"Mike apakah kau sudah dapat info soal tuanmu yang hilang itu?" Junior koki bertanya pada Mike, mereka sedang di studio pribadi Mike.
"Belum," kata Mike singkat.
"Lalu bagaimana jobmu di sana Bos? apakah kau masih bekerja di sana?" Sebenarnya ini terlalu tabu untuk ditanyakan, tapi koki junior yang itu sudah sangat dekat dengan bosnya, walau anak itu hanya anak magang karena dia adalah seorang Sarjana Pariwisata, sudah lulus tapi tidak mau berhenti magang di tempat studio milik Mike, makanya dia masih terus mendampingi Mike ketika memberikan pelatihan pada ibu-ibu sosialita saat pelatihan plating.
“Ya tentu saja, kenapa tidak? Meski ada orang yang hilang, sisanya masih terus makan kan, Nando?” Mike berkata dengan dingin.
“Iya sih, cuma … apakah mereka masih bisa makan dengan enak, padahal salah satu keluarga hilang dan belum diketemukan, kemungkinan orang itu tewas juga tinggi.” Nando si koki junior itu masih sibuk berkata, padahal mereka sedang menata peralatan latihan, karena sekitar 1 jam lagi, banyak ibu-ibu sosialita akan datang untuk pelatihan.
“Mau ada musibah sebesar apapun, kalau laper, ya tetap harus makan.” Mike yang merupakan blasteran, ayahnya dari Itali dan ibunya dari Jawa itu tahu, kalau perut selalu menjadi urusan nomor satu bagi manusia.
“Tapi, malam itu apa yang terjadi sih sebenarnya Mike? Apakah dia benar-benar menghilang? Kabur atau ada yang aneh malam itu?”
“Nando, sudah kubilang, aku tidak tahu, aku pulang bahkan sebelum mereka selesai makan, karena tugasku hanya sampai dessert, sedang suaminya tidak suka makanan manis, jadi aku hanya hidangkan makanan manis di dapur, setelah itu aku pamit pulang. Suaminya suka sate wagyuku, setelah itu dia bilang akan memberikan bonusnya, aku senang, lalu pamit pulang. Aku tidak tahu kejadian setelahnya!” Mike terlihat kesal, karena Nando terus bertanya hal yang sama.
Pintu studio dibuka, ternyata Miranda sudah datang, disusul beberapa teman kayanya, mereka berumur hampur mirip, di atas 45 tahun, Miranda yang paling tua di antara mereka semua, makanya Miranda paling dihormati, tentu selain itu, juga dia yang paling kaya raya.
“Mike, sudah siap untuk materi selanjutnya?” Miranda bertanya pada Mike, ibu yang lain sibuk memakai celemek, walau tidak masak, tapi makanan yang akan mereka plating tetap saja memiliki kemungkinan menodai baju, makanya celemek adalah fundamental.
“Sudah siap Mira, tentu saja, silahkan nona-nona cantik, saya sudah siapkan beberapa buah-buah segar untuk kita hias, karena hari ini kita akan menghias makanan dengan buah asli.” Mike meminta semua orang untuk pada mejanya, total ada 5 orang. Nyonya Katari, suaminya adalah seorang kontraktor, dia sering sekali mendapatkan proyek dari Rendra, suaminya Miranda, ada nyonya Dewi, suaminya punya pabrik obat yang cukup terkenal, lalu ada nyonya Eva, dia janda satu anak yang punya studio berlian, dia tidak menjual berlian untuk perhiasan, dia menjual berlian custom, berlian dengan permintaan khusus, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memesan di studionya.
Lalu terakhir, Kinan, dia wanita berusia 43 tahun yang belum menikah, dia adalah pejabat negara, sudah 2 kali menjabat sebagai anggota DPR, dulu kenal Miranda untuk pertama kalinya pada saat mengerjakan proyek pembangunan waduk di utara ibukota, setelahnya mereka bersahabat, walau gap umur cukup banyak, tapi tidak membuat dua orang ini memutuskan hubungan, mereka berlima secara intens bertemu di studio Mike untuk pelatihan plating, atau menghias makanan.
"Bagaimana dengan progress pencarian suamimu Mira?" Dewi bertanya, mereka semua sudah berada di meja pelatihan masing-masing, Mike sudah memberi tugas, di sela mengerjakan tugas itulah obrolan bergulir.
Mike sedang sibuk membersihkan beberapa peralatan untuk digunakan kembali.
"Mereka sedang mencarinya, tapi masih nihil, suamiku belum diketemukan."
“Mira, kau sudah menemui sekertaris itu?” Dewi bertanya lagi, dia dan Mira memang sebaya, makanya dia berani bertanya hal-hal yang sensitif.
“Sudah 2 hari dia tak masuk kerja, aku sudah meminta beberapa orang untuk mendatanginya dan memeriksa, suamiku tak ada di sana, justru dia ketakutan karena suamiku hilang.”
“Sekertaris pribadinya?” Kinan bertanya, walau sebenarnya dia bukan wanita yang suka gosip, dibanding banyak wanita pejabat yang hanya bermodal uang dan tampang untuk bisa menjadi pejabat, Kinan berbeda, dia seorang yang sangat cerdas, tapi bergabung dengan kaum jetset kadang dia tertarik bagaimana hidup mereka bergulir, apalagi kehidupan Mira yang sungguh dramatis saat ini, karena suaminya hilang bak ditelan bumi, raib tak bersisa meski hanya informasi.
“Ya, siapa lagi?” Dewi yang menjawab, meski mulut mereka terus bergunjing, tapi tangan tetap bekerja untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Mike.
“Apa kau sudah menemukan bukti perselingkuhan mereka?” Kinan bertanya lagi, dia menjadi khawatir kalau temannya salah tuduh.
“Kau tahu kan sayang, aku mengawasi suamiku, suamiku juga mengawasiku, bahkan semua anak kami diawasi satu sama lain, keluarga kami terbiasa seperti itu dan langkah kami, sudah bukan lagi soal perasaan, jika pun ada, mana mungkin aku membiarkan bukti itu tertinggal, sayangnya, aku tak pernah menemukan bukti itu.” Miranda berkata, ada perasaan murung di sana.
“Jadi hanya ada 2 kemungkinan, suamimu memang tidak berselingkuh atau ….” Katari menahan perkataannya.
“Atau dia memang sangat mahir melakukannya.” Miranda yang melengkapi perkataan Katari.
“Apa kau sedih suamimu hilang?” Katari bertanya, pertanyaan yang dilontarkan juga oleh Ambar, penyidik wanita itu.
“Aku tidak tahu, maksudku, hubungan kami sudah sangat lama tidak tentang perasaan lagi Katari, kau pun sama bukan? Ini soal bagaimana bisnis tetap berjalan, ada ribuan bahkan ratusan mulut yang harus kita jaga tetap makan setiap harinya, bagaimana mungkin perasaan ada di dalamnya. Kalau bicara perasaan, tentu kami telah bercerai sejak lama, pernikahan kami pun adalah pernikahan politik bisnis, kedua orang tua kami takut kalau kami menikah dengan orang yang salah hingga kerajaan bisnis menjadi terguncang.
Maka sekarang yang aku takutkan adalah tidak mampu menjalani kerajaan bisnisnya sendirian.” Miranda semakin gusar, ketenangan yang dia munculkan di depan anaknya perlahan pudar di hadapan teman-temannya yang tahu dengan jelas hal-hal buruk apa yang mereka saling simpan agar pertemanan ini tetap terjaga. Karena bagi orang kaya, tidak ada ketulusan, yang ada adalah saling menguntungkan.
“Baik ladies, apakah sudah selesai, kalau sudah aku akan melihat perkembangan kalian, karena kalau kalian hany mengobrol saja, aku pikir lebih baik aku akan menggunakan sistem eleminasi.” Mike bercanda, karena tidak mungkin mengeleminasi orang-orang kaya ini dari studionya. Mereka adalah penyumbang dana terbesar agar studionya tetap berjalan, apalagi koneksi para ibu kaum jetset ini sangatlah luas, hingga studio Mike menjadi cukup dikenal dan akhirnya banyak orang kaya lainnya datang.
Setelah 2 jam pelatihan, semua orang pulang, kecuali Miranda, dia dan Mike sekarang ada di ruang kerja Mike, lokasinya ada di dalam studio, hanya saja terpisah dengan pintu. Di sana Mike mengurus administrasi dengan laptopnya, juniornya pun sudah pulang sejak setengah jam lalu.
“Kau pasti lelah.” Mike memegang bahu Miranda dan memijatnya.
“Ya aku lelah, makanya aku ke sini, setidaknya aku bisa sedikit santai.”
“Apakah ada perkembangan?”
“Kenapa semua orang bertanya hal yang sama, kau juga!” Miranda kesal.
“Aku hanya ingin tahu saja.”
“Mike aku pikir dia memang ingin pergi saja. Maksudku, dia memang hanya ingin pergi dari keluarga ini, bagaimana jika memang dia hanya kabur dari masalah.” Miranda akhirnya buka suara tentang perasaannya.
“Kau harus mengatakannya pada Polisi tentang hal itu, hingga dia tak dianggap orang hilang, tapi dianggap orang yang kabur.” Mike memberikan pendapatnya.
“Aku hanya tidak ingin ada rumor, kau tahu lah, bagaimana media melabelkan kami sebagai pasangan kaya raya yang patut dicontoh, memang ada pasangan kaya raya yang patut dicontoh? Kami semua hanya sekumpulan angka yang harus bertambah.” Miranda merasakan pijatan Mike yang semakin kencang namun lembut, dari bahu turun ke tangannya hingga akhirnya Mike memeluk Miranda dari belakang.
“Memang ada orang yang sudah sangat dewasa, atau setua Rendra diculik? Dia sudah pasti kabur Miranda, kau harus mengatakan soal sekertarisnya, lalu semua masalah kalian, Polisi pasti paham kalau Rendra memang hanya ingin kabur saja bersama wanitanya, terkadang puber kedua membuat orang-orang menjadi gila, karena nafsu mereka bisa meninggalkan apapun, apalagi anak-anak kalian sudah dewasa, bahkan putramu sudah bisa memimpin perusahaan, dia pasti sekarang ingin mengambil jatah egoisnya untuk bahagia, kau harus mengatakan itu pada Polisi agar kalian bisa menjalani hidup dengan tenang lagi, anggap saja kalau, isu ditinggalkan suami lebih baik daripada isu suami dibunuh kan, itu bisa membuat saham perusahaan kalian turun, lalu gonjang-ganjing para direksi yang menanam modal sangat besar, mereka akan menggulingkanmu karena merasa kau terlalu berambisi dan akhirnya menuduhmu menjadi pelakunya.
Kau harus … menceritakan semuanya pada Polisi dan membiarkan berita itu bocor ke media, agar kau mendapat simpati, akan menjadi lebih baik, ketika Miranda dicap wanita yang ditinggalkan, karena mungkin para Direksi akan menjadi simpati padamu dan membiarkanmu memimpin perusahaan.” Mike kali ini mencium leher Miranda yang memejamkan mata, sesi tambahan ini sungguh sangat dinikmati oleh Miranda, dia sangat suka saat Mike menyentuhnya.
“Aku akan membicarakannya dengan pengacaraku soal ini.”
“Jangan terlalu terbuka pada siapa pun agar tidak ada yang curiga, ingat, yang menyimpan rahasiamu dan kau simpan rahasianya adalah orang yang paling bisa kau percaya, seperti kita, kita bisa saling percaya hanya jika sama-sama kotor bukan?” Mike lalu meraih kancing baju Miranda.
…
Miranda keluar dari studio Mike dan menaiki mobil yang disupiri oleh supir pribadinya, mobilnya di parkir tepat di depan studio Mike.
Tak jauh dari mobil itu diparkir, Ambar dan rekanya sedang berada di mobil lain.
“Teman-temannya sudah keluar lebih dari setengah jam yang lalu, termasuk junior koki itu, tapi dia baru keluar sekarang, apa yang dia lakukan di sana bersama koki seniornya?” Ambar berkata dengan tajam.
“Mungkin membicarakan bisnis.” Ferry tertawa, karena biasanya Ambarlah yang selalu berpikiran positif.
“Bisnis yang cukup pribadi hingga menunggu semua orang pulang.” Ambar tertawa, Ferry juga ikut tertawa, mereka kembali mengikuti Miranda, karena saat ini, mereka sedang mengumpulkan buktinya.
Miranda duduk kelelahan, dia bilang pada supirnya untuk segera pulang ke rumah karena ada janji makan malam dengan anak-anaknya, walau kalian sudah tahu, bahwa … makan malam itu berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Naviandha Icha
apa pergi karna korupsi besar dan masalah lain. intinya pergi karena menghindari masalah
2025-03-16
0
Naviandha Icha
kebalik ini thor. harusnya ada ratusan bahkan ribuan mulut
2025-03-16
0
Heri Wibowo
Waduh ternyata Miranda ada main dengan koki seniornya
2024-12-16
0