Jodoh Dari Malaysia

Jodoh Dari Malaysia

Haid Pertama

Semua berawal dari sebercak darah di seprai.

Pagi itu Yolanda terbangun dari tidurnya dan berteriak mengagetkan seluruh penghuni rumah.

"Aaaaaaa!!!! Mamaaaa!!!"

Jeritan itu segera membuat para pelayan berlarian mendatangi kamar nona kecil mereka. Tak urung sang Papa yang sedari tadi berada di ruang bawah pun segera berlari mendatangi putrinya itu.

"Nona Yola, kenapa?" tanya para pelayan.

Terlihat panik di wajah gadis berusia 12 tahun itu.

"Lihat Mbak Ana! Ada darah di sepraiku dan di piyamaku juga. Ya Tuhaaan .... apa aku terkena penyakit parah yang mematikan??" tanya Yolanda histeris seraya menunjukkan beberapa bercak darah di seprainya.

Melihat itu para pelayan yang berjumlah tiga orang itu tak bisa menahan diri untuk tidak senyum- senyum melihat kepolosan anak dari majikan mereka ini. Sementara Papa Abimanyu melihat hal itu hanya berdehem canggung dan kemudian berbalik ingin kembali ke ruang keluarga.

"Ya ampun, Mbak Ana kirain ada apa. Ternyata cuma 'itu' ...."

"Apa maksud Mbak Ana cuma "itu"? Aku berdarah, Mbak Ana! Berdarah!" kata gadis itu dengan mimik yang dramatis.

"Hmmm .... iya. Tapi itu bukan penyakit. Semua wanita normal mengalaminya. Itu tandanya kamu sudah menginjak masa remaja. Sebentar lagi kamu akan dewasa, Cantik!" kata pelayan bernama Ana itu menjelaskan.

"Tapi ini gimana? Aku harus gimana?" rengek Yolanda yang masih tidak puas dengan jawaban itu.

"Ya sudah. Mbak Ana bantu kamu bersihkan dulu. Nanti Mbak Ana ajarin kamu cara memakai pembalut," kata Ana.

Sementara itu Sang Mama yang mendengar teriakan putrinya itu sedari tadi, baru saja akan mendatangi putrinya Yolanda. Sedari tadi dia mendengarkan teriakan dari lantai kamar atas, namun karena dia sedang sibuk menyirami bunga- bunganya dia baru sempat mendatangi putrinya itu.

"Yola kenapa, Pa?" tanyanya pada suaminya yang sedang menuruni tangga.

"Mama periksa sendiri aja deh. Itu urusan perempuan," jawab Abimanyu, kemudian berlalu meninggalkan istrinya yang bengong akan jawaban itu.

"Urusan perempuan?" gumam Mama heran.

Ya, hari itu adalah hari bersejarah buat Yolanda Gunawan. Hari pertama menstruasinya yang mengubah hampir sebagian besar hidupnya.

Setelah mengurus putrinya dan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan tentang menstruasi hingga Yolanda berangkat ke sekolah, Mama Ratih akhirnya dengan tenang duduk menemani suaminya yang sedang menikmati kopi sambil sesekali mengecek ponselnya.

"Akhirnya waktunya datang juga. Apakah memang harus sekarang, Pa? Yolanda masih muda, dia putri kita satu- satunya. Gadis sekecil itu, mana mungkin Mama sanggup menikahkan dia di usianya semuda itu? Tidak bisakah kita tunggu sampai setidaknya dia cukup umur dulu? 17 tahun. Iya, Mama nggak apa- apa kalau Yola sudah 17 tahun. Tapi Yola masih 12 tahun. Anak seumur itu, dia tau apa?"

Abimanyu menghela napas panjang. Dia memahami kekhawatiran istrinya itu.

"Ma, perjanjian yang kelurga kita buat dengan keluarga Nirwan adalah absolute. Tidak bisa diganggu gugat. Ini demi kebaikan bersama dan ikatan persahabatan keluarga Gunawan dan keluarga Nirwan. Selamanya keluarga kita akan tetap berhutang Budi pada keluarga mereka. Sekarang Yola sudah memasuki usia aqil baligh. Artinya dia siap untuk menikah!"

"Tapi Yola masih kecil, Pa! Bagaimana mungkin anak sekecil itu akan menikah? Ayolah Pa! Kita tunda dulu rencana pernikahan ini. Kita saja menikah di usia yang cukup dewasa, kenapa Yola harus mengalami semua ini? Mereka toh tidak akan tahu kalau Yolanda sudah menstruasi kalau kita tidak memberi tahu," bujuk Ratih.

"Ma, cukup! Papa sudah lelah dengan segala masalah hutang budi ini. Papa sudah lama menunduk pada keluarga mereka. Dengan menikahkan Yola dan Ilham, berarti hutang budi selesai. Papa bisa berdiri dengan kepala yang tegak tanpa harus menundukkan kepala lagi di sisi mereka!" Jawab Abimanyu tanpa mau dibantah.

"Tapi Yola masih sekolah. SD Pa! Masih SD! Dan lagi pula dia pun anak kita satu- satunya. Sistim reproduksinya juga belum matang untuk menikah. Belum lagi kalau Yola dibawa ke Malaysia. Bagaimana dengan Mama?? Bagaimana???" tanya Mama dramatis.

"Mama terlalu banyak berpikir. Keluarga Nirwan juga tau kalau Yola masih kecil. Mereka juga tentu tidak akan menuntut sesuatu yang lebih seperti keturunan untuk saat ini. Pernikahan Ilham dan Yola saat ini hanya untuk mengikat dan mempertegas ikatan di antara keluarga kita. Kehidupan rumah tangga yang sebenarnya mereka akan jalani nanti kalau Yola sudah dewasa." Sampai di situ Abimanyu menghentikan kata-katanya sejenak.

"Lagi pula Papa sudah bertemu dengan Ilham, dia anak yang baik dan berpendidikan. Papa yakin dia tak akan melakukan apa pun pada Yola sebelum anak kita dewasa. Lagi pula Ilham tidak lama lagi akan melanjutkan pendidikannya di Berlin," lanjut Abimanyu.

"Percayalah, pernikahan ini untuk sementara hanya untuk ikatan semata. Putri kesayanganmu akan aman sampai dia dewasa. Papa juga nanti akan membicarakan tentang ini pada keluarga Nirwan. Dan yang pasti kehidupan dan pendidikan Yola juga tidak akan terganggu karena pernikahan ini. Dia masih bisa bersekolah seperti biasa, Ma."

Ratih hanya bisa menghela napasnya. Bagaimana pun ini membuatnya galau.

 ***

Di sekolahnya Yolanda.

"Pagiiii Yola ...."

Yolanda hanya membalas sapaan itu dengan senyum seadanya.

Sapaan teman- teman cowok seperti biasa setiap harinya menghiasi gendang telinga Yolanda. Anak- anak yang sebagian sudah puber itu memang seperti itu. Di usia mereka yang rata- rata berkisar 12-13 tahun, kebanyakan mulai menunjukkan ketertarikan mereka pada lawan jenis. Begitu pun dengan siswa- siswa kelas 6 SD itu. Yolanda di mata mereka memang sangat menarik, cantik, dan juga modis.

Lihat saja mantel bulu yang melekat di tubuh semampainya itu. Belum lagi sepatu dan jam tangan branded serta tas yang belum tentu akan bisa dibeli oleh teman- teman sekelasnya.

Untuk anak seusianya, Yolanda memang memiliki perawakan yang lumayan tinggi dibandingkan teman lain yang sebayanya. Banyak orang- orang yang berspekulasi kalau Yolanda berbakat menjadi seorang model.

Alih- alih menyapa teman- teman cowok yang menyapanya, Yolanda gadis kecil itu malah mendatangi seorang anak laki- laki bertubuh gemuk.

"Ehsan, ape nak kau bikin tu?" Tanyanya dengan logat bahasa Melayu menirukan karakter upin- Ipin.

"Eh, Yo- Yola. Ja- jangan ganggu aku ya?" kata bocah gendut itu dengan nada takut.

Yolanda memang senang sekali mem-bully-nya. Terakhir kali gadis kecil itu dengan gengnya trio centess mengusilinya dengan menaruh beberapa ekor kecoa di dalam tasnya hingga Hafiz berteriak- teriak di waktu jam pelajaran.

"Kenapa memangnya, Ndut? Aku cuma pengen menyapamu, loh!" kata Yola usil.

"Kenape kau selalu ganggukan aku? Aku tak pernah ganggukan kau!" balas Hafiz.

"Kau mau tau alasannya?" tanya Yola.

Hafiz mengangguk. Ya, dia ingin tau alasannya. Kalau memang dia salah, dia berjanji dalam hati akan meminta maaf dan merubahnya.

"Karena aku tak suka kau!" kata Yolanda dengan senyum mengejek. "Kau gendut dan jelek. Pokoknya aku tak suka kau!"

"Lalu kau mau ape?"

Yola memberi kode pada kedua sahabatnya untuk merampas dan menggeledah tas Hafiz.

"Kalian nak buat ape?" tanya Hafiz panik.

"Dimana PR penjaskesmu?" tanya Friska, salah seorang sahabat Yola.

Friska dan Yuri langsung mengaduk- aduk tas bocah gembul itu.

"A- ada di sini! Kau ingin salin ke? Aku akan kasihkan kau tapi jangan ganggu akuuu ...." rengek Hafiz dengan mata yang berlinang.

"Menyalin PR-mu? Kau pede sekali! Aku Yolanda Gunawan tidak pernah mencontek PR orang lain. Aku lebih percaya kemampuanku sendiri," kata Yola bangga.

"Sepertinya ini Yol, PR-nya," kata Yuri.

Yolanda menerima buku itu dan mencari halaman buku yang berisikan PR Hafiz, dan tanpa berperasaan merobek bagian halaman buku itu dan menyimpannya di kantongnya.

"Jangaaaan!!! Jangan robek tugas aku!" jeritnya sambil menangis tersedu- sedu.

"Uppss!!! Sudah terjadi! Maafkan aku Ehsan, eh Hafiz! Aku menyesal!" ledeknya dengan tawa.

"Aku akan laporkan dengan abang aku, kau nanti! Abang aku pasti balaskan kau! Seminggu lagi dia nak datang ke Indonesia!" jerit Hafiz.

"Ku tunggu, Endut! Panggil saja Abangmu itu. Siapa juga yang akan takut?" kata Yola acuh sembari mengibaskan rambutnya.

Hafiz tak mengerti kenapa Yolanda begitu benci dan usil padanya. Padahal orang tua mereka bersahabat. Orang tua Yolanda kelihatannya baik, tetapi kenapa perangai anaknya teramat buruk? Bahkan beberapa kali keluarga mereka saling kunjung mengunjungi sejak keluarga Hafiz pindah dari Malaysia ke Indonesia karena ayah Hafiz diutus sebagai diplomat.

Tapi tunggu sampai abangnya datang, Hafiz tak akan membiarkan gadis tengil itu tenang. Abangnya pasti akan memarahi mereka yang suka usil padanya.

 ***

Di sebuah kelas Matrikulasi, Pre- University di Kuala Lumpur, seorang pria berusia sekitar 19 tahunan sedang sibuk belajar dengan sungguh- sungguh. Dialah Ilham, lelaki yang hendak dijodohkan dengan Yolanda.

Perhatiannya teralihkan sesaat ketika suara ponselnya berdering. Oh, ini dari Mamah, pikirnya.

Mamah, Papah dan adiknya Hafiz memang sudah pindah ke Indonesia dari sejak beberapa bulan yang lalu. Namun karena Ilham masih harus menyelesaikan pendidikan menengahnya yang sebentar lagi akan selesai, Ilham terpaksa harus tetap tinggal di Malaysia dengan Atoknya.

Karena Cik Gu (Guru) sepertinya tidak hadir di jam mata pelajaran ini, akhirnya Ilham mengangkat panggilan Mamahnya itu dan mengaktifkan speakernya agar ia tetap bisa melanjutkan menulis beberapa tugas lagi untuk besok.

"Iya, kenape, Mah?" tanya Ilham dengan logat melayu tanpa menoleh ke ponsel.

"Ilhaaaam!! Mamah nak kasih kamu kabar bahagia!" jerit Mamahnya ditelepon.

"Pelan sikit, Mah! Kabar bahagia ape?" tanya Ilham masih asyik menulis dengan bolpennya.

"Yolanda, Yola! She is menstruating, Kid! Dia haid! She has matured! Kamu harus ke Indonesia minggu ini. Kalian mesti berkahwin secepatnya!!!"

Jreng!!!! Jrengg!!!

Ilham dengan cepat meraih ponselnya dan menutup speaker ponsel itu. Tapi terlambat! Semua mata teman- temannya di ruangan ini tertuju padanya dan seakan menelanjanginya. Ilham malu sekali!

"Ah, hahaha. Mamah, ape maksud Mamah?" bisiknya sedikit gemas.

Lalu tanpa membuang waktu Ilham meletakkan alat tulisnya dan membawa ponselnya ke luar kelas agar tak ada satu pun yang akan mencuri dengar obrolannya dengan Mamahnya.

"Ilham, Mamah dan Papah dah pernah membicarakan ini dengan kau. Perkahwinan kau dengan putri keluarga Gunawan dah tak boleh diganggu gugat. Kau dan Yola akan berkahwin secepatnya dalam bulan ini sebelum kau bertolak ke Berlin."

"Mamah!!! Bagaimana mungkin Ilham nak berkahwin dengan budak kecil tu? Dah pun tak kenal, macam mana pula kahwin dengan budak kecil? Mamah dengan Papah jangan bergurau dengan Ilham. Macam tak ade kelakar lain je," jawab Ilham.

"Mamah dan Papah tak nak bergurau dengan kau Ilham. Pokoknya dalam beberapa hari, Mamah nak kau datang kat sini. Mamah tak suke dibantah," kata Mamahnya Ilham.

"Tapi, Mah ..."

"Tak ade, tapi- tapi. Dua hari lagi, kau datang kat sini!"

Tuut .... Tuuut ....

Panggilan telepon itu pun mati. Dan Ilham masih terpaku di tempat dia berdiri tadi.

Berkahwin? Haaa? Ini jaman Siti Nurbaya ke?

"Ilham ...."

Sebuah tepukan di bahunya membuat Ilham tersadar dari lamunannya.

"Sonia ...."

Gadis itu tersenyum. Cantik sekali.

"Kau kenape?"

Ilham menggeleng.

"Tak apee," jawabnya lembut.

***

Reader yang baru baca, jangan lupa like dan komentarnya guys ....

Oh, iya author menerima krisan juga khususnya di bahasa melayunya. Siapa tahu di antara kalian ada orang Malaysia, boleh banget kasih masukan. Tapi krisannya yang membangun, ya .... Tidak menerima krisan yang bar-bar. Happy reading!!!

Terpopuler

Comments

Terserah

Terserah

baca ulang :v

2024-04-15

0

Ni Malaysia KL ni 😂

2021-10-24

1

Erma Wahyuni

Erma Wahyuni

kasihan belum sampai umur..tapi klo cuma tuk mengikat ga aaplah

2021-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Haid Pertama
2 Ternyata Bukan si Ehsan
3 Obat Kontrasepsi
4 Perasaan Apa Ini?
5 Abang Mau ngapain?
6 Masa Lalu
7 Malam Pertama
8 Kesakitan di Masa Lalu
9 Interview
10 Tantangan
11 Queen Devil
12 Ammar
13 Trust Me, Please...
14 Can I Call You Mommy?
15 Victoria Hotel
16 Alasan Menikahi Sonia
17 Berkawan dengan Victor
18 Yang kita lakukan semalam
19 French Kiss
20 Kedatangan Mama Zubaedah
21 Bercerailah dengan Ilham
22 Senorita
23 Dejavu
24 Lil Bro or Lil Sist?
25 Rafly
26 Bau Apa?
27 Hafiz, Ayo Kita Menikah
28 Cerai
29 Will You Marry Me
30 Sebelum Janur Kuning Melengkung
31 Masa Iddah
32 Royale International Hotels
33 Show-Up
34 Rasa Bersalah
35 Aster Putih
36 Rujuk
37 Di Ujung Tanduk
38 Barang Bukti Penemuan Ammar
39 Cinta Masa Kecil
40 Eva
41 Rencana Honeymoon
42 Istri Rasa Pelakor
43 Go To Penang
44 Pengaman
45 Belum Siap untuk Hamil Lagi
46 Rencana Comblang
47 Pasembur
48 Cemburu
49 Syarat Agar Dimaafkan
50 Gadis Itu Bernama Andini
51 Skywalk
52 Permintaan Author
53 Dua Garis Merah Muda
54 Satu Kesempatan Untuk Membuktikan
55 Vidio Panas
56 Rencana Untuk Eva
57 Menyingkirkan
58 Ngidam Pasembur Lagi
59 Provokasi Yola
60 Ruang Monitor CCTV
61 Yolanda Gunawan
62 Eva Y Gunawan
63 Bajak Laut
64 N-one dan Guna-1
65 Hanya Ada Satu Yolanda
66 Visual si Abang dan Yola
67 Abang Ammar
68 Bertemu Victor
69 Green House
70 Abimanyu
71 Andini Y
72 Hafiz Kembali ....
73 Atok Jahat!!!
74 Bicara 6 Mata
75 Pembicaraan Antar Pria
76 Rapat Pemegang Saham
77 Pengakuan
78 Siasat Hafiz
79 Seperti Wanita Hamil
80 Jenius?
81 Grafik Saham
82 Pembicaraan Sebelum Tidur
83 Ya Tuhaaan, apa yang terjadi?
84 Siasat Yuri dan Diana
85 Jangan Pernah Tinggalkan Aku
86 Kau Hanya Boleh Memilih Satu
87 Persahabatan Yang Aneh
88 Abang Mahu Kahwin Lagi
89 Janji
90 Pelakor Teriak Pelakor
91 Bahasan Perceraian
92 Kemesraan di Kantor
93 Perbincangan Ilham dan Atok Yahya
94 Romansa Ibu dan Anak
95 Skak Mat
96 Cucu Menantu Presdir
97 Gombal
98 Mommy Medusa
99 Kau Tetap Adik Kesayanganku
100 Flashback Hafiz (1)
101 Flashback Hafiz (2)
102 Flashback Hafiz (3)
103 Flashback Hafiz (4)
104 Flashback (5)
105 Syarat
106 27% Saham N- one
107 Memutuskan
108 Gosip Karyawati N- one
109 Akuisisi Perusahaan
110 Bingung
111 Pagi Baik
112 Klarifikasi
113 Kejadian Tak Terduga
114 Target
115 Kedatangan Mama Ratih
116 Syarat Untuk Memenuhi Syarat
117 Menantu dan Mertua
118 Memberi Pengertian
119 Hadiah Kedua Atok Yahya
120 Fitting Baju Pengantin
121 Tuntutan Mama Sonia
122 Plankton
123 Mommy dan Daddy bikin Ape?
124 Sonia
125 Foto Prewed dan Maternity
126 Satu Atap
127 Cengkrama Keluarga Harmonis
128 Hamil?
129 Pelaminan Yang Sama
130 Juru Rawat
131 Tanda Tangan!
132 Poligami?
133 Pertengkaran
134 Kembali ke Apartemen
135 Bukan Skenario
136 Menguping
137 Dia Yang Berharga
138 Sate Padang Bukan Sate Madura
139 Calon Menantu Mamah Juga
140 Ledakan
141 Surat dari Salim Gunawan
142 Menolong Sonia
143 Kambing Hitam
144 Pulanglah!
145 Desakan Yuri
146 Patung Emas
147 Menuju Perceraian
148 Resmi Bercerai!
149 Kesal
150 Surprise
151 Pinangan
152 Will You Marry Me Again?
153 Seusai Lamaran
154 Sijil Perakuan Cerai
155 Antara Leon, Nadira dan Sonia
156 Kecemburuan Yuri
157 Tanggung Jawab?
158 Insiden Kecil di Kamar Mandi
159 Permintaan Ilham
160 Bertemu si Pembawa Sial
161 Pembawa Sial Yang Kena Sial
162 Akad Nikah Ulang
163 Pulang ke KL
164 Di Belakang Rumah
165 Tentang Hafiz
166 Gagal Karena Paspor
167 Sampai di KL
168 Berinai Curi
169 Menjalankan Misi
170 Pelakor?
171 Masih Malam "Berinai Curi"
172 Tertangkap!
173 Karma Itu Nyata!
174 Apa Yang Terjadi Dengan Yuri?
175 Majlis Perkahwinan
176 Pertemuan Lucas dan Atok Yahya
177 Wasiat
178 Atok Berpulang Ke Rahmatullah
179 Pertengkaran Ayah dan Anak
180 Kecurigaan
181 Penemuan Surat dan Obat
182 Menyendiri
183 Kondisi Membingungkan
184 Perdebatan Sengit di Ruang Rapat
185 Pemilihan Presiden Direktur N-one
186 Pemilik Saham 44,7%
187 Legalitas
188 Kekecewaan
189 Yuri Kecil
190 Strategi
191 Ingin Bekerja Lagi
192 Menemui Melisa
193 Titik Terang
194 Cerita Hafiz
195 Panggil Aku Abang!
196 Jawatan
197 Tantangan Berkompetisi
198 Tiga Tugas
199 Planning
200 Abang Kurang Apa?
201 Percakapan Leon dan Ilham
202 Yuri dan Lucas
203 Yang Terjadi Waktu Itu
204 Hafiz ...
205 Siasat Yuri
206 Liciknya Yuri
207 Visual lagi
208 Martabat N-one
209 Pemenang Babak Pertama
210 Tugas Kedua
211 Visual Tambahan
212 Pijat Plus-plus
213 Laporan Leon
214 Pengakuan Leon
215 Ancaman
216 Keberangkatan ke Kamboja
217 Terungkap
218 Bersekutu
219 Mencari Informasi
220 Cerita Mama Ratih
221 Diskusi dengan Mama Ratih
222 Marahnya Yola
223 Berita dari Hafiz
224 Keceplosan
225 Satu Persatu Mulai Terkuak
226 Dia Datang
227 Selalu Memikirkannya
228 Empati Bumil
229 Flashback Ilham (1)
230 Flashback Ilham (2)
231 Flashback Ilham (3)
232 Flashback Ilham (4)
233 Flashback Ilham (5)
234 Flashback Ilham (6)
235 Flashback Ilham (7)
236 Flashback Ilham (8)
237 Merasa Patah Hati
238 Mengelabui Yuri
239 Ide Licik
240 Sidak Indopenh Group
241 Berjalan Sesuai Rencana
242 Apakah Itu Hari Yang Sama?
243 Insiden Lagi!
244 Jen ... de ... la ...?
245 Memperkenalkan Yuri dan Sonia
246 Histeris
247 Berdamai Dengan Masa Lalu
248 Pak Aya dan Bu Aya
249 Piyama dan Sandal Jepit
250 Setia?
251 Pengakuan
252 Honeymoon Package
253 I Love You Too
254 Yuri di ... Jendela?
255 Penawaran Hafiz
256 Rencana Membawa Sonia Berobat
257 Too?
258 Bukti Baru
259 "Aku Rindu"
260 Rekaman CCTV
261 Jabatan Kecemasan Dan Trauma (IGD)
262 Memeriksa Rumah Lucas
263 Target Operasi (TO)
264 Penangkapan Yuri
265 Amarah Lucas
266 Datuk Abidin
267 Panggilan Telepon
268 Merasa Terpukul
269 Anakku ...
270 Mencari Andini Y
271 Memori Datuk Abidin
272 Pertemuan Dr. Abraham dengan Datuk Abidin
273 Sebuah Pilihan Sulit
274 Solusi Dari Zuhri
275 Kisah Tentang Andini
276 Masih Tentang Andini
277 Ruang Praktek Dr. Abraham
278 Adik Ipar
279 Membujuk Andini
280 Rencana Tujuh Bulanan
281 Strategi Baru Membujuk Andini
282 Andini dan Ammar
283 Rubik
284 Bertemu Eva
285 Adek Kakak
286 Pertemuan Yang Dinanti
287 Mama ...
288 Quality Time
289 Merasa Dipermainkan
290 Sikap Mama Ratih
291 Percakapan Mama Ratih dan Andini
292 Harga Sebanding
293 Sebuah Misi
294 Ternyata....
295 Monta Somnang
296 Mengejar Target
297 Lil Sist
298 Ammera Ruby Nirwan
299 Pasca Kejadian Itu
300 The End
301 Bonchap 1
302 Bonchap 2
303 Bonchap 3
304 Bonchap 4
305 Meninggalkan Sonia Dengan Victor
306 Everything Will be Alright
307 Cie... Cie.. Yang Mau ....?
308 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 308 Episodes

1
Haid Pertama
2
Ternyata Bukan si Ehsan
3
Obat Kontrasepsi
4
Perasaan Apa Ini?
5
Abang Mau ngapain?
6
Masa Lalu
7
Malam Pertama
8
Kesakitan di Masa Lalu
9
Interview
10
Tantangan
11
Queen Devil
12
Ammar
13
Trust Me, Please...
14
Can I Call You Mommy?
15
Victoria Hotel
16
Alasan Menikahi Sonia
17
Berkawan dengan Victor
18
Yang kita lakukan semalam
19
French Kiss
20
Kedatangan Mama Zubaedah
21
Bercerailah dengan Ilham
22
Senorita
23
Dejavu
24
Lil Bro or Lil Sist?
25
Rafly
26
Bau Apa?
27
Hafiz, Ayo Kita Menikah
28
Cerai
29
Will You Marry Me
30
Sebelum Janur Kuning Melengkung
31
Masa Iddah
32
Royale International Hotels
33
Show-Up
34
Rasa Bersalah
35
Aster Putih
36
Rujuk
37
Di Ujung Tanduk
38
Barang Bukti Penemuan Ammar
39
Cinta Masa Kecil
40
Eva
41
Rencana Honeymoon
42
Istri Rasa Pelakor
43
Go To Penang
44
Pengaman
45
Belum Siap untuk Hamil Lagi
46
Rencana Comblang
47
Pasembur
48
Cemburu
49
Syarat Agar Dimaafkan
50
Gadis Itu Bernama Andini
51
Skywalk
52
Permintaan Author
53
Dua Garis Merah Muda
54
Satu Kesempatan Untuk Membuktikan
55
Vidio Panas
56
Rencana Untuk Eva
57
Menyingkirkan
58
Ngidam Pasembur Lagi
59
Provokasi Yola
60
Ruang Monitor CCTV
61
Yolanda Gunawan
62
Eva Y Gunawan
63
Bajak Laut
64
N-one dan Guna-1
65
Hanya Ada Satu Yolanda
66
Visual si Abang dan Yola
67
Abang Ammar
68
Bertemu Victor
69
Green House
70
Abimanyu
71
Andini Y
72
Hafiz Kembali ....
73
Atok Jahat!!!
74
Bicara 6 Mata
75
Pembicaraan Antar Pria
76
Rapat Pemegang Saham
77
Pengakuan
78
Siasat Hafiz
79
Seperti Wanita Hamil
80
Jenius?
81
Grafik Saham
82
Pembicaraan Sebelum Tidur
83
Ya Tuhaaan, apa yang terjadi?
84
Siasat Yuri dan Diana
85
Jangan Pernah Tinggalkan Aku
86
Kau Hanya Boleh Memilih Satu
87
Persahabatan Yang Aneh
88
Abang Mahu Kahwin Lagi
89
Janji
90
Pelakor Teriak Pelakor
91
Bahasan Perceraian
92
Kemesraan di Kantor
93
Perbincangan Ilham dan Atok Yahya
94
Romansa Ibu dan Anak
95
Skak Mat
96
Cucu Menantu Presdir
97
Gombal
98
Mommy Medusa
99
Kau Tetap Adik Kesayanganku
100
Flashback Hafiz (1)
101
Flashback Hafiz (2)
102
Flashback Hafiz (3)
103
Flashback Hafiz (4)
104
Flashback (5)
105
Syarat
106
27% Saham N- one
107
Memutuskan
108
Gosip Karyawati N- one
109
Akuisisi Perusahaan
110
Bingung
111
Pagi Baik
112
Klarifikasi
113
Kejadian Tak Terduga
114
Target
115
Kedatangan Mama Ratih
116
Syarat Untuk Memenuhi Syarat
117
Menantu dan Mertua
118
Memberi Pengertian
119
Hadiah Kedua Atok Yahya
120
Fitting Baju Pengantin
121
Tuntutan Mama Sonia
122
Plankton
123
Mommy dan Daddy bikin Ape?
124
Sonia
125
Foto Prewed dan Maternity
126
Satu Atap
127
Cengkrama Keluarga Harmonis
128
Hamil?
129
Pelaminan Yang Sama
130
Juru Rawat
131
Tanda Tangan!
132
Poligami?
133
Pertengkaran
134
Kembali ke Apartemen
135
Bukan Skenario
136
Menguping
137
Dia Yang Berharga
138
Sate Padang Bukan Sate Madura
139
Calon Menantu Mamah Juga
140
Ledakan
141
Surat dari Salim Gunawan
142
Menolong Sonia
143
Kambing Hitam
144
Pulanglah!
145
Desakan Yuri
146
Patung Emas
147
Menuju Perceraian
148
Resmi Bercerai!
149
Kesal
150
Surprise
151
Pinangan
152
Will You Marry Me Again?
153
Seusai Lamaran
154
Sijil Perakuan Cerai
155
Antara Leon, Nadira dan Sonia
156
Kecemburuan Yuri
157
Tanggung Jawab?
158
Insiden Kecil di Kamar Mandi
159
Permintaan Ilham
160
Bertemu si Pembawa Sial
161
Pembawa Sial Yang Kena Sial
162
Akad Nikah Ulang
163
Pulang ke KL
164
Di Belakang Rumah
165
Tentang Hafiz
166
Gagal Karena Paspor
167
Sampai di KL
168
Berinai Curi
169
Menjalankan Misi
170
Pelakor?
171
Masih Malam "Berinai Curi"
172
Tertangkap!
173
Karma Itu Nyata!
174
Apa Yang Terjadi Dengan Yuri?
175
Majlis Perkahwinan
176
Pertemuan Lucas dan Atok Yahya
177
Wasiat
178
Atok Berpulang Ke Rahmatullah
179
Pertengkaran Ayah dan Anak
180
Kecurigaan
181
Penemuan Surat dan Obat
182
Menyendiri
183
Kondisi Membingungkan
184
Perdebatan Sengit di Ruang Rapat
185
Pemilihan Presiden Direktur N-one
186
Pemilik Saham 44,7%
187
Legalitas
188
Kekecewaan
189
Yuri Kecil
190
Strategi
191
Ingin Bekerja Lagi
192
Menemui Melisa
193
Titik Terang
194
Cerita Hafiz
195
Panggil Aku Abang!
196
Jawatan
197
Tantangan Berkompetisi
198
Tiga Tugas
199
Planning
200
Abang Kurang Apa?
201
Percakapan Leon dan Ilham
202
Yuri dan Lucas
203
Yang Terjadi Waktu Itu
204
Hafiz ...
205
Siasat Yuri
206
Liciknya Yuri
207
Visual lagi
208
Martabat N-one
209
Pemenang Babak Pertama
210
Tugas Kedua
211
Visual Tambahan
212
Pijat Plus-plus
213
Laporan Leon
214
Pengakuan Leon
215
Ancaman
216
Keberangkatan ke Kamboja
217
Terungkap
218
Bersekutu
219
Mencari Informasi
220
Cerita Mama Ratih
221
Diskusi dengan Mama Ratih
222
Marahnya Yola
223
Berita dari Hafiz
224
Keceplosan
225
Satu Persatu Mulai Terkuak
226
Dia Datang
227
Selalu Memikirkannya
228
Empati Bumil
229
Flashback Ilham (1)
230
Flashback Ilham (2)
231
Flashback Ilham (3)
232
Flashback Ilham (4)
233
Flashback Ilham (5)
234
Flashback Ilham (6)
235
Flashback Ilham (7)
236
Flashback Ilham (8)
237
Merasa Patah Hati
238
Mengelabui Yuri
239
Ide Licik
240
Sidak Indopenh Group
241
Berjalan Sesuai Rencana
242
Apakah Itu Hari Yang Sama?
243
Insiden Lagi!
244
Jen ... de ... la ...?
245
Memperkenalkan Yuri dan Sonia
246
Histeris
247
Berdamai Dengan Masa Lalu
248
Pak Aya dan Bu Aya
249
Piyama dan Sandal Jepit
250
Setia?
251
Pengakuan
252
Honeymoon Package
253
I Love You Too
254
Yuri di ... Jendela?
255
Penawaran Hafiz
256
Rencana Membawa Sonia Berobat
257
Too?
258
Bukti Baru
259
"Aku Rindu"
260
Rekaman CCTV
261
Jabatan Kecemasan Dan Trauma (IGD)
262
Memeriksa Rumah Lucas
263
Target Operasi (TO)
264
Penangkapan Yuri
265
Amarah Lucas
266
Datuk Abidin
267
Panggilan Telepon
268
Merasa Terpukul
269
Anakku ...
270
Mencari Andini Y
271
Memori Datuk Abidin
272
Pertemuan Dr. Abraham dengan Datuk Abidin
273
Sebuah Pilihan Sulit
274
Solusi Dari Zuhri
275
Kisah Tentang Andini
276
Masih Tentang Andini
277
Ruang Praktek Dr. Abraham
278
Adik Ipar
279
Membujuk Andini
280
Rencana Tujuh Bulanan
281
Strategi Baru Membujuk Andini
282
Andini dan Ammar
283
Rubik
284
Bertemu Eva
285
Adek Kakak
286
Pertemuan Yang Dinanti
287
Mama ...
288
Quality Time
289
Merasa Dipermainkan
290
Sikap Mama Ratih
291
Percakapan Mama Ratih dan Andini
292
Harga Sebanding
293
Sebuah Misi
294
Ternyata....
295
Monta Somnang
296
Mengejar Target
297
Lil Sist
298
Ammera Ruby Nirwan
299
Pasca Kejadian Itu
300
The End
301
Bonchap 1
302
Bonchap 2
303
Bonchap 3
304
Bonchap 4
305
Meninggalkan Sonia Dengan Victor
306
Everything Will be Alright
307
Cie... Cie.. Yang Mau ....?
308
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!