Faizal Ghazi & Nefetari Azeneth

Negeri Padang Pasir, Bara.

Di suatu waktu. Terjadi huru hara berkecamuk di sebuah perkampungan yang disebut kampung Khiabar, perkampungan yang dihuni dua etnis yang berbeda etnis Quriashi dan etnis Hudiya.

Kampung itu didatangi gerombolan perampok sambil meneriakkan nama dewa mereka, "Toar Maha Besar!!!

Gerombolan itu menjarah unta dan keledai milik seorang saudagar Hudiya, setelah memenggal kepalanya.

Bahkan perkebunan kurma yang siap dipanen milik seorang saudagar Quriashi dibakar dengan hebatnya.

Penyerangan itu begitu mendadak warga kampung Khiabar tak sempat membela diri dan melakukan perlawanan.

Pemimpin gerombolan itu menutup mulutnya dengan cadar hitam dan hanya memperlihatkan kedua matanya yang aneh.

Ada pun mata dari Pemimpin gerombolan itu berwarna kuning dengan pupil seperti mata ular. Nama pemimpin gerombolan itu adalah Tama'Q. Sesuai dengan namanya orang itu sangat tamak dan serakah.

Tak hanya sekali dua kali Tama'Q merampok,menjarah dan merampas Kafilah pedagang yang melintas menuju ibukota negeri Bara, Mah'kek.

Tama'Q sendiri sebenarnya adalah ras Liz-ert yang mengaku-aku sebagai utusan Dewa Toar, dewa terbaru yang dia elu-elukan. Tama'Q mempelajari sifat manusia yang sangat mudah dikendalikan jika diteror dengan kematian dan neraka.

Dengan cara itu dia menghimpun banyak pengikut, dia bahkan membuat aturan-aturan konyol yang harus dipatuhi pengikutnya.

Dan demi meneruskan generasi Liz-ert Tama'Q membuat aturan poligami pada pengikutnya, mereka diperbolehkan mempunyai istri empat, tapi bagi dirinya sendiri, sebuah harem dipenuhi lebih dari sebelas wanita ada di dalamnya, ya! Itu semua bertujuan untuk memperbanyak keturunannya.

Seorang saudagar kurma yang kaya raya dengan terburu-buru mengungsikan istri dan putranya menunggangi dua ekor unta. Melalui pintu belakang rumah mereka yang besar.

"Cepat, pergilah menuju rumah Kakakku di kota Mehdani bawalah surat ini, dan tinggalah di sana sampai kekacauan di sini berakhir." kata Amir Ghazi pada istrinya Fatimah. Sedang putranya yang masih kecil bernama Faizal Ghazi.

"Suamiku, kenapa kau tak menyertai kami," Fatimah terisak. Faizal Ghazi yang masih kecil masih tak memahami situasi genting itu.

"Cepat pergi Fatimah, selamatkan putra kita!" seru Amir Ghazi pada istrinya itu. Tak lama terdengar kegaduhan dan teriakan para pekerjanya di dalam rumah mereka.

Amir Ghazi menghelakan unta istrinya dengan paksa dan mencambuk pinggul unta itu agar bergegas pergi dengan berlari diikuti unta Faizal Ghazi.

"Ayaaahh!!" teriak anak itu ketika melihat seorang laki-laki garang mencoba menyerang Amir Ghazi.

Amir Ghazi melakukan perlawanan tetapi malang laki-laki anak buah Tama'Q itu lebih fasih menggunakan pedangnya.

Tass!

Amir Ghazi terpenggal lehernya. Dan Faizal Ghazi kecil menyaksikan kejadian itu tak sanggup berkata apa-apa tetapi air matanya mengalir deras.

Singkat cerita Fatimah dan putranya itu telah sampai di rumah kakak Amir Ghazi. Mereka ditampung dan diterima dengan baik oleh Ammar Ghazi kakak Amir Ghazi.

Waktu terus berlalu Faizal Ghazi tumbuh sebagai pemuda gagah nan rupawan. Namun mimpi buruk yang menimpa pada ayahnya tak pernah dia lupakan. Dan dia bermaksud membalas kematian ayahnya.

...Faizal Ghazi...

"Umi, aku ingin sekali pulang ke Khiabar dan menengok rumah kita dulu," kata Faizal Ghazi pada ibunya.

Ibunya hanya mendesah menarik nafas dalam-dalam dan dengan mata berkaca-kaca menjawabnya.

"Faizal, Umi rasa keadaan di sana masih tidak aman, urungkan niatmu itu..."

"Tapi Umi, Aku ingin membalas kematian ayah!" dengan nada sedikit ditinggikan Faizal Ghazi menyela ucapan ibunya.

"Faizal, Umi sudah kehilangan ayahmu, Umi tidak mau kehilanganmu juga, Nak," Fatimah mengusap matanya dengan sapu tangan. Percakapan itu terhenti, Faizal Ghazi semakin membulatkan tekadnya untuk membalaskan dendamnya.

...*****...

Tak jauh dari Negeri Padang Pasir, di Negeri Piramida, Misre

Seorang gadis cantik sedang duduk bersantai di sebuah taman tepi Sungai Nil. gadis itu bernama Nefetari Azeneth dia merasa resah mendengar kabar dari kakaknya Cleopatra Nema.

...Nefetary Azeneth...

Bahwa negeri mereka akan diserang bangsa Ramowi, dulu negeri mereka begitu jaya menaklukan bangsa-bangsa lain. Kini situasinya sudah berubah, semenjak kakaknya memerintah negeri itu. Bangsa-bangsa lain melihat kemunduran yang terjadi pada negeri Piramida itu.

Semenjak mereka didera sepuluh tulah dari Dewa kaum El-Sira yang mengerikan. Apalagi tulah terakhir yang membinasakan semua anak sulung yang ada di negerinya, Misre. Ya, semua anak sulung, tak memandang itu anak manusia ataupun ternak mereka.

Pihak Kerajaan Ramowi mengutus seorang diplomat yang menyatakan Misre harus tunduk di bawah pemerintahan kerajaan Ramowi. Dia pun beranjak menemui kakaknya di kamar.

Suara Nefetary pecah, nadanya yang biasanya penuh percaya diri bergetar, “Kak, kau menyerah kepada Ramowi? Setelah semua strategi kita, aliansi kita…”

Nefetary Azeneth bertanya dengan cemas ketika berada di ruang kerja Cleopatra Nema yang mewah, permadani Ramowi kini menghiasi dinding Misre.

Cleopatra Nema tersenyum penuh teka-teki, menyesuaikan gesper permata pada gaunnya yang dipengaruhi gaya Ramowi, "Nefetary, ahli strategiku sayang. Menyerah bukan berarti kekalahan. Anggap ini sebagai... reposisi strategis."

"Ramowi adalah kekuatan yang sedang bangkit, Nefetary. Kekuatan yang dapat melindungi kita dari... bayangan yang mengintai."

Nefetary Azeneth berhenti mondar-mandir, kecurigaan mengaburkan wajahnya.

Bayangan mengintai? Apa maksud kakaknya?

Nefetary memberi isyarat secara dramatis, jubah Misrenya berputar-putar di sekelilingnya, "Bayangan? Bayangan apa, Kak? Kau berbicara penuh teka-teki!"

"Apakah kakak bermaksud melakukan pengkhianatan? Seseorang berkomplot melawan Misre?”

Tatapan Cleopatra melembut, tangannya terulur menyentuh lengan Nefetary, "Bukan Misre, Nefetary. Kita. Kau dan aku."

"Aku telah... menyaksikan hal-hal yang meresahkan baru-baru ini. Hal-hal yang tidak mudah untuk dijelaskan."

Mata tajam Nefetary mengamati wajah kakaknya. Ini tidak seperti kakaknya; sikap tenangnya yang biasa digantikan oleh rasa gugup yang meresahkan.

Nefetary Azeneth menyipitkan matanya, mencari jawaban dalam tatapan mengelak Cleopatra, "Meresahkan? Seperti apa, Kak?"

Suara Cleopatra merendah menjadi bisikan, matanya mengamati sekeliling ruangan seolah tak ingin melihat sesuatu yang mengintai di balik bayangan, "Itu... sulit untuk dijelaskan. Perasaan, kehadiran... seolah-olah kita sedang diawasi."

Nefetary, yang selalu skeptis, tetap tidak yakin, namun ketakutan Cleopatra sangat jelas. "Diintai? Oleh siapa? Orang Ramowi?"

Cleopatra memijat pelipisnya, alisnya berkerut sambil berpikir, "Bukan, bukan orang Ramowi... sesuatu... yang lain."

"Aku melihat seorang tentara Ramowi... Aku bersumpah dia... berubah. Kulitnya menjadi bersisik, matanya seperti reptil... seperti..."

Nefetary menatap kakaknya, kilatan rasa tidak percaya di matanya. "Berubah? Reptil? Kak, apakah kamu baik-baik saja? Mungkin tekanan aliansi telah berdampak buruk..."

Cleopatra Nema bangkit dengan cepat, mondar-mandir lagi, permata di gaunnya berdenting pelan, "Aku tahu apa yang kulihat, Nefetary! Itu adalah salah satu Liz-ert! Mereka seharusnya punah! Tapi itu hanya sebuah mitos!"

Liz-ert, ras reptil yang dikabarkan memiliki kekuatan melakukan perubahan bentuk. Ras yang dianggap Nefetary sebagai legenda belaka.

Mata Nefetary melebar, percikan keterkejutan bercampur ketakutan berkobar dalam dirinya, "Liz-ert? Tapi... itu tidak mungkin!"

"Jika itu benar... jika mereka menyusup ke Ramowi... itu bisa jadi menjelaskan segalanya. Keputusan penyerbuan mereka, ketertarikan mereka yang tiba-tiba terhadap wilayah kita..." desis Nefetary Azeneth.

Mata Cleopatra Nema mengeras karena tekad, suaranya mengandung nada mendesak, "Tepatnya. Mereka sedang memainkan permainan panjang, Nefetary. Menggunakan Ramowi sebagai pion untuk mengacaukan semua wilayah, untuk memicu perang antar negara."

"Kita harus segera menguak kenyataannya, Nefetary. Sebelum semuanya terlambat."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rosy

Rosy

Liz-ert lagiiii /Facepalm/

2024-12-02

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!