Hari senin, siapapun pasti mengakui bahwa hari senin adalah hari terberat di dunia. Akupun mengakui itu. Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Kata Papa jalanan bisa macet di hari senin. Meski ini bukan kota Jakarta, namun ramainya tak kalah dari metropolitan.
Jam lima kami sudah mandi dan berpakaian rapi. Mbak Yanti, asisten rumah tangga di rumah ini menyiapkan makan pagi kami dengan tergesa-gesa. Susu, roti dan selai kacang tersedia di meja. Mbak Yanti masih juga menyiapkan telur goreng dan sosis panggang. Kalau di panti, kami selalu makan ayam dan sayur di
Jam enam pagi kami sudah siap berangkat. Papa memanasi mobil di halaman. Aku masih bersama Mama di ruang tamu.
"Semoga Mama segera terwujud harapannya, Adek, cepat hadir di perut Mama yaaa" Kataku.
Jika dia Mama kandungku aku akan sangat senang. Tapi ketika ternyata dia bukan Mama kandungku, aku seolah hanya sebagai alat. Ya memang hanya alat. Ada pendar kesedihan dalam benakku tentang ini. Tapi aku berusaha meredam hatiku sendiri. Tujuanku berawal dari rumah ini. Hanya itu yang membuatku semangat di rumah ini.
"Berangkat dulu ya Ma...dada .." Sapaku.
Kututup kembali jendela mobil. Perjalananku ke sekolah memakan waktu setengah jam jika tidak macet. Sebenarnya banyak SD yang lebih dekat, tapi Papa menginginkan pendidikan yang terbaik untukku.
"Ini belum telat kan Rose?" Tanya Papa.
"Belum Pa, Papa gimana?" Tanyaku balik.
"Tenang, Papa kan orang penting"
"Oh ya, memang Papa kerjanya apa sih?" Aku yang masih polos bertanya sesuatu yang memang aku belum tahu.
"Papa Manager lo, keren kan?" Papa tampak mencairkan suasana.
"Manager itu apa Pa?" Tanyaku karena aku memang belum tahu.
"Manager itu yang suka ngatur-ngatur, makanya kamu belajar yang rajin, biar pinter. Kalo udah gede bisa jadi manager kayak Papa" Kata Papa sambil mengelus rambutku.
"Enggak ah Pa, aku gak mau ngatur-ngatur orang, bisa bikin sebel orang lain" Kataku.
"Loh kok gitu?"
"Kayak Monica Pa, semua anak oanti pada sebel sama dia, sok ngatur-ngatur"
Entah kenapa papa tertawa mendengar itu. Kurasa ada sesuatu yang lucu dari pernyataanku tadi. Biarlah,. Hari ini tepat seminggu alu diadopsi olehnya, dan baru kali ini aku bisa ngobrol sedekat ini dengannya. Dia sangat sibuk sampai tak ada waktu untuk sekedar bersantai.
Sampai di gerbang sekolah.
"Dada Papa...." Sapaku sambil menutup kembali pintu mobil setelah aku turun darinya.
Saat aku berbalik badan, aku melihatnya. Ya, dia anak laki-laki yang menjatuhkan buku tepat di atas kepalaku. Dia sedang duduk di dekat pos satpam sambil membaca buku. Dari sampulnya bisa kubaca meski tak sempurna. Ramalan Jayabaya. Ya, dia membaca tentang sejarah yang kuceritakan sabtu kemarin.
" Tugas essay nya belum selesai ya?" Tanyaku.
Dia mengangkat kepalanya.
"Kamu...eh iya, eh tidak..tidak..aku penasaran saja" Katanya terbata-bata.
"Penasaran apa?"
"Tentang ramalan Sri Aji Jayabaya yang terbukti di jaman sekarang" Jawabnya.
"Oh sudah ketemu?"
"Iya sih tapi banyak banget aku sampek bingung bacanya"
"Kisah Putri cantik yang berubah jadi raksasa, ada gak di situ?" Tanyaku.
"Ha?? Putri cantik? Sebentar aku cari dj daftar isi"
Dia membolak balik halaman buku sebentar.
"Eh..ceritain aja deh, kelamaan"
"Jadi dulu dari Kerajaan di Blitar, ada putri cantik yang mau dinikahkan sama ayahandanya. Tapi dia tidak mau karena dia ingin punya suami yabg sempurna. Selama calonnya belum sempurna, dia tidak akan menikah. Lalu ia mendengar tentang Raja di Kediri yang sangat tampan, kuat dan berkuasa, ya itu, Prabu Jayabaya itu"
Alkisah sang ayahanda putri yang konon adalah raja dari kerajaan Lodaya di Blitar, mengirim surat lamaran kepada Prabu Jayabaya, namun suratnya itu ditolak dengan halus dari pihak Prabu Jayabaya. Si putri cantik merasa dilecehkan dengan surat itu.
Dengan segenap pasukan tentara perang, si putri mendatangi Kerajaan Kediri dengan maksud menantang perang jika lamarannya ditolak. Sebenarnya suatu pantangan bagi Prabu Jayabaya untuk berperang dengan seorang perempuan. Namun kubu di putri menyerang terlebih dahulu.
Si putri tidak memperhitungkan matang-matang sebelumnya. Kerajaan Kediri terkenal dengan kekuatan perangnya. Pasukan terbaik yabg dimiliki kerajaan Lodaya tidak ada seujung kukunya dari pasukan Kediri. Pertempuran sengit tak dapat dihindarkan.
Prabu menawarkan perang dihentikan, namun putri menolak dengan alasan harga diri. Prabu Jayabaya sudah habis kesabaran. Beliau mengutuk Putri cantik, bahwa hati si putri itu bagaikan Buto. Raksasa bermuka jelek nan menyeramkan.
Seketika berubahlah tubuh si putri menjadi besar layaknya raksasa. Melihat perubahan pada tubuhnya, tentu saja si putri sedih bukan kepalang. Mau marah tapi kekuatannya sudah tak bersisa. Ia hanya bisa menangis.
Keluar dari medan perang, ia menuju perkampungan penduduk dengan. Terus berjalan hingga ke Daha. Tentu saja penduduk yang melihat itu ketakutan. Mereka benar-benar mengira itu adalah raksasa jahat yang akan memangsa mereka satu persatu.
Para penduduk membunyikan kentongan tanda bahaya. Dan banyak orang melemparinya dengan batu-batuan. Si outri sudah tak punya kekuatan untuk melawan. Dan akhirnya dia wafat. Untuk mengenang peristiwa ini dan agar masyarakat mengambil pelajaran atas peristiwa ini, Prabu Jayabaya memerintahkan membuat patung si putri. Yang kemudian dikenal dengan istilah patung Totok Kerot.
Patung Totok Kerot ditemukan di Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri dan telah menjadi salah satu situs sejarah di Kediri.
"Wow, kamu pernah lihat patung itu?" Tanya dia penasaran.
"Sudah sih lewat doang, pas ada kegiatan di Pan...." Aku tidak menyelesaikan ucapanku. Aku tahu aku harus menjaga diri sebagai anak Pak Hartono. Sebagian orang merasa malu mengangkat anak dari panti. Jadi aku akan merahasiakan asalku.
Teet....teeetttt....teeettttt
Bel berbunyi diikuti dengan kalimat dwi bahasa. Indonesia dan english yang menyatakan bahwa upacara hari senin akan segera dimulai.
"Ups, upacara yuk" Ajakku.
Aku berdiri dan hendak berlari.
"Tunggu..nama kaju siapa?" Dia bertanya padaku.
Aku baru ingin, kami belum berkenalan. Kami tidak saling tahun nama satu sama lain.
"My Name is Rose" Jawabku.
"Hm, Alanta" dia menjulurkan tangannya untuk kujabat.
Kupenuhi permintaannya. Kujabat tangannya. Lali kami berlari bersama menuju halaman sekolah untuk mengikuti upacara bendera setiap hari Senin.
Aku punya teman baru. Aku punya sahabat baru kuharap dengan hadirnya Alanta akan membuat hidupku bersemangat di sekolah ini. Apakah Alanta makpu menggantika posisi Rania? Kujawab dengan tegas. Tidak. Karena belahan jiwaku masih dibawa oleh Rania. Kutanamkan dalam hatiku bahwa tujuan utamaku diadopsi adalah untuk dimudahkan mencari Rania.
Alanta hanyalah teman baru yabg akan menciptakan zona nyaman di hidupku. Selain Papa dan Mama, kuharap dia juga membantuku menemukan Rania. Jakarta, seperti apa rupanya? Dan kapankah aku bisa kesana menemui Rania?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Runa💖💓
Hadir kaka
😊😊😊
2022-10-30
0
Wanda Harahap
akankah Rosa berjodoh dengan Alanta🤔🤔
2022-06-23
1