Ternyata Bukan si Ehsan

"Eh, eh, coba lihat si gendut sana! Kasihan sekali. Kenapa Yola tega sekali padanya?"

Bisik- bisik siswa di sekolah Yolanda terdengar saat jam istirahat berlangsung.

Hafiz terlihat sedang dihukum berdiri di tengah lapangan sedang menghormat pada bendera. Keringat bercucuran membasahi wajah dan seragam sekolahnya. Hafiz dihukum oleh guru olahraga karena tidak mengerjakan PR. Pak Mulyadi terkenal killer menghukum siswa yang tidak patuh dan tidak disiplin. Dia juga benci pada murid yang tidak mengerjakan tugas. Karena tau hal itulah maka Yola dan teman-temannya sengaja merobek tugas yang telah susah payah dikerjakan Hafiz dari rumah.

"Yola, kamu kok benci sekali sih sama Hafiz? Kasihan tau! Udah hampir sejam dia berdiri di lapangan. Mana panas, udah gitu dia juga nggak bilang ke Pak Mulyadi kalau PR-nya kita robek. Aku jadi nyesal tadi ikutan bantuin kamu gangguin Hafiz," kata Friska dengan iba.

"Hallah, kamu suka sama si Ehsan? Sono, sono! Bantuin aja tuh pacar kamu! Ikut berdiri sana di tiang bendera!" jawab Yola jengkel.

"Pacar apaan, Gila?! Aku jelas- jelas cuma kasihan padanya. Dan kalau kupikir- pikir dia juga baik. Buktinya dia nggak bilang ke Pak Mulyadi kalau kamu yang merobek PR-nya. Tuh kamu lihat! Dia bercucuran keringat sampai segitunya, Yol! Bentar lagi bakal pingsan tuh anak karena kepanasan," bela Friska.

"Biarin! Harusnya tuh si Ndut terima kasih ke aku. Berkat aku dia bisa mengurangi kalorinya sekian persen. Kan lumayan kalau dia kurus. Hitung- hitung bisa jadi pacarnya Friska nanti, ya kan, Yur?" tanya Yola minta dukungan Yuri.

Yuri langsung menyahuti dengan anggukan sambil mereka tertawa cekikikan. Tak lama perhatian mereka lalu tertuju pada Pak Mulyadi yang berteriak dari ruang guru pada Hafiz.

"Hafiz!! Sudah, kamu istirahat sekarang!" seru Pak Mulyadi.

"Terima kasih, Pak!" sahut Hafiz seraya membungkuk dan mencoba merenggangkan kakinya yang mulai terasa keram. Kakinya benar- benar lemas. Dengan tertatih Hafiz langsung berjalan menuju ruangan kelasnya.

"Duhhh kasihaaan ...." ledek Yola dengan tawa jahatnya.

Hafiz mendengus kesal namun tak bisa berbuat apa- apa. Dia segera beranjak meninggalkan trio pengacau itu. Tetapi ketika ia hendak berbalik arah, Hafiz tak sengaja melihat ke arah rok Yola yang terlihat bernoda. Itu kan ....

Hafiz urung meninggalkan tempat itu. Dia malah mendekati Yola, hingga jaraknya sangat dekat dengan Yola.

"Eh, kamu mau ngapain?" tanya Yola kaget saat sadar Hafiz berada sangat dekat berada di belakangnya.

"Ade sesuatu di skirt-mu, Yola. Kau ikutlah aku ke tandas sekejap. Aku akan bantu tutupkan kau punya skirt," bisik Hafiz.

"Kamu ngomong apa sih, Ndut? Aku tak mengerti apa yang kau kate," jawab Yola masih dengan olokannya.

Hafiz menghela napas dan menunjuk pada bagian belakang roknya. Yola menoleh, dan ya Tuhaaan ... kenapa bisa tembus? Bagaimana ini? Bagaimana ini?

"Dah kau tengok? Kau ikutlah aku!"

Dan dengan terpaksa Yolanda berjalan mundur dengan ditutupi tubuh gendut Hafiz di belakangnya.

"Eh, Yola sama si Hafiz ngapain sih?" bisik teman- temannya.

"Yola! Kamu ngapain jalan mundur begitu ngikutin si Ndut?" tanya Yuri sembari ingin mengejar Yola.

"Nggak, nggak! Kamu di sana aja, Yur! Jangan ikuti aku!" teriak Yola panik.

Yola sangat panik. Dia merasa masalah datang bulannya saat ini adalah salah satu moment yang memalukan setelah mamanya tadi menjelaskan bahwa ia bukan lagi anak kecil. Bahwa dengan datang bulan seorang perempuan berarti telah menjadi wanita dewasa seperti Mama dan tidak boleh sembarangan dekat lagi dengan laki- laki. Yola malu karena di antara mereka bertiga, dia, Yuri dan Friska, dia lebih dulu mengalami moment ini. Ini memalukan! Apa lagi si Hafiz sekarang juga melihatnya.

"Kau tunggukan aku sekejab di sini! Aku akan ambilkan jaket untuk tutupkan kau punya skirt," kata Hafiz setelah mereka sampai di depan toilet.

"Nggak perlu. Kamu ambilkan jaketku saja di laci dan tasku bawa ke sini!" kata Yola.

Tadi sebelum berangkat sekolah, Mamah membawakannya pembalut untuk disimpan di dalam tas untuk jaga- jaga.

"Oke. Tunggu sekejab. Aku akan dapatkan kamu punya bag. Dalam sekejap aku akan balik kat sini," kata Hafiz.

Yola mengangguk. Dalam hatinya dia agak menyesal memperlakukan Hafiz dengan usil. Sebenarnya anak itu anak yang baik. Dan Yola juga bukan anak yang usil sebenarnya. Tapi kalau ingat beberapa bulan yang lalu Yola sempat menguping pembicaraan Mamanya dan Mamahnya Hafiz, Yola jadi benci dan ingin membuat Hafiz membencinya. Bagaimana tidak, waktu itu ...

*Flashback on*

"Kau Yolanda?" Wanita itu tertegun memandang Yola.

Tangan lembutnya langsung menyentuh dagu Yola, dan kemudian menyentuh halus kulit wajahnya.

Yola mengangguk.

"Elok sangat! Kau cantik sekali!"

Yola memandang Mamanya bingung.

"Yola, dia Makcik Zubaedah dari Malaysia. Makcik ini dengan keluarganya baru pindah ke Jakarta."

Orang yang disebut Makcik Zubaedah itu kemudian mengangguk membenarkan.

"Anaknya Makcik ini sebaya sama kamu. Dan rencananya bakal satu sekolah dengan kamu. Kalian pasti bisa berteman baik," kata Mama menjelaskan.

Yola hanya mengangguk.

"Iya, Ma. Tapi Yola balik ke kamar dulu ya, Ma? Tante, Yola ke kamar dulu, ya! Yola masih ada PR yang harus Yola dikerjakan," kata Yola.

Yola pun meninggalkan Mama dan tante- tante yang disebut Makcik itu. Terus terang saja, Yola agak risih dengan pandangan Makcik Zubaedah yang terlihat intens menatapnya. Bahkan tak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh rambut dan kulitnya. Padahal ini kan pertama kalinya mereka bertemu? Kenapa orang itu terlihat sok akrab padanya?

Pertanyaan Yola pun akhirnya terjawab. Mana kala Yola yang ingin mengambil minuman ke dapur, Yola tak sengaja mendengar percakapan Mamanya dan Makcik itu.

"Wah, Dik Ratih, saye tak menyangka kalau Yolanda telah bertumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, elok parasnya padahal dulu mase dia masih baby, kecil sangat, tapi comel. Sekarang dah pun besar. Saye jadi tak sabar nak kahwinkan Yola dengan putra saye. Dia mesti jadi menantu saye," kata Makcik Zubaedah.

Mama Ratih sepertinya tak begitu senang mendengar hal itu.

"Yola ... dia masih sangat kecil. Hanya tubuhnya saja yang besar. Dia juga manja dan kekanakan," kata Mamah berusaha menolak pernyataan dari Makcik Zubaedah dengan halus.

"Tak ape. Macam mana pun sikap dari calon menantu saye, kami boleh terima. Sesuai dengan ape- ape yang kita sepakati di masa lampau, Yolanda mesti jadi menantu saye begitu dia aqil baligh. Kami akan memperlakukan die dengan baik dan semestinye. Jadi tolong, jangan cuba ingkar janji pade kami," kata Makcik.

Sementara Yola yang mengintip dari balik pintu bingung dengan hal itu. Apa maksudnya? Apa artinya dia telah dijodohkan?

"Kami tidak akan ingkar janji," kata Mama meski terdengar tidak ikhlas. "Tapi Yola belum aqil baligh. Dia bahkan belum pernah haid. Jadi masih terlalu dini jika Puan Zubaedah membahas tentang pernikahan."

"Jangan panggil saye Puan. Panggil saya Kakak. Tak lama pun kita akan jadi besan. Kamu akan jadi mertua dari anak saye. Soal Yolanda, tak akan lama lagi dia akan aqil baligh juga. Saat dia telah mendapatkan haid pertamanya, jangan pernah sembunyikan dari kami, hmmm?"

Yola yang mendengar percakapan itu pun menjadi panas dingin tak menentu. Segera dia kembali ke kamarnya. Menikah? Apa dia akan dinikahkan di usianya yang masih sangat kecil? Tidak, tidak! Itu pasti tidak benar. Ya itu pasti salah.

*Flashback Off*

Yola ingin menanyakan hal itu pada Mama sebenarnya. Tapi melihat Mama sangat terintimidasi saat membicarakan hal itu dengan Makcik Zubaedah, membuat Yola mengurungkan niatnya untuk menanyakan langsung pada Mama apa maksud pembicaraan mereka dengan Makcik Zubaedah.

Di pertemuan mereka berikutnya, Yola diperkenalkan dengan putra Makcik Zubaedah. Dia Hafiz, si gendut yang Yola pikir itulah yang bakal menikah dengannya. Membuat Yola jadi benci dan selalu menjahili Hafiz agar anak itu mempunyai kesan buruk dan tak mau dijodohkan dengannya.

Dan hari ini pun sejak Yola tau apa yang dialaminya tadi pagi adalah menstruasi yang dimaksud oleh Makcik Zubaedah, membuat Yola jadi semakin ingin menekan Hafiz agar semakin tak menyukainya. Agar nantinya saat mereka benar- benar membicarakannya, Hafiz menolak. Sebab dari sikap Mama saat membicarakan hal itu dengan Makcik Zubaedah, Mama seperti tak punya daya untuk menolak. Jadi Yola pikir, mungkin kalau yang menolak Hafiz, pernikahan dini ini tidak akan pernah terjadi.

Tapi hari ini Hafiz menolongnya. Bagaimana ini? Apa Yola akan tega tetap menjahili si gendut itu?

***

"Akhirnya kau datang juga, Ilham. Bahkan datang lebih awal dari yang Mamah perkirakan. Kau tak sabar ke berjumpa dengan calon isteri kau?" goda Mamah Zubaedah pada Ilham.

"Ape maksud Mama? Ilham bertolak kemari nak bagi tahu Mamah kalau Ilham tak nak dikahwinkan dengan budak tu," jawab Ilham sesaat setelah dia sampai ke kediaman kelurganya di Jakarta.

"Mamah tak terima alasan ape pun Ilham. Kau mesti kahwinkan Yola. Mamah dah suka padanya semenjak Yola masih baby. Mama nak dia jadi menantu Mamah," kata Zubaedah.

"Haaah!? Mamah yang suke tapi nak paksa Ilham nak kahwinkan die? Kenapa tak Mamah saje yang berkahwin dengan budak tu?"

"Ilhaaam!! Mamah dah kate, tak de penolakan. Kau tak boleh lawankan Mamah!"

"Ilham tak nak lawankan Mamah, tapi Ilham tak nak kahwin. Ilham tak mahu orang nak cakap kalau Ilham ni pedofil. Ilham masih nak belajar. Ilham belum siap berkahwin, Mamah! apalagi dengan budak kecil tu," bantah Ilham.

"Takkan ade yang bercakap pasal tu pada kau. Kau dan Yola masih boleh sama- sama belajar. Korang berkahwin mase ni hanye untuk ikatan semata. Beberapa tahun lagi di mase kau kembali dari Berlin Yola dah dewasa dah tu. Mase itulah itulah kau dan dia mengarungi bahtera rumah tangga yang sebenarnya," kata Zubaedah lagi berusaha meyakinkan putranya.

"Kalau begitu maksud Mamah dan Papah, kenape tak kahwinkan Ilham dan dia di mase Ilham balik dari Berlin? Kenape mesti sekarang?"

"Kerana Mamah tak percaya pada waktu. Kalau kau tak berkahwin dengan Yola saat ni, di mase- mase yang akan datang, kau akan temukan gadis lain, Yola pun akan temukan lelaki lain. Mama tak nak punya menantu gadis lain untuk kau Ilham. Yola adalah yang terbaik!"

"Kalau begitu, kenape tak kahwinkan budak tu dengan Hafiz sahaja? Mereka akan tumbuh bersama- sama. Dia pun tetap akan jadi menantu Mamah," bantah Ilham.

Ilham semakin tak mengerti akan jalan pikiran keluarganya itu. Kenapa harus ada hal semacam ini dalam hidupnya?

"Kerana Atok juga mahu kau berkahwin dengan Yola. Hafiz belum cukup usia, Sayang! Dia belum aqil baligh. Dan kau Ilham, dengan Yola sudah sampai di mase tu. Jadi, kau dan dialah yang paling sesuai!"

Arggghhh!!! Ilham garuk- garuk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana cara meyakinkan Mamah? Dia benar- benar tak ingin menikah. Tapi kalau Atok juga berkeinginan dia harus menikah dengan anak itu, berarti itu memang sudah tak bisa diganggu gugat. Apa yang dikatakan Atok adalah absolute dan tak bisa diganggu gugat. Apabila Atok sudah berkeinginan A, maka apa yang terjadi harus A, tidak boleh yang lainnya.

"Dahlah tu, kau dah tak boleh mengelak lagi. Di masa depan kau berbaik hatilah pada Yolanda. Dia bakal jadi pendampingmu mengurus usaha kite. Kau dah tengok ke gambar calon isteri kau? Coba tengok kat sini! Cantik, kan?"

Mamah membuka galeri ponselnya dan menunjukkan foto- foto Yolanda. Ilham hanya meliriknya sekilas saja.

Helleeh, begitu pun dikate cantik. Sonia jauh lagi cantik. Lebih matang dan dewasa pula. Bukan macam budak tuh! gerutu Ilham dalam hati.

***

Pada sebuah malam yang telah ditentukan, kedua keluarga itu, keluarga Nirwan dan Gunawan pun dipertemukan.

"Yola, kemarilah!" panggil Papa Abimanyu.

Yola, gadis itu pun mendekat dengan malas. Sungguh dia sangat berat hati ikut bergabung di pertemuan ini. Dilihat dari perintah papa yang menyuruh para ART-nya untuk mendandaninya, Yola sudah mengerti maksud dari pertemuan ini. Dia sungguh ingin mengacaukannya saat ini, tapi Yolanda tidak berani pada Papa. Sekarang dia hanya berharap si gendut Hafiz itu yang akan menolaknya. Ya, si Ehsan gembul itu pasti akan menolaknya. Kecuali dia mau ditindas oleh Yola selama seumur hidupnya.

Yola mendekat ke meja makan yang kini dipenuhi oleh banyak orang di meja itu. Ada Hafiz dan kedua orang tuanya. Tapi eh, ada seorang lagi. Siapa dia? Lelaki itu terlihat tampan. Apa ini Abang yang dimaksud Hafiz?

Cih, si gendut ini! Dia benar- benar memanggil abangnya! umpat Yola dalam hati

Perlahan Yola menarik tempat duduk di samping Papanya.

"Semua anggota keluarga sudah lengkap, mari kita makan dulu!" kata Abimanyu mempersilahkan.

Makan malam itu diselingi obrolan- obrolan ringan antara keluarga Nirwan dan keluarga Gunawan.

"Ayah tak dapat datang. Tapi beliau berkate ape- ape yang menjadi perbincangan kite malam ini sayalah yang mewakilkan," kata Ismail ayah dari Hafiz begitu mereka selesai makan dan kini berbincang di ruang tamu.

"Tidak masalah. Saya bisa mengerti kesibukan beliau," kata Abimanyu berbasa basi. "Yang lebih penting, orang yang kita maksudkan untuk pertemuan malam ini keduanya ada di sini."

Matilah aku, pikir Yola. Hari ini sungguh- sungguh datang. Papa benar- benar ingin mengawinkan aku dengan si gendut ini, ratap Yola dalam hati, namun matanya melotot tajam pada Hafiz yang terlihat manja bergelayut pada abangnya.

"Ilham, bagaimana kabarmu?" tanya Abimanyu membuat Yola juga ikut memandang lelaki itu.

Pandangan mata mereka bertemu membuat Yolanda jadi salah tingkah.

"Alhamdulillah, saye sihat, Pakcik! Pak Cik dan Mak Cik, ape kabar?" jawab lelaki itu sopan.

"Kami juga sehat, Ilham. Alhamdulillah! Bagaimana dengan persiapan keberangkatanmu bulan depan ke Berlin?"

"Alhamdulillah, semua telah siap, Pak Cik. Atok telah mengatur segalanya," jawab Ilham lagi.

"Atokmu memang teliti dan siaga dalam segala hal," puji Abimanyu. "Tapi Ilham, di lain waktu kamu tak perlu panggil saya Pak Cik. Panggil saya Papa. Toh kamu bakal jadi menantu saya. Kamu sudah berkenalan dengan Yolanda? Ini anak saya. Bakal calon istri kamu. Kamu pasti telah mendengarnya dari Mamah dan Papah kamu."

Jeng!Jeng!Jeng!!

Yolanda sampai menganga mendengarnya, begitu pun Hafiz!

Ape? Dia nak jadi kakak Ipar aku? jerit Hafiz dalam hati.

Apa? Jadi bukan Hafiz yang mau dinikahkan denganku? jerit Yolanda juga dalam hati.

"Papa ...." gumam Yolanda agak sedikit keberatan namun Papanya tak menghiraukan.

"Bagaimana Ilham? Kamu menyetujuinya? Katakan sekarang agar hubungan keluarga kita jelas di masa depan! Jadi tak akan ada kesalahpahaman," kata Abimanyu.

Ilham menatap sejenak Yola, sebelum akhirnya dia berkata.

"Saya bersedia," jawabnya.

Abimanyu tersenyum lega dan kini berpaling pada putrinya.

"Yola, kamu tau kan Papa selalu menginginkan yang terbaik untukmu?" tanyanya pada Yola.

Yola mengangguk. Dia tau Papa akan menggiringnya dengan pertanyaan yang memojokkan sehingga ia akan berkata "iya".

"Kalau Papa bilang Papa ingin menikahkan kamu dengan Abang Ilham, kamu percaya kalau Papa hanya ingin yang terbaik untukmu?"

"Nggggg ... tapi ...." gumam Yola.

"Tapi apa?"

"Tapi Yola masih mau sekolah. Yola nggak mau punya anak," katanya polos.

Itu membuat kedua pasang orang tua itu senyum- senyum mendengar celoteh Yolanda.

"Papa mengerti apa yang kamu pikirkan. Ini tidak serumit yang ada di pikiranmu. Hanya menikah dengan Abang Ilham. Yola tetap bersekolah seperti biasa, dan Abang Ilham juga tak lama lagi akan ke Jerman untuk kuliah. Kalian akan sama- sama belajar. Jadi ini bukanlah seperti pernikahan Mama dan Papa, lebih tepatnya belum," kata Abimanyu berusaha meyakinkan.

Yola masih ragu menjawabnya dan dengan takut- takut menatap Ilham. Lelaki itu menatapnya tanpa eksperesi khusus. Ya, Ilham tau ini pernikahan bisnis atau sejenisnya, tapi yang jelas ini bukan pernikahan normal layaknya orang dewasa saling mengasihi. Dia tak marah pada gadis itu. Dia mengerti Yola pun pasti bingung. Karena itu wajahnya juga tak memperlihatkan ekspresi apa pun saat Yola menatapnya.

"Yola!" panggil papa lagi.

Yola tersentak dari pikiran- pikirannya.

"Kamu bersedia tidak, kalau Papa menikahkan kamu dengan Ilham sekarang?"

"Sekarang?"

Yola tambah galau.

"Maksud Papa bukan malam ini. Tapi dalam beberapa minggu ini."

"Nggg ...."

"Tak perlu dipaksa sekarang. Yola pasti masih bimbang, ye?" tanya Mak Cik Zubaedah.

Yola mengangguk. Sebenarnya dia tidak bimbang. Dia sangat yakin untuk menolak. Tapi papa ...

"Kami akan tunggu beberapa hari lagi. Tak mengapa. Jangan cemas, Anak Cantik! Abang Ilham ni adalah anak Mamah Zubaedah yang paling baik dan handsome pula, betul tak?" tanya Zubaedah pada Yola.

Yola mengangguk pelan.

"Dia akan perlakukan kau seperti adik. Kau tak punya abang, kan? Dia akan melindungi kau sama seperti melindungi Hafiz. Iya, kan?" tanya Zubaedah lagi pada Ilham.

Ilham mengangguk pasrah.

Ya benar, aku tak mestilah perlakukan ini budak macem isteri. Tapi dia bisa aku perlakukan macam adik sahaja. Tak apelah, berkahwin dengan budak ni. Apebile kelak masanya budak ni sedikit lebih dewasa dan paham pasal perkahwinan tak boleh dipaksa apabile tak cinte, aku nak ceraikan dia, begitu pikir Ilham.

"Seminggu cukup ke berpikir?" tanya Zubaedah pada Yola.

Yola mengangguk.

***

Jangan lupa suport berupa, like, komentar dan votenya ya ...

Terpopuler

Comments

Oh, jadi kahwin sebab business. Masalah betul jadi anak orang kaya berbusiness ni…

2021-10-24

1

Ijah Sopiah

Ijah Sopiah

Duh ilham segala tak cinte tar ujung ujungnya buciin

2021-07-26

0

Nyenk Fateem

Nyenk Fateem

ilham dah niat mau ceraiin, menyesal nanti kau..

2021-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Haid Pertama
2 Ternyata Bukan si Ehsan
3 Obat Kontrasepsi
4 Perasaan Apa Ini?
5 Abang Mau ngapain?
6 Masa Lalu
7 Malam Pertama
8 Kesakitan di Masa Lalu
9 Interview
10 Tantangan
11 Queen Devil
12 Ammar
13 Trust Me, Please...
14 Can I Call You Mommy?
15 Victoria Hotel
16 Alasan Menikahi Sonia
17 Berkawan dengan Victor
18 Yang kita lakukan semalam
19 French Kiss
20 Kedatangan Mama Zubaedah
21 Bercerailah dengan Ilham
22 Senorita
23 Dejavu
24 Lil Bro or Lil Sist?
25 Rafly
26 Bau Apa?
27 Hafiz, Ayo Kita Menikah
28 Cerai
29 Will You Marry Me
30 Sebelum Janur Kuning Melengkung
31 Masa Iddah
32 Royale International Hotels
33 Show-Up
34 Rasa Bersalah
35 Aster Putih
36 Rujuk
37 Di Ujung Tanduk
38 Barang Bukti Penemuan Ammar
39 Cinta Masa Kecil
40 Eva
41 Rencana Honeymoon
42 Istri Rasa Pelakor
43 Go To Penang
44 Pengaman
45 Belum Siap untuk Hamil Lagi
46 Rencana Comblang
47 Pasembur
48 Cemburu
49 Syarat Agar Dimaafkan
50 Gadis Itu Bernama Andini
51 Skywalk
52 Permintaan Author
53 Dua Garis Merah Muda
54 Satu Kesempatan Untuk Membuktikan
55 Vidio Panas
56 Rencana Untuk Eva
57 Menyingkirkan
58 Ngidam Pasembur Lagi
59 Provokasi Yola
60 Ruang Monitor CCTV
61 Yolanda Gunawan
62 Eva Y Gunawan
63 Bajak Laut
64 N-one dan Guna-1
65 Hanya Ada Satu Yolanda
66 Visual si Abang dan Yola
67 Abang Ammar
68 Bertemu Victor
69 Green House
70 Abimanyu
71 Andini Y
72 Hafiz Kembali ....
73 Atok Jahat!!!
74 Bicara 6 Mata
75 Pembicaraan Antar Pria
76 Rapat Pemegang Saham
77 Pengakuan
78 Siasat Hafiz
79 Seperti Wanita Hamil
80 Jenius?
81 Grafik Saham
82 Pembicaraan Sebelum Tidur
83 Ya Tuhaaan, apa yang terjadi?
84 Siasat Yuri dan Diana
85 Jangan Pernah Tinggalkan Aku
86 Kau Hanya Boleh Memilih Satu
87 Persahabatan Yang Aneh
88 Abang Mahu Kahwin Lagi
89 Janji
90 Pelakor Teriak Pelakor
91 Bahasan Perceraian
92 Kemesraan di Kantor
93 Perbincangan Ilham dan Atok Yahya
94 Romansa Ibu dan Anak
95 Skak Mat
96 Cucu Menantu Presdir
97 Gombal
98 Mommy Medusa
99 Kau Tetap Adik Kesayanganku
100 Flashback Hafiz (1)
101 Flashback Hafiz (2)
102 Flashback Hafiz (3)
103 Flashback Hafiz (4)
104 Flashback (5)
105 Syarat
106 27% Saham N- one
107 Memutuskan
108 Gosip Karyawati N- one
109 Akuisisi Perusahaan
110 Bingung
111 Pagi Baik
112 Klarifikasi
113 Kejadian Tak Terduga
114 Target
115 Kedatangan Mama Ratih
116 Syarat Untuk Memenuhi Syarat
117 Menantu dan Mertua
118 Memberi Pengertian
119 Hadiah Kedua Atok Yahya
120 Fitting Baju Pengantin
121 Tuntutan Mama Sonia
122 Plankton
123 Mommy dan Daddy bikin Ape?
124 Sonia
125 Foto Prewed dan Maternity
126 Satu Atap
127 Cengkrama Keluarga Harmonis
128 Hamil?
129 Pelaminan Yang Sama
130 Juru Rawat
131 Tanda Tangan!
132 Poligami?
133 Pertengkaran
134 Kembali ke Apartemen
135 Bukan Skenario
136 Menguping
137 Dia Yang Berharga
138 Sate Padang Bukan Sate Madura
139 Calon Menantu Mamah Juga
140 Ledakan
141 Surat dari Salim Gunawan
142 Menolong Sonia
143 Kambing Hitam
144 Pulanglah!
145 Desakan Yuri
146 Patung Emas
147 Menuju Perceraian
148 Resmi Bercerai!
149 Kesal
150 Surprise
151 Pinangan
152 Will You Marry Me Again?
153 Seusai Lamaran
154 Sijil Perakuan Cerai
155 Antara Leon, Nadira dan Sonia
156 Kecemburuan Yuri
157 Tanggung Jawab?
158 Insiden Kecil di Kamar Mandi
159 Permintaan Ilham
160 Bertemu si Pembawa Sial
161 Pembawa Sial Yang Kena Sial
162 Akad Nikah Ulang
163 Pulang ke KL
164 Di Belakang Rumah
165 Tentang Hafiz
166 Gagal Karena Paspor
167 Sampai di KL
168 Berinai Curi
169 Menjalankan Misi
170 Pelakor?
171 Masih Malam "Berinai Curi"
172 Tertangkap!
173 Karma Itu Nyata!
174 Apa Yang Terjadi Dengan Yuri?
175 Majlis Perkahwinan
176 Pertemuan Lucas dan Atok Yahya
177 Wasiat
178 Atok Berpulang Ke Rahmatullah
179 Pertengkaran Ayah dan Anak
180 Kecurigaan
181 Penemuan Surat dan Obat
182 Menyendiri
183 Kondisi Membingungkan
184 Perdebatan Sengit di Ruang Rapat
185 Pemilihan Presiden Direktur N-one
186 Pemilik Saham 44,7%
187 Legalitas
188 Kekecewaan
189 Yuri Kecil
190 Strategi
191 Ingin Bekerja Lagi
192 Menemui Melisa
193 Titik Terang
194 Cerita Hafiz
195 Panggil Aku Abang!
196 Jawatan
197 Tantangan Berkompetisi
198 Tiga Tugas
199 Planning
200 Abang Kurang Apa?
201 Percakapan Leon dan Ilham
202 Yuri dan Lucas
203 Yang Terjadi Waktu Itu
204 Hafiz ...
205 Siasat Yuri
206 Liciknya Yuri
207 Visual lagi
208 Martabat N-one
209 Pemenang Babak Pertama
210 Tugas Kedua
211 Visual Tambahan
212 Pijat Plus-plus
213 Laporan Leon
214 Pengakuan Leon
215 Ancaman
216 Keberangkatan ke Kamboja
217 Terungkap
218 Bersekutu
219 Mencari Informasi
220 Cerita Mama Ratih
221 Diskusi dengan Mama Ratih
222 Marahnya Yola
223 Berita dari Hafiz
224 Keceplosan
225 Satu Persatu Mulai Terkuak
226 Dia Datang
227 Selalu Memikirkannya
228 Empati Bumil
229 Flashback Ilham (1)
230 Flashback Ilham (2)
231 Flashback Ilham (3)
232 Flashback Ilham (4)
233 Flashback Ilham (5)
234 Flashback Ilham (6)
235 Flashback Ilham (7)
236 Flashback Ilham (8)
237 Merasa Patah Hati
238 Mengelabui Yuri
239 Ide Licik
240 Sidak Indopenh Group
241 Berjalan Sesuai Rencana
242 Apakah Itu Hari Yang Sama?
243 Insiden Lagi!
244 Jen ... de ... la ...?
245 Memperkenalkan Yuri dan Sonia
246 Histeris
247 Berdamai Dengan Masa Lalu
248 Pak Aya dan Bu Aya
249 Piyama dan Sandal Jepit
250 Setia?
251 Pengakuan
252 Honeymoon Package
253 I Love You Too
254 Yuri di ... Jendela?
255 Penawaran Hafiz
256 Rencana Membawa Sonia Berobat
257 Too?
258 Bukti Baru
259 "Aku Rindu"
260 Rekaman CCTV
261 Jabatan Kecemasan Dan Trauma (IGD)
262 Memeriksa Rumah Lucas
263 Target Operasi (TO)
264 Penangkapan Yuri
265 Amarah Lucas
266 Datuk Abidin
267 Panggilan Telepon
268 Merasa Terpukul
269 Anakku ...
270 Mencari Andini Y
271 Memori Datuk Abidin
272 Pertemuan Dr. Abraham dengan Datuk Abidin
273 Sebuah Pilihan Sulit
274 Solusi Dari Zuhri
275 Kisah Tentang Andini
276 Masih Tentang Andini
277 Ruang Praktek Dr. Abraham
278 Adik Ipar
279 Membujuk Andini
280 Rencana Tujuh Bulanan
281 Strategi Baru Membujuk Andini
282 Andini dan Ammar
283 Rubik
284 Bertemu Eva
285 Adek Kakak
286 Pertemuan Yang Dinanti
287 Mama ...
288 Quality Time
289 Merasa Dipermainkan
290 Sikap Mama Ratih
291 Percakapan Mama Ratih dan Andini
292 Harga Sebanding
293 Sebuah Misi
294 Ternyata....
295 Monta Somnang
296 Mengejar Target
297 Lil Sist
298 Ammera Ruby Nirwan
299 Pasca Kejadian Itu
300 The End
301 Bonchap 1
302 Bonchap 2
303 Bonchap 3
304 Bonchap 4
305 Meninggalkan Sonia Dengan Victor
306 Everything Will be Alright
307 Cie... Cie.. Yang Mau ....?
308 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 308 Episodes

1
Haid Pertama
2
Ternyata Bukan si Ehsan
3
Obat Kontrasepsi
4
Perasaan Apa Ini?
5
Abang Mau ngapain?
6
Masa Lalu
7
Malam Pertama
8
Kesakitan di Masa Lalu
9
Interview
10
Tantangan
11
Queen Devil
12
Ammar
13
Trust Me, Please...
14
Can I Call You Mommy?
15
Victoria Hotel
16
Alasan Menikahi Sonia
17
Berkawan dengan Victor
18
Yang kita lakukan semalam
19
French Kiss
20
Kedatangan Mama Zubaedah
21
Bercerailah dengan Ilham
22
Senorita
23
Dejavu
24
Lil Bro or Lil Sist?
25
Rafly
26
Bau Apa?
27
Hafiz, Ayo Kita Menikah
28
Cerai
29
Will You Marry Me
30
Sebelum Janur Kuning Melengkung
31
Masa Iddah
32
Royale International Hotels
33
Show-Up
34
Rasa Bersalah
35
Aster Putih
36
Rujuk
37
Di Ujung Tanduk
38
Barang Bukti Penemuan Ammar
39
Cinta Masa Kecil
40
Eva
41
Rencana Honeymoon
42
Istri Rasa Pelakor
43
Go To Penang
44
Pengaman
45
Belum Siap untuk Hamil Lagi
46
Rencana Comblang
47
Pasembur
48
Cemburu
49
Syarat Agar Dimaafkan
50
Gadis Itu Bernama Andini
51
Skywalk
52
Permintaan Author
53
Dua Garis Merah Muda
54
Satu Kesempatan Untuk Membuktikan
55
Vidio Panas
56
Rencana Untuk Eva
57
Menyingkirkan
58
Ngidam Pasembur Lagi
59
Provokasi Yola
60
Ruang Monitor CCTV
61
Yolanda Gunawan
62
Eva Y Gunawan
63
Bajak Laut
64
N-one dan Guna-1
65
Hanya Ada Satu Yolanda
66
Visual si Abang dan Yola
67
Abang Ammar
68
Bertemu Victor
69
Green House
70
Abimanyu
71
Andini Y
72
Hafiz Kembali ....
73
Atok Jahat!!!
74
Bicara 6 Mata
75
Pembicaraan Antar Pria
76
Rapat Pemegang Saham
77
Pengakuan
78
Siasat Hafiz
79
Seperti Wanita Hamil
80
Jenius?
81
Grafik Saham
82
Pembicaraan Sebelum Tidur
83
Ya Tuhaaan, apa yang terjadi?
84
Siasat Yuri dan Diana
85
Jangan Pernah Tinggalkan Aku
86
Kau Hanya Boleh Memilih Satu
87
Persahabatan Yang Aneh
88
Abang Mahu Kahwin Lagi
89
Janji
90
Pelakor Teriak Pelakor
91
Bahasan Perceraian
92
Kemesraan di Kantor
93
Perbincangan Ilham dan Atok Yahya
94
Romansa Ibu dan Anak
95
Skak Mat
96
Cucu Menantu Presdir
97
Gombal
98
Mommy Medusa
99
Kau Tetap Adik Kesayanganku
100
Flashback Hafiz (1)
101
Flashback Hafiz (2)
102
Flashback Hafiz (3)
103
Flashback Hafiz (4)
104
Flashback (5)
105
Syarat
106
27% Saham N- one
107
Memutuskan
108
Gosip Karyawati N- one
109
Akuisisi Perusahaan
110
Bingung
111
Pagi Baik
112
Klarifikasi
113
Kejadian Tak Terduga
114
Target
115
Kedatangan Mama Ratih
116
Syarat Untuk Memenuhi Syarat
117
Menantu dan Mertua
118
Memberi Pengertian
119
Hadiah Kedua Atok Yahya
120
Fitting Baju Pengantin
121
Tuntutan Mama Sonia
122
Plankton
123
Mommy dan Daddy bikin Ape?
124
Sonia
125
Foto Prewed dan Maternity
126
Satu Atap
127
Cengkrama Keluarga Harmonis
128
Hamil?
129
Pelaminan Yang Sama
130
Juru Rawat
131
Tanda Tangan!
132
Poligami?
133
Pertengkaran
134
Kembali ke Apartemen
135
Bukan Skenario
136
Menguping
137
Dia Yang Berharga
138
Sate Padang Bukan Sate Madura
139
Calon Menantu Mamah Juga
140
Ledakan
141
Surat dari Salim Gunawan
142
Menolong Sonia
143
Kambing Hitam
144
Pulanglah!
145
Desakan Yuri
146
Patung Emas
147
Menuju Perceraian
148
Resmi Bercerai!
149
Kesal
150
Surprise
151
Pinangan
152
Will You Marry Me Again?
153
Seusai Lamaran
154
Sijil Perakuan Cerai
155
Antara Leon, Nadira dan Sonia
156
Kecemburuan Yuri
157
Tanggung Jawab?
158
Insiden Kecil di Kamar Mandi
159
Permintaan Ilham
160
Bertemu si Pembawa Sial
161
Pembawa Sial Yang Kena Sial
162
Akad Nikah Ulang
163
Pulang ke KL
164
Di Belakang Rumah
165
Tentang Hafiz
166
Gagal Karena Paspor
167
Sampai di KL
168
Berinai Curi
169
Menjalankan Misi
170
Pelakor?
171
Masih Malam "Berinai Curi"
172
Tertangkap!
173
Karma Itu Nyata!
174
Apa Yang Terjadi Dengan Yuri?
175
Majlis Perkahwinan
176
Pertemuan Lucas dan Atok Yahya
177
Wasiat
178
Atok Berpulang Ke Rahmatullah
179
Pertengkaran Ayah dan Anak
180
Kecurigaan
181
Penemuan Surat dan Obat
182
Menyendiri
183
Kondisi Membingungkan
184
Perdebatan Sengit di Ruang Rapat
185
Pemilihan Presiden Direktur N-one
186
Pemilik Saham 44,7%
187
Legalitas
188
Kekecewaan
189
Yuri Kecil
190
Strategi
191
Ingin Bekerja Lagi
192
Menemui Melisa
193
Titik Terang
194
Cerita Hafiz
195
Panggil Aku Abang!
196
Jawatan
197
Tantangan Berkompetisi
198
Tiga Tugas
199
Planning
200
Abang Kurang Apa?
201
Percakapan Leon dan Ilham
202
Yuri dan Lucas
203
Yang Terjadi Waktu Itu
204
Hafiz ...
205
Siasat Yuri
206
Liciknya Yuri
207
Visual lagi
208
Martabat N-one
209
Pemenang Babak Pertama
210
Tugas Kedua
211
Visual Tambahan
212
Pijat Plus-plus
213
Laporan Leon
214
Pengakuan Leon
215
Ancaman
216
Keberangkatan ke Kamboja
217
Terungkap
218
Bersekutu
219
Mencari Informasi
220
Cerita Mama Ratih
221
Diskusi dengan Mama Ratih
222
Marahnya Yola
223
Berita dari Hafiz
224
Keceplosan
225
Satu Persatu Mulai Terkuak
226
Dia Datang
227
Selalu Memikirkannya
228
Empati Bumil
229
Flashback Ilham (1)
230
Flashback Ilham (2)
231
Flashback Ilham (3)
232
Flashback Ilham (4)
233
Flashback Ilham (5)
234
Flashback Ilham (6)
235
Flashback Ilham (7)
236
Flashback Ilham (8)
237
Merasa Patah Hati
238
Mengelabui Yuri
239
Ide Licik
240
Sidak Indopenh Group
241
Berjalan Sesuai Rencana
242
Apakah Itu Hari Yang Sama?
243
Insiden Lagi!
244
Jen ... de ... la ...?
245
Memperkenalkan Yuri dan Sonia
246
Histeris
247
Berdamai Dengan Masa Lalu
248
Pak Aya dan Bu Aya
249
Piyama dan Sandal Jepit
250
Setia?
251
Pengakuan
252
Honeymoon Package
253
I Love You Too
254
Yuri di ... Jendela?
255
Penawaran Hafiz
256
Rencana Membawa Sonia Berobat
257
Too?
258
Bukti Baru
259
"Aku Rindu"
260
Rekaman CCTV
261
Jabatan Kecemasan Dan Trauma (IGD)
262
Memeriksa Rumah Lucas
263
Target Operasi (TO)
264
Penangkapan Yuri
265
Amarah Lucas
266
Datuk Abidin
267
Panggilan Telepon
268
Merasa Terpukul
269
Anakku ...
270
Mencari Andini Y
271
Memori Datuk Abidin
272
Pertemuan Dr. Abraham dengan Datuk Abidin
273
Sebuah Pilihan Sulit
274
Solusi Dari Zuhri
275
Kisah Tentang Andini
276
Masih Tentang Andini
277
Ruang Praktek Dr. Abraham
278
Adik Ipar
279
Membujuk Andini
280
Rencana Tujuh Bulanan
281
Strategi Baru Membujuk Andini
282
Andini dan Ammar
283
Rubik
284
Bertemu Eva
285
Adek Kakak
286
Pertemuan Yang Dinanti
287
Mama ...
288
Quality Time
289
Merasa Dipermainkan
290
Sikap Mama Ratih
291
Percakapan Mama Ratih dan Andini
292
Harga Sebanding
293
Sebuah Misi
294
Ternyata....
295
Monta Somnang
296
Mengejar Target
297
Lil Sist
298
Ammera Ruby Nirwan
299
Pasca Kejadian Itu
300
The End
301
Bonchap 1
302
Bonchap 2
303
Bonchap 3
304
Bonchap 4
305
Meninggalkan Sonia Dengan Victor
306
Everything Will be Alright
307
Cie... Cie.. Yang Mau ....?
308
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!