Keesokan harinya,
Aku berjalan menuju ke ruang makan. Dari kejauhan aku sudah dapat mencium wanginya masakan Monica. Istri pilihanku ini, tak hanya cantik, dia juga jago memasak. Semua masakannya sangat enak, sehingga aku tak pernah sekalipun melewatkan sarapan pagi, selalu menyantap habis bekal makan siang yang disiapkannya sebelum berangkat ke kantor dan jika aku tidak lembur, aku selalu menikmati santap malam di rumah.
Benar-benar sangat beruntung memiliki istri cantik yang dapat memanjakan perutku setiap hari, batinku.
"Selamat pagi, sayang. Wah, kau memasak nasi kuning lengkap hari ini," ucapku terkagum-kagum melihat banyaknya lauk pendamping nasi kuning, seperti ayam bumbu bali, telur masak kecap, sayur manisa, oseng tempe, kering kentang dan ca buncis wortel.
"Hari ini adalah hari yang penting, jadi aku memasak nasi kuning supaya menjadi berkah kemenangan dalam sidangmu nanti, Lucius," ucap Monica sambil memberikan sepiring nasi kuning berbentuk segitiga.
"Dan jangan lupa jus jambu merahnya dihabiskan ya!" perintah Monica.
"Seseorang tidak dapat berpikir jernih sebelum menghabiskan makannya. Ya, sarapan pagi sangat penting sebelum pergi bekerja. Terima kasih, sayang" ucapku sambil menarik kursi dan duduk di atasnya.
"Apakah kamu semalam pergi keluar bersama Andrew?" tanya Monica penuh selidik.
"Iya, aku pergi bersamanya ke badan forensik. Maaf, aku tidak berpamitan padamu, sayang. Aku tak ingin mengganggu waktu istirahatmu. Lihat betapa banyak lauk yang kau masak pagi ini, pasti kamu bangun subuh untuk memasak semua ini," ucapku sambil memberikan gerakan kiss bye untuk istriku tercinta.
Monica membalasnya dengan tersenyum manis padaku.
"Pasti kasusnya menarik, sampai kamu bersemangat pergi tengah malam," ucap Monica ingin tahu lebih jelas.
"Iya, sangat menarik. Ditemukan mayat yang memakai cincin berlian hijau," ucapku terus terang.
"Oh God, apakah itu Edith?" tanya Monica panik.
"Sepertinya bukan, karena mayat itu memiliki tatto di pinggangnya," jawabku sambil meremas jemari tangan Monica untuk menenangkannya.
"Oh, syukurlah jika itu bukan Edith," ucap Monica sambil menghembuskan nafas lega.
"Kuharap dengan menyelidiki kasus ini, aku dapat menemukan sebuah jalan untuk mengetahui di mana keberadaan Edith selama ini," ucapku meyakinkan Monica.
"Berhati-hatilah, Lucius. Sepertinya kasus ini berat dan aku tak ingin pria itu kecewa dan marah kepadamu karena kamu masih belum berhasil menemukan Edith sampai sekarang. Sangat mengerikan sekali berurusan dengan pria itu," ucap Monica khawatir.
"Terima kasih untuk nasehatnya, sayang. Doakan aku agar kali ini, aku berhasil menemukan Edith," ucapku penuh harap.
Monica mengangguk pelan.
"Pagi yang cerah, apakah hari ini kamu akan pergi keluar, sayang?" tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Iya, aku akan pergi bersama Emily, ia merekomendasikan sebuah klinik kesuburan yang sedang naik daun. Kuharap kali ini, usaha kita untuk memiliki seorang anak akan berhasil," jawab Monica sambil berkedip manja.
"Tentu, sayang. Sudah lama kita menginginkan seorang anak, semoga Tuhan mengijinkan kita untuk menjadi ayah dan ibu, aku sangat tak sabar menantikan kehadirannya di tengah-tengah kita," ucapku sambil mengelus jemari tangan Monica.
Monica tersenyum dan menggenggam tanganku.
"Cepat selesaikan sarapanmu, jangan sampai terlambat, Lucius," ucap Monica mengingatkanku agar segera berangkat ke pengadilan negeri.
"Tinggal dua suap lagi habis, sayang. Masih ada waktu setengah jam, tidak akan terlambat," ucapku sibuk mengunyah makanan.
*
*
*
Tiga jam kemudian,
"Selamat, Pak. Anda menangkan kasus ini. Terdakwa akhirnya dinyatakan bersalah karena kasus penipuan dan mendapat hukuman penjara selama lima tahun. Bapak memang hebat. Seorang jaksa tampan yang sangat brilian. Super jenius. Top deh pokoknya," puji Andrew sambil mengacungkan dua ibu jari ke depan.
"Dia sudah merugikan dan menyengsarakan banyak orang, semoga dia bertobat setelah mendekam dalam tahanan," ucapku tersenyum senang.
"Sekarang ayo kita segera kembali ke kantor, Pak. Setelah membereskan berkas-berkas ini, saya harus mengerjakan berkas perkara penipuan berikutnya," ucap Andrew ingin lekas pergi meninggalkan pengadilan negeri.
"Tidak, setelah ini kita pergi ke Honey and Bee Studio dulu. Apakah kamu tidak kangen bertemu Jason?" tanyaku sambil tersenyum pada Andrew.
"Bapak masih ingat saja kalau setelah sidang akan mampir ke dua tempat sekaligus," ucap Andrew terkekeh sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya, jelas ingatlah. Saya kan belum pikun, Andrew. Ayo cepat!" ucapku gemas.
"Siap, Pak!" ujar Andrew berjalan cepat ke arah pintu keluar pengadilan negeri.
*
*
*
Honey and Bee Tatto Studio adalah sebuah studio tatto yang cukup terkenal dan memiliki banyak pelanggan. Pemiliknya bernama Jason, seorang pemuda tampan berusia 27 tahun yang sudah menjadi seniman tatto cukup lama, gaya dan desain tattonya sangat unik dan cantik. Selain itu studio tatto Jason juga ditata dengan desain yang menarik, nyaman dan bersih. Kualitas dan kebersihan jarum, peralatan tatto serta tinta yang digunakan juga sangat baik sehingga para pelanggannya selalu puas dengan hasil akhir tatto.
"Hallo, Jason. How are you, Bro?" sapa Andrew sambil berhi-five ria dengan Jason.
"Fine. Mau bikin tatto atau ada penyelidikan kasus yang berhubungan dengan tatto?" tanya Jason to the point.
"Yang terakhir, Bro. Pak Lucius melarang saya untuk meminta tatto gratis padamu," ucap Andrew sambil tertawa masam.
"Hari gini tidak ada yang gratis, Bung. Harus bayar," tukas Jason sambil menepuk punggung Andrew dan tertawa nakal.
Begitu melihatku masuk, Jason langsung menghentikan tawanya dan berjalan gagah menghampiriku.
"Bolehkah saya lihat foto tatto yang anda selidiki, Pak Lucius?" tanya Jason sopan.
Aku segera membuka gallery foto ponselku, mencari foto tatto yang ingin kutunjukkan pada Jason, kemudian memberikan ponselku padanya.
"Holly spirit, tatto ini adalah milik istriku, Pak. Desain ini adalah desain khusus yang kugambar di pinggang istriku, bagaimana bisa bapak mendapatkan foto tatto ini?" tanya Jason tercengang kaget.
"Apa?" ucapku bersama dengan Andrew.
"Iya, di dalam tatto gambar sarang lebah ini terdapat inisial nama kami berdua. Mari saya tunjukkan!" ucap Jason berjalan menuju meja kerjanya untuk mengambil sebuah kaca pembesar.
"Lihatlah, ini huruf J dan ini huruf O. Jason dan Orlene. Istriku bernama Orlene," ucap Jason memperjelas gambar tatto.
"Jason, di mana istrimu sekarang?" tanya Andrew tak ingin mengagetkan Jason dengan berita buruk.
"Istriku sedang berlibur di Bali bersama sahabatnya," jawab Jason santai.
"Kapan terakhir kamu berkomunikasi dengan istrimu?" tanyaku serius.
"Dua hari lalu Orlene meneleponku saat berada di Nusa Dua, dia terlihat sangat senang sekali dapat bermain-main di pantai," jawab Jason sambil tersenyum.
"Apakah kamu yakin, Orlene sedang berada di Nusa Dua saat itu?" tanya Andrew tidak percaya.
"Ya, aku melihat postingan foto di instagramnya. Ia terlihat sangat sexy memakai bikini sedang berjemur di pantai Nusa Dua," jawab Jason sambil menunjukkan foto yang terpasang di instagram Orlene.
"Fotonya sangat gelap begini karena backlight, apakah kamu yakin itu istrimu?" tanya Andrew membuka matanya lebar-lebar kemudian memperbesar foto Orlene agar terlihat lebih jelas.
"Tentu saja itu istriku, aku mengenali siluet tubuhnya," jawab Jason yakin.
"Sekarang coba kamu telepon istrimu, aku ingin berbicara dengannya," ucapku tegas.
"Baik, aku akan meneleponnya sekarang. Tunggu sebentar," ucap Jason segera menekan tombol hijau bergambar telepon di ponselnya, kemudian menekan nama Orlene My Wife.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
virtandeepa
duh penasaran
2021-07-26
1
Erma Suryamanan
ini background cerita di i indoneaia ya..koq ada sayur manisa ..jawa timuran😂
2020-11-15
0
ARSY ALFAZZA
next like
2020-11-13
0