Bagian 5

Ambar datang ke studio pelatihan plating milik Mike itu, dia hendak mengantarkan sendiri surat panggilan Polisi, ini adalah minggu kedua Rendra hilang.

Ada security saja, tapi tak ada resepsionis, gedungnya tak terlalu besar, hanya dua lantai saja.

Security itu menelpon dari bawah dan Ambar dipersilahkan masuk setelahnya.

Ambar diminta menggunakan tangga untuk naik ke lantai 1.

Ambar naik dan melihat tempat pelatihan yang cukup besar di lantai dua itu, lantai tak bersekat, hanya ruangan dengan jajaran meja mungkin ada 20 meja dan saat ini ada sekitar 10 orang ibu-ibu kaum jetset sedang mengikuti pelatihan, Ambar melihat sekitar dan tak menemukan Miranda di sana, ini memang bukan jadwal Miranda untuk pelatihan.

Ambar melihat Mike menghampirinya dan meminta Ambar mengikuti, Ambar tak menggunakan seragam.

Mike ternyata membawanya ke ruangan kerjan, sekarang Ambar sudah di ruang kerja Mike, dia duduk dihadapannya dan mereka terpisah meja.

“Ini surat panggilannya.” Ambar memberikan surat itu, Mike mengambilnya dan membaca surat panggilan polisi itu.

“Apakah saya harus datang?” Mike bertanya.

“Hanya sebagai saksi saja kok.” Ambar memberi informasi yang mungkin menenangkan.

“Tentu saja saya tahu, memang bisa ada tersangka bagi orang yang hilang?” Mike tersenyum, Ambar melihat tak ada ketakutan pada wajah Mike, berarti dia bukan orang awam hukum.

“Tempat yang bagus, jadi tertarik untuk ikut pelatihan.” Ambar basa-basi.

“Ikut saja, kau bisa langsung mendaftar.” Mike berkata dengan wajah senyum.

“Apakah semudah itu?” Ambar bertanya.

“Mudah, kau hanya perlu mendaftar saja.” Mike mengulang.

“Bukannya kalau mau masuk tempat ini harus direkomendasikan oleh member lain? Referensi bukan? Aku pernah ingin mendaftar di website, tapi ternyata tidak bisa karena tidak memberikan nama sebagai referensi.” Ambar sudah menyelidikinya.

“Oh, itu hanya sebagai formalitas saja, kemarin sempat terlalu padat jadwalnya, jadi harus hati-hati menerima member, aku juga seringkali menjadi koki pribadi, jadinya tidak selalu bisa ada di tempat, tapi bukan berarti orang tidak bisa menjadi member.”

“Oh, aku pikir karena tempat ini eksklusif, makanya tak bisa sembarang orang jadi member.”

Mike tertawa dan akhirnya menjawab, “Tidak kok, tenang saja, siapa pun bisa menjadi member asal punya … uang.” Mike memasang wajah tak ramah setelah mengatakannya.

“Apakah gaji Polisi macam diriku, bisa membayar pelatihan di sini?” Ambar masih tak mau kalah.

“Bisa saja, aku bisa memberikanmu voucher diskon, tentu saja jika kau bersungguh-sungguh, aku suka murid yang memiliki niat besar pada pelatihanku.”

“Hmmm, aku tertarik, berapa biaya pelatihannya?” Ambar hanya ingin bicara lebih panjang saja, untuk menilai karakter Mike.

“Ini brosurnya, kau bisa melihat-lihat dulu sementara aku harus kembali ke kelas, asistenku tak mungkin bisa melatih ibu-ibu di sana, aku permisi, kalau kau tertarik, kau bisa tinggalkan nama dan nomor telepon, nanti aku akan menghubungimu.” Mike setelah memberikan brosur lalu pergi.

Ambar melihat brosur itu dan terkejut.

Biaya pendaftaran 17 juta, biaya pelatihan bervariasi, ada yang 10 juta perbulan degan waktu pertemuan 2 kali seminggu, lalu 15 juta perbulan dengan waktu pertemuan 4 kali seminggu dan ada 20 juta perbulan untuk pertemuan 6 kali seminggu. Sungguh sepertinya gaji Polisi tak akan sanggup. Tak heran semahal itu karena alat yang digunakan untuk membuat makanan sangat modern, piring yang digunakan untuk menghias juga modern dan bahan jadi yang digunakan untuk plating juga sangat berkualitas, setiap hari harus ada bahan makanan yang dijadikan objek untuk dihias, Ambar merasa itu masuk akal makanya mahal, yang tak masuk akal itu adalah, para ibu-ibu kaum jetset ini menghabiskan uang mereka dengan sangat buruk, untuk apa mengeluarkan puluhan juta perbulan hanya untuk belajar menghias makanan saja, Ambar yang awam menggeleng saja melihat kumpulan ibu dengan wajah glowing itu sibuk menghias piring mereka.

Apakah mereka bahkan punya waktu di rumah untuk melakukan itu? bukankah mereka punya pembantu yang bisa saja melakukannya, lalu kenapa harus repot ikut pelatihan ini?

Atau hanya karena Mike adalah koki hits ibukota yang harus didekati untuk tujuan bisnis? Sepertinya ini bukan tempat pelatihan biasa.

Ambar keluar lalu mengangguk pada Mike tanda pamit, Mike tersenyum dan melihat Ambar turun ke lantai bawah.

“Dia Polisi?” Asisten Mike bertanya.

“Sepertinya penyidik, kenapa dia mengirim surat itu sendiri, apakah dia begitu penasaran dengan tempat ini?” Mike tersenyum sinis mengatakannya.

“Dia penyidik? Pantas terlihat sekali wajahnya kuat, rahang yang jelas pasti karena kerjanya keras.” Asisten itu memuji.

“Yang aku heran, kenapa dia tertarik untuk berlatih plating di sini? Memang dia punya uang sebanyak itu?” Mike tertawa.

“Bisa saja kalau gajinya besar.” Asisten itu membuat Mike berhenti tertawa.

“Bisa saja kalau dia punya orang yang membayar keinginan dia, kau tahu lah bagaimana para oknum Polisi ini memperlakukan tersangka atau terdakwa dengan buruk agar mereka mau menyogok dengan nominal yang besar.”

“Sepertinya dia bukan wanita yang begitu.”

“Siapa bilang? Kita lihat saja, apakah dia akan meminta nominal padaku nanti saat aku ke kantor Polisi untuk menjadi saksi?” Mike terlihat skeptis dengan keyakinan asistennya yang sok tahu menilai Ambar baik padahal baru melihat sekali saja.

“Oh ya soal itu, kau tak takut? Banyak orang statusnya berubah dari menjadi saksi lalu menjadi tersangka.”

“Tersangka hanya akan timbul jika saja ada mayat yang diketemukan, kalau mayat saja tak ketemu, lalu bagaimana ada pembunuh?”

“Ah! Memang Rendra dibunuh?” Asisten itu terbelalak.

“Ya enggaklah! Makanya aku tidak mungkin berubah status jadi tersangka, Rendra hanya hilang saja, mungkin dia sekarang sedang bersama wanita lain dan menikmati hidupnya dengan baik.

Miranda bilang kalau Rendra itu memang dulu tak begitu suka mewarisi perusahaan keluarga, tapi apa boleh buat, dia itu kan memang anak tunggal, makanya dia mau tidak mau harus menuruti keinginan ayahnya untuk menjadi pewaris dan seperti inilah dia sekarang, menjadi kaya raya.

Saat usia sudah senja, banyak hal kita akan sesali kelak, orang tuaku pernah bilang kalau dulu mereka punya mimpi tapi harus dikubur karena ada aku dan ketika sudah senja, mereka sibuk mengejar mimpi, ayahku sekolah lagi, ibuku juga bahkan berlatih diving karena dari dulu bercita-cita menjadi penyelam profesional, walau harsu mengubur mimpinya karena hamil.

Mungkin saja Rendra seperti orang tuaku, dia punya cita-cita yang ingin dia wujudkan tapi mungkin cita-citanya buruk bagi lingkungannya, bagi keluarganya dan tentu saja bagi perusahaan, maka satu-satunya cara adalah hilang.

Dia akan kembali lagi kok, tapi mungkin setelah puas mengejar mimpinya, Miranda bahkan bilang kalau sekertarisnya Rendra tak masuk kerja setelah Rendra hilang, mungkin sekertaris itu tahu di mana lelaki itu, tapi aku meminta Miranda untuk tak mencaritahu lebih jauh, biarkan saja jika suaminya ingin hilang, toh Miranda wanita pintar yang pasti bisa memimpin perusahaan.” Mike menjelaskan panjang lebar.

“Kasihan sekali Miranda ya, Mike.”

“Kenapa kasihan?”

“Dia tak dicintai suaminya.” Asisten itu setelah mengatakannya bersiap membereskan meja pelatihan, karena ibu-ibu itu telah selesai berlatih dan bersiap pulang. Sementar Mike hanya menatap punggung asistennya, dia lalu tersenyum dan bergumam, bahwa Miranda dicintai, walau bukan oleh suaminya.

“Gimana tadi?” Ferry penyidik lelaki bertanya pada Ambar yang sibuk di mejanya, sepertinya Ambar sedang menyusun laporan.

“Gimana apanya?” Ambar pura-pura tak paham, hanya agar Ferry kesal.

“Serius ih!” Benar saja, Ferry merasa kesal.

“Dibanding tempat pelatihan, aku merasa bahwa tempat itu adalah tempat bertukarnya informasi.” Ambar berkata dengan wajah serius.

“Kenapa begitu?”

“Karena pelatihan itu tak terlihat istimewa, tapi kenapa kaum jetset yang hanya bisa jadi member?” Ambar memberitahu hal yang membuatnya curiga.

“Mungkin karena kokinya tampan dan terkenal.” Ferry berasumsi liar.

“Aku akui dia memang sangat tampan, aku cukup terkejut saat melihat wajahnya dari dekat, tapi tetap saja, menjadi kepercayaannya orang-orang kaya itu hanya dua kemungkinan, pertama orang itu memiliki kemampuan diplomasi yang baik, kedua orang itu menyediakan banyak hal untuk bisnis orang-orang itu.” Ambar berpikir dengan baik walau dia belum menemukan jawabannya.

“Menurutmu, Mike yang mana?”

“Mungkin keduanya, entahlah.” Ambar seperti biasa, tak mau kalau mengambil keputusan gegabah, karena di penyidik yagn harus memiliki sikap netral, atau memperhatankan asas tak bersalah sebagai bagian dari penyelidikannya.

“Kalau keduanya, tak heranlah dia jadi kaya raya.”

“Kaya raya?” Ambar bingung.

“Kau belum baca laporan dari anak-anak penyelidik ya? Mereka sudah kumpulkan harta kekayaan Mike seperti permintaanmu, kau lihatlah laporannya, aku saja terkejut, untuk seorang koki ternama pun, tentu uang sebanyak itu mustahil dimiliki.

Ambar buru-buru mencari dokumen di mejanya, benar saja ada beberapa tumpukan laporan yang dia minta, Ambar setelah mendapatkan laporan kekayaan Mike, dia terkejut, Mike memiliki uang tunai di bank sebanyak 11 Milyar, aset apartemen ada 3 unit dan mobil 2 unit. Ambar tahu dia koki ternama, tapi dia masih terlalu muda untuk aset sebanyak itu.

Ambar tersenyum, karena sekarang mereka tahu, harus telusuri sejauh mana Mike terlibat dengan orang-orang kaya itu.

Terpopuler

Comments

Elmi yulia Pratama

Elmi yulia Pratama

dari gaji member member sama bonus bonus selqma jadi koki kan bisa

2025-01-02

0

Heri Wibowo

Heri Wibowo

Mungkinkah Mike terlibat atas menghilangnya Rendra

2024-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!