30 November 2018

Kini hanya ada long black coffee dan penyesalan yang menemani pria yang sedang duduk sendiri. Sore ini tepatnya di coffee shop yang tidak terlalu mewah, tapi menjadi tempat ternyaman di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Sudah dua bulan berlalu dan sosok orang bertopeng itu sudah tidak menghantui lagi, tapi dosanya masih terasa pekat, seperti kopi yang ia nikmati.

Tepat di tanggal 30 ini genap 2 bulan sejak kepergiannya. Ya benar, sekali pergi selamanya. Suna kekasihnya meninggal dan kabarnya ia telah di jadikan tumbal.

Kini yang tersisa hanya kenangannya, dan juga sisa-sisa manis senyumannya. Kerinduan ini telah di tuangkan ke dalam doa, yang tak pernah ia tinggalkan sejak kematian kekasihnya.

Tapi meski begitu, ia masih saja menyesalinya. Karena harusnya tidak terjadi, dan harusnya di sore ini dia masih ada, dan menikmati secangkir kopi dengan senyumnya yang manis.

Matahari sudah mulai hilang, gelap mulai datang. Secangkir kopi sudah hampir habis, dan tampaknya sudah habis 9 batang rokok di hisap tanpa terasa, pria itu melamun sambil menunggu dua orang manusia yang mempunyai hobi terlambat.

Mereka sudah berjanjian untuk bertemu di sini pukul 17:00 WIB. Tapi sampai sekarang, sudah pukul 18:50 WIB mereka belum datang juga.

Menikmati kopi sambil memegang kalung terakhir yang ia pakai, bentuknya seperti kalung biasa, hanya saja ini terbuat dari perak dan liontinnya berbentuk angka 13.

Ya itu tanggal jadian mereka, Davie dan Suna, 13 Desember yang harusnya bulan depan itu genap 3 tahun hubungan mereka.

Namanya Suna Magdalena, wanita kelahiran Bandung, 08 Juli 1995 dan wafat 30 September 2018. Wanita cantik yang tak pernah marah sama sekali, bahkan saat ia kesal pun ia malah tersenyum.

Usianya masih sangat muda dan masih banyak impian yang belum tercapai, tapi apa boleh buat, mungkin tuhan punya rencana lain, dan mungkin ini yang terbaik meski Suna harus mengorbankan dirinya.

Mengorbankan dirinya untuk orang seperti Davie, dan harusnya itu tak pernah terjadi, harusnya Davie yang meninggal waktu itu.

Ini semua karena kecerobohan Davie, dan juga kesombongannya, yang tak percaya bahwa makhluk halus, hantu, setan, jin atau apa pun itu ada di dunia ini.

dan sekarang ia terkena batunya.

...****************...

"Hey, whats up broo!" sapa dari seseorang yang di tunggu sedari tadi.

Akhirnya, 19:25 WIB dua orang merepotkan ini sampai di tempat yang sudah kita sepakati.

"Woi bro, sorry ya lama, soalnya macet banget tadi di jalan... lo sudah lama di sini?" salah satu temannya bertanya.

"Sumpah ya ... kalian itu lama banget, kopi gue sudah habis, dan gue enggak mau tahu lo harus pesan lagi buat gue!" ucap Davie dengan nada tinggi.

Itu Acong, nama aslinya Richard Lim, Ya betul sekali dia orang Cina yang sudah lama tinggal di Indonesia, dan dia adalah yang paling tajir di antara kita.

"Wah gila sih Cong, itu pemerasan namanya, masa telat berapa menit aja di suruh traktir kopi." sahut teman Davie yang satu lagi sambil tertawa.

Dia bernama Satria, biasa di panggil Sat!

Nama aslinya Satria Hardian, pria yang dari dulu selalu gagal mendekati wanita dan belum pernah punya pacar sampai sekarang.

"Woy, apanya yang berapa menit Sat, gue tunggu kalian berdua dari jam 17:30 asal kalian tahu, kalian memang enggak bisa on time banget dari dulu, heran gue!" jawab Davie kesal.

"Oke, gue traktir kopi ... mau makan sekalian? Pesan saja pesan, begitu saja harus debat segala," sahut Acong.

"Nah gitu dong Cong, bukannya dari tadi ... gue kelaparan gara-gara menunggu kalian berdua,"

"Oke, gue tau apa tugas gue sekarang, lo mau pesan apa Cong?" Sahut Satria yang bangun dari tempat duduknya.

"Gue pesan avocado saja Sat, sama kentang goreng," ucap Acong.

"Kalau lo mau pesan apa, long black lagi?" tanya Satria pada Davie.

"Nah itu lo tahu, sama itu Sat apa tuh namanya... Aduh lupa gue, tunggu sebentar,"

"Apa? Cepat lama banget lo, Dav!" tegas Satria yang sudah tak sabar ingin memesan.

"Kentang saja deh kentang sama kaya Acong."

Satria menggerutu pelan dan hampir tak terdengar, ia pun pergi meninggalkan teman-temannya dan segera memesan. Sambil menunggu pesanan mereka tiba, mereka saling bercerita satu sama lain.

Acong dan Satria adalah teman Davie saat ia masih SMA, terus kuliah di universitas yang sama dan pernah bekerja di tempat yang sama juga.

Tapi sekarang Acong sudah memulai bisnis baru, dia mulai mencoba peruntungan di dunia bisnis, dan yang di pilihnya adalah bisnis kuliner.

Tepatnya dia baru saja buka restoran Korea di daerah Kemang, tak jauh dari tempat ini.

Kalau Satria sekarang dia sedang melanjutkan sekolah S2nya. Biarpun agak slengean tapi Satria yang paling pintar di antara kami semua.

Davie Satya Negara, biasa di panggil Davi, Dav, dan panggilan spesial kekasihnya adalah "Vie."

Davie kelahiran Jakarta, 01 Januari 1994. Ya betul sekali, semua orang di muka bumi ini setiap tahun ikut merayakan hari ulang tahunnya dengan kembang api dan suara-suara trompet yang meriah "Istimewa bukan?"

Hal yang paling ia benci di sini adalah setiap ulang tahunnya, itu pasti tanggal merah. Otomatis teman, kerabat, dan juga keluarga, semua minta di traktir karena itu hari libur.

Malam semakin larut, tidak terasa sudah pukul 22:00, dan di sini obrolan mereka mulai serius, aku di sini mengundang mereka berdua sebenarnya ada misi untuk membalas kematian Suna.

Sebenarnya ada 2 orang lagi yang tidak bisa hadir, tapi itu tidak masalah.

Ini bisa di bicarakan terlebih dahulu, kemudian jika sudah bulat keputusannya, aku berniat untuk mengundang 2 orang itu juga.

"Jadi bagaimana rencana kita, Dav?" tanya Acong.

"Gue sih maunya kita ke sana, terus mengacak-ngacak tempat itu," jawab Davie.

"Lo gila ya? Itu sama saja mengantarkan nyawa namanya," sahut Acong.

"Sudah di mulai pembahasannya guy’s?" tanya Satria yang baru saja selesai memesan makanan lagi.

"Davie tidak waras Sat, masa dia mau ke sana buat balas dendam," ucap Acong.

"Kalo gue sih setuju sama Davie," balas Satria.

"Nah, ini baru teman gue!" sahut Davie sambil tos dengan Satria.

"Tapi Dav, kita harus buat rencana dan juga persiapan yang matang buat ke sana, secara itu di Kalimantan," sambung Satria.

"Lagian lo sama Suna kenapa sih, liburan jauh-jauh banget?" tanya Acong.

"Sudah, itu enggak penting ... yang penting sekarang lo mau ikut apa enggak?" jawab Davie dan melontarkan pertanyaan balik pada Acong.

Acong mengangkat pundaknya dan berkata, "Kalau kalian berangkat, masa gue enggak!"

Kami pun tertawa melihat tingkah Acong, dan kami sudah memutuskan untuk pergi membalas kan dendam Suna.

Dan...

"Aku bersumpah, akan ku selesaikan masalah ini sampai ke akarnya"

......................

Terpopuler

Comments

MamiihLita

MamiihLita

mampir niih semoga seruuu yaak

2021-02-01

1

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Hadirr lagi, mari kita slng mndukung.
Mampir juga di Mantan Terindah ya

2020-10-23

0

Wirdah K 🌹

Wirdah K 🌹

Masih baper sama novel sendiri, numpang nyanyi yaaaa.....

🎵 Aku sayang sampai mati, segenap hati ini, rasaku membahana getarkan jiwaaa🎵
🎤🎤🎤🎤

😀😀😀

2020-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 30 November 2018
3 Novi dan Riska
4 Pria Misterius
5 Kedatangan Riska
6 Kiriman Misterius part I
7 Kiriman Misterius part II
8 Kematian Regina
9 Pentagram
10 Iblis Mictlan
11 Suku Bajau
12 Observasi
13 Selamat tinggal Jakarta
14 Mulai dari sini!
15 Bangunan tua dekat pasar
16 Siapa dia?
17 Paula Agustine
18 Benteng jiwa
19 Anjing penjaga neraka
20 Sudah di mulai?
21 Pahlawan berseragam
22 Bayangan Suna
23 Novi's sign
24 Astral Projection
25 Kalian salah pilih lawan!
26 Paula gila!
27 Kepribadian ganda
28 Tawanan
29 Melamar Riska
30 Pesta, luka!
31 Kisah cinta Riska
32 Dissociative identity disorder
33 Warisan
34 Belati perak
35 Paula, Rebeca, dan Xena!
36 Si botak
37 Paula...
38 Terkepung
39 Terowongan rahasia
40 Pembantaian
41 Foto di dompet Riska
42 Tuhan baik
43 Deep web
44 Formulir pendaftaran
45 Suster baik atau jahat?
46 Suster baik atau jahat? Part II
47 Suster Sonya
48 Cerita Riska mendapatkan lukanya
49 Novi tertangkap
50 Breaking news
51 Saudara kembar
52 Nostalgia
53 Paula undercover
54 Paula Andini
55 Firasat
56 Pengkhianat
57 Enjoy the trip
58 Menyelamatkan Achong
59 Pengkhianat
60 Selamat tinggal sahabat
61 Pertempuran terakhir
62 Pertempuran terakhir II
63 Pertempuran terakhir III
64 Nyawa taruhanku!
65 Tikam, untuk sahabat!
66 Perjalanan gila di tanah Kalimantan
67 Fin
68 Terima kasih
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog
2
30 November 2018
3
Novi dan Riska
4
Pria Misterius
5
Kedatangan Riska
6
Kiriman Misterius part I
7
Kiriman Misterius part II
8
Kematian Regina
9
Pentagram
10
Iblis Mictlan
11
Suku Bajau
12
Observasi
13
Selamat tinggal Jakarta
14
Mulai dari sini!
15
Bangunan tua dekat pasar
16
Siapa dia?
17
Paula Agustine
18
Benteng jiwa
19
Anjing penjaga neraka
20
Sudah di mulai?
21
Pahlawan berseragam
22
Bayangan Suna
23
Novi's sign
24
Astral Projection
25
Kalian salah pilih lawan!
26
Paula gila!
27
Kepribadian ganda
28
Tawanan
29
Melamar Riska
30
Pesta, luka!
31
Kisah cinta Riska
32
Dissociative identity disorder
33
Warisan
34
Belati perak
35
Paula, Rebeca, dan Xena!
36
Si botak
37
Paula...
38
Terkepung
39
Terowongan rahasia
40
Pembantaian
41
Foto di dompet Riska
42
Tuhan baik
43
Deep web
44
Formulir pendaftaran
45
Suster baik atau jahat?
46
Suster baik atau jahat? Part II
47
Suster Sonya
48
Cerita Riska mendapatkan lukanya
49
Novi tertangkap
50
Breaking news
51
Saudara kembar
52
Nostalgia
53
Paula undercover
54
Paula Andini
55
Firasat
56
Pengkhianat
57
Enjoy the trip
58
Menyelamatkan Achong
59
Pengkhianat
60
Selamat tinggal sahabat
61
Pertempuran terakhir
62
Pertempuran terakhir II
63
Pertempuran terakhir III
64
Nyawa taruhanku!
65
Tikam, untuk sahabat!
66
Perjalanan gila di tanah Kalimantan
67
Fin
68
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!