puas.” Miranda tak sadar kalau suara semakin meninggi karena membayangkan sate wagyu yang begitu enak pada malam istimewa itu.

“Apa kau juga makan sate yang sama?” Wanita penyidik itu bertanya lagi, penyidik yang sedari tadi hanya menulis saja.

“Ya, tentu saja, apa yang suamiku suka, aku juga suka.” Miranda menjawab dengan spontan.

“Siapa yang menata piringnya?” Wanita penyidik itu bertanya lagi.

“Aku, aku menata sendiri piringnya, suamiku sebenarnya tidak terlalu peduli dengan tekhnik plating pada makanannya, tapi aku suka, aku juga ikut kelas plating secara khusus akhir-akhir ini di studio Mike, aku menata piring yang terbuat dari keramik dengan list cat emas itu dengan sangat indah, Mike dan suamiku memuji, katanya, tekhnik platingku semakin baik dan berestetika tinggi.”

“Apakah piring itu masih ada? Apakah piring itu bisa kami lihat?” Wanita penyidik itu bertanya.

“Tentu saja, aku bisa memberikan piring itu padamu, aku akan meminta asisten pribadiku untuk mengirimnya ke sini.” Miranda berkata sembari melihat pada kuku jari tangan kanannya.

“Selain sate wagyu, kalian makan apa lagi?” Penyidik lelaki bertanya.

“Sebelum atau sesudahnya?” Miranda bertanya balik, kedua tangannya masih dilipat dia atas dada, duduknya bersandar, tanda sudah mulai bosan dengan penyelidikan ini.

“Sebelum.” Penyidik lelaki itu hanya berkata singkat untuk menjawab.

“Appetizer? Hhmm,  quiche, aku meminta mike untuk memotongnya dengan kecil saja, karena aku tak ingin terlalu kenyang sebelum perutku bertemu daging, suamiku pun sama, dia bilang ingin potongan kecil, tapi setelah habis, dia malah meminta nambah, padahal prinsip appetizer adalah sebagai pembuka agar perut siap dengan makanan utama serta porsi yang jauh lebih besar. Tapi dia tetap saja meminta quiche potongan sedang. Dia memang punya selera makan yang besar.” Miranda tertawa, seolah itu adalah kejadian lucu, padahal mereka sedang ada di kantor Polisi, ruang interogasi, menyelidiki hilangnya Rendra suami Miranda.

“Setelahnya.” Polisi itu bertanya lagi.

“Tidak, Rendra tidak suka makanan penutup yang manis, kau tahu, dia itu memiliki masalah pada giginya yang masih tersisa, kami menghabiskan hampir seratus juta hanya untuk membersihkan giginya, sudah kubilang implan gigi saja, tapi dia bilang lebih baik pakai gigi palsu yang bisa dicopot pasang saja, tidak perlu repot ke rumah sakit untuk dibedah. Rendra itu memang penakut, dia takut jarum suntik, takut minum obat dan takut lorong rumah sakit yang katanya selalu terasa gelap. Dia paling benci rumah sakit, bahkan ketika aku melahirkan anak pertama kami, dia hanya mengutus asisten pribadinya untuk menemaniku, katanya dia tak sanggup untuk ke rumah sakit. Dia lelaki yang hebat, tapi phobianya pada rumah sakit terkadang membuatku kesal.”

“Apakah kalian ada meminum alkohol?” Penyidik wanita bertanya.

“Ya, tentu saja, aku membuka Torres Mas La Plana dari tahun 2005, bukan wine yang terlallu mahal, tapi kami berdua suka wine yang berkualitas, terbuat dari anggur Cabernet Sauvignon, red wine ini memiliki karakteristik rasa buah merah yang segar dengan sentuhan rempah-rempah dan kayu ek. Untuk kami yang berumur tapi masih suka menikmati wine, aku rasa jenis wine ini adalah yang terbaik.” Miranda menjawab kembali dengan tenang dan ekspresif.

“Apa kau sedih suamimu hilang?”

“Pertanyaan macam apa itu!” Miranda bangkit dan menggebrak meja, “bukankah itu terlalu personal?” Miranda sebelum duduk kembali, dia merapikan bajunya agar tetap terlihat elegant, walau sebelumnya dia tidak bisa mengendalikan diri.

“Maafkan rekan saya, boleh saya lanjut ke pertanyaan selanjutnya?” Si penyidik lelaki meminta maaf atas rekan perempuannya yang bertanya dengan ngawur, Miranda hanya mengangguk dan mereka mulai dengan pertanyaan lain.

“Aku rasa, dia yang membunuh suaminya, ekspresinya terlalu tenang dan santai untuk seorang istri konglomerat yang suaminya sudah hilang seminggu.” Kata Ferry, dia adalah penjabat penyidik yang melakukan usaha-usaha penyidikan mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

“Cepat sekali kau mengambil kesimpulan, berdasarkan apa tuduhan itu?” Ambar bertanya, dia adalah pejabat penyidik wanita yang berada di Bagwassidik pada Direktorat Reserse Kriminal umum, rekan sejawat Ferry yang sekarang sedang menangani kasus hilangnya Rendra. Kok, kasus hilang dirujuk ke penyidik? Apakah ada tindakan pidana hingga harus masuk ke penyelidikan lalu berlanjut ke penyidikan? Bisa saja Rendra kabur kan? apalagi usiannya sudah sangat senja, 55 tahun, bisa saja dia memutuskan lari dari istrinya, mengingat banyak kasus suami kabur bersama gundiknya, apalagi Rendra dan Miranda adalah pasangan old money, kaum jetset yang usahanya sangat banyak, begitu juga dengan nilai kekayaan yang tak terbayangkan oleh pemikiran kita orang awam, jadi … bisa saja Rendra kabur bukan? Lalu kenapa harus ada penyidik ikut campur?

Miranda bersikeras bahwa Rendra dalam bahaya, dia bilang kalau Rendra kemungkinan diculik, entah oleh siapa, Miranda tak terlalu yakin, bukan karena Rendra orang baik yang tak memiliki musuh, justru karena mereka berdua punya banyak musuhnya, maka sulit untuk menebak siapa penculiknya, karena terlalu banyak suspect-nya.

“Lihat saja ekspresinya, kan sudah kubilang dia terlalu tenang.” Ferry menjelaskan.

“Kau lupa, dia itu seorang wanita lanjut usia, sudah makan asam garam dunia, tak heran sikapnya tenang walau sedang ada badai di hadapannya.” Ambar tak suka kalau Ferry mulai menggunakan asumsinya, karena penyidik harus berpegang teguh pada bukti, walau ini hanya obrolan ringan saja saat mereka makan malam, siang hingga senja tadi mereka harus menginterogasi Miranda.

“Menurutmu, kemana Rendra?” Ferry bertanya sembari menyuap nasi goreng, sempat terpikir sesaat apa rasanya sate wagyu yang daging sapinya diimport langsung dari negara asal, atau Jepang.

“Mana kutahu! Istrinya aja nyariin.” Ambar kesal pada rekan sejawat yang suka gegabah ini, Ambar seorang petugas Polisi yang berumur 36 tahun, dia belum menikah, dia terlalu cinta pekerjaannya, makanya dia fokus pada karir dibanding menikah dan memiliki anak, sedang Ferry, dia sudah menikah, umurnya di bawah Ambar 2 tahun, walau rekan sejawat, secara posisi, Ambar adalah atasannya Ferry.

“Masa kau tak ada asumsi apapun, kita kan sudah menghubungi si Anton, dia sudah bantu profiling semua orang di keluarga Miranda, kau sudah baca?” Ferry bertanya. Anton adalah pejabat penyelidik masih di Bagwassidik pada Direktorat Reserse Kriminal umum seperti Ambar dan Ferry, tapi berbeda tugas.

“Belum, aku tidak suka membaca biodata, itu bisa ditulis dan dikarang, aku lebih suka membaca karakter, besok kita juga harus menginterogasi Mike kan? aku jadi tak sabar.” Ambar menyudahi makannya, karena sudah habis juga, dia lalu menyeruput es kopi dingi tanpa gula sebagai penutup.

“Kau mau genit-genit ke koki mahal itu?” Ferry menggoda.

“Memang boleh?” Ambar menjawab sekenanya.

“Ih, kau ini! Fokus kerjalah!” Ferry kesal, padahal, sebenarnya Ambar hanya ingin memastikan sesuatu, tentang hubungan Miranda dan Mike, karena … ekspresi Miranda saat membicarakan Mike membuat Ambar curiga, bibirnya terlihat tersenyum sumringah, sedang saat membicarakan Rendra suaminya, Miranda selalu saja menurunkan senyum itu, seolah … ada hal yang mengganggu setiap kali nama Rendra disebut, maka dia menjelaskan hal-hal yang di luar konteks agar terlihat santai dan tenang, padahal dia sedang menghindari membicarakan suaminya dengan detail.

Miransa lebih memilih menjelaskan hal-hal sepele seperti Sate Wagyu, tusuk sate yakitori, wine mereka dan juga gigi palsu suaminya. Dia tak membicarakan bagaimana kondisi suaminya malam itu, apakah terlihat resah atau marah, dia terus mencoba untuk menghindari menjawab tentang suaminya secara emosinal. Maka Ambar harus bertemu Mike untuk memastikan sesuatu.

_____________________________________________

Catatan Penulis :

Yang belum tahu tentang nama makanan atau benda dari tulisan di atas, ini aku kasih tahu fotonya supaya imajinasi kita makin luas.

Koleksi 1 set milik Designer Oscar de la Renta pada tahun 2005, harganya aku tidak tahu, karena aku cari di mana pun tidak ada, maka aku melihat harga dari koleksi lainnya, harganya mungkin kurang dari 100jt, tapi pasti di atas 50jt. Oscar bahkan menjual gaunnya rata-rata di atas 100-jtan. Mahal sekali memang.

Quiche adalah makanan khas Prancis yang berupa tart gurih dengan isian beragam dan kulit pastry. Quiche memiliki rasa yang lembut dan creamy. Udah ada yang pernah coba, sumpah ini enak banget.

Wine dengan merk Torres - Mas La Plana - Cabernet Sauvignon, harganya 1 botol mungkin sekitar 6-7 jt, jangan tanya aku rasanya, aku tidak tahu, sumpah!

Tusuk Sate Yakitori

Terpopuler

Comments

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

kirainn mau lanjut cinta gila Thor

2024-12-06

0

Wina Yuliani

Wina Yuliani

sambil nunggu izra mengudara, cuzz mendarat dulu disini dech,
ceritanya selalu bagus, detailnya selalu sempurna bikin menghayal makin seru 🤩

2024-12-29

0

🌸Ar_Vi🌸

🌸Ar_Vi🌸

keren thor.. vibes nya langsung berasa pusingg.. 😅😅
kalau buat lomba berarti udah bisa di vote? tanya dulu supaya ga mubadzir vote nya..

2024-12-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!