Perasaan Apa Ini?

"Cantiknya rumah ini! Rumah siapa ini, Mah?" tanya Yola pada Mama Zubaedah.

Rumah ini berada di sebuah perumahaan kawasan elit di atas perbukitan kecil.

"Rumah kaulah dengan Abangmu Ilham. Atok nak bagi kalian sebagai hadiah. Bagus tak?" Mama Zubaedah balik bertanya.

Yolanda tercengang sebelum akhirnya mengangguk- angguk takjub.

"Iya, bagus! Ini bagus sekali!"

"Syukurlah kalau Yola suka. Di masa depan pabila Bang Ilham dah kembali dari pendidikannya di Berlin bolehlah Yola dan Bang Ilham tinggal berdua di sini," pancing Mama Zubaedah.

"Berdua?" Yola tercengang mendengar perkataan mertuanya itu.

"Iya. Di mase Bang Ilham dah selesai belajar di luar negeri, Yola pun dah dewasa dah tu, bolehlah tinggal berdua sahaja dengan Abang Ilham di rumah ni dengan cucu- cucu Mamah yang comel kelak." Kata wanita itu dengan mata yang berbinar-binar. "Tak sabar hati Mamah menanti mase tu datang."

Haaa? Mata Yola membelalak mendengar kata-kata Makcik Zubaedah yang belum berapa lama ini dipanggilnya Mamah. Yola bukannya tak mengerti kalau orang yang telah menikah itu kelak akan memiliki anak. Tapi bukannya papa bilang, dia tidak akan punya anak meski dia sudah menikah dengan Ilham? Jadi apakah mereka semua berbohong padanya? Memikirkan semua itu Yola jadi merinding. Dia masih kecil. Dia tak mau punya anak! Benar kata- kata Mama, dia harus jauh- jauh dari Bang Ilham.

Yola berusaha menepis kata- kata mertuanya itu. Di pikirannya yang polos tak terbersit sebenarnya proses bagaimana seseorang bisa mengandung hingga memiliki anak. Yang dia tau begitu menikah, mungkin saja dia akan memiliki anak hanya dengan berdekatan saja dengan suaminya.

"Ehsan, kamu lagi ngapain?" tanya Yola pada Hafiz yang tengah asyik memainkan ponselnya.

"Main gamelah ...." jawab Hafiz acuh.

Yah, hubungannya dengan Yola memang semakin baik hari demi hari meski Yola masih sering memanggilnya dengan panggilan Ehsan atau pun Endut.

"Game apa?" tanya Yola lagi.

Hafiz tak menjawab melainkan terus memainkan ponselnya. Yola pun lama- lama cukup asyik menonton Hafiz yang sedang bermain game itu.

"Kamu tembak sebelah kiri dong, Ndut. Musuhnya sebelah kiri lebih banyak gimana sih? Ya ampun, ya ampun. Aw ... Hampir saja. Iya, iya begitu. Tembak lagi yang sebelah pojok .... Yah ...." Yola jadi ikut meracau melihat permainan game Hafiz.

"Iya, usah tetapi bising sangatlah, Yola. Aku tak boleh fokus nih ...."

"Habis lemot sih! Gitu doank nggak bisa. Kamu gimana sih, Ndut?"

"Hai budak- budak kecil, apa kalian bikin tu?"

Tiba- tiba saja Ilham sudah menghempaskan tubuhnya dan duduk begitu dekat dengan Yola sehingga Yola diapit oleh kedua Abang beradik itu.

Yola sangat terkejut mendapati Ilham yang duduk sangat rapat dengan dirinya. Ditambah lagi pipi mereka nyaris bersentuhan karena Ilham mendekatkan wajahnya pada layar ponsel Hafiz untuk melihat game apa yang sedang dimainkan Hafiz.

Yola segera bangkit dari duduknya dan memilih duduk di sisi Hafiz yang lain sehingga kini Hafiz yang berada di tengah-tengah mereka.

Hal itu juga disadari oleh Ilham.

Apa hal budak ni hindarkan aku? Aku bau ke? batinnya dalam hati sembari mengendus- endus aroma tubuhnya sendiri.

Tak bau pun, jawabnya sendiri juga dalam hati.

"Hafiz! Tolong kamu bantu urutkan Mamah sekejab. Mamah penat sangat sehabis kita turun dari plane tadi," pinta Mama Zubaedah pada Hafiz.

"Hah? Sekejab Mah, Hafiz selesaikan kan dulu game ni," jawab Hafiz.

"Sekarang, Sayang! Keburu Mamah tak sadarkan diri kalau terlalu lama tunggu Hafiz!" panggil Mamahnya lagi dari kamar.

"Ya, ya, ya! Sekejap. Hafiz datang nak urut Mamah!" kata Hafiz bangkit dari duduknya.

Itu memang akal-akalan dari Mama Zubaedah. Dia memang tak bisa berharap banyak saat ini akan hubungan pernikahan Ilham dan Yola. Tak bisa mengharap pasangan itu bisa memberikannya cucu untuk saat ini. Tapi hati Mama Zubaedah juga menginginkan agar anak dan menantunya ini memiliki hubungan yang baik dan tidak canggung lagi satu sama lain. Tak kenal maka tak sayang. Karena keduanya belum saling kenallah maka tak ada perasaan sayang. Karena itu selama tiga hari yang singkat ini wanita itu akan memberi waktu lebih pada keduanya untuk saling mengenal.

Di ruang keluarga, sepeninggalan Hafiz, Yola semakin gelisah karena ditinggal cuma berdua dengan Ilham.

"Yola tinggal ke kamar dulu ya , Abang!"

Yola bangkit dari duduknya tapi Ilham segera menarik tangannya.

"Kau mau kemane? Abang tak de kawan di sini. Duduklah sekejab!" Katanya.

"Ta... Tapi ...."

"Tak de tapi- tapi. Abang dah bagi tahu Yola bahwasanya Abang dah anggap kau adik sama seperti Hafiz. Jangan takut dengan Bang Ilham. Abang tak makan orang pun," kata Ilham.

Abang memang tak makan orang, tapi Abang bisa bikin aku punya anak kalau dekat- dekat begini, batin Yola.

"Abang! Lepasin tangan Yola dulu," pinta Yola.

"Duduklah! Baru Abang lepas."

Yola akhirnya memilih duduk barulah akhirnya Ilham melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan gadis itu.

"Jadi kau satu classroom dengan si Ehsan?" tanya Ilham.

Yola menoleh dan mulutnya hampir menganga mendengar Ilham.

"Abang panggil Hafiz, Ehsan juga?" tanya Yola tak percaya.

Ilham tertawa. "Baru- baru ni je. Semenjak ...."

"Semenjak apa?" tanya Yola

"Semenjak dia suka cerite kalau ade kawan perempuannya yang suka ganggukan dan panggil dia dengan panggilan Ehsan. Budak perempuan itu, Yola kah?"

Yola tersenyum kecut. Si Endut itu! Dia benar-benar mengadu pada abangnya!

"Iya, itu Yola. Yola memang sering memanggilnya Ehsan kadang- kadang Endut, habis Yola pikir yang mau dinikahkan dengan Yola itu Hafiz. Makanya Yola suka iseng pada Hafiz agar Hafiz tak suka pada Yola," jawab Yola jujur.

Mendengar pengakuan itu membuat Ilham jadi tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa Abang ketawa? Abang memangnya nggak marah?" tanya Yola polos.

"Marah kenapa?" tanya Ilham di tengah derai tawanya.

"Hafiz bilang dia mau mengadu pada Abang biar Abang marahin kami yang suka mengganggunya." kata Yola.

"Endut, ndut .... Buat ape Abang marah? Dia memang mirip sangat dengan Ehsan. Intanpayong ... "

Yola menatap lelaki di hadapannya itu dengan pikiran tak menentu. Lelaki itu kini telah menjadi suaminya. Benarkah duduk berduaan begini dengan suaminya bisa membuatnya hamil dan punya anak? Oh, tidak!

Yola menggeser duduknya sedikit dan menjauhi Ilham. Bagaimana ini? Mama bilang tidak boleh dekat- dekat Abang Ilham.

Ilham menyadari sikap Yola yang risih akan keberadaannya. Hal itu membuat Ilham ingin mengganggunya.

"Yola, kenapa kamu tak nak dikahwinkan dengan Hafiz? Kenapa dengan Abang kamu mahu? Abang handsomekah?" tanyanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. Tangannya bergerak di belakang dan dirangkulkan ke bahu Yola.

Yola memalingkan wajahnya. Wajahnya terasa panas dan memerah. Perasaan apa ini?

"A-abang ...." Yola mendorong tubuh Ilham pelan.

"Ape?" Bisik Ilham di telinganya pelan membuat telinga gadis itu makin memerah.

"Yo- Yola ngantuk. Yola mau tidur," kata Yola langsung bergegas berdiri dan berlari ke kamarnya sebelum Ilham kembali menangkap tangannya dan menahannya berdua saja.

Yola segera mengunci pintu kamar dan bersandar di pintu dengan hati yang berdebar-debar. Ada apa dengan jantungnya? Yola merasa seperti habis lari maraton.

***

Tok! Tok!Tok!

"Yola! Yola! Yola tidur ke?"

Suara Mamah Zubaedah terdengar dari luar pintu kamar ditambah suara gagang pintu digerakkan berusaha untuk dibuka. Mama Zubaedah heran kenapa Yola harus mengunci pintu kamar dari dalam? Bukannya tadi dia sedang ngobrol dengan Ilham? Apa sekarang gadis itu ketakutan dengan Ilham sampai dia harus mengunci kamarnya? Apa yang dikatakan Ilham padanya?

"Yola ...."

Terdengar suara anak kunci diputar dan akhirnya wajah Yola menyembul dari balik pintu. Melihat Mama Zubaedah yang berdiri di depan pintu, Yola membuka pintu kamar itu dengan lebar mempersilahkan mertuanya itu masuk.

"Mamah ...." gumamnya.

"Kamu tidur ke, Yola? Ini dah petang. Tak baik tidur. Kamu mandilah dulu. Nanti usai Maghrib kita semua nak pergi ke KLCC. Kamu sudah pernah tengok menara Petronas ke?"

Yola mengangguk.

"Dulu, sudah lama sekali, Mah. Waktu Yola masih kecil. Mamah dan Papah pernah bawa Yola ke sini," jawab Yola. "Tapi Yola sudah nggak ingat lagi. Cuma masih ada fotonya di rumah."

"Oh, iya betul juga. Mamah lupa, dulu kau memang pernah ke sini lagi kau masih budak comel. Tapi mase tu Mamah dan Hafiz lagi ade di Johor. Kau dan papah kau hanye berjumpa dengan Atok dan Abang Ilham sahaja. Di rumah Atok sepertinya masih ade foto kau dan Abang Ilham. Bila- bila Mamah cari kat sana kalau sempat," kata Mamah Zubaedah. "Abang Ilham semenjak kecil memang tinggal dengan Atok. Besok kita kunjungi rumah Atok juga."

Yola mengangguk. Mendengar nama Ilham pun sekarang membuat darahnya berdesir. Mungkin karena Yola juga sudah menginjak masa pubertas.

"Abang, sekarang ada dimana, Mah?" tanya Yola ragu.

"Abang kau balik ke rumah Atok sekejab. Sebentar malam jemput kite nak ke KLCC. Yola senang shopping tak?"

Yola mengangguk.

"Yola mandi dulu, Mah."

"Okay. Mamah tunggu. By the way, Mamah bantu pindahkan baju Yola ke almari ya?"

"Nggak usah, Ma. Nanti biar Yola sendiri."

"Tak ape. Usah segan dengan Mamah. Mamah dah lama pun berkeinginan punya anak gadis. Tapi hanye diberi anak jantan saje. Biarkan Mama tolong Yola, ye?"

Yola akhirnya tak punya pilihan lain selain mengiyakan. Setelah itu Yola segera mandi sore. Terasa segar setelah Yola keluar dari kamar mandi. Namun saat dia keluar dari kamar mandi, dia menemukan Mamah Zubaedah sedang tertegun sedang memegang pil yang diberikan Mamah padanya sebelum berangkat.

"Yola, ini ape?" tanya Mamah Zubaedah terlihat kurang senang.

"Oh, itu .... Itu Mama yang berikan ke Yola. Suplemen biar Yola nggak sakit selama Yola ada di sini," jawab Yola.

"Suplemen?" tanyanya sambil menatap wajah polos menantunya itu.

Yola mengangguk yakin.

Ratih, ape yang nak kau kasih pada anak kau? Kau sebegitu tak percayenya ke pada Ilham? gumam Mamah Zubaedah dalam hati.

"Mamah, Yola mau minta suplemennya. Yola mau minum sekarang. Kata Mama suplemennya diminum sore saja nggak boleh terlambat. Harus diminum teratur," kata Yola menjelaskan apa yang disuruh Mama Ratih padanya.

Mama Zubaedah menatap menantunya yang polos itu sesaat sebelum memberikan pil kontrasepsi itu. Dia tahu pil apa itu.

Dia tak habis pikir kenapa besannya itu sangat tak percaya pada anaknya, Ilham. Benar, mereka sudah punya kesepakatan bahwa sebelum Yola lulus SMA, Ilham tak akan boleh melakukan hubungan suami isteri dengan Yola. Ilham pun sudah menyanggupi. Tapi kenapa ibundanya Yola ini masih saja tak percaya pada Ilham?

Baiklah, kerana kau dah berpikir macam tu dan membiarkan Yola minum obat tu, berarti takkan masalah kalau Ilham sedikit nak sentuh isterinya tuh. Ratih, Ratih, kau sendiri yang mahu ini, ye? Batinnya.

Dengan sedikit senyum tersungging di bibirnya wanita itu menyaksikan sendiri gadis kecil itu menelan pil kontrasepsi itu dan mendorongnya dengan air minum dalam kemasan yang berada di atas nakas.

Usai sholat Maghrib benar saja tak lama Ilham pun datang menjemput mereka dengan mengenderai mobil Atoknya. Tujuan mereka malam ini adalah ingin ke KLCC menemani Mamah Zubaedah shopping sekaligus hendak menikmati pemandangan malam di menara twin, Petronas.

Yolanda entah bagaimana hanya mau menempel pada Hafiz. Dia tak mau dekat-dekat dengan Ilham. Membuat Mama Zubaedah terlihat gerah melihat mereka.

"Ilham, kau temanilah Yola sekejab. Mama nak membeli- belah seluar dalam untuk Hafiz." kata Mama Zubaedah.

"Hah? Apa? Siapa yang mau beli sel .... Mamah ni, bikin malu Hafiz," protes Hafiz.

"Ayo, Hafiz ...."

"Mamah Yola ikut ...." rengek Yola.

"Kau yakin tak? Mamah dan Hafiz nak ke toko itu ..."

Mamah menunjuk pada salah satu toko pakaian dalam pria. Ada banyak patung yang dipakaikan underwear berbagai model di sana. Membuat Yola jadi risih melihatnya.

"Enggg ... Nggak usah deh, Ma. Yola tunggu di sini aja," tolak Yola pada akhirnya.

"Jangan tunggu kat situ. Ilham, kau bawalah Yola pusing- pusing sekejab sembari tunggu Mamah dan Hafiz selesai. Kau ajak makan dulu ke, pergi temani cari baju dulu ke. Nanti kita berjumpa di parking area," kata Mama Zubaedah.

Sepertinya Mamah Zubaedah sangat berniat sekali membuat anak menantunya dekat. Berbeda sekali dengan Mama Ratih yang malah ingin menjauhkan Ilham dan Yola.

"Baiklah, mari ikut Abang, Yola!"

Tanpa sungkan Ilham pun menarik Yola dari sana. Mereka berjalan- jalan mengitari Mall yang sangat terkenal di area itu. Sesekali Ilham menjelaskan perihal apa- apa yang perlu dijelaskannya mengenai tempat itu layaknya tour guide untuk Yola.

Sementara itu, di toko pakaian dalam pria Hafiz terlihat protes.

"Mamah? Ape yang Mamah bikin ni? Hafiz tak nak membeli seluar. Bikin Hafiz malu je."

Mamah Zubaedah acuh dengan protesnya putra bungsunya itu.

"Usah banyak cakap. Mamah nak belikan kau. Lepas ni kite langsung balik kat rumah," jawab Mamah.

"Tapi .... Tapi .... Yola dan Bang Ilham macam mana?"

"Kite tinggallah. Kunci kereta ada pada Mamah," kata Mamah bangga dengan hasil kerja kerasnya.

"Macam mana Bang Ilham dan Yola boleh pulang kalau macam tu? Kasihan Mamah," protes Hafiz lagi.

"Tak perlulah kau kasihan. Mereka tu tau je jalan pulang!" jawab Mamah dengan senyum liciknya.

Sementara itu saat Ilham dan Yola sedang asyik mengitari Mall,

"Ilham?? Kau di sini juga?"

Seorang wanita cantik yang kira- kira seumuran Ilham tiba- tiba entah darimana datang begitu saja menghampiri Ilham dengan raut wajah berbinar.

"Sonia??"

Ilham juga nampak terkejut dan terlihat sama senangnya dengan gadis itu.

"Kau dengan siape?" tanya gadis itu menunjuk pada Yola.

Hafiz menatap Yola ragu kemudian menjawab,

"Adik, dia adik aku."

"Adik? Aku kire kau cuma punya adik Hafiz?" tanya Sonia bingung.

"Dia .... Adik sepupu aku."

Haaa? Adik sepupu katanya? Yola membatin dalam hati.

Siapa gadis ini? Kenapa Yola merasa kalau Bang Ilham punya perasaan yang spesial terhadap dia? Apa dia pacarnya? Apa iya orang yang sudah menikah boleh pacaran lagi dengan orang lain? tanya Yola dalam hati.

Tapi .... Ya sudahlah! Siapa juga yang mau tau. Lagi pula bukannya bagus kalau Yola diakui sebagai adik? Daripada diakui sebagai istri, apa kata orang nanti di usianya yang masih sekecil ini sudah punya suami. Ihhh, ogah banget deh!

Terpopuler

Comments

Sity Aminah

Sity Aminah

ad ad ah Ra di outhor ny in buat cerita 😏😏😏😏

2021-02-21

0

anotherbyl

anotherbyl

Usia 12 thn udah tahu kah namanya cemburu?? Hayo Yola....😅😅😅
Ini pengalamanku ya, dulu waktu aku kelas 6 MI/SD aku itu dijauhin salah satu temanku, dia kelas sblh. Klo aku anak 6A dia 6B, gitulah contohnya.

Aku lagi ngajarin matematika eman 'laki-laki', karena dia kurang paham. Aku ngajarin tmn laki2 ku karena disuruh guru. Nah, dilain sisi ada tmnku pas istirahat bilang ke tmnku yg ngejauhin aku klo aku deket2 sm orang yg ia sukai/kagumi lah😅😅

Pas istirahat, aku ketemu dia dan aku sapa. Eh, dia (tmn yg ngejauhin aku) malah langsung pergi gitu aja, nggak balas sapaanku. Nggak tahunya, dia lagi cemburu sm aku😅😅😅😭😭
Padahal aku juga nggak deket2 orang yg ia sukai, paling klo tanya ttng pelajaran.

Ya ampun, aku nggak habis pikir sm temen yg ngejauhin aku, klo dia cemburu sm aku gara2 aku ngajarin rumus matematika ke laki2 yg ia sukai. Inilah masa-masa pubertas...😭😅

2021-01-25

5

Nur Saqilla

Nur Saqilla

adik sepupu....kalo masih umur 12 tahun,apakah udah ada rasa cemburu??

2020-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 Haid Pertama
2 Ternyata Bukan si Ehsan
3 Obat Kontrasepsi
4 Perasaan Apa Ini?
5 Abang Mau ngapain?
6 Masa Lalu
7 Malam Pertama
8 Kesakitan di Masa Lalu
9 Interview
10 Tantangan
11 Queen Devil
12 Ammar
13 Trust Me, Please...
14 Can I Call You Mommy?
15 Victoria Hotel
16 Alasan Menikahi Sonia
17 Berkawan dengan Victor
18 Yang kita lakukan semalam
19 French Kiss
20 Kedatangan Mama Zubaedah
21 Bercerailah dengan Ilham
22 Senorita
23 Dejavu
24 Lil Bro or Lil Sist?
25 Rafly
26 Bau Apa?
27 Hafiz, Ayo Kita Menikah
28 Cerai
29 Will You Marry Me
30 Sebelum Janur Kuning Melengkung
31 Masa Iddah
32 Royale International Hotels
33 Show-Up
34 Rasa Bersalah
35 Aster Putih
36 Rujuk
37 Di Ujung Tanduk
38 Barang Bukti Penemuan Ammar
39 Cinta Masa Kecil
40 Eva
41 Rencana Honeymoon
42 Istri Rasa Pelakor
43 Go To Penang
44 Pengaman
45 Belum Siap untuk Hamil Lagi
46 Rencana Comblang
47 Pasembur
48 Cemburu
49 Syarat Agar Dimaafkan
50 Gadis Itu Bernama Andini
51 Skywalk
52 Permintaan Author
53 Dua Garis Merah Muda
54 Satu Kesempatan Untuk Membuktikan
55 Vidio Panas
56 Rencana Untuk Eva
57 Menyingkirkan
58 Ngidam Pasembur Lagi
59 Provokasi Yola
60 Ruang Monitor CCTV
61 Yolanda Gunawan
62 Eva Y Gunawan
63 Bajak Laut
64 N-one dan Guna-1
65 Hanya Ada Satu Yolanda
66 Visual si Abang dan Yola
67 Abang Ammar
68 Bertemu Victor
69 Green House
70 Abimanyu
71 Andini Y
72 Hafiz Kembali ....
73 Atok Jahat!!!
74 Bicara 6 Mata
75 Pembicaraan Antar Pria
76 Rapat Pemegang Saham
77 Pengakuan
78 Siasat Hafiz
79 Seperti Wanita Hamil
80 Jenius?
81 Grafik Saham
82 Pembicaraan Sebelum Tidur
83 Ya Tuhaaan, apa yang terjadi?
84 Siasat Yuri dan Diana
85 Jangan Pernah Tinggalkan Aku
86 Kau Hanya Boleh Memilih Satu
87 Persahabatan Yang Aneh
88 Abang Mahu Kahwin Lagi
89 Janji
90 Pelakor Teriak Pelakor
91 Bahasan Perceraian
92 Kemesraan di Kantor
93 Perbincangan Ilham dan Atok Yahya
94 Romansa Ibu dan Anak
95 Skak Mat
96 Cucu Menantu Presdir
97 Gombal
98 Mommy Medusa
99 Kau Tetap Adik Kesayanganku
100 Flashback Hafiz (1)
101 Flashback Hafiz (2)
102 Flashback Hafiz (3)
103 Flashback Hafiz (4)
104 Flashback (5)
105 Syarat
106 27% Saham N- one
107 Memutuskan
108 Gosip Karyawati N- one
109 Akuisisi Perusahaan
110 Bingung
111 Pagi Baik
112 Klarifikasi
113 Kejadian Tak Terduga
114 Target
115 Kedatangan Mama Ratih
116 Syarat Untuk Memenuhi Syarat
117 Menantu dan Mertua
118 Memberi Pengertian
119 Hadiah Kedua Atok Yahya
120 Fitting Baju Pengantin
121 Tuntutan Mama Sonia
122 Plankton
123 Mommy dan Daddy bikin Ape?
124 Sonia
125 Foto Prewed dan Maternity
126 Satu Atap
127 Cengkrama Keluarga Harmonis
128 Hamil?
129 Pelaminan Yang Sama
130 Juru Rawat
131 Tanda Tangan!
132 Poligami?
133 Pertengkaran
134 Kembali ke Apartemen
135 Bukan Skenario
136 Menguping
137 Dia Yang Berharga
138 Sate Padang Bukan Sate Madura
139 Calon Menantu Mamah Juga
140 Ledakan
141 Surat dari Salim Gunawan
142 Menolong Sonia
143 Kambing Hitam
144 Pulanglah!
145 Desakan Yuri
146 Patung Emas
147 Menuju Perceraian
148 Resmi Bercerai!
149 Kesal
150 Surprise
151 Pinangan
152 Will You Marry Me Again?
153 Seusai Lamaran
154 Sijil Perakuan Cerai
155 Antara Leon, Nadira dan Sonia
156 Kecemburuan Yuri
157 Tanggung Jawab?
158 Insiden Kecil di Kamar Mandi
159 Permintaan Ilham
160 Bertemu si Pembawa Sial
161 Pembawa Sial Yang Kena Sial
162 Akad Nikah Ulang
163 Pulang ke KL
164 Di Belakang Rumah
165 Tentang Hafiz
166 Gagal Karena Paspor
167 Sampai di KL
168 Berinai Curi
169 Menjalankan Misi
170 Pelakor?
171 Masih Malam "Berinai Curi"
172 Tertangkap!
173 Karma Itu Nyata!
174 Apa Yang Terjadi Dengan Yuri?
175 Majlis Perkahwinan
176 Pertemuan Lucas dan Atok Yahya
177 Wasiat
178 Atok Berpulang Ke Rahmatullah
179 Pertengkaran Ayah dan Anak
180 Kecurigaan
181 Penemuan Surat dan Obat
182 Menyendiri
183 Kondisi Membingungkan
184 Perdebatan Sengit di Ruang Rapat
185 Pemilihan Presiden Direktur N-one
186 Pemilik Saham 44,7%
187 Legalitas
188 Kekecewaan
189 Yuri Kecil
190 Strategi
191 Ingin Bekerja Lagi
192 Menemui Melisa
193 Titik Terang
194 Cerita Hafiz
195 Panggil Aku Abang!
196 Jawatan
197 Tantangan Berkompetisi
198 Tiga Tugas
199 Planning
200 Abang Kurang Apa?
201 Percakapan Leon dan Ilham
202 Yuri dan Lucas
203 Yang Terjadi Waktu Itu
204 Hafiz ...
205 Siasat Yuri
206 Liciknya Yuri
207 Visual lagi
208 Martabat N-one
209 Pemenang Babak Pertama
210 Tugas Kedua
211 Visual Tambahan
212 Pijat Plus-plus
213 Laporan Leon
214 Pengakuan Leon
215 Ancaman
216 Keberangkatan ke Kamboja
217 Terungkap
218 Bersekutu
219 Mencari Informasi
220 Cerita Mama Ratih
221 Diskusi dengan Mama Ratih
222 Marahnya Yola
223 Berita dari Hafiz
224 Keceplosan
225 Satu Persatu Mulai Terkuak
226 Dia Datang
227 Selalu Memikirkannya
228 Empati Bumil
229 Flashback Ilham (1)
230 Flashback Ilham (2)
231 Flashback Ilham (3)
232 Flashback Ilham (4)
233 Flashback Ilham (5)
234 Flashback Ilham (6)
235 Flashback Ilham (7)
236 Flashback Ilham (8)
237 Merasa Patah Hati
238 Mengelabui Yuri
239 Ide Licik
240 Sidak Indopenh Group
241 Berjalan Sesuai Rencana
242 Apakah Itu Hari Yang Sama?
243 Insiden Lagi!
244 Jen ... de ... la ...?
245 Memperkenalkan Yuri dan Sonia
246 Histeris
247 Berdamai Dengan Masa Lalu
248 Pak Aya dan Bu Aya
249 Piyama dan Sandal Jepit
250 Setia?
251 Pengakuan
252 Honeymoon Package
253 I Love You Too
254 Yuri di ... Jendela?
255 Penawaran Hafiz
256 Rencana Membawa Sonia Berobat
257 Too?
258 Bukti Baru
259 "Aku Rindu"
260 Rekaman CCTV
261 Jabatan Kecemasan Dan Trauma (IGD)
262 Memeriksa Rumah Lucas
263 Target Operasi (TO)
264 Penangkapan Yuri
265 Amarah Lucas
266 Datuk Abidin
267 Panggilan Telepon
268 Merasa Terpukul
269 Anakku ...
270 Mencari Andini Y
271 Memori Datuk Abidin
272 Pertemuan Dr. Abraham dengan Datuk Abidin
273 Sebuah Pilihan Sulit
274 Solusi Dari Zuhri
275 Kisah Tentang Andini
276 Masih Tentang Andini
277 Ruang Praktek Dr. Abraham
278 Adik Ipar
279 Membujuk Andini
280 Rencana Tujuh Bulanan
281 Strategi Baru Membujuk Andini
282 Andini dan Ammar
283 Rubik
284 Bertemu Eva
285 Adek Kakak
286 Pertemuan Yang Dinanti
287 Mama ...
288 Quality Time
289 Merasa Dipermainkan
290 Sikap Mama Ratih
291 Percakapan Mama Ratih dan Andini
292 Harga Sebanding
293 Sebuah Misi
294 Ternyata....
295 Monta Somnang
296 Mengejar Target
297 Lil Sist
298 Ammera Ruby Nirwan
299 Pasca Kejadian Itu
300 The End
301 Bonchap 1
302 Bonchap 2
303 Bonchap 3
304 Bonchap 4
305 Meninggalkan Sonia Dengan Victor
306 Everything Will be Alright
307 Cie... Cie.. Yang Mau ....?
308 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 308 Episodes

1
Haid Pertama
2
Ternyata Bukan si Ehsan
3
Obat Kontrasepsi
4
Perasaan Apa Ini?
5
Abang Mau ngapain?
6
Masa Lalu
7
Malam Pertama
8
Kesakitan di Masa Lalu
9
Interview
10
Tantangan
11
Queen Devil
12
Ammar
13
Trust Me, Please...
14
Can I Call You Mommy?
15
Victoria Hotel
16
Alasan Menikahi Sonia
17
Berkawan dengan Victor
18
Yang kita lakukan semalam
19
French Kiss
20
Kedatangan Mama Zubaedah
21
Bercerailah dengan Ilham
22
Senorita
23
Dejavu
24
Lil Bro or Lil Sist?
25
Rafly
26
Bau Apa?
27
Hafiz, Ayo Kita Menikah
28
Cerai
29
Will You Marry Me
30
Sebelum Janur Kuning Melengkung
31
Masa Iddah
32
Royale International Hotels
33
Show-Up
34
Rasa Bersalah
35
Aster Putih
36
Rujuk
37
Di Ujung Tanduk
38
Barang Bukti Penemuan Ammar
39
Cinta Masa Kecil
40
Eva
41
Rencana Honeymoon
42
Istri Rasa Pelakor
43
Go To Penang
44
Pengaman
45
Belum Siap untuk Hamil Lagi
46
Rencana Comblang
47
Pasembur
48
Cemburu
49
Syarat Agar Dimaafkan
50
Gadis Itu Bernama Andini
51
Skywalk
52
Permintaan Author
53
Dua Garis Merah Muda
54
Satu Kesempatan Untuk Membuktikan
55
Vidio Panas
56
Rencana Untuk Eva
57
Menyingkirkan
58
Ngidam Pasembur Lagi
59
Provokasi Yola
60
Ruang Monitor CCTV
61
Yolanda Gunawan
62
Eva Y Gunawan
63
Bajak Laut
64
N-one dan Guna-1
65
Hanya Ada Satu Yolanda
66
Visual si Abang dan Yola
67
Abang Ammar
68
Bertemu Victor
69
Green House
70
Abimanyu
71
Andini Y
72
Hafiz Kembali ....
73
Atok Jahat!!!
74
Bicara 6 Mata
75
Pembicaraan Antar Pria
76
Rapat Pemegang Saham
77
Pengakuan
78
Siasat Hafiz
79
Seperti Wanita Hamil
80
Jenius?
81
Grafik Saham
82
Pembicaraan Sebelum Tidur
83
Ya Tuhaaan, apa yang terjadi?
84
Siasat Yuri dan Diana
85
Jangan Pernah Tinggalkan Aku
86
Kau Hanya Boleh Memilih Satu
87
Persahabatan Yang Aneh
88
Abang Mahu Kahwin Lagi
89
Janji
90
Pelakor Teriak Pelakor
91
Bahasan Perceraian
92
Kemesraan di Kantor
93
Perbincangan Ilham dan Atok Yahya
94
Romansa Ibu dan Anak
95
Skak Mat
96
Cucu Menantu Presdir
97
Gombal
98
Mommy Medusa
99
Kau Tetap Adik Kesayanganku
100
Flashback Hafiz (1)
101
Flashback Hafiz (2)
102
Flashback Hafiz (3)
103
Flashback Hafiz (4)
104
Flashback (5)
105
Syarat
106
27% Saham N- one
107
Memutuskan
108
Gosip Karyawati N- one
109
Akuisisi Perusahaan
110
Bingung
111
Pagi Baik
112
Klarifikasi
113
Kejadian Tak Terduga
114
Target
115
Kedatangan Mama Ratih
116
Syarat Untuk Memenuhi Syarat
117
Menantu dan Mertua
118
Memberi Pengertian
119
Hadiah Kedua Atok Yahya
120
Fitting Baju Pengantin
121
Tuntutan Mama Sonia
122
Plankton
123
Mommy dan Daddy bikin Ape?
124
Sonia
125
Foto Prewed dan Maternity
126
Satu Atap
127
Cengkrama Keluarga Harmonis
128
Hamil?
129
Pelaminan Yang Sama
130
Juru Rawat
131
Tanda Tangan!
132
Poligami?
133
Pertengkaran
134
Kembali ke Apartemen
135
Bukan Skenario
136
Menguping
137
Dia Yang Berharga
138
Sate Padang Bukan Sate Madura
139
Calon Menantu Mamah Juga
140
Ledakan
141
Surat dari Salim Gunawan
142
Menolong Sonia
143
Kambing Hitam
144
Pulanglah!
145
Desakan Yuri
146
Patung Emas
147
Menuju Perceraian
148
Resmi Bercerai!
149
Kesal
150
Surprise
151
Pinangan
152
Will You Marry Me Again?
153
Seusai Lamaran
154
Sijil Perakuan Cerai
155
Antara Leon, Nadira dan Sonia
156
Kecemburuan Yuri
157
Tanggung Jawab?
158
Insiden Kecil di Kamar Mandi
159
Permintaan Ilham
160
Bertemu si Pembawa Sial
161
Pembawa Sial Yang Kena Sial
162
Akad Nikah Ulang
163
Pulang ke KL
164
Di Belakang Rumah
165
Tentang Hafiz
166
Gagal Karena Paspor
167
Sampai di KL
168
Berinai Curi
169
Menjalankan Misi
170
Pelakor?
171
Masih Malam "Berinai Curi"
172
Tertangkap!
173
Karma Itu Nyata!
174
Apa Yang Terjadi Dengan Yuri?
175
Majlis Perkahwinan
176
Pertemuan Lucas dan Atok Yahya
177
Wasiat
178
Atok Berpulang Ke Rahmatullah
179
Pertengkaran Ayah dan Anak
180
Kecurigaan
181
Penemuan Surat dan Obat
182
Menyendiri
183
Kondisi Membingungkan
184
Perdebatan Sengit di Ruang Rapat
185
Pemilihan Presiden Direktur N-one
186
Pemilik Saham 44,7%
187
Legalitas
188
Kekecewaan
189
Yuri Kecil
190
Strategi
191
Ingin Bekerja Lagi
192
Menemui Melisa
193
Titik Terang
194
Cerita Hafiz
195
Panggil Aku Abang!
196
Jawatan
197
Tantangan Berkompetisi
198
Tiga Tugas
199
Planning
200
Abang Kurang Apa?
201
Percakapan Leon dan Ilham
202
Yuri dan Lucas
203
Yang Terjadi Waktu Itu
204
Hafiz ...
205
Siasat Yuri
206
Liciknya Yuri
207
Visual lagi
208
Martabat N-one
209
Pemenang Babak Pertama
210
Tugas Kedua
211
Visual Tambahan
212
Pijat Plus-plus
213
Laporan Leon
214
Pengakuan Leon
215
Ancaman
216
Keberangkatan ke Kamboja
217
Terungkap
218
Bersekutu
219
Mencari Informasi
220
Cerita Mama Ratih
221
Diskusi dengan Mama Ratih
222
Marahnya Yola
223
Berita dari Hafiz
224
Keceplosan
225
Satu Persatu Mulai Terkuak
226
Dia Datang
227
Selalu Memikirkannya
228
Empati Bumil
229
Flashback Ilham (1)
230
Flashback Ilham (2)
231
Flashback Ilham (3)
232
Flashback Ilham (4)
233
Flashback Ilham (5)
234
Flashback Ilham (6)
235
Flashback Ilham (7)
236
Flashback Ilham (8)
237
Merasa Patah Hati
238
Mengelabui Yuri
239
Ide Licik
240
Sidak Indopenh Group
241
Berjalan Sesuai Rencana
242
Apakah Itu Hari Yang Sama?
243
Insiden Lagi!
244
Jen ... de ... la ...?
245
Memperkenalkan Yuri dan Sonia
246
Histeris
247
Berdamai Dengan Masa Lalu
248
Pak Aya dan Bu Aya
249
Piyama dan Sandal Jepit
250
Setia?
251
Pengakuan
252
Honeymoon Package
253
I Love You Too
254
Yuri di ... Jendela?
255
Penawaran Hafiz
256
Rencana Membawa Sonia Berobat
257
Too?
258
Bukti Baru
259
"Aku Rindu"
260
Rekaman CCTV
261
Jabatan Kecemasan Dan Trauma (IGD)
262
Memeriksa Rumah Lucas
263
Target Operasi (TO)
264
Penangkapan Yuri
265
Amarah Lucas
266
Datuk Abidin
267
Panggilan Telepon
268
Merasa Terpukul
269
Anakku ...
270
Mencari Andini Y
271
Memori Datuk Abidin
272
Pertemuan Dr. Abraham dengan Datuk Abidin
273
Sebuah Pilihan Sulit
274
Solusi Dari Zuhri
275
Kisah Tentang Andini
276
Masih Tentang Andini
277
Ruang Praktek Dr. Abraham
278
Adik Ipar
279
Membujuk Andini
280
Rencana Tujuh Bulanan
281
Strategi Baru Membujuk Andini
282
Andini dan Ammar
283
Rubik
284
Bertemu Eva
285
Adek Kakak
286
Pertemuan Yang Dinanti
287
Mama ...
288
Quality Time
289
Merasa Dipermainkan
290
Sikap Mama Ratih
291
Percakapan Mama Ratih dan Andini
292
Harga Sebanding
293
Sebuah Misi
294
Ternyata....
295
Monta Somnang
296
Mengejar Target
297
Lil Sist
298
Ammera Ruby Nirwan
299
Pasca Kejadian Itu
300
The End
301
Bonchap 1
302
Bonchap 2
303
Bonchap 3
304
Bonchap 4
305
Meninggalkan Sonia Dengan Victor
306
Everything Will be Alright
307
Cie... Cie.. Yang Mau ....?
308
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!