Pria Misterius

Waaahhhh..... Jadi ini tempat nya, hebat juga si Achonk punya restoran Korea sebesar ini.

"Halloo... Chonk gue udah di depan resto lo" Ucap ku via telfon

"Ohh oke oke, tunggu sebentar Dav" Jawab Achonk

Tuuutttt... Tuuutttt... Tuuuutttt...

"Diih! Main matiin aja si Achonk"

Diriku menggerutu depan restoran si Achonk

Astaga, oia aku lupa hubungin si Satria, mungkin nanti aja, aku suruh mampir kesini sekalian untuk buat rencana keberangkatan juga.

Sore itu di daerah kemang, entah kenapa di sekian banyak lalu lalang orang. Aku melihat seseorang mengenakan kaos hitam dengan gambar Topeng Tanpa Ekspresi.

"Apakah dia bagian dari komunitas itu atau hanya untuk gaya-gayaan saja tanpa tahu artinya?" Tanya ku dalam hati.

Pria tersebut hampir mendekatiku, rambut nya lurus di sisir kebelakng dengan pipi tirus dan kulit sawo matang. Tinggi badan nya kira-kira 170cm dengan tubuh proposional, dan mengenakan celana jeans biru dengan sobekan di lutut nya.

Dia menghampiriku, dan mulai papasan dengan ku, aku menatap matanya, dan dia juga menatap ku.

"Maaf ada yang salah dengan saya?" Ucap pria tersebut.

"Enggak kok mas, mas nya mirip teman saya." Jawab ku singkat.

"Ohh berati muka saya pasaran ya mas?" Jawab pria itu sambil tersenyum.

"Hmmm gak gitu sih mas, sekilas aja mirip... Oia ngomong-ngomong kaos nya bagus mas," Tanya ku dengan membalas senyum nya.

"Ohhh ini... Ini oleh-oleh dari paman saya mas, waktu itu dia tugas ke Kalimantan," Jawab nya sambil melihat ke kaos nya

"Hah, jauh juga yaaa... Kirain beli di distro daerah sini mas," Jawab ku sambil tersenyum.

"Ohhh bukan mas, kata paman sih ini edisi terbatas dan hanya beberapa saja yang di cetak." Ucap Pria itu.

"Serius?" Tanya ku kaget.

"Iya mass," Jawab Pria itu.

"Maaf mas, saya boleh lihat label nya yang di bagian dalam kaos nya, maaf yaa, kalau gak boleh gak masalah sih mas agar gak penasaran aja lihat brand nya," Ujar ku yang sudah mulai penasaran

"Ohhh boleh mas, silahkan lihat sendiri yaa," Jawabnya sambil menunduk.

Aku terkejut lebel nya itu hanya tulisan "MENUNGGU HARI KEBANGKITAN."

Dugaan ku benar ini adalah kaos "SEKTE" tersebut.

"Wihhh lebel nya keren mas, cuma kata-kata gitu aja, Mas nya tau arti dari tulisan itu?" Tanya ku yang pura-pura tidak tahu.

"Kurang tahu juga sih mas, saya lihat kaos nya keren, gambar nya juga keren banget, yaudah saya pake aja mas" Jawab pria itu dengan polos.

"Ohhhh emang bagus sihh mas, yaudah makasih ya mas. Maaf ngerepotin" Ucap ku sambil tersenyum.

"Iya gak masalah mas," Jawab nya sambil membalas senyum ku dan mulai berputar untuk berjalan perlahan meninggalkan ku.

Gawat, ini gawat.

Jangan sampai SEKTE itu sampai ke Jakarta, kalau sampai ke Jakarta pasti pertumbuhan komunitas tersebut akan tumbuh dengan pesat di kota besar ini.

Aku harus cepat menghentikan ini, aku juga akan segera mencari bukti-bukti authentic yang bisa membuktikan bahwa komunitas itu melenceng.

***

"Weiii... Dav kenapa? Kok lo bengong?"

Tanya Achong, sambil menepak pundak ku.

"Ehhh, eng enggak Chong... Lo lama banget sih Chong, ngapain aja?" Jawab ku yang balik bertanya.

"Sorry sorry, tadi ada masalah di dapur Dav." Jawab Achonk.

"Ohh oke, oia chong gue lupa hubungin Satria," Ucap ku sambil tersenyum.

"Wahhh, lu parah... Kapan sih lu berdua berhenti ngerepotin gue," Ucap Achonk yang menggelengkan kepalanya.

"Yaelah chong, sorry kerjaan numpuk tadi," Jawab ku dengan sedikit alasan pekerjaan.

"Alesan aja lu, ayo masuk dulu sambil nunggu Satria dateng, nanti biar gue yang hubungin dia." Ucap Achonk.

"Ohh oke, makasih ya chong." Jawab ku.

***

"Halo Sat, lo dimana?"

"Ohh... Sekarang lu mampir ke resto gua ya Sat!"

"Oke oke, gua tunggu yaa."

Terlihat Achong menutup telfon sambil menggerutu.

"Udah ya, udah gua telfon si Satria," Ucap Achonk sewot.

"Makasih ya chong," Jawab ku dengan melemparkan senyuman.

"Hmmm.... Lu mau makan haaa?"

Tanya Achonk sinis.

"Hehehe, enggak chong makasih. Kopi aja chong ada ga?" Jawab ku.

"Aduhhh lu ya, gak bisa banget kalo sehari gak ngopi haa? Caffein ga bagus kalo berlebihan," Ucap Achonk yang berusaha menasehati ku.

"Chonk stop perhatian sama gue, gue takut baper nantinya," Jawab ku bercanda.

"Heeee udah gilaaa lo ya," Jawab nya sewot.

"Becanda chong yaelah," Jawab ku.

"Lu kira gu homo haaa?" Tanya Achonk.

"Ada potensi sih chong," Ledek ku.

"Gua hajar lu yaaa ngomong gitu lagi,"

Jawabnya kesal.

"Satria single chong, coba lo sama dia aja gimana?" Ucap ku meledek nya lagi.

"Lu mau diem atau gua usir!" Ucap Achonk mengancam.

"Iya ampun Chonk, gue diem deh." Jawab ku.

"Yaudah kita tunggu Satria, abis itu kita pergi ke coffee shop di dekat sini yaa!" Ucap Achonk.

"Traktir kan?" Jawab ku.

"Oke, gak jadi... Gua sibuk, maaf yaa!"

Jawab nya acuh.

"Chong plis kali ini aja, lupa ambil uang tadi, jadi gak mampir ke ATM," Ucap ku dengan sedikit alasan.

"Di sini ada nih ATM, ayo gua anterin!" Jawab Achonk.

"Aduh lupa bawa kartu ATM nya chong," Sahut ku mengelak.

"Alesan aja lo itu mah!" Jawab Achonk kesal.

Seperti itu lah persahabatan kami, banyak tawa dan canda nya ketimbang serius nya.

Dan matahari sudah mulai tenggelam dengan terpaksa, malam kembali datang.

Daerah Kemang semakin ramai, saat malam tiba menutupi ketakutan malam yang biasanya mencekam.

***

Sedang asik berbincang dengan Achong, dengan bahasan yang bisa di katakan tidak ada arah nya, dan saat itu pula Satria tiba di resto nya Achong.

"Lama banget lo Sat!" Tanya ku

"Sorry sorry abis nganter gebetan nih di daerah Pejaten situ" Jawab nya sambil terengah-engah.

"Lo parah, di tungguin malah nganter gebetan dulu." Sahut Achonk.

"Yah lo lagian ngabarin nya dadakan chong," Jawab Satria.

"Lah, kok gue yang di salahin, tuh si Davie lupa ngabarin lo!" Sahut Achonk.

"Sorry lupa gue, banyak kerjaan tadi!" Jawab ku.

"Kapan sih lo ga pernah lupa, kebiasaan banget!" Satria menggerutu.

"Entah lah, kapasitas otak gue kecil Sat, harus di upgrade dulu kayanya." Jawab ku sambil tertawa.

Saat itu Satria duduk di depan ku, dan si Achong duduk di samping ku, Achong sibuk dengan laptopnya, dan obrolan basa-basi kami pun di mulai sebagai pembuka dari inti masalah nya.

***

Disini aku, Achong, dan juga Satria sudah kumpul, dan membahas rencana keberangkatan kita ke Kalimantan. Dan disini juga sudah aku sampaikan, bahwa Novi belum pasti ikut.

Dan regina sampai malam ini belum bisa di hubungi, entah kenapa sampai sekarang dia belum bisa di hubungi.

Regina, nama lengkap nya Regina Larasati, teman satu kampus kita dulu, dan yaaa benar dia adalah mantan ku sebelum Suna, kita putus karena sikap nya Regina yang begitu posesif dan terlalu mengekang, aku tahu maksudnya baik tapi aku tidak begitu suka di kekang.

Selain itu, Regina juga sensitif untuk hal-hal di luar nalar manusia.

Selain Novi dia juga bisa merasakan tapi belum bisa mengendalikan nya, mungkin karena dari sifat nya juga yang penakut, jadi dia tidak ingin memperdalam nya.

Tapi Regina di sini salah satu yang tubuh nya sangat sensitif dan mudah di rasuki, dan sering di jadikan mediasi oleh Novi.

Satu kalimat yang masih ku ingat sampai hari ini, setelah kita putus.

"Dav aku bukan nya benci sama kamu, sama sikap mu yang se-enaknya memutuskan hubungan ini. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa nanti suatu saat kamu akan kembali lagi kepada ku!"

Setelah kalimat itu muncul, dalam hatiku berjanji tidak akan kembali lagi padanya dalam kondisi apapun.

***

Pembahasan kami sudah mulai jauh, Achong juga sibuk mencari persiapan yang kita perlukan untuk pergi ke sana, dan cari tahu tentang kawasan tersebut.

Satria, memikirkan untuk bisa menggali informasi tentang SEKTE itu, dengan bantuan internet, sedikit kita temui informasi tentang SEKTE itu.

Dugaan ku, mereka itu komunitas rahasia dengan jutaan misteri dan visi misi yang belum kita ketahui.

Untuk penyebaran nya pasti secara tertutup, dan lansung mendoktrin dengan janji manis, sebagaimana yang sudah banyak di lakukan komunitas serupa.

Tapi biasanya SEKTE atau komunitas serupa di Indonesia tidak pernah bertahan lama, sampai akhir nya di tutup atau di bubarkan oleh kepolisian, tapi yang ini beda, aku yakin berbeda!

"Oiaaa Sat, tadi gue lihat orang di depan resto nya achong, pake baju gambar nya itu topeng tanpa ekspresi Sat." Ucap ku.

"Hah? Serius?" Jawab Satria kaget.

"Beneran, tadi gue lihat sendiri pake mata kepala gue, dan gue sempet ngobrol sama orang itu di depan!" Tegas ku.

"Kok bisa? Lo ngobrol tentang apa?" Tanya Satria dengan antusias.

"Yaaa gue tanya dia dapet baju itu dari mana, terus dia tahu artinya apa cuma sekedar gaya aja." Jawab ku.

"Terus dia jawab apa?" Tanya Satria yang penasaran.

Aku mulai menceritakan pengalaman ku bertemu dengan pria misterius itu. Terlihat si Achong mengabaikan laptop nya dan ikut menyimak.

Obrolan kami semakin dalam, rasa ingin tahu Satria pun semakin meluap.

Entah apa yg dia rasakan saat itu, tapi terlihat dari wajah nya dia agak sedikit kesal.

"Nah lo tau gak, yang buat gue kaget itu lebel nya, di label merk nya itu cuma ada tulisan MENUNGGU HARI KEBANGKITAN" Ucap ku.

"*****, serem bgt!" Cetus Satria kaget.

"Lo gak tanya maksud label nya itu apa?" Tanya Achong yang mulai penasaran.

"Yaa gue tanya chong, tapi dia gak tahu maksud nya apa!" Jawab ku.

"Paman nya!" Cetus Satria.

"Apaan sih lo Sat?" Tanyaku heran.

"Paman nya pasti tau sesuatu, dan bisa kita jadikan informan kita!" Ujar satria.

"Haa lo bener Sat, pasti paman nya itu tau sesuatu tentang komunitas iti" Sahut Achonk.

"Iya juga ya, kenapa gue gak kepikiran itu ya," Jawab ku sambil berfikir.

"Lo gak punya kontak pria itu?" Tanya Satria.

"Boro-boro kontak nya Sat, nama nya aja gue gak tahu, gimana sih lo!" Jawab ku dengan nada tinggi.

"Susah deh kalo punya temen yang lama mikir nya!" Sahut Satria.

Dan kita bertiga mulai mencari lagi informasi di internet, kali ini aku coba cari di media sosial, memakai hastag segala macam yang berkaitan dengan SEKTE itu.

Tapi nihil, tidak ku temukan satupun informasi tentang SEKTE itu.

Sungguh amat sangat tertutup komunitas itu rupanya, pasti ada sesuatu yang aneh yang mereka tutupi.

***

Saat ini tepat jam 19:00 WIB di coffee shop daerah kemang, tempat nya lumayan seru dengan lampu warna kuning yang membuat isi ruangan terasa hangat.

Tidak begitu banyak pengunjung disini, hanya ada 11 orang disini termasuk kami bertiga.

Kriiiingggg... Kriiiinggggg...

Ahhh kode negara +31 pasti ini si Riska.

"Iya halo Ris, kenapa?" Ucap ku menjawab telpon.

"Hallooo Dav, gue mau kasih tau aja kalau sekarang gue udah di Amsterdam Airport Schiphol," Jawab Riska.

"Hah? Apaan tuh?" Tanya ku heran.

"Aduhhh... Bandara Schipol di Amsterdam Dav!" Jawab Riska mengaskan.

"Ohhh, bilang aja bandara di Belanda!" Ucap ku bercanda.

"Dasar lo yaaa... Oia gue terbang 14 jam jadi jangan sampe telat jemput gue ya Dav," Jawab Riska.

"Wait... Memang nya kenapa kalau gue sampai telat?" Tanya ku bingung.

"Gue marah sama lo!" Jawab Riska.

"Loh kok?" Aku pun bingung.

"Yaudah pokoknya jangan lupa 14 jam dan GAK BOLEH TELAT!" Ucap Riska menegaskan kembali.

"WHAT?" Ucap ku bingung.

Tuuuuutttt... Tuuuuuttttttt...

"Gak lucu sumpah!" Ucap ku menggerutu

"Siapa Dav?" Tanya Satria.

"Itu si Riska temen nya Suna." Jawab ku.

"Riska? Riska yang di belanda itu?" Tanya satria kaget.

"Iyaaa... Kenapa emang?" Aku pun bertanya balik.

"Ohhh gak apa-apa, dia mau ke Indonesia atau gimana?" Tanya Satria penasaran.

"Iyaaa dia mau balik... Wait, kenapa lo nanya-nanya?" Ucap ku bingung.

Satria tersenyum

"Wow jangan macem-macem lo ya, lagian juga dia pasti gak level sama brandalan kaya lo!" Ucap ku meledek Satria.

"Kata siapa gak level," Jawab Satria dengan sombong sambil menunjukan chat Line nya.

"Apan sih, itu pesan udah dari dua bulan lalu, sekarang aja gak ada chat nya lagi!" Jawab ku sambil tertawa.

"Iya dia bilang mau fokus kuliah nya dulu jadi dia lepas semua medsos nya," Jawab Satria mengelak.

"Pantes aja lo gak pernah punya pacar, asal lo tau ya, cewek tu kalo udah bilang mau fokus sama sekolah nya kek, kerjaan nya kek, bisnis nya kek, itu namanya nolak halus Sat!" Jawab ku sambil menertawakan nya.

"Hah sialan lo, tapi ini beda!" Jawab Satria mengelak.

"Terserah lo Sat!" Jawab ku sambil tertawa.

Malam itu lebih seru dari malam sebelum nya, di tambah lagi si Achong dapat foto-foto vila untuk kita nanti.

Rasanya keberangkatan ini sangat lah di permudah, kali ini akan ku ungkap apa tujuan dari komunitas itu.

"Dan untuk menebus rasa bersalah ku kepada Suna, tunggu saja sampai aku ada di sana dan ku ratakan dengan tanah tempat suci mereka, tunggu saja!"

•••

Terpopuler

Comments

Flora

Flora

lanjut Thor
semangat ya

salam dari yuppy
"Diikuti makhluk Ghaib"

2020-12-16

0

Esti. W

Esti. W

masih lanjuut kak

2020-11-04

0

Indraqilasyamil

Indraqilasyamil

pokoknya 👍👍👍👍👍👍👍

2020-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 30 November 2018
3 Novi dan Riska
4 Pria Misterius
5 Kedatangan Riska
6 Kiriman Misterius part I
7 Kiriman Misterius part II
8 Kematian Regina
9 Pentagram
10 Iblis Mictlan
11 Suku Bajau
12 Observasi
13 Selamat tinggal Jakarta
14 Mulai dari sini!
15 Bangunan tua dekat pasar
16 Siapa dia?
17 Paula Agustine
18 Benteng jiwa
19 Anjing penjaga neraka
20 Sudah di mulai?
21 Pahlawan berseragam
22 Bayangan Suna
23 Novi's sign
24 Astral Projection
25 Kalian salah pilih lawan!
26 Paula gila!
27 Kepribadian ganda
28 Tawanan
29 Melamar Riska
30 Pesta, luka!
31 Kisah cinta Riska
32 Dissociative identity disorder
33 Warisan
34 Belati perak
35 Paula, Rebeca, dan Xena!
36 Si botak
37 Paula...
38 Terkepung
39 Terowongan rahasia
40 Pembantaian
41 Foto di dompet Riska
42 Tuhan baik
43 Deep web
44 Formulir pendaftaran
45 Suster baik atau jahat?
46 Suster baik atau jahat? Part II
47 Suster Sonya
48 Cerita Riska mendapatkan lukanya
49 Novi tertangkap
50 Breaking news
51 Saudara kembar
52 Nostalgia
53 Paula undercover
54 Paula Andini
55 Firasat
56 Pengkhianat
57 Enjoy the trip
58 Menyelamatkan Achong
59 Pengkhianat
60 Selamat tinggal sahabat
61 Pertempuran terakhir
62 Pertempuran terakhir II
63 Pertempuran terakhir III
64 Nyawa taruhanku!
65 Tikam, untuk sahabat!
66 Perjalanan gila di tanah Kalimantan
67 Fin
68 Terima kasih
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog
2
30 November 2018
3
Novi dan Riska
4
Pria Misterius
5
Kedatangan Riska
6
Kiriman Misterius part I
7
Kiriman Misterius part II
8
Kematian Regina
9
Pentagram
10
Iblis Mictlan
11
Suku Bajau
12
Observasi
13
Selamat tinggal Jakarta
14
Mulai dari sini!
15
Bangunan tua dekat pasar
16
Siapa dia?
17
Paula Agustine
18
Benteng jiwa
19
Anjing penjaga neraka
20
Sudah di mulai?
21
Pahlawan berseragam
22
Bayangan Suna
23
Novi's sign
24
Astral Projection
25
Kalian salah pilih lawan!
26
Paula gila!
27
Kepribadian ganda
28
Tawanan
29
Melamar Riska
30
Pesta, luka!
31
Kisah cinta Riska
32
Dissociative identity disorder
33
Warisan
34
Belati perak
35
Paula, Rebeca, dan Xena!
36
Si botak
37
Paula...
38
Terkepung
39
Terowongan rahasia
40
Pembantaian
41
Foto di dompet Riska
42
Tuhan baik
43
Deep web
44
Formulir pendaftaran
45
Suster baik atau jahat?
46
Suster baik atau jahat? Part II
47
Suster Sonya
48
Cerita Riska mendapatkan lukanya
49
Novi tertangkap
50
Breaking news
51
Saudara kembar
52
Nostalgia
53
Paula undercover
54
Paula Andini
55
Firasat
56
Pengkhianat
57
Enjoy the trip
58
Menyelamatkan Achong
59
Pengkhianat
60
Selamat tinggal sahabat
61
Pertempuran terakhir
62
Pertempuran terakhir II
63
Pertempuran terakhir III
64
Nyawa taruhanku!
65
Tikam, untuk sahabat!
66
Perjalanan gila di tanah Kalimantan
67
Fin
68
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!