Ziya masih diam terpaku di tempat, melihat sosok di depannya saat ini benar-benar membuat Ziya lupa tujuannya datang kemeja itu.
Terlihat jelas pria tampan berpakaian casual dan celana jeans yang ia kenakan menambah ketampanan seorang Reynan, dari penampilannya saat ini siapapun tidak akan menyangka bahwa pria ini masih duduk di bangku SMA.
"Sampai kapan kau bengong begitu?" ketus Reynan
"Tidak usah kau tunjukkan kekagumanmu, apa kau baru sadar aku ini tampan?" Kata Reynan bersidekap dada menatap Ziya tidak suka.
Ziya sadar setelah beberapa detik terpaku melihat ketampanan sosok di depannya saat ini.
Ziya tersenyum, "Mau pesen apa mas, silahkan," Ziya tersenyum menyodorkan buku menu di atas meja.
Dia tetap professional dalam bekerja melayani pengunjung dengan tersenyum meski mendapat perlakuan tidak baik. Ya, itu peraturan mutlak bagi seorang Waitress di Cafe Santuy.
"Cih, dia pikir aku akan tergoda dengan senyuman itu," gumam Reynan
"Aku pesan dua Ice Capuccino " Reynan mengatakan pesanannya tanpa melihat Ziya.
"Makanannya mau pesan apa Mas?" tanya Ziya ramah
"Hanya minuman aku gak pesan makanan," kata Reynan fokus ke handphone yang ada di genggamannya.
"Apa ada lagi mas yang mau di tambahkan?" tanya Ziya masih dengan senyuman manisnya.
Berdecak kesal Reyhan beralih menatap tajam Ziya, "Kau tidak dengar apa yang aku katakan," ketus Reynan
"Hanya Minuman!" Reynan berkata penuh penekanan di setiap perkataanya, tatapan tajam mengarah ke dalam mata Ziya, tampak jelas kemarahan di wajah itu.
"Maaf, baiklah akan kami siapkan pesanan anda, terima kasih." Ziya tak ingin mendapat masalah, bergegas meninggalkan meja Reynan dengan wajah tetap tersenyum
"Dasar bodoh!" umpat Reynan. Moodnya berubah buruk setelah bertemu Ziya, Wanita itu selalu membuat hatinya buruk, wanita dengan kecerobohan dan kebodohannya. Itulah penilaian Reynan mengenai sosok Ziya.
"Dia selalu membuat hariku buruk," kata Reynan
"Dia selalu di mana-mana, bisakah sehari saja tidak melihat wajah menyebalkan itu," gerutu Reynan
Senyum di bibir Ziya menghilang setelah meninggalkan keramaian cafe bagian dalam menuju toilet, di sinilah ia meluapkan kesedihan yang ia tahan sedari dia berhadapan Reyhan tadi, dia menahannya dengan susah payah. Ziya menangis, benar-benar menangis. Dadanya sesak menahan sakit yang dia rasakan, untuk ke sekian kalinya dia menangis karena cinta.
Cinta terdalam yang menyakitkan, dia sadar cinta ini bukan cinta biasa. Cintanya tidak meminta untuk di balas, bukan berarti cinta itu harus tersakiti.
-------
Tidak lama Reynan melihat dari dalam cafe, seorang wanita yang sedari tadi dia tunggu berjalan mengarah ke pintu masuk cafe.
Wanita itu memasuki pintu cafe mengedarkan penglihatan. Reynan melambaikan tangan memberi kode kepada wanita itu.
Wanita cantik dengan gaun merah muda dan flatshoes berjalan menghampiri Reynan, kemudian duduk di depannya
"Kamu mau makan apa?" Reyhan membuka percakapan
"Aku minum aja, tadi sudah makan." jawab wanita itu
"Baiklah, aku sudah pesankan minuman untukmu." Reyhan tersenyum manis menatap lembut wanita itu
"Kau memesan minum untukku?" tanya Wanita itu "Bagaimana jika minuman yang kau pesan tidak aku sukai?" sambungnya lagi
Reyhan tersenyum kecil, "Apa yang tidak aku ketahui tentang dirimu, hem?" Reynan tersenyum menggoda
Mereka melanjutkan perbincangan, tampak akrab dan sangat dekat.
-------
Setelah merasa sedikit tenang, Ziya mencuci wajahnya dan merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Ziya berjalan keluar pintu toilet menuju ke dalam Cafe yang terlihat tidak seramai saat dia meninggalkan tempat itu tadi.
"Dari mana saja kamu Ziy, tugasmu kau tinggal begitu saja. Sudah tahu keadaan cafe rame, kamu malah pergi seenaknya," gerutu Tia teman sesama Waitress.
"Kamu tau, Kak Ical kesal saat dia tau kamu gak ada waktu dia akan memberikan pesananmu yang sudah siap," gerutu Tia
"Gak tanggung jawab betul kau ini," Tia terus menggerutu "Kalau bos besar tau, bisa di marahin kamu bahkan bisa di pecat!" Kata Tia
Ziya meringis mendengar kata pecat, "Maaf kak, tadi perutku mules gak tahan pengen ke toilet," Setelah berfikir Ziya mendapat alasan yang tepat untuk ia utarakan.
"Setidaknya beritahu yang lain, supaya kami gak bingung nyariin orang yang menghilang tanpa izin," sindir Tia
"Iya kak, maaf," Ziya menunduk merasa bersalah.
"Ya sudah lanjut kerja lagi sana," perintah Tia
Ziya lanjut bekerja, menuju meja pesanan yang sudah siap dengan makanan dan minuman yang akan di antar ke meja pengunjung cafe.
"Ziya kamu antar ini ke meja No.12," perintah seorang Barista cafe yang bernama Ical, biasa di sapa Kak Ical.
"Siap kak," Ziya berkata dengan semangat
Ziya membawa pinggan berisi makanan dan minuman untuk diantarkan ke meja yang telah di tentukan.
Jarak Ziya sudah mulai dekat dengan meja yang di tuju, tapi langkahnya terhenti menyadari meja yang dia tuju tepat di sebelah meja Reynan.
Sedetik kemudian dia tersadar akan tugasnya, ia melanjutkan lengkah menuju meja No.12. Tiba di meja ia meletakkan pesanan dengan senyum terus mengembang di wajahnya sebagai bentuk pelayanan.
Di tengah meletakkan minumam, sayup-sayup Ziya mendengar perkataan Reynan.
"Aku menyukaimu Manda, maukah kamu jadi pacarku?" kata Reynan tersenyum, tangannya menggenggam lembut tangan wanita yang sedari tadi duduk bersamanya yang ternyata bernama Manda.
Bagai tertusuk jarum, hati Ziya sakit, sakit... sesakit-sakitnya. Kata-kata itu menusuk jantung hatinya hancur benar-benar terluka.
Beruntung posisinya saat ini berada di belakang Reynan, sehingga wajahnya tidak terlihat. Wajah yang tadi di hiasi senyuman berubah sedih sendu sedan.
Ziya dengan cepat menyelesaikan tugasnya dia tidak ingin Reynan menyadari keberadaannya di posisi ini, setelah selesai Ziya berlalu menuju meja kerja.
Melihat tidak ada makanan dan minuman yang perlu di antar, Ziya menyenderkan punggungnya ke dinding dengan wajah tertunduk.
"Cinta ini manyakitkan," bisik hati Ziya, "Benar-benar menyakitkan"
Dadanya mulai sesak, matanya panas, terasa sebentar lagi air mata itu akan jatuh. Sedih, kecewa, marah, cemburu merasuki Ziya. menghela napas berat Ziya menetralkan perasaan yang berkecamuk.
Ziya mendongak berharap air mata itu tidak jatuh, perasaannya hancur. Masih berusaha menetralkan perasaan itu, seiring kemudian musik berganti menambah pilu hati Ziya.
🎶🎶🎶Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa di cintai
Tak mengapa bagiku
Asal kaupun bahagia dalam hidupmu, dalam hidupmu
Telah lama ku pendam perasaan itu
Menunggu hadirmu menyambut diriku
Tak mengapa bagiku
Mencintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku
Ku ingin kau tau diriku di sini menanti dirimu
Meski ku tunggu hingga ujung waktuku
Dan berharap rasa ini 'kan abadi untuk selamanya 🎶🎶🎶
Tepat di lirik terakhir itu Elin berjalan menunduk ke arah pintu belakang Cafe, Dia menangis! lagi lagi menangis! lagu dengan judul Cinta Dalam Hati itu seakan menggambarkan perasaannya. Lirik lagu yang di bawakan band Ungu ini membuat hati Ziya perih. Pembawaan lagu yang mendayu dengan perasaan terdalam persis yang terjadi dengan Ziya.
Lagu ini membuatnya lemah, terbawa perasaan lebih dalam meluluhlantahkan hatinya. Dia tidak kuat menahan rasa itu, air mata berlinang jatuh berderai tak tertahankan. Hati itu benar-benar terluka sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Khaira Della
lama2 bucin ntar
2020-11-16
1
ARSY ALFAZZA
wkwkwkk
2020-11-04
1
❤️YennyAzzahra🍒
Lanjuttt like yang banyak
2020-10-23
1