"Hoosshhh ... hoosshhh... hoosshhh... hoosshhh!"
Terdengar nafas yang menderu dari bibir mungil milik Olivia. Ia membekap mulutnya dan bersembunyi di salah satu gudang dekat kantin saat dirinya tiba di kampus.
"Cepat, cari jal ang itu ke sana!" teriak seorang wanita menginstruksikan teman-temannya untuk mencari orang yang sedang ia buru.
Olivia hapal jika itu adalah suara dari Pindy, perempuan yang selalu merundungnya dan tidak akan melepaskannya sebelum Olivia meninggalkan mata kuliah lainnya.
Olivia bingung kenapa Pindy berambisi sekali membuat dirinya keluar dari kampus itu. Padahal Olivia tidak pernah mengganggu perempuan itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 09:04. Ia yakin jika Pindy dan teman-temannya pasti sudah berada di kelas mereka.
Dengan langkah cepat, Olivia menuju kelasnya. ternyata sudah ada Dosen mereka yang baru masuk.
"Maaf Bu, saya terlambat."
"Silahkan duduk!"
Sang Dosen mengizinkan Olivia untuk mengikuti mata kuliahnya karena Olivia tidak telat lebih dari 10 menit.
Pindy dan teman-temannya menatap Olivia dengan tatapan tajam. Salah satu teman Olivia yang juga teman Pindy membisikan sesuatu di telinga Olivia.
"Dapat salam dari Pindy. Hari ini lo gak akan selamat, Liv!" bisik nya sambil tertawa kecil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Olivia sengaja keluar dari kelas bersamaan dengan Dosen statistik mereka yang juga akan keluar. Olivia mengikuti langkah sang Dosen paruh baya itu hingga sampai di ruang Dosen.
"Kamu ada perlu dengan saya?" tanya Dosen itu, yang bingung dengan tingkah Olivia yang sejak tadi mengikutinya.
Sang Dosen belum hapal nama-nama mahasiswa semester tiga yang ia ajar meskipun ini sudah masuk semester kedua dirinya mengajar di angkatan itu.
"Tidak Bu, maaf saya permisi," ucap Olivia sambil menengok ke belakang memastikan tidak ada yang mengikutinya.
Olivia bukanlah gadis yang buruk rupa, buruk sikap dan buruk akademiknya. Latar belakang keluarganya lah yang membuat dirinya dibenci.
Olivia sangat cantik bahkan jika dia tidak dikenal sebagai anak koruptr, sudah pasti akan menjadi salah satu primadona di kampus itu dan menjadi gadis tercantik di angkatannya.
Wajah mungil dengan mata indah, hidung mancung tipis dan bibir bervolume mirip penyanyi dari negeri tirai bambu Liu Xiening. Kepribadiannya yang sederhana juga menambah nilai plus pada gadis itu.
Saat akan bersembunyi di tempat favoritnya, Olivia tidak sengaja menabrak salah satu teman Pindy yang sedang mencarinya.
Dia Ananta, Ananta segera menarik Olivia dan membawa gadis itu ke hadapan Pindy yang saat ini berada di ruangan kosong tempat biasa Olivia dirundung.
"Lepasin gue... gue mohon," ucap Olivia memelas.
"Lepasin lo? Mimpi lo! Gue benci banget sumpah sama tikus dan sampah masyarakat kaya lo, Liv. Bisa-bisanya lo dan keluarga lo masih bernafas di bumi ini."
"Fitnah... itu semua fitnah, Ta. Bokap gue dijebak. Bokap gue bukan koruptr! Gue gak pernah menerima gratifikasi apapun." Sudah bosan Rasanya Olivia mengatakan itu.
Ia berharap kalimatnya itu akan seperti mantra yang membuat teman-temannya berhenti menyiksa dirinya. Namun itu semua hanya angan-angan. Tidak mungkin terjadi.
Olivia melihat Amel dan Laras bahkan ia dan Ananta melewati Laras yang sedang berpura-pura tidak melihatnya. Hal yang sama pun dilakukan oleh Amel.
Olivia cukup kecewa dengan sikap Amel, padahal semasa SMA, hubungan mereka sangat baik.
Bahkan ketika Amel dan keluarganya di usir dari tempat tinggal mereka dan rumah Amel di sita negara, hanya Olivia yang menerimanya.
Begitupun dengan Laras. Saat gadis itu hampir bu nuh diri. Olivia yang membawa Laras ke rumah sakit karena gadis itu menyakiti lengannya.
"Kenapa lo liatin bestie lo? Mau minta pertolongan dari mereka? Gak usah mimpi lo! Mereka gak sudi nolongin lo! Lo tau gak karena apa? Pertama, karena kalian beda fakultas dan kedua, bestie-bestie lo itu bersedia jadi kacung seniornya bahkan temen lo jadi ayam di fakultasnya."
Olivia cukup terkejut dengan penuturan yang Ananta katakan padanya. Sambil menarik-narik lengan Olivia, Ananta melanjutkan ucapannya.
"Kalau lo mau jadi kacung kita, kita bakal perlakuin lo dengan baik kok. Gimana?"
"Gak... gue gak mau!" ucap Olivia dengan tegas.
"Elo itu bener-bener ngelunjak ya!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lagi-lagi Olivia pulang ke kostan nya dalam keadaan yang memprihatinkan dan lagi-lagi ia harus meninggalkan mata kuliah selanjutnya yang mana itu merupakan mata kuliah umum yang wajib ia hadiri.
Sepanjang jalan, air mata Olivia meluncur bebas. Ia sudah tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadapnya. Benar yang teman-temannya bilang. Urat malu dirinya sudah putus.
Olivia membasuh tubuhnya di kamar mandi sambil berjongkok dan masih mengenakan pakaian lengkap. Sambil mengguyur tubuhnya, ia terisak kencang mengeluarkan emosinya.
'Sampai kapan aku seperti ini, Tuhan? Aku harus bagaimana menghadapi mereka. Melawan pun aku tidak bisa. Karena jumlah mereka terlalu banyak.'
Olivia melihat botol cairan pembersih kamar lantai kamar mandi, terlintas di pikirannya untuk menenggak cairan itu namun cepat-cepat ia menggeleng kepalanya.
'Enak aja... kalau gue mati sekarang, mereka pasti seneng. Belum tentu gue bisa gentayangin mereka. Jangankan di akhirat, di bumi aja gak di terima. Gak! Gak boleh! Gue harus cari jalan keluar dari masalah ini!' batin Olivia.
Ia kembali bersemangat saat mengingat kedua orang tuanya dan kembali membasuh tubuhnya hingga harum.
Selesai mandi, Olivia memilih untuk menggulir-gulir layar ponselnya, tak lama ada panggilan masuk dari handphonenya yang mana panggilan itu adalah dari ibunya.
"Hallo, Bu?"
"Hallo Sayang, bagaimana kabarmu di sana, Nak?" tanya sang ibu dengan suara lemah di ujung telepon.
Olivia ingat jika ibunya ini sedang mengalami sakit paru. Ibunya sering merasa sesak di bagian dadanya dan mengalami batuk yang sangat hebat.
Oleh sebab itu, Olivia menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Meskipun ia anak tunggal, tidak menjadikan Olivia anak manja.
Jika pagi hari ia kuliah, maka di malam hari ia bekerja di salah satu tempat karaoke di Mall yang berpusat di kota tidak jauh dari kampusnya saat ini.
Olivia bekerja sebagai resepsionis dan merangkap menjadi kasir bahkan lebih sering menjadi office girl.
Ia membersihkan setiap ruangan karaoke tempat para pengunjung menyewa tempat itu.
Banyak teman-teman Olivia mengetahui pekerjaannya saat ini di KTV (karaoke televisi) membuat mereka berfikir dan menuduh Olivia sebagai pemandu lagu di tempat itu.
Olivia tidak peduli, karena ia sangat membutuhkan uang untuk kuliahnya dan untuk membeli obat ibunya.
Jika menjual jiwanya bisa ia lakukan pun mungkin akan ia lakukan. Namun Olivia hidup di lingkungan keluarga yang cukup taat beragama. Hal seperti itu tidak mungkin ia lakukan.
"Oliv baik-baik saja, Bu."
"Jangan bohong, Oliv. Kata Tante Purba, kamu sering pulang ke kosan dalam keadaan berantakan ya? Kamu dibully, Nak?" tanya sang ibunda.
Tante Purba adalah pemilik kost-kostan yang saat ini Olivia tempati. Tante Purba merupakan sahabat ibunya, sehingga wanita itu memperlakukan Olivia seperti putri kandungnya sendiri.
"Enggak Bu, Oliv baik-baik aja. Oliv pulang dalam keadaan berantakan karena Oliv ikut ekskul mapala, Bu. Maaf Oliv bikin ibu khawatir. Nanti Oliv kurangi kegiatan mapala-nya," ucap Olivia berbohong.
Berkali-kali ia menyeka air matanya yang meluncur bebas dari manik matanya hingga membasahi wajah cantiknya.
"Apa itu mapala, Oliv?"
"Mahasiswa pecinta alam, Bu. Kalau anak alam 'kan, gak mungkin rapi terus, Bu."
"Oh ... yasudah kalau begitu. Ibu nggak melarang kamu ikut kegiatan apapun selama itu nggak menyakiti kamu, Ibu tenang. Oiya, Nak. Minggu depan kamu pulang ya!?"
"Memang ada apa, Bu?" tanya Olivia bingung.
Pasalnya baru kemarin lusa dirinya kembali pulang ke rumah sekarang ibunya meminta untuk pulang lagi. Biasanya Olivia pulang di akhir bulan saat dirinya selesai gajian.
"Enggak ada apa-apa, Nak. Ibu cuma pengen liat wajah kamu aja."
Olivia meringis senang mendengar ucapan sang ibunda membuat air matanya semakin deras keluar dari matanya.
"Minggu depan Oliv mau ada kuis, Bu. Semacam ulangan hari. Tapi Oliv pastikan untuk pulang."
...\(◎o◎)/ To Be Continue \(◎o◎)/...
...Cepet pulang ya Liv. perasaan Othor gak tenang ini ......
Tinggalkan jejak like, kembang kopinya 🫰🏻 Sarange
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
R 💤
pemikiran yg bagus liv, BD bukan solusi yg baik
2025-04-17
1
Aksara_Dee
jiwa pembully itu menyedihkan ya
2025-03-28
1
Serenarara
Kata gw mah mending pindah kampus aja Liv.
2025-02-24
0