Chapter 4 - Sihir dan Janji

Krieek~

Suara pintu terbuka

Arkandra semakin bersiap untuk melindungi Hilassen. Bayangan dari sosok tersebut semakin nampak dan Arkandra menelan ludah.

"Loh? Ada tam- dia kenapa?" tanya sosok tersebut yang awalnya santai tiba-tiba berubah menjadi serius

"Di-dia, dia butuh pertolongan sesegera mungkin!" kata Arkandra

"Baiklah, kau kakimu sembuhkan sendiri. Aku akan menolongnya." kata sosok tersebut

"Ba-baik" jawab Arkandra

Arkandra kemudian melepas tangannya dari sekitar Hilassen dan memindahkannya ke sekitar kakinya yang terluka. Arkandra tidak mengetahui siapa sosok wanita yang datang namun jikalau dugaannya benar maka wanita ini adalah yang dicari-cari oleh Kakek Lehben.

"Apa kau.. yang bernama Sherle?" tanya Arkandra

"Ya, dan kau pasti bukan orang biasa." jawab Sherle

Sherle melepas mantel dan topi penyihirnya serta bergegas menuju ke samping Hilassen dan mulai merapalkan Sihir Penyembuhan.

"Kepada Dewi Pertolongan aku memohon kepada-Mu untuk selamatkan nyawa anak ini. Healing Magic : Lachrymal of Goddess." kata Sherle

Dari sekeliling Sherle keluar cahaya berwarna hijau dan putih. Cahaya tersebut memutari Sherle dari bawah hingga ke kedua tangan Sherle yang sedang ia julurkan ke atas tubuh Hilassen (tanpa menyentuh).

Arkandra melihat Sihir Sherle dari kejauhan dan ia menjadi sangat yakin bahwa wanita ini bukanlah orang sembarangan.

Tak cukup sampai disitu, Sherle kembali merapalkan satu Sihir lagi.

"Air hujan turun atas berkah-Mu, demikian pula hamba meminta atas berkah-Mu. Magic : Aresa Blessings." kata Sherle

Sebuah Air tiba-tiba keluar dari masing-masing ruas jarinya. Air yang keluar diarahkan oleh Sherle ke seluruh tubuh bagian atas Hilassen.

Hari pun mulai gelap

Kakek Lehben yang terus mencari selama seharian memutuskan untuk kembali.

"Hah.. hah.. hah.. ternyata kau sudah ada di sini." kata Kakek Lehben

"Sudah kuduga kaulah yang membawa mereka, Kakek Tua." kata Sherle

Kakek Lehben langsung duduk di salah satu kursi kayu Sherle dengan punggung yang encok khas orang-orang tua. Kakek Lehben juga akhirnya bisa bernafas lega setelah melihat cucunya ditangani oleh orang yang ia rasa tepat.

"Kakek, bagaimana kau bisa tahu tempat ini? Dan bagaimana kau bisa mengenal orang ini?" tanya Arkandra

"Ah, aku lupa memperkenalkan kepadamu ya, Tuan Muda. Perkenalkan, dia adalah Sherle von Meer." kata Kakek Lehben

"Vo-von Meer?!" kata Arkandra dengan terkejut

"Hahh.. mengapa kau harus memberi tahu nama margaku juga." kata Sherle

"Ah, aku lupa, maklumlah sudah tua! Hahahaha." kata Kakek Lehben dengan tertawa

Sherle kemudian mengangkat tangannya menandakan dirinya telah selesai mengobati Hilassen. Arkandra dan Kakek Lehben langsung berdiri dan menghampiri Hilassen.

"Wah! Luka-lukanya sudah tidak begitu nampak seperti sebelumnya!" kata Arkandra dengan kagum

"Hahaha! Sudah kuduga kau bisa melakukan ini." kata Kakek Lehben

Sherle menuruni tangga kecil dan mengambil segelas air putih (Bir)

"Kau menggunakan Sihir itu?" tanya Sherle

Kakek Lehben tidak menjawab dan Arkandra agak kebingungan mendengar perkataan dari Sherle. Sherle kembali bertanya dan Kakek Lehben tetap tidak menjawab.

"Kau sudah tahu konsekuensinya bukan?" tanya Sherle

".. ya." kata Kakek Lehben

Arkandra yang sedang senang melihat luka luka yang dialami Hilassen mulai membaik, menjadi kebingungan. Ia menengok ke Sherle dan nampak Sherle yang sedikit kesal sembari meminum segelas bir.

"Anu.. kalau boleh tahu, apa konsekuensinya?" tanya Arkandra

"Bahhaa!!" kata Sherle setelah minum dan membanting gelasnya ke meja hingga membuat gelasnya retak

Kakek Lehben mengelus kepala Arkandra.

"Besok akan saua jelaskan, Tuan Muda. Sekarang lebih baik Tuan Muda istirahat." kata Kakek Lehben dengan tersenyum

Arkandra yang bingung anya bisa menganggukkan kepala dan menuju ke sofa untuk tidur. Ketika Arkandra mau tidur di sofa, tiba tiba sofa terangkat dan menjatuhkan Arkandra.

"Aduh!" kata Arkandra

"Uuhh.." kata Kakek Lehben

"Naiklah ke atas, anak kecil. Tidur di sofa bukanlah tindakan hek.. Bangsawan hek." kata Sherle yang cegukan

Dengan mengelus ngelus bokongnya ia berjalan menaiki tangga mematuhi perkataan Sherle.

Hari pun berganti

Arkandra membuka matanya dan ia melihat ke langit langit. Kayu yang berjejer membuatnya teringat bahwa ia sekarang sedang tidak berada di kediamannya.

Arkandra langsung berlari keluar dari kamar dan menuruni tangga. Ia langsung menemui Hilassen namun ketika ia melihat Hilassen, Hilassen masih tertidur.

"Ah, Tuan Muda sudah bangun?" terdengar suara seorang perempuan

Arkandra menoleh ke suara yang memanggilnya. Ia terlihat terkejut dan kebingungan melihat orang yang memanggilnya.

"Oh, maafkan ketidaksopanan saya. Izinkan saya untuk memperkena-" kata si perempuan

Dakk~ Pintu dibuka dengan sangat keras

"Yo Rural! Kami kembali!" teriak Sherle dengan mengangkat Sapu Sihirnya menggunakan tangan kirinya

Arkandra terkejut hingga terjatuh dan menggelinding dari atas tangga.

Jedak~ Suara Arkandra terjatuh dan menabrak lantai kayu

"Oh, Tuan Muda sudah bangun rupanya." kata Sherle

Di luar rumah pohon, terlihat Kakek Lehben yang sedang membelah beberapa puluh batang kayu kecil. Sherle mengambil sebuah kantung kecil di ikat pinggang kirinya.

"Rural, pagi ini kita makan daging buruanku!" kata Sherle

"Hari ini dapat apa, Nona Sherle?" tanya Rural

Arkandra yang penasaran dengan kantung Sherle perlahan mulai mendekat. Sherle membuka pengikat kantungnya dan langsung keluar seekor rusa dewasa. Arkandra terkejut hingga terpental ke belakang dan kepalanya kejedot permukaan bagian bawah meja.

"Baiklah! Mari kita makan!" teriak Sherle

Rural mengambil dan menguliti rusa hasil buruan Sherle. Tanpa memakan waktu yang lama, rusa buruan Sherle tiba tiba sudah telanjang dan kepala dari rusa sudah terpisah tanpa darah yang muncrat kemana mana.

Arkandra melihat aksi dari Rural, Rural mengangkat rusa hingga mengapung sepantaran dadanya kemudian dari sekitar rusa keluar sebuah cahaya berwarna hijau dengan pinggiran putih memutari rusa.

5 menit kemudian, badan rusa benar benar sudah terbagi menjadi daging daging layaknya yang dijual di pasar. Arkandra terkejut dengan cepatnya kerja Rural dalam memotong, menguliti, dan membersihkan daging rusa.

Rural mengambil beberapa bagian daging dan kemudian memanggangnya ke dalam sebuah oven besar yang ada di dapur. Beberapa saat kemudian, semua makanan sudah siap disantap di atas meja. Sherle, Rural, Kakek Lehben, dan Arkandra duduk memutari meja makan.

"Baiklah aku akan memimpin." kata Sherle

Mendengar perkataan Sherle, Arkandra kebingungan dengan maksud dari Sherle yang akan memimpin. Sherle, Kakek Lehben, dan Rural memejamkan kedua mata, mengangkat serta menyatukan kedua tangan (digenggam). serta menundukkan kepala mereka sedikit.

Sherle melihat Arkandra dengan mengintip menggunakan satu matanya. Ia sedikit tersenyum dan mulai berdoa.

"Kepada Dewa-Dewi yang telah bermurah hati memberikan kehidupan kepada kami, kami mohon berkahilah panganan dan minuman kami. Amen" kata Sherle

"Amen" kata Kakek Lehben dan Rural

Mereka selesai berdoa dan melihat ke arah Arkandra yang melihat mereka bertiga dengan agak kebingungan.

"Mari makan, Tuan Muda." kata Kakek Lehben dengan tersenyum

"Y-ya.." jawab Arkandra

Mereka mulai makan dan diselingi candaan kecil seperti Sherle yang beberapa kali mengambil potongan daging milik Arkandra, Arkandra yang marah marah karena dagingnya diambil oleh Sherle, Rural yang tertawa manis serta Kakek Lehben yang hanya bisa tertawa pasrah.

Hingga akhirnya suasana kembali tenang dan Arkadra pun memberanikan diri untuk bertanya. Ia menanyakan tentang apa yang terjadi pada Kakek Lehben. Sherle dan Kakek Lehben bertukar pandangan dan seolah memberi kode tentang siapa yang akan menjelaskannya.

"Oke oke oke aku yang akan menjelaskannya.' kata Sherle yang kemudian menatap Arkandra

"Tuan Muda, sebaiknya kau mendengar ini dengan seksama karena tidak akan aku ulangi dua kali. Mengerti?" kata Sherle

Arkandra menganggukkan kepala dan Sherle menghembuskan nafas serta mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Kakek Lehben.

Setelah penjelasan dari Sherle berakhir, Arkandra terdiam dengan wajah yang menunjukkan ketidakpercayaannya. Ia tidak percaya tentang Kakek Lehben yang sudah tidak bisa menggunakan Sihirnya lagi.

"Oi oi.. kalau kau tak percaya ya sudah. Tapi yang aku ceritakan ini adalah kenyataannya." kata Sherle yang kemudian beranjak dari kursinya

"Tunggu dulu, tapi.. bukankah tidak mungkin seseorang di dunia ini kehilangan kekuatan Sihirnya?!" kata Arkandra yang berdiri dari kursinya

Sherle yang mau mengambil segelas bir terdiam berhenti melangkahkan kakinya. Ia melirik ke arah Arkandra.

"Itu karena duniamu masih terlalu sempit bodoh." kata Sherle

Perkataan Sherle memukul telak Arkandra. Kakek Lehben mengelus kepala Arkandra dan Rural berkata kepada Sherle untuk lebih memperhalus bahasanya.

"Lalu.. apakah Hilassen juga kehilangan Sihirnya..?" tanya Arkandra dengan ragu ragu

Perkataan Arkandra membuat terkejut Kakek Lehben dan Rural. Sherle tanpa melirik menjawab bahwa Hilassen tidak akan kehilangan Sihirnya.. setidaknya untuk saat ini.

Perkataan Sherle membuat beban pikiran Arkandra yang masih berusia 8 tahun bertambah. Kepanikan dan kebingungan yang terlihat dengan sangat jelas di wajahnya.

"Sherle, sudah ku katakan bukan untuk lebih memperhalus bahasamu." kata Kakek Lehben dengan halus

"Ya ya.. tapi aku hanya berbicara faktanya saa- uhuk" kata Sherle yang cegukan

"Tuan Muda, Nona Sherle berkata bahwa Hilassen belum kehilangan Sihirnya bukan? Oleh karena itu Tuan Muda harus bisa terus menjaganya agar ia tidak kehilangan Sihirnya." kata Rural dengan mendekati Arkandra dan sedikit membungkuk

"Ya.. aku pasti bisa menjaganya!" kata Arkandra mengangkat kepalanya

Rural kembali berdiri dan membereskan makanan yang tersisa serta mencuci peralatan makan. Kakek Lehben kembali memotong kayu dan Sherle naik tangga menuju ke kamarnya.

Arkandra menggenggam tangannya dengan kuat dan berjanji pada dirinya bahwa apapun yang terjadi ia akan melindunugi adiknya, Hilassen.

Terpopuler

Comments

xiu yu(YuYu). +_+

xiu yu(YuYu). +_+

Semangat terus...

2020-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Hilassen von Arn
2 Chapter 2 - Ruang Kelas
3 Chapter 3 - Peringatan
4 Chapter 4 - Sihir dan Janji
5 Chapter 5 - Kembali ke Kota
6 Chapter 6 - Pindah Sekolah
7 Chapter 7 - Hingar Bingar
8 Chapter 8 - Malaikat Sekolah
9 Chapter 9 - Tuduhan & Fitnah
10 Chapter 10 - Sherle
11 Chapter 11 - Menjadi Raja Iblis
12 Chapter 12 - Lawan Pertama
13 Chapter 13 - Kucing Putih
14 Chapter 14 - Para Hyena
15 Chapter 15 - Hutan Bruterwald
16 Chapter 16 - Piramida Zeit
17 Chapter 17 - Piramida Zeit Part 2
18 Chapter 18 - Penyihir Bukit Eulehil
19 Chapter 19 - Tukang Tidur
20 Chapter 20 - Menagih Hutang
21 Chapter 21 - Gerbang Waktu
22 Chapter 22 - Dunia yang Berbeda
23 Chapter 23 - Pertarungan Para Monster
24 Chapter 24 - Orang Tua yang Menyebut Dirinya Dewa
25 Chapter 25 - Pelatihan
26 Chapter 26 - Pelatihan Dimulai
27 Chapter 27 - Pelatihan Hari Pertama
28 Chapter 28 - Sihir Memperkuat Otot
29 Chapter 29 - Sarapan Penuh Kejutan
30 Chapter 30 - Hilassen dan Latihan
31 Chapter 31 - Hasil Latihan
32 Chapter 32 - 10 Tahun
33 Chapter 33 - Suatu Tempat
34 Chapter 34 - Hutan Daun Merah
35 Chapter 35 - Penaklukan Pertama
36 Chapter 36 - Blood Mines
37 Chapter 37 - Petaka 15 Menit
38 Chapter 38 - Pembangunan
39 Chapter 39 - Exousia
40 Chapter 40 - Entitas Berbahaya
41 Chapter 41 - Kabar Keluar Benua
42 Chapter 42 - Selamat Datang di Exousia !
43 Chapter 43 - Kekacauaan
44 Chapter 44 - Gemuruh Negeri Jauh
45 Chapter 45 - Kedatangan Kapal Perang
46 Chapter 46 - Perang Pertama
47 Chapter 47 - Berita Kekalahan
48 Chapter 48 - Surat dari Arkandra
49 Chapter 49 - Memulai Pergerakan
50 Chapter 50 - Hadangan
51 Chapter 50.1 - Hadangan
52 Chapter 50.2 - Hadangan
53 Chapter 51 - Murka & Pertolongan
54 Chapter 52 - Tertawa
55 Chapter 52.1 - Tertawa
56 Chapter 53 [END] - Raja Iblis
57 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Chapter 1 - Hilassen von Arn
2
Chapter 2 - Ruang Kelas
3
Chapter 3 - Peringatan
4
Chapter 4 - Sihir dan Janji
5
Chapter 5 - Kembali ke Kota
6
Chapter 6 - Pindah Sekolah
7
Chapter 7 - Hingar Bingar
8
Chapter 8 - Malaikat Sekolah
9
Chapter 9 - Tuduhan & Fitnah
10
Chapter 10 - Sherle
11
Chapter 11 - Menjadi Raja Iblis
12
Chapter 12 - Lawan Pertama
13
Chapter 13 - Kucing Putih
14
Chapter 14 - Para Hyena
15
Chapter 15 - Hutan Bruterwald
16
Chapter 16 - Piramida Zeit
17
Chapter 17 - Piramida Zeit Part 2
18
Chapter 18 - Penyihir Bukit Eulehil
19
Chapter 19 - Tukang Tidur
20
Chapter 20 - Menagih Hutang
21
Chapter 21 - Gerbang Waktu
22
Chapter 22 - Dunia yang Berbeda
23
Chapter 23 - Pertarungan Para Monster
24
Chapter 24 - Orang Tua yang Menyebut Dirinya Dewa
25
Chapter 25 - Pelatihan
26
Chapter 26 - Pelatihan Dimulai
27
Chapter 27 - Pelatihan Hari Pertama
28
Chapter 28 - Sihir Memperkuat Otot
29
Chapter 29 - Sarapan Penuh Kejutan
30
Chapter 30 - Hilassen dan Latihan
31
Chapter 31 - Hasil Latihan
32
Chapter 32 - 10 Tahun
33
Chapter 33 - Suatu Tempat
34
Chapter 34 - Hutan Daun Merah
35
Chapter 35 - Penaklukan Pertama
36
Chapter 36 - Blood Mines
37
Chapter 37 - Petaka 15 Menit
38
Chapter 38 - Pembangunan
39
Chapter 39 - Exousia
40
Chapter 40 - Entitas Berbahaya
41
Chapter 41 - Kabar Keluar Benua
42
Chapter 42 - Selamat Datang di Exousia !
43
Chapter 43 - Kekacauaan
44
Chapter 44 - Gemuruh Negeri Jauh
45
Chapter 45 - Kedatangan Kapal Perang
46
Chapter 46 - Perang Pertama
47
Chapter 47 - Berita Kekalahan
48
Chapter 48 - Surat dari Arkandra
49
Chapter 49 - Memulai Pergerakan
50
Chapter 50 - Hadangan
51
Chapter 50.1 - Hadangan
52
Chapter 50.2 - Hadangan
53
Chapter 51 - Murka & Pertolongan
54
Chapter 52 - Tertawa
55
Chapter 52.1 - Tertawa
56
Chapter 53 [END] - Raja Iblis
57
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!