Bab 2 - Wallpaper Ponsel

"Dokter, tolong ceritakan kronologis penemuan mayat wanita muda ini," pintaku sambil menatap serius Dokter Jenny.

"Seorang warga yang sedang bersepeda di taman kota sekitar pukul 18.00, menemukan mayat tersebut tergeletak di sela-sela tanaman yang ada di taman kota bagian timur. Awalnya ia tidak menyangka bahwa benda aneh itu adalah mayat, karena penerangan di area itu kurang, sampai ia mendekati dan menyinarinya dengan lampu ponsel. Ia langsung menelepon polisi dan polisi langsung mengamankan jenazah dan lokasi. Beberapa meter dari lokasi, ditemukan sebuah ponsel yang wallpapernya adalah foto mayat wanita muda tersebut. Sungguh aneh sekali," ucap Dokter Jenny.

"Apakah ponsel itu milik jenazah?" tanya Andrew.

"Sepertinya bukan, ponsel itu tidak memiliki data apapun, seperti ponsel baru yang hanya memuat satu foto di gallery dan foto tersebut dijadikan wallpaper," jawab Dokter Jenny.

"Ponsel mahal atau murahan, Dok?" tanya Andrew sambil tersenyum nakal.

"Kurang lebih harganya dua juta rupiah ke atas," jawab Dokter Jenny memprediksi harga ponsel tersebut.

"Wow, jaman ekonomi sulit seperti ini, uang dua juta dibuang begitu saja di taman kota. Luar biasa," celetuk Andrew sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Apa maksudnya meninggalkan ponsel baru dengan wallpaper mayat di taman kota?" tanya Dokter Jenny padaku.

"Maaf, Dok. Saya belum dapat menjawab pertanyaan dokter sekarang karena saya harus menggali dan menemukan bukti-bukti lebih untuk mendukung jawaban saya. Apakah dokter memiliki foto tersebut, apakah saya boleh melihatnya?" tanyaku.

"Ya, polisi sudah mengirimkan foto itu kepadaku. Ini fotonya," ucap Dokter Jenny sambil menyodorkan ponselnya kepadaku.

Aku segera mengambil ponsel Dokter Jenny dari tangannya. Andrew langsung mendekatiku untuk melihat foto tersebut bersama-sama. Foto yang memperlihatkan mayat wanita berambut panjang dengan mata terpejam, dahinya melepuh merah dan separuh wajahnya berwarna hitam gosong.

"Ih... Seram sekali," celetuk Andrew segera menjauh dariku.

"Apakah polisi mengatakan detail waktu foto itu diambil?" tanyaku ingin tahu.

"Hari ini, pukul 17.00," jawab Dokter Jenny.

"Bagaimana prediksi waktu kematian wanita muda ini menurut anda, Dok?" tanyaku ingin mengecek apakah prediksi waktu kematian wanita muda ini sama dengan detail waktu foto di ponsel.

"Kepala bagian belakang wanita muda ini terluka cukup parah karena pukulan benda tumpul. Saya perkirakan wanita muda ini sudah meninggal dunia sebelum dibakar oleh pelaku. Dan jika melihat luka di kepala yang masih mengucurkan darah segar dan luka bakar yang masih basah, sepertinya wanita muda itu dibunuh dan dibakar hari ini," ucap Dokter Jenny.

"Lalu bagaimana dengan sidik jari wanita muda ini, Dok? Apakah tidak dapat dikenali lagi?" tanyaku sambil mengamati jari jemari mayat.

Dokter Jenny menggelengkan kepalanya.

"Jarinya terbakar. Sidik jarinya rusak. Saya hanya mendapatkan sampel rambut, darah, kulit dan pakaian saja. Semua kuku jari tangan dan kakinya bahkan sudah dicabut," ucap Dokter Jenny.

"Sadis sekali pembunuhnya," ucap Andrew terkesiap kaget.

"Entah kesalahan apa yang sudah diperbuat korban sampai disiksa habis-habisan sebelum dibunuh," ucap Dokter Jenny lirih.

"Dok, dimana cincin berlian hijau milik korban?" tanya Andrew karena tidak melihat sebuah cincin melingkar di jari jemari mayat.

"Polisi membawanya setelah kami selesai mendokumentasikannya dalam bentuk foto," jawab Dokter Jenny.

"Ah, sayang sekali. Jauh-jauh kemari hanya untuk melihat mayat," gerutu sesal Andrew.

Aku mengangguk paham. Tentu saja, polisi segera mengamankan benda berharga itu karena nilainya yang sangat mahal, mungkin setara dengan dua buah rumah mewah di kompleks perumahan elite.

"Sepertinya hanya tatto itu saja petunjuk pertama kita untuk mencari tahu identitas korban. Baiklah, terima kasih banyak, Dok. Jika ada hal penting yang ingin disampaikan, tolong hubungi saya secepatnya," ucapku undur diri sambil menarik tangan Andrew untuk segera beranjak keluar dari ruangan Dokter Jenny.

"Ya, saya akan memberikan salinan hasil forensik secepatnya pada Andrew setelah saya selesai membuat laporan," ucap Dokter Jenny.

*

*

*

"Andrew, besok kita ke Honey and Bee Tatto Studio dan taman kota, aku ingin melihat lokasi tempat mayat wanita itu ditemukan," perintahku saat berjalan keluar dari Laboratorium Badan Forensik.

"Untuk apa, Pak? Bukankah di taman kota ada cctv dan kasus pembunuhan ini ditangani oleh polisi, kenapa bagian kejaksaan juga ikut menyelidikinya?" tanya Andrew tak ingin terlibat lebih dalam dari kasus pembunuhan mengerikan ini.

"Karena aku ingin menyelidikinya. Jangan khawatir, kalau kamu bersedia membantuku, aku akan memberikan bonus uang lembur tiga kali lipat dari yang biasanya kamu dapat," ucapku sambil mengedipkan mata pada Andrew.

"Wah... Wah... sangat menggiurkan sekali, tapi saya lebih menyukai kasur dan bantal empuk saya daripada uang lembur," ucap Andrew sambil menguap lebar dan mengangkat kedua belah tangannya.

"Dasar, asisten tidak sopan. Andrew, kudengar Jaksa Prisil membutuhkan seorang asisten baru karena asisten lamanya sebentar lagi akan cuti hamil. Apakah kamu ingin aku transfer ke ruangan Jaksa Prisil sementara waktu sampai asisten lamanya kembali?" tanyaku dengan nada mengancam.

"Jangan, jangan, Pak. Lebih baik saya membantu bapak daripada menjadi asisten Jaksa Prisil yang tiap hari lembur, bahkan di hari Minggu sekalipun," ucap Andrew memohon.

"Bagus, kalau begitu ikuti perintah saya. Toh, saya juga membayar tenaga dan pikiranmu, bukan memintamu melakukan sesuatu secara gratis," ucapku senang berhasil menundukkan Andrew.

"Iya, Pak. Bapak memang baik," puji Andrew.

"Andrew, bagaimana kasus ini menurutmu?" tanyaku ingin menguji cara berpikir Andrew.

"Sebenarnya, saya merasa ada yang aneh dalam kasus ini. Pertama, kenapa membuang mayat di tempat umum yang ramai? Bukankah seharusnya setelah membunuh itu, mayat korban harus disembunyikan? Apakah pelaku ingin mencari sensasi?" ucap Andrew.

"Good, analisamu bagus. Lalu yang kedua?" tanyaku pada Andrew.

"Jika pembunuhan terjadi pukul 17.00 dan mayat ditemukan ditemukan pukul 18.00, berarti pelaku hanya memiliki waktu kurang lebih satu jam untuk memindahkan mayat ke taman kota bagian timur yang sangat ramai itu, tanpa diketahui banyak orang. Bagaimana caranya ya? Memasukkan mayat ke dalam kantung plastik hitam dan membawanya di punggung? Sepertinya itu tidak mungkin dan terlalu mencurigakan, pasti tertangkap kamera cctv di taman kota dan banyak saksi mata yang melihatnya," ucap Andrew makin bingung.

"Kenapa kamu menyimpulkan bahwa pembunuhan terjadi pukul 17.00? Karena foto mayat itu diambil pukul 17.00 kan?" tanyaku pada Andrew.

Andrew menganggukkan kepalanya.

"Hati-hati, kamu sudah mulai terkecoh, Andrew. Dokter Jenny hanya mengatakan perkiraan waktu pembunuhan adalah hari ini, bukan pukul 17.00. Jadi mungkin saja korban dibunuh pagi hari, lalu dibuang ke taman kota saat suasana taman kota sedang sepi, mungkin di pagi hari atau siang hari," ucapku tegas.

"Jadi maksud bapak, pembunuhnya meletakkan mayat itu dahulu di taman kota lalu kembali lagi pukul 17.00 hanya untuk memfoto mayat itu dengan ponsel? Saya kok jadi bingung ya, Pak. Apa tujuannya kembali lagi untuk memfoto mayat pada pukul 17.00?" ucap Andrew dengan ekspresi kaget tidak percaya.

"Entahlah, apakah pelaku yang datang untuk memfoto atau ada orang lain yang memfoto untuk tujuan tertentu. Kasus ini menarik bukan? Oleh karena itu aku tertarik untuk menyelidikinya," ucapku penuh semangat ingin menyelidiki.

Huh, seperti jaksa kekurangan kasus saja. Tuh... di meja bapak, masih ada beberapa kasus persidangan yang harus bapak selidiki, gumam Andrew sebal.

"Sedang bicara apa kamu, Andrew?" tanyaku karena tak mendengar gumaman Andrew dengan jelas.

"Wow, keren sekali analisa bapak. Kalau begitu besok saya akan menemani bapak ke Honey and Bee Tatto dan taman kota. Ah... sudah lama saya tidak jalan-jalan ke taman kota, pasti sangat seru sekali," ucap Andrew tertawa senang.

"Kerja jangan main terus," gerutuku kesal.

"Iya, kalau bisa kerja sambil refreshing kan tidak salah, Pak. Baiklah, sampai ketemu besok. Semoga bapak tidak terlambat bangun dan datang ke persidangan tepat waktu," ucap Andrew sambil melambaikan tangan, berlari kecil menuju ke mobilnya yang diparkir tepat di sebelah mobilku.

Aku mengangguk dan segera masuk ke dalam mobilku.

Terpopuler

Comments

Ryn

Ryn

Mantap thorr.. saya suka novel.genre kayak ginii..☺️ sukses sll kk authorr

2023-06-25

0

jingga

jingga

tulisannya rapi,ceritanya menarik.
tapi kenapa peminatnya dikit ya🤔

2021-05-14

0

🌹Almira🌹

🌹Almira🌹

semangat💪💪

2021-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Telepon Tengah Malam
2 Bab 2 - Wallpaper Ponsel
3 Bab 3 - Honey and Bee Tatto
4 Bab 4 - Orlene
5 Bab 5 - Ibu Mertua Orlene
6 Bab 6 - Mertua dan Menantu
7 Bab 7 - Apakah Kamu Mengenal Edith?
8 Bab 8 - Penyelidikan (Part 1)
9 Bab 9 - Luna
10 Bab 10 - Coffee Maker
11 Bab 11 - Monica (Part 1)
12 Bab 12 - Monica (Part 2)
13 Bab 13 (Monica part 3)
14 Bab 14 (Penyelidikan Part 2)
15 Bab 15 - Ruangan di Bawah Manhole Cover
16 Bab 16 - Bertemu Dia
17 Bab 17 - Pulang ke Rumah
18 Bab 18 - Aksi Monica
19 Bab 19 - Puzzle
20 Bab 20 - To Be With You
21 Bab 21 - Dinner
22 Bab 22 - Telepon Menjengkelkan
23 Bab 23 - E L
24 Bab 24 - Panti Asuhan (Part 1)
25 Bab 25 - Panti Asuhan (Part 2)
26 Bab 26 - Panti Asuhan (Part 3)
27 Bab 27 - Beasiswa
28 Bab 28 - Curiga
29 Bab 29 - Jason dan Emily
30 Bab 30 - Kebetulan yang Tidak Terduga
31 Bab 31 - Penyelidikan (Part 3)
32 Bab 32 - Penyelidikan (Part 4)
33 Bab 33 - Asuransi
34 Bab 34 - Hasil Forensik
35 Bab 35 - HTHC
36 Bab 36 - Penyelidikan (Part 5)
37 Bab 37 - AB Negatif
38 Bab 38 - Maaf
39 Bab 39 - Tuan Hades
40 Bab 40 - Piano
41 Bab 41 - Saat Aku Masih SMA
42 Bab 42 - Asisten Edith
43 Bab 43 - Cinta Pandangan Pertama
44 Bab 44 - Action
45 Bab 45 - Akhir Dari Penjelasan
46 Bab 46 - Perang Dimulai
47 Bab 47 - Kegagalan Pertama
48 Bab 48 - Ruang Rahasia
49 Bab 49 - Ingin Mundur
50 Bab 50 - Ancaman
51 Bab 51 - Rencana B
52 Bab 52 - Hades dan Hera
53 Bab 53 - Hades dan Hera
54 Bab 54 - Hades dan Hera
55 Bab 55 - Hades dan Hera
56 Bab 56 - Hades dan Hera
57 Bab 57 - Hades dan Hera ( End)
58 Bab 58 - Rencana Balas Dendam
59 Bab 59 - Klinik
60 Bab 60 - Taman Kota
61 Bab 61 - Arsenik
62 Bab 62 - Menyamar
63 Bab 63 - Masuk Rumah Henry
64 Bab 64 - Masuk Ruang Kerja Henry
65 Bab 65 - Mencari Edith
66 Bab 66 - Who is he?
67 Bab 67 - He is ...
68 Bab 68 - Surat Untuknya
69 Bab 69 - Sidik Jari
70 Bab 70 - Action
71 Bab 71 - Win or Lose ?
72 Bab 72 - Tertembak
73 Bab 73 - Nona Edith
74 Bab 74 - Go Home
75 Bab 75 - Akal Busuk Henry Terkuak
76 Bab 76 - Berita Bahagia
77 Bab 77 - Reward For All
78 Bab 78 - Too Much
79 Bab 79 - Hera Is Coming
80 Bab 80 - Oh My Hera
81 Bab 81 - Masalah Baru Zeus
82 Bab 82 - Anak Siapa?
83 Bab 83 - Bertemu Kembali
84 Bab 84 - Will You Marry Me?
85 Bab 85 - Ares
86 Can't Wait To Read New Novel
87 Novel
88 RIMBA SI ANAK GENIUS
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Telepon Tengah Malam
2
Bab 2 - Wallpaper Ponsel
3
Bab 3 - Honey and Bee Tatto
4
Bab 4 - Orlene
5
Bab 5 - Ibu Mertua Orlene
6
Bab 6 - Mertua dan Menantu
7
Bab 7 - Apakah Kamu Mengenal Edith?
8
Bab 8 - Penyelidikan (Part 1)
9
Bab 9 - Luna
10
Bab 10 - Coffee Maker
11
Bab 11 - Monica (Part 1)
12
Bab 12 - Monica (Part 2)
13
Bab 13 (Monica part 3)
14
Bab 14 (Penyelidikan Part 2)
15
Bab 15 - Ruangan di Bawah Manhole Cover
16
Bab 16 - Bertemu Dia
17
Bab 17 - Pulang ke Rumah
18
Bab 18 - Aksi Monica
19
Bab 19 - Puzzle
20
Bab 20 - To Be With You
21
Bab 21 - Dinner
22
Bab 22 - Telepon Menjengkelkan
23
Bab 23 - E L
24
Bab 24 - Panti Asuhan (Part 1)
25
Bab 25 - Panti Asuhan (Part 2)
26
Bab 26 - Panti Asuhan (Part 3)
27
Bab 27 - Beasiswa
28
Bab 28 - Curiga
29
Bab 29 - Jason dan Emily
30
Bab 30 - Kebetulan yang Tidak Terduga
31
Bab 31 - Penyelidikan (Part 3)
32
Bab 32 - Penyelidikan (Part 4)
33
Bab 33 - Asuransi
34
Bab 34 - Hasil Forensik
35
Bab 35 - HTHC
36
Bab 36 - Penyelidikan (Part 5)
37
Bab 37 - AB Negatif
38
Bab 38 - Maaf
39
Bab 39 - Tuan Hades
40
Bab 40 - Piano
41
Bab 41 - Saat Aku Masih SMA
42
Bab 42 - Asisten Edith
43
Bab 43 - Cinta Pandangan Pertama
44
Bab 44 - Action
45
Bab 45 - Akhir Dari Penjelasan
46
Bab 46 - Perang Dimulai
47
Bab 47 - Kegagalan Pertama
48
Bab 48 - Ruang Rahasia
49
Bab 49 - Ingin Mundur
50
Bab 50 - Ancaman
51
Bab 51 - Rencana B
52
Bab 52 - Hades dan Hera
53
Bab 53 - Hades dan Hera
54
Bab 54 - Hades dan Hera
55
Bab 55 - Hades dan Hera
56
Bab 56 - Hades dan Hera
57
Bab 57 - Hades dan Hera ( End)
58
Bab 58 - Rencana Balas Dendam
59
Bab 59 - Klinik
60
Bab 60 - Taman Kota
61
Bab 61 - Arsenik
62
Bab 62 - Menyamar
63
Bab 63 - Masuk Rumah Henry
64
Bab 64 - Masuk Ruang Kerja Henry
65
Bab 65 - Mencari Edith
66
Bab 66 - Who is he?
67
Bab 67 - He is ...
68
Bab 68 - Surat Untuknya
69
Bab 69 - Sidik Jari
70
Bab 70 - Action
71
Bab 71 - Win or Lose ?
72
Bab 72 - Tertembak
73
Bab 73 - Nona Edith
74
Bab 74 - Go Home
75
Bab 75 - Akal Busuk Henry Terkuak
76
Bab 76 - Berita Bahagia
77
Bab 77 - Reward For All
78
Bab 78 - Too Much
79
Bab 79 - Hera Is Coming
80
Bab 80 - Oh My Hera
81
Bab 81 - Masalah Baru Zeus
82
Bab 82 - Anak Siapa?
83
Bab 83 - Bertemu Kembali
84
Bab 84 - Will You Marry Me?
85
Bab 85 - Ares
86
Can't Wait To Read New Novel
87
Novel
88
RIMBA SI ANAK GENIUS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!