"Selamat datang...." sapa Olivia dan Zizah saat membukakan pintu lobby tempat karaoke, kepada para tamu yang baru tiba.
Salah satu dari mereka bergantian membantu para tamu menuju meja kasir untuk memilih Room mana yang akan mereka sewa untuk menghabiskan waktunya berkaraoke.
"Mau untuk berapa orang, Kak?" tanya Olivia pada seorang perempuan berusia tidak jauh dari dirinya.
Perempuan itu memeriksa handphonenya lalu menatap price list yang terpampang di meja resepsionis sekaligus kasir.
"Bisa dijelaskan fasilitas di setiap Room nya, Mba?" pinta perempuan cantik itu.
"Untuk Small Room muat menampung hingga 4 orang saja, Kak. Untuk yang Medium 4 hingga 6 orang dan untuk yang large menampung hingga 12 orang." Olivia menjelaskan secara detail.
Perempuan itu menatap teman-temannya dan meminta pendapat.
"Kalau yang VIP dan VVIP bedanya apa, Mba, sama Room yang Reguler?" tanya salah satu teman perempuan itu yang berperawakan tinggi dan cukup berisi.
"Untuk Room eksekutif VIP dan VVIP tersedia kamar mandi dan sofa berkualitas terbaik, mampu menampung hingga 30 orang. Terakhir, Presiden Suit, Kak. Hampir sama dengan VIP dan VVIP namun ruangan itu mampu menampung 35 orang dan tersedia kamar tidur di dalam nya."
"Kamar tidur? Untuk apa KTV menyediakan kamar tidur? Aneh-aneh aja," gumam perempuan yang sedari tadi hanya memperhatikan teman-temannya yang ingin memesan.
"Jadi mau pilih yang mana, nih? Mau berapa jam kita?"
"Yang medium aja... Meta dan Farah sebentar lagi sampai. Kalau yang small nanti gak muat."
"Kita pilih medium aja, Mba." Wanita yang sedari awal menanyakan room, mulai mengintruksikan Olivia.
Olivia kembali bertanya, "Mau berapa jam, Kak? Maaf... reservasinya mau atas nama siapa?"
"Atas nama Reta, Mba. Kita 2 jam aja, Mba. Free 1 jam, kan?" tanya wanita yang bernama Reta.
"Iya betul," jawab Olivia sambil mencatat di buku catatan meja resepsionis.
"Silahkan duduk dulu, Kak. Ruangannya akan saya siapkan." Olivia menuntun tamunya untuk duduk di salah satu sofa dengan lounge.
Ia kemudian menyampaikan kepada kasir untuk membuka Reguler Room Medium untuk tamu pertama mereka.
Setelah menyiapkan mic, Olivia menuju ruangan reguler untuk meletakan mic yang baru diganti sarungnya dan menyemprotkan pengharum ruangan.
Setelah selesai, ia menuntun tamunya menuju ruangan yang sudah mereka sewa.
"Jika perlu sesuatu, kakak bisa tekan tombol merah yang ada di remote. Untuk memesan makanan dan minuman, Kakak bisa langsung memesan di layar televisi melalui remote. Apa ada yang ingin ditanyakan, Kak?" Olivia menjelaskan dan memberikan pertanyaan di akhir kalimatnya.
"Gak ada, kita paham. Terima kasih, ya."
Olivia menutup pintu Room dan kembali menuju pintu lobby untuk berdiri menemani Zizah. Belum juga dirinya sampai di lobby, seorang wanita berusia 40 tahunan menghampiri Olivia.
Dia adalah Mami Merry, manager sekaligus penanggung jawab tempat karaoke. Mami Merry menghampiri Olivia sambil menenteng rokok yang ia hisap di tangan kanannya.
"Olivia, jam 5 kita ada briefing. Tuan muda akan berkunjung ke sini bersama temannya malam ini. Tolong kamu jangan pulang dulu, ya. Saya ganti jam lembur kamu. Besok kamu bisa libur dua hari."
Sebenarnya Olivia Ingin menolak. Tapi mendengar jika Tuan muda yang mami Merry maksud akan tiba, membuatnya bungkam.
Tak apalah, yang penting dirinya diberikan libur dua hari. Itu pikirnya. Ia akan memakai kesempatan liburnya untuk mengunjungi ibunya di rumah.
Menurut kabar teman-temannya yang pernah menangani pesta yang Tuan muda rayakan di tempat karaoke ini, orang itu sangat royal dan akan memberikan tips kepada seluruh karyawannya yang membantu selama acara berlangsung.
"Lumayan 300 ribu buat seminggu ke depan," gumam Olivia sambil memeriksa saldo M-banking nya yang hampir habis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Harrison Tower,
12:45
Pratama bersiap akan keluar dari ruangannya namun baru saja ia berdiri dari bangku panasnya, Bastian datang dengan senyum hangatnya menatap Pratama.
Bastian mengintruksikan Pratama untuk kembali duduk di bangku sang COO. Sambil menyerahkan map hitam berkulit sintetis, Bastian mulai membuka kalimatnya.
"Kita menang tender! Sanjaya Grup mau bekerja sama dengan kita, Tam. Dia tertarik sama lo! Maksud gue... presentasi lo!" Bastian berucap senang.
Pratama tidak merespon ucapan yang keluar dari mulut Sahabatnya. Ia sudah terbiasa sekarang, memenangkan beberapa tender dari hasil tangannya sendiri.
"Gimana kalau malam ini kita party? Gue bakal kosongin KTV gue sampai pagi. Gimana?" usul Bastian.
Ini yang Pratama tunggu-tunggu. Reward dari sang sahabat. Reward inilah yang Bastian kasih karena hanya dengan minum-minum, Pratama mampu berbicara banyak.
Jika kesadaran lelaki itu sudah pulih. Pratama kembali pada kebiasaannya yang irit berbicara. Bahkan lelaki itu jarang merespon ucapan orang lain kecuali ditanya.
"Oke." Hanya satu kata yang Pratama lontarkan dari mulutnya.
"Lo mau gue sewain LC nggak? Atau langsung bubble gum?" tanya Bastian memberikan penawaran.
Bubble gum adalah konotasi yang mereka gunakan dalam penyebutan wanita malam kupu-kupu.
"Terserah lo."
Pratama sibuk memainkan ponselnya. Entah apa yang lelaki itu perhatikan dengan benda pipih berukuran persegi panjang dengan brand sumsang.
Bastian mendekati Pratama yang ternyata sedang stalking mantan pacarnya melalui salah satu akun social media yang sedang hype saat ini.
Bastian hanya menggelengkan kepalanya dan menatap Pratama dengan tatapan sulit di artikan.
"Mau sampai kapan lo begini terus, Isabella sudah bahagia bersama Kamandanu. Yang lo lakuin sekarang, fokus membangun Harrison kembali setelah apa yang Kamandanu lakukan. Karena jika Kamandanu berhasil membuat Aditama menggeser Harrison, tamat sudah riwayat lo."
"Berapa LC dan bubble gum yang lo sewa malam ini?" tanya Pratama.
Bukannya menanggapi ucapan Bastian yang sebelumnya, Pratama malah mengalihkan pembicaraan mereka membuat Bastian senang sekaligus meringis.
'Mau sampai kapan gue cekokin dia begini terus? Kalau ketahuan tante Anna, bisa digantung gue di menara Eiffel.' Monolog Bastian.
Tidak mendapatkan jawaban membuat Pratama mengalihkan tatapan dari handphonenya lalu ke Bastian.
"LC 4 orang, bubble gum 3 orang. Cukup lah... cuma kita berempat."
"Siapa aja?"
"Lo... gue... Sagara... dan Adam."
"Sagara? Lo yakin?" tanya Pratama bingung.
Bastian hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Pratama sangat yakin jika Sagara tidak akan mungkin menginjakan kakinya ke tempat durjana itu.
Apa kata publik jika tahu anak dari seorang tokoh Agama pemilik pesantren masuk ke KTV menyewa LC dan...
"Sagara jangan diajak!" Titah Pratama tegas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rainbow KTV,
18:00
Olivia baru empat bulan bekerja di Rainbow KTV. Ia hanya tahu jika pemilik tempat karaoke ini adalah seorang pejabat yang namanya sangat harum di kota tersebut meskipun Olivia tahu, jika pejabat itulah yang membuat ayahnya mendekam di penjara saat ini.
'Berarti yang mau datang itu anaknya. Anaknya Pak Radja.' Monolog Olivia, ia langsung membekap mulutnya tidak percaya.
"Ada apa, Oliv? Ada yang mau lo sampaikan?" tanya Ricky -- supervisor Rainbow KTV.
Olivia menggelengkan kepalanya. "Ee-- engga Bang. Maaf tadi gue kaget aja. Lanjut Bang!"
Ricky melanjutkan sesi briefing nya. Olivia mendapat tugas membantu menyiapkan makanan dan minuman bersama dengan Rangga dan Arsena.
Pukul 20:00. Rainbow KTV ditutup untuk umum dan para resepsionis sudah berjejer menyambut tamu ekslusif mereka.
Laki-laki tampan bersetelan jas mahal memasuki Rainbow KTV, lelaki itu tidak sendiri. Ia bersama dua laki-laki yang sama tampannya berdiri di sampingnya.
"SELAMAT DATANG DI RAINBOW KTV!" sapa seluruh karyawan yang menunggu kedatangan mereka.
Pratama tidak membalas sapaan para karyawan Rainbow KTV yang sedang membungkuk ketika mereka melewatinya.
"Berlebihan!" celetuknya yang didengar oleh Bastian lalu berjalan menjauhi Bastian.
Bastian hanya meringis dengan tawa kecilnya. Tak lama Pratama memilih berjalan menunjukan lounge. Lelaki itu segera mendaratkan bokongnya di lounge mini bar dan memesan cocktail favoritnya.
Mami Merry menghampiri Bastian dan Adam dengan tray yang bastian yakini itu adalah welcome drink.
"Selamat datang, Tuan muda. Silahkan dinikmati welcome drink racikan dari bartender terbaik kami," ucap Mami Merry kepada Bastian.
Bastian memberikan gelas berisi cocktail kepada Adam, gelas lainnya ia tinggalkan di tray karena Bastian lihat, Pratama sudah lebih dulu duduk manis di lounge.
"Lo mau ikut kita ke Room nggak, Tam?"
"Gue di sini dulu, Entar gue minta resepsionis nganterin gue ke Room kalian."
Bastian dan Adam meninggalkan Pratama yang nampak asik di lounge sambil menikmati musik elektro bergenre funkot dengan tempo 160-220 BPM per menit.
Setelah sampai di Eksekutif Room Presiden Suit, Mami Merry dan Ricky menjelaskan, jika LC yang akan kontes menggunakan pakaian berwarna putih dengan model yang sama. Sedangkan Bubble gum, menggunakan pakaian berwarna merah.
Hal itu dilakukan agar tidak tertukar antara LC dan Bubble gum. Karena LC hanya bertugas memandu lagu, tidak lebih dari itu.
Bastian cukup paham dengan penjelasan dari Mami Merry dan ia memilih mengangguk anggukkan kepalanya.
...(ノ゚0゚)ノ~ To be continue ⊙.☉...
...Duh, janga lupa pilih warna, ya Readers 🫂...
Jangan lupa like, kembang kopinya 🫰🏽 thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Katty miaw
pakai seragam biar nggak ketuker /Sob//Facepalm/
2025-02-23
0