3. Olivia Nugraha.

"Hoosshhh ... hoosshhh... hoosshhh... hoosshhh!"

Terdengar nafas yang menderu dari bibir mungil milik Olivia. Ia membekap mulutnya dan bersembunyi di salah satu gudang dekat kantin saat dirinya tiba di kampus.

"Cepat, cari jal ang itu ke sana!" teriak seorang wanita menginstruksikan teman-temannya untuk mencari orang yang sedang ia buru.

Olivia hapal jika itu adalah suara dari Pindy, perempuan yang selalu merundungnya dan tidak akan melepaskannya sebelum Olivia meninggalkan mata kuliah lainnya.

Olivia bingung kenapa Pindy berambisi sekali membuat dirinya keluar dari kampus itu. Padahal Olivia tidak pernah mengganggu perempuan itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 09:04. Ia yakin jika Pindy dan teman-temannya pasti sudah berada di kelas mereka.

Dengan langkah cepat, Olivia menuju kelasnya. ternyata sudah ada Dosen mereka yang baru masuk.

"Maaf Bu, saya terlambat."

"Silahkan duduk!"

Sang Dosen mengizinkan Olivia untuk mengikuti mata kuliahnya karena Olivia tidak telat lebih dari 10 menit.

Pindy dan teman-temannya menatap Olivia dengan tatapan tajam. Salah satu teman Olivia yang juga teman Pindy membisikan sesuatu di telinga Olivia.

"Dapat salam dari Pindy. Hari ini lo gak akan selamat, Liv!" bisik nya sambil tertawa kecil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Olivia sengaja keluar dari kelas bersamaan dengan Dosen statistik mereka yang juga akan keluar. Olivia mengikuti langkah sang Dosen paruh baya itu hingga sampai di ruang Dosen.

"Kamu ada perlu dengan saya?" tanya Dosen itu, yang bingung dengan tingkah Olivia yang sejak tadi mengikutinya.

Sang Dosen belum hapal nama-nama mahasiswa semester tiga yang ia ajar meskipun ini sudah masuk semester kedua dirinya mengajar di angkatan itu.

"Tidak Bu, maaf saya permisi," ucap Olivia sambil menengok ke belakang memastikan tidak ada yang mengikutinya.

Olivia bukanlah gadis yang buruk rupa, buruk sikap dan buruk akademiknya. Latar belakang keluarganya lah yang membuat dirinya dibenci.

Olivia sangat cantik bahkan jika dia tidak dikenal sebagai anak koruptr, sudah pasti akan menjadi salah satu primadona di kampus itu dan menjadi gadis tercantik di angkatannya.

Wajah mungil dengan mata indah, hidung mancung tipis dan bibir bervolume mirip penyanyi dari negeri tirai bambu Liu Xiening. Kepribadiannya yang sederhana juga menambah nilai plus pada gadis itu.

Saat akan bersembunyi di tempat favoritnya, Olivia tidak sengaja menabrak salah satu teman Pindy yang sedang mencarinya.

Dia Ananta, Ananta segera menarik Olivia dan membawa gadis itu ke hadapan Pindy yang saat ini berada di ruangan kosong tempat biasa Olivia dirundung.

"Lepasin gue... gue mohon," ucap Olivia memelas.

"Lepasin lo? Mimpi lo! Gue benci banget sumpah sama tikus dan sampah masyarakat kaya lo, Liv. Bisa-bisanya lo dan keluarga lo masih bernafas di bumi ini."

"Fitnah... itu semua fitnah, Ta. Bokap gue dijebak. Bokap gue bukan koruptr! Gue gak pernah menerima gratifikasi apapun." Sudah bosan Rasanya Olivia mengatakan itu.

Ia berharap kalimatnya itu akan seperti mantra yang membuat teman-temannya berhenti menyiksa dirinya. Namun itu semua hanya angan-angan. Tidak mungkin terjadi.

Olivia melihat Amel dan Laras bahkan ia dan Ananta melewati Laras yang sedang berpura-pura tidak melihatnya. Hal yang sama pun dilakukan oleh Amel.

Olivia cukup kecewa dengan sikap Amel, padahal semasa SMA, hubungan mereka sangat baik.

Bahkan ketika Amel dan keluarganya di usir dari tempat tinggal mereka dan rumah Amel di sita negara, hanya Olivia yang menerimanya.

Begitupun dengan Laras. Saat gadis itu hampir bu nuh diri. Olivia yang membawa Laras ke rumah sakit karena gadis itu menyakiti lengannya.

"Kenapa lo liatin bestie lo? Mau minta pertolongan dari mereka? Gak usah mimpi lo! Mereka gak sudi nolongin lo! Lo tau gak karena apa? Pertama, karena kalian beda fakultas dan kedua, bestie-bestie lo itu bersedia jadi kacung seniornya bahkan temen lo jadi ayam di fakultasnya."

Olivia cukup terkejut dengan penuturan yang Ananta katakan padanya. Sambil menarik-narik lengan Olivia, Ananta melanjutkan ucapannya.

"Kalau lo mau jadi kacung kita, kita bakal perlakuin lo dengan baik kok. Gimana?"

"Gak... gue gak mau!" ucap Olivia dengan tegas.

"Elo itu bener-bener ngelunjak ya!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lagi-lagi Olivia pulang ke kostan nya dalam keadaan yang memprihatinkan dan lagi-lagi ia harus meninggalkan mata kuliah selanjutnya yang mana itu merupakan mata kuliah umum yang wajib ia hadiri.

Sepanjang jalan, air mata Olivia meluncur bebas. Ia sudah tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadapnya. Benar yang teman-temannya bilang. Urat malu dirinya sudah putus.

Olivia membasuh tubuhnya di kamar mandi sambil berjongkok dan masih mengenakan pakaian lengkap. Sambil mengguyur tubuhnya, ia terisak kencang mengeluarkan emosinya.

'Sampai kapan aku seperti ini, Tuhan? Aku harus bagaimana menghadapi mereka. Melawan pun aku tidak bisa. Karena jumlah mereka terlalu banyak.'

Olivia melihat botol cairan pembersih kamar lantai kamar mandi, terlintas di pikirannya untuk menenggak cairan itu namun cepat-cepat ia menggeleng kepalanya.

'Enak aja... kalau gue mati sekarang, mereka pasti seneng. Belum tentu gue bisa gentayangin mereka. Jangankan di akhirat, di bumi aja gak di terima. Gak! Gak boleh! Gue harus cari jalan keluar dari masalah ini!' batin Olivia.

Ia kembali bersemangat saat mengingat kedua orang tuanya dan kembali membasuh tubuhnya hingga harum.

Selesai mandi, Olivia memilih untuk menggulir-gulir layar ponselnya, tak lama ada panggilan masuk dari handphonenya yang mana panggilan itu adalah dari ibunya.

"Hallo, Bu?"

"Hallo Sayang, bagaimana kabarmu di sana, Nak?" tanya sang ibu dengan suara lemah di ujung telepon.

Olivia ingat jika ibunya ini sedang mengalami sakit paru. Ibunya sering merasa sesak di bagian dadanya dan mengalami batuk yang sangat hebat.

Oleh sebab itu, Olivia menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Meskipun ia anak tunggal, tidak menjadikan Olivia anak manja.

Jika pagi hari ia kuliah, maka di malam hari ia bekerja di salah satu tempat karaoke di Mall yang berpusat di kota tidak jauh dari kampusnya saat ini.

Olivia bekerja sebagai resepsionis dan merangkap menjadi kasir bahkan lebih sering menjadi office girl.

Ia membersihkan setiap ruangan karaoke tempat para pengunjung menyewa tempat itu.

Banyak teman-teman Olivia mengetahui pekerjaannya saat ini di KTV (karaoke televisi) membuat mereka berfikir dan menuduh Olivia sebagai pemandu lagu di tempat itu.

Olivia tidak peduli, karena ia sangat membutuhkan uang untuk kuliahnya dan untuk membeli obat ibunya.

Jika menjual jiwanya bisa ia lakukan pun mungkin akan ia lakukan. Namun Olivia hidup di lingkungan keluarga yang cukup taat beragama. Hal seperti itu tidak mungkin ia lakukan.

"Oliv baik-baik saja, Bu."

"Jangan bohong, Oliv. Kata Tante Purba, kamu sering pulang ke kosan dalam keadaan berantakan ya? Kamu dibully, Nak?" tanya sang ibunda.

Tante Purba adalah pemilik kost-kostan yang saat ini Olivia tempati. Tante Purba merupakan sahabat ibunya, sehingga wanita itu memperlakukan Olivia seperti putri kandungnya sendiri.

"Enggak Bu, Oliv baik-baik aja. Oliv pulang dalam keadaan berantakan karena Oliv ikut ekskul mapala, Bu. Maaf Oliv bikin ibu khawatir. Nanti Oliv kurangi kegiatan mapala-nya," ucap Olivia berbohong.

Berkali-kali ia menyeka air matanya yang meluncur bebas dari manik matanya hingga membasahi wajah cantiknya.

"Apa itu mapala, Oliv?"

"Mahasiswa pecinta alam, Bu. Kalau anak alam 'kan, gak mungkin rapi terus, Bu."

"Oh ... yasudah kalau begitu. Ibu nggak melarang kamu ikut kegiatan apapun selama itu nggak menyakiti kamu, Ibu tenang. Oiya, Nak. Minggu depan kamu pulang ya!?"

"Memang ada apa, Bu?" tanya Olivia bingung.

Pasalnya baru kemarin lusa dirinya kembali pulang ke rumah sekarang ibunya meminta untuk pulang lagi. Biasanya Olivia pulang di akhir bulan saat dirinya selesai gajian.

"Enggak ada apa-apa, Nak. Ibu cuma pengen liat wajah kamu aja."

Olivia meringis senang mendengar ucapan sang ibunda membuat air matanya semakin deras keluar dari matanya.

"Minggu depan Oliv mau ada kuis, Bu. Semacam ulangan hari. Tapi Oliv pastikan untuk pulang."

...\⁠(⁠◎⁠o⁠◎⁠)⁠/ To Be Continue \⁠(⁠◎⁠o⁠◎⁠)⁠/...

...Cepet pulang ya Liv. perasaan Othor gak tenang ini ......

Tinggalkan jejak like, kembang kopinya 🫰🏻 Sarange

Terpopuler

Comments

R 💤

R 💤

pemikiran yg bagus liv, BD bukan solusi yg baik

2025-04-17

1

Abu Yub

Abu Yub

Kencang banget suara nafasnya, kayak baling baling helikopter

2025-06-01

0

Aksara_Dee

Aksara_Dee

jiwa pembully itu menyedihkan ya

2025-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. The Harrison.
3 3. Olivia Nugraha.
4 4. Receptionist
5 5. Di luar job desk.
6 6. Firasat
7 7. Drop out
8 8. Sales
9 9. Rules
10 10. Seperti kekasihku yang dulu
11 11. Kelas karyawan tapi bukan karyawan.
12 12 - What should I do?
13 13. Tough Decision
14 14. Gift
15 15. Janda Anak Satu
16 16. Peran pengganti
17 17. Mencuri hati
18 18. Reuni
19 19. Orang Biasa
20 20. Ego
21 21. Stigma tentang single mom
22 22. Meet Adisutjipto Family
23 23. Ilusi Cinta
24 24. Kesalahan yang sama
25 25. Pacar Pratama
26 26. Menghindar
27 27. Dibutuhkan dan Diinginkan
28 28. Perubahan Besar
29 29. Bukan Lamaran Romantis
30 30. Saran
31 31. Tawaran menarik
32 32. Unintended
33 33. Rempeyek
34 34. Miss understanding
35 35. Provokasi
36 36. Manipulatif
37 37. Kebohongan dan kejujuran
38 38. Selisih Jalan
39 39. Tidak Aktif
40 40. Kemarahan Pratama
41 41. Pengkhianat
42 42. Nihil
43 43. Kepercayaan
44 44. Kesepakatan
45 45. Sesuatu yang disembunyikan
46 46. Gugur Bunga
47 47. Hubungan yang rumit
48 48. Kekecewaan dan kemarahan
49 49. Keputusan Bastian
50 50. Sudah Tahu Semua
51 Maafkan Hamba
52 51. Itu hanya masa lalu
53 52. Tante Santi
54 53. Penyesalan Bastian
55 54. Penyesalan Bastian
56 55. Tidak pernah memiliki kesempatan
57 56. Pegasus party
58 58. Tolong!
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Prolog
2
2. The Harrison.
3
3. Olivia Nugraha.
4
4. Receptionist
5
5. Di luar job desk.
6
6. Firasat
7
7. Drop out
8
8. Sales
9
9. Rules
10
10. Seperti kekasihku yang dulu
11
11. Kelas karyawan tapi bukan karyawan.
12
12 - What should I do?
13
13. Tough Decision
14
14. Gift
15
15. Janda Anak Satu
16
16. Peran pengganti
17
17. Mencuri hati
18
18. Reuni
19
19. Orang Biasa
20
20. Ego
21
21. Stigma tentang single mom
22
22. Meet Adisutjipto Family
23
23. Ilusi Cinta
24
24. Kesalahan yang sama
25
25. Pacar Pratama
26
26. Menghindar
27
27. Dibutuhkan dan Diinginkan
28
28. Perubahan Besar
29
29. Bukan Lamaran Romantis
30
30. Saran
31
31. Tawaran menarik
32
32. Unintended
33
33. Rempeyek
34
34. Miss understanding
35
35. Provokasi
36
36. Manipulatif
37
37. Kebohongan dan kejujuran
38
38. Selisih Jalan
39
39. Tidak Aktif
40
40. Kemarahan Pratama
41
41. Pengkhianat
42
42. Nihil
43
43. Kepercayaan
44
44. Kesepakatan
45
45. Sesuatu yang disembunyikan
46
46. Gugur Bunga
47
47. Hubungan yang rumit
48
48. Kekecewaan dan kemarahan
49
49. Keputusan Bastian
50
50. Sudah Tahu Semua
51
Maafkan Hamba
52
51. Itu hanya masa lalu
53
52. Tante Santi
54
53. Penyesalan Bastian
55
54. Penyesalan Bastian
56
55. Tidak pernah memiliki kesempatan
57
56. Pegasus party
58
58. Tolong!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!