Krieek~
Suara pintu terbuka
Arkandra semakin bersiap untuk melindungi Hilassen. Bayangan dari sosok tersebut semakin nampak dan Arkandra menelan ludah.
"Loh? Ada tam- dia kenapa?" tanya sosok tersebut yang awalnya santai tiba-tiba berubah menjadi serius
"Di-dia, dia butuh pertolongan sesegera mungkin!" kata Arkandra
"Baiklah, kau kakimu sembuhkan sendiri. Aku akan menolongnya." kata sosok tersebut
"Ba-baik" jawab Arkandra
Arkandra kemudian melepas tangannya dari sekitar Hilassen dan memindahkannya ke sekitar kakinya yang terluka. Arkandra tidak mengetahui siapa sosok wanita yang datang namun jikalau dugaannya benar maka wanita ini adalah yang dicari-cari oleh Kakek Lehben.
"Apa kau.. yang bernama Sherle?" tanya Arkandra
"Ya, dan kau pasti bukan orang biasa." jawab Sherle
Sherle melepas mantel dan topi penyihirnya serta bergegas menuju ke samping Hilassen dan mulai merapalkan Sihir Penyembuhan.
"Kepada Dewi Pertolongan aku memohon kepada-Mu untuk selamatkan nyawa anak ini. Healing Magic : Lachrymal of Goddess." kata Sherle
Dari sekeliling Sherle keluar cahaya berwarna hijau dan putih. Cahaya tersebut memutari Sherle dari bawah hingga ke kedua tangan Sherle yang sedang ia julurkan ke atas tubuh Hilassen (tanpa menyentuh).
Arkandra melihat Sihir Sherle dari kejauhan dan ia menjadi sangat yakin bahwa wanita ini bukanlah orang sembarangan.
Tak cukup sampai disitu, Sherle kembali merapalkan satu Sihir lagi.
"Air hujan turun atas berkah-Mu, demikian pula hamba meminta atas berkah-Mu. Magic : Aresa Blessings." kata Sherle
Sebuah Air tiba-tiba keluar dari masing-masing ruas jarinya. Air yang keluar diarahkan oleh Sherle ke seluruh tubuh bagian atas Hilassen.
Hari pun mulai gelap
Kakek Lehben yang terus mencari selama seharian memutuskan untuk kembali.
"Hah.. hah.. hah.. ternyata kau sudah ada di sini." kata Kakek Lehben
"Sudah kuduga kaulah yang membawa mereka, Kakek Tua." kata Sherle
Kakek Lehben langsung duduk di salah satu kursi kayu Sherle dengan punggung yang encok khas orang-orang tua. Kakek Lehben juga akhirnya bisa bernafas lega setelah melihat cucunya ditangani oleh orang yang ia rasa tepat.
"Kakek, bagaimana kau bisa tahu tempat ini? Dan bagaimana kau bisa mengenal orang ini?" tanya Arkandra
"Ah, aku lupa memperkenalkan kepadamu ya, Tuan Muda. Perkenalkan, dia adalah Sherle von Meer." kata Kakek Lehben
"Vo-von Meer?!" kata Arkandra dengan terkejut
"Hahh.. mengapa kau harus memberi tahu nama margaku juga." kata Sherle
"Ah, aku lupa, maklumlah sudah tua! Hahahaha." kata Kakek Lehben dengan tertawa
Sherle kemudian mengangkat tangannya menandakan dirinya telah selesai mengobati Hilassen. Arkandra dan Kakek Lehben langsung berdiri dan menghampiri Hilassen.
"Wah! Luka-lukanya sudah tidak begitu nampak seperti sebelumnya!" kata Arkandra dengan kagum
"Hahaha! Sudah kuduga kau bisa melakukan ini." kata Kakek Lehben
Sherle menuruni tangga kecil dan mengambil segelas air putih (Bir)
"Kau menggunakan Sihir itu?" tanya Sherle
Kakek Lehben tidak menjawab dan Arkandra agak kebingungan mendengar perkataan dari Sherle. Sherle kembali bertanya dan Kakek Lehben tetap tidak menjawab.
"Kau sudah tahu konsekuensinya bukan?" tanya Sherle
".. ya." kata Kakek Lehben
Arkandra yang sedang senang melihat luka luka yang dialami Hilassen mulai membaik, menjadi kebingungan. Ia menengok ke Sherle dan nampak Sherle yang sedikit kesal sembari meminum segelas bir.
"Anu.. kalau boleh tahu, apa konsekuensinya?" tanya Arkandra
"Bahhaa!!" kata Sherle setelah minum dan membanting gelasnya ke meja hingga membuat gelasnya retak
Kakek Lehben mengelus kepala Arkandra.
"Besok akan saua jelaskan, Tuan Muda. Sekarang lebih baik Tuan Muda istirahat." kata Kakek Lehben dengan tersenyum
Arkandra yang bingung anya bisa menganggukkan kepala dan menuju ke sofa untuk tidur. Ketika Arkandra mau tidur di sofa, tiba tiba sofa terangkat dan menjatuhkan Arkandra.
"Aduh!" kata Arkandra
"Uuhh.." kata Kakek Lehben
"Naiklah ke atas, anak kecil. Tidur di sofa bukanlah tindakan hek.. Bangsawan hek." kata Sherle yang cegukan
Dengan mengelus ngelus bokongnya ia berjalan menaiki tangga mematuhi perkataan Sherle.
Hari pun berganti
Arkandra membuka matanya dan ia melihat ke langit langit. Kayu yang berjejer membuatnya teringat bahwa ia sekarang sedang tidak berada di kediamannya.
Arkandra langsung berlari keluar dari kamar dan menuruni tangga. Ia langsung menemui Hilassen namun ketika ia melihat Hilassen, Hilassen masih tertidur.
"Ah, Tuan Muda sudah bangun?" terdengar suara seorang perempuan
Arkandra menoleh ke suara yang memanggilnya. Ia terlihat terkejut dan kebingungan melihat orang yang memanggilnya.
"Oh, maafkan ketidaksopanan saya. Izinkan saya untuk memperkena-" kata si perempuan
Dakk~ Pintu dibuka dengan sangat keras
"Yo Rural! Kami kembali!" teriak Sherle dengan mengangkat Sapu Sihirnya menggunakan tangan kirinya
Arkandra terkejut hingga terjatuh dan menggelinding dari atas tangga.
Jedak~ Suara Arkandra terjatuh dan menabrak lantai kayu
"Oh, Tuan Muda sudah bangun rupanya." kata Sherle
Di luar rumah pohon, terlihat Kakek Lehben yang sedang membelah beberapa puluh batang kayu kecil. Sherle mengambil sebuah kantung kecil di ikat pinggang kirinya.
"Rural, pagi ini kita makan daging buruanku!" kata Sherle
"Hari ini dapat apa, Nona Sherle?" tanya Rural
Arkandra yang penasaran dengan kantung Sherle perlahan mulai mendekat. Sherle membuka pengikat kantungnya dan langsung keluar seekor rusa dewasa. Arkandra terkejut hingga terpental ke belakang dan kepalanya kejedot permukaan bagian bawah meja.
"Baiklah! Mari kita makan!" teriak Sherle
Rural mengambil dan menguliti rusa hasil buruan Sherle. Tanpa memakan waktu yang lama, rusa buruan Sherle tiba tiba sudah telanjang dan kepala dari rusa sudah terpisah tanpa darah yang muncrat kemana mana.
Arkandra melihat aksi dari Rural, Rural mengangkat rusa hingga mengapung sepantaran dadanya kemudian dari sekitar rusa keluar sebuah cahaya berwarna hijau dengan pinggiran putih memutari rusa.
5 menit kemudian, badan rusa benar benar sudah terbagi menjadi daging daging layaknya yang dijual di pasar. Arkandra terkejut dengan cepatnya kerja Rural dalam memotong, menguliti, dan membersihkan daging rusa.
Rural mengambil beberapa bagian daging dan kemudian memanggangnya ke dalam sebuah oven besar yang ada di dapur. Beberapa saat kemudian, semua makanan sudah siap disantap di atas meja. Sherle, Rural, Kakek Lehben, dan Arkandra duduk memutari meja makan.
"Baiklah aku akan memimpin." kata Sherle
Mendengar perkataan Sherle, Arkandra kebingungan dengan maksud dari Sherle yang akan memimpin. Sherle, Kakek Lehben, dan Rural memejamkan kedua mata, mengangkat serta menyatukan kedua tangan (digenggam). serta menundukkan kepala mereka sedikit.
Sherle melihat Arkandra dengan mengintip menggunakan satu matanya. Ia sedikit tersenyum dan mulai berdoa.
"Kepada Dewa-Dewi yang telah bermurah hati memberikan kehidupan kepada kami, kami mohon berkahilah panganan dan minuman kami. Amen" kata Sherle
"Amen" kata Kakek Lehben dan Rural
Mereka selesai berdoa dan melihat ke arah Arkandra yang melihat mereka bertiga dengan agak kebingungan.
"Mari makan, Tuan Muda." kata Kakek Lehben dengan tersenyum
"Y-ya.." jawab Arkandra
Mereka mulai makan dan diselingi candaan kecil seperti Sherle yang beberapa kali mengambil potongan daging milik Arkandra, Arkandra yang marah marah karena dagingnya diambil oleh Sherle, Rural yang tertawa manis serta Kakek Lehben yang hanya bisa tertawa pasrah.
Hingga akhirnya suasana kembali tenang dan Arkadra pun memberanikan diri untuk bertanya. Ia menanyakan tentang apa yang terjadi pada Kakek Lehben. Sherle dan Kakek Lehben bertukar pandangan dan seolah memberi kode tentang siapa yang akan menjelaskannya.
"Oke oke oke aku yang akan menjelaskannya.' kata Sherle yang kemudian menatap Arkandra
"Tuan Muda, sebaiknya kau mendengar ini dengan seksama karena tidak akan aku ulangi dua kali. Mengerti?" kata Sherle
Arkandra menganggukkan kepala dan Sherle menghembuskan nafas serta mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Kakek Lehben.
Setelah penjelasan dari Sherle berakhir, Arkandra terdiam dengan wajah yang menunjukkan ketidakpercayaannya. Ia tidak percaya tentang Kakek Lehben yang sudah tidak bisa menggunakan Sihirnya lagi.
"Oi oi.. kalau kau tak percaya ya sudah. Tapi yang aku ceritakan ini adalah kenyataannya." kata Sherle yang kemudian beranjak dari kursinya
"Tunggu dulu, tapi.. bukankah tidak mungkin seseorang di dunia ini kehilangan kekuatan Sihirnya?!" kata Arkandra yang berdiri dari kursinya
Sherle yang mau mengambil segelas bir terdiam berhenti melangkahkan kakinya. Ia melirik ke arah Arkandra.
"Itu karena duniamu masih terlalu sempit bodoh." kata Sherle
Perkataan Sherle memukul telak Arkandra. Kakek Lehben mengelus kepala Arkandra dan Rural berkata kepada Sherle untuk lebih memperhalus bahasanya.
"Lalu.. apakah Hilassen juga kehilangan Sihirnya..?" tanya Arkandra dengan ragu ragu
Perkataan Arkandra membuat terkejut Kakek Lehben dan Rural. Sherle tanpa melirik menjawab bahwa Hilassen tidak akan kehilangan Sihirnya.. setidaknya untuk saat ini.
Perkataan Sherle membuat beban pikiran Arkandra yang masih berusia 8 tahun bertambah. Kepanikan dan kebingungan yang terlihat dengan sangat jelas di wajahnya.
"Sherle, sudah ku katakan bukan untuk lebih memperhalus bahasamu." kata Kakek Lehben dengan halus
"Ya ya.. tapi aku hanya berbicara faktanya saa- uhuk" kata Sherle yang cegukan
"Tuan Muda, Nona Sherle berkata bahwa Hilassen belum kehilangan Sihirnya bukan? Oleh karena itu Tuan Muda harus bisa terus menjaganya agar ia tidak kehilangan Sihirnya." kata Rural dengan mendekati Arkandra dan sedikit membungkuk
"Ya.. aku pasti bisa menjaganya!" kata Arkandra mengangkat kepalanya
Rural kembali berdiri dan membereskan makanan yang tersisa serta mencuci peralatan makan. Kakek Lehben kembali memotong kayu dan Sherle naik tangga menuju ke kamarnya.
Arkandra menggenggam tangannya dengan kuat dan berjanji pada dirinya bahwa apapun yang terjadi ia akan melindunugi adiknya, Hilassen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
xiu yu(YuYu). +_+
Semangat terus...
2020-09-11
1