Cinta Terpendam
Hari senin hari yang sibuk bagi Ziya. Tampak Ziya bolak-balik merpersiapkan peralatan sekolah yang akan di bawa. Seharian kemarin Ziya disibukkan dengan pekerjaan di cafe membuatnya kelelahan sehingga pada saat pulang ke rumah Ziya tertidur tanpa mempersiapkan peralatan sekolah.
"Ibu liat kaos kaki Ziya gak?" Ziya tidak menemukan kaos kaki di dalam sepatunya membuat dirinya kalang kabut.
"Bu bantuin Ziya cari kaos kaki bu," Pinta Zoya
Tampak Ibu Ziya di ambang pintu kamar Ziya, "Kamu nyarinya di sepatu sampe besok juga gak bakal ketemu," Ibu geleng-gelleng kepala melihat kamar Ziya tampak berantakan,
"Ini hari senin, sudah di pastikan kaos kakimu bersih habis di cuci, sudah di pastikan adanya di dalam lemari," Ziya mengerti akan perkataan ibu berjalan menuju lemari dan menemukan apa yang ia cari.
"Kamu tu kebiasaan banyak lupanya, masih muda udah pikun aja," kata ibu.
"Ini karena semalam Ziya ketiduran, jadi kacau semuanya," ucap Ziya
"Ibu kenapa gak bangunin Ziya?" tanya Ziya
"Ibu gak tega lihat kamu sepertinya kelelahan, ibu kasihan." Ibu menatap sendu ziya
"Besok-besok kalau Ziya ketiduran tolong Ibu bangunin aja, Ziya gak mau terlambat bu." Pinta Ziya
"Iya nduk," jawab ibu
"Sarapan dulu sebelum berangkat," pinta ibu
Ziya melihat jam dinding yang tergantung di atas lemari menunjukkan 06.30. Itu artinya tidak ada kesempatan baginya untuk sarapan terlebih dahulu, perjalanan menuju sekolah memakan waktu 20 menit.
Belum waktu yang berkurang karena menunggu bus yang mungkin memakan waktu 10-15 menit. Ziya memutuskan berangkat tanpa sarapan.
"Ibu ini sudah siang Ziya tidak ada waktu buat sarapan, nanti Ziya bisa terlambat," jelas Ziya
"Ini juga hari senin upacara bu," Ziya menghampiri ibu di meja makan mengulurkan tangan dan mengecup tangan ibunya sebagai tanda pamitan.
"Ziya berangkat bu," pamit Ziya, "Assalamualaikum," sebelum benar-benar pergi Ziya mengucap salam.
Ziya melangkah keluar rumah menuju halte yang tak jauh dari rumahnya. Tak menunggu lama bus tujuan sekolah Ziya berhenti di depan Ziya, bus tampak padat karena takut terlambat Ziya tetap memilih naik.
-------
Sesampai di halte yang berada depan gerbang sekolah, Ziya turun dari bus dan berlari menuju gerbang, beruntung ia tidak terlambat.
Ziya menghentikan langkahnya setelah memasuki gerbang sekolah untuk menetralkan detak jantung yang berpacu, napasnya terengah-engah ia kelelahan berlari dari depan sekolah hingga ke depan gerbang.
"Woy!" tepukan di pundak mengejutkan Ziya membuat ia menjadi kesal.
"Kamu mengejutkanku," Ziya menatap tajam orang yang baru saja membuat ia terkejut yang ternyata temannya yang bernama Khaira.
"Kamu kenapa ngos-ngosan gitu," ledek Khaira "kebiasaan telat jangan di piara," Khaira tertawa melihat Ziya masih dengan napas terengah-engah
Ziya diam tak menanggapi perkataan Khaira, baginya tidak ada waktu berdebat dengan Khaira karena waktu upacara akan di mulai.
"Woy Ziya, tunggu aku!" pekik Khaira yang tak terima di tinggal begitu saja.
Ziya terus melangkah mengabaikan Khaira yang menggerutu, ia berjalan menuju kelas, ketika melintasi ruang kelas XII IPA 1 yang berada di sebelah ruang kelas Ziya, ia menabrak seseorang.
BRAKKK
"Aaww," Ziya yang merasa kesakitan di bagian bahu reflek menjerit.
"Sorry gak sengaja," ucap seseorang yang tak lain orang yang menabrak Ziya.
"Tuhkan kualat, ini nih akibat zholim sama teman sendiri," Khaira yang kesal karena di tinggal Ziya
Seseorang yang menabrak Ziya berdecak kesal setelah sadar orang yang ditabraknya tidak lain adalah Ziya murid yang di kenal pendiam.
Ziya yang sedari tadi menunduk seketika mengangkat kepala untuk melihat orang yang ia yakini orang itu adalah Reynan. Benar dugaannya, laki-laki ini Reynan.
Seketika nyali Ziya menciut melihat tatapan tajam dari Reynan, terlihat jelas wajah kesal Reynan.
"Kalau jalan pake mata!" perkataan Reynan penuh penekanan "Gak lihat orang segede gini di tabrak juga," Reynan berlalu setelah meluapkan kekesalannya.
"Kasar banget jadi cowok, ganteng sih iya, kelakuan gitu aku mah ogah," Khaira kesal sahabatnya di perlakukan seperti itu.
"Udah Key, gak ada gunanya kamu ngomel, orangnya juga udah pergi," kata Ziya
"Biar plong, aku gedeg ngeliat kelakuan cowok kasar gitu, kayak banci," timpal Khaira
"Biarin aja, lagian memang aku nabrak dia tadi, wajar aja di marah," kata Ziya
"Tapi kamu kesakitan Ziya, lah dia baik-baik aja tuh, berarti dia yang salah di sini. Dia yang nabrak kamu bukan kamu yang nabrak kunyuk itu," Khaira kesal Ziya yang jelas di rugikan di sini justru membela Reynan.
"Udah ah gak usah di bahas lagi," ucap Ziya yang malas berdebat dengan Khaira yang selalu tidak mau kalah.
"Kamu tu terlalu baik," kata Khaira, "jadi orang jangan terlalu baik, kena tindas mulu kan," sambung Khaira.
"Iya Mak," Ziya hanya mengiyakan untuk menyudahi omelan Khaira yang terdengar seperti Emak-Emak di telinga Ziya. Mood ziya yang kurang baik karena insiden tadi tidak ingin bertambah buruk mendengar omelan Khaira.
"Aku heran, Si kunyuk kasar gitu kok bisa banyak fans ya?" gerutu Khaira
"Udah gak usah ngomongin dia, ngurangin pahala aja," kata Ziya
Ziya dan Khaira bergegas menuju kelas, tiba di kelas Ziya meletakkan tas dan berbalik menuju keluar kelas begitupun Khaira. Mereka berdua melangkah menuju lapangan upacara yang sudah di penuhi peserta upacara.
--------
Reynan Prayoga
Cowok tampan dan populer di sekolah, mempunyai kulit putih, postur badan tinggi, atletis. Tidak hanya populer karena ketampanan yang dimilikinya, dia juga di kenal berprestasi. Terlahir dari keluarga kaya tidak membuatnya sombong dan angkuh. Begitu murid mengenalnya.
Reynan di kenal pribadi yang ramah, supel, mudah bergaul, humoris dan suka bercanda, semua sifat yang dimilikinya menjadikan dia mudah mempunyai banyak teman.
Ziya mengenal sosok Reynan yang ramah pada semua orang merasa heran mendapat perlakuan berbeda, setiap kali dia berhadapan dengan Reynan akan mendapatkan perlakuan kurang baik dengan kata-kata pedas dan kasar.
Ziya bertanya dalam dirinya, kesalahan apa yang pernah dia lakukan sehingga Reynan terlihat sangat tidak menyukainya.
-------
Waktu upacara telah usai, seluruh murid berhamburan menuju kelas masing-masing, tapi tidak sedikit yang menuju kantin.
Ziya berjalan menuju kelas dengan jalan menunduk, wajahnya yang di penuhi keringat menunjukkan ia merasa kepanasan.
Rasa haus yang mendera membuat Ziya mempercepat langkahnya menuju kelas untuk mengambil minum, bayangan minum mengalir membasahi tenggorakan membuat Ziya tak sabar. Sehingga tak menyadari di depannya ada murid sedang berdiri tegak memegang botol minum.
Brakk
Lagi-lagi Ziya nabrak seseorang, air di botol minuman tumpah membasahi baju Si empunya minum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mutie Cutie
hai othor nacapin jejak nivh
2020-11-28
1
Dhina ♑
salam kenal Martha 👍👍👍
2020-11-23
1
Dessy Mariasari
mulai baca nihh
2020-11-17
1