Bab 2 Kalang Kabut

..."Perpaduan antara amarah, sedih, lelah dan sakit,...

...Bagai di tengah kabut,...

...Pikiran dan pandangan semrawut."...

Malam hari,

Ansa telah memejamkan matanya, mencoba untuk tidur. Namun suara ibunya yang marah kepada ayahnya, membuatnya tak bisa terlelap.

Ia memilih untuk memainkan handphone-nya, dan membuka media sosial miliknya. Dari matanya, terlihat postingan foto yang mengumumkan bahwa pendaftaran Lomba Sains Mandraguna telah dibuka beberapa hari yang lalu. Ia tak menghiraukannya, lalu kembali menggerakkan layar untuk melihat postingan selanjutnya.

Ansa melihat postingan foto dari sanggarnya. Sejenak ia membacanya, lalu bergumam, benar kata papa ... sebentar lagi ada pentas. Aku harus mendapatkan kesempatan ini! Kalau ini, mama pasti senang. Nanti mama akan melihat ku yang tampil tak kalah cantik dari dirinya!

Di sisi lain,

Jaro mengurung dirinya di kamar. Di dalam, ia mendengar suara tawa dari kakak dan ibunya yang sedang menonton televisi.

Ayahnya? Belum pulang, membuat Jaro geram dan kesal. Mengapa tak ada yang percaya padaku? Oh ya! Ibu belum aku beritahu ya? Tiba-tiba otaknya menemukan sebuah ide, yaitu memberitahu masalah ini kepada ibunya.

Ih! Tapi kalau ibu meminta bukti? Sebelum memberitahu, aku harus mendapatkan bukti! Ya! Sebuah bukti.

Jaro berjanji pada dirinya bahwa ia akan mencari bukti bahwa figur yang selama ini ia idolakan, justru memiliki rahasia yang memalukan.

Keesokan harinya,

Jaro dan kakaknya diantar oleh sopir menuju sekolah. Jaro mendekatkan mulutnya ke telinga kakaknya, lalu ia membisikkan sesuatu. Wajah Deniz menunjukkan ekspresi kesal, tapi ia segera menjawab, "Iya terserah!"

Di rumah keluarga Hardiyata,

Suasana hati orang tua Ansa membuat suasana di rumah ini menjadi suram. Ansa juga tak ingin memulai percakapan, dan memilih sibuk melahap sarapannya.

"Sa ...," panggil ibu kepadanya.

Ansa menoleh ke arah beliau. "Hm?" mulutnya masih sibuk menguyah makanan.

"Nanti Mama ngga bisa mengantarmu ke sanggar. Kamu duluan ke sana ya? Mama nanti menyusul," pinta ibunya, dan hanya dibalas anggukan kepala milik Ansa.

Di sekolah,

Ansa segera melangkah menuju kelasnya. Namun ia dicegat oleh si ratu sekolah, Sharly. "Pagi angsa ... ternyata kamu licik ya ...."

Ucapannya membuat Ansa menjadi bingung. "Ada apa? Bu IPA sudah memilihmu?" tanya Ansa yang mengalihkan pembicaraan.

"Belum, angsa. Bu IPA masih menggantung ku, memangnya hatiku kayak jemuran apa ya? Kok dia berani menggantungnya, huh! Hei!! Aku menyapamu bukan untuk membahas ini ya!" bentak Sharly karena ia baru sadar bahwa rivalnya sedang mengalihkan pembicaraan.

Ansa tak menatap mata Sharly, ia sedang malas berdebat. Namun Sharly tidak diam.

"Beraninya kamu merebut rajaku, Sa!" ucapnya yang diakhirnya dengan menyegak Ansa.

"Hah? Raja?" balas Ansa dengan menggaruk belakang kepalanya. Ia masih bingung dengan ucapan rivalnya tersebut.

"Halah ... ngga usah pura-pura ngga ngerti gitu deh!! Kamu dari kemarin terus saja mendekati Jaka-ku ya ...."

Ansa tak terima dengan tuduhan Sharly. "Oalah ... Jaka. Hei! Bangun ratu norak! Ini sekolahan, bukan kerajaan! Kalau kamu mau rajamu, langsung bilang ke rajamu kalau kamu menyukainya! Bukan bilang ke aku!! Aa!" bentaknya dengan amarah yang meletup-letup, matanya memerah, dan ia sesegukan.

"Tapi kamu jangan mendekatinya, Sa!" pekik Sharly.

Ansa membalas, "Aku ngga peduli, Shar! Dia itu sahabatku!"

Ansa langsung berlari keluar gerbang dan menemui sopirnya yang masih di parkiran. "Pak!! Huhu," pekiknya dengan suara parau.

Ekspresi sang sopir menjadi panik dan bingung ketika melihat majikannya menangis. "Waduh Non, jangan nangis dong. Cup cup Non. Nanti saya yang dimarahin tuan Hardi dan nyonya Roro. Sudah Non ...."

Sopirnya tak mau menyentuh Ansa, ia hanya menyuruh Ansa supaya berhenti menangis. "Saya hubungi tuan dan nyonya ya, Non?"

Pertanyaannya mendapat teriakan dari Ansa. "Jangan!! Sekarang bawa saya ke sanggar, Pak! Ayo!"

"Tapi, sekolahnya—" Sopir mencoba memperjelas apa yang diinginkan oleh majikannya.

"Aku ngga mau satu sekolah dengannya!! Bawa aku ke sanggar sekarang!! Aa!" teriaknya sembari membuang tasnya. Ia segera masuk ke mobil dan membanting pintu.

Saat melanjutkan tangisnya di dalam mobil, ia melihat sopirnya meletakkan tas di kursi depan. Sopir tersebut segera tancap gas. "Kita ke sanggar ya! Nanti saya hubungi nyonya, Non."

Ansa tak membalas ucapan sopirnya dan ia telah berhenti menangis.

Jaro telah berpisah dari Deniz, dan ia melangkah menuju kelasnya. Ia menyusuri ruang-ruang kelas dengan tembok yang penuh ukiran. Sekolah ini malah terlihat seperti istana dengan banyak ruangan di dalamnya.

Di kelas, ia disambut senyuman lebar dari Wahyu. "Ro, ikutan lomba yuk!" ajak Wahyu kepadanya.

"Lomba itu ya? Ngga deh," balasnya dengan malas.

"Hm ... ya sudah, Ro. Aku akan mengajak perempuan cantik di kelas sebelah itu sa-ja~" Ucapan Wahyu terdengar seperti rayuan maut bagi Jaro.

Jaro memang telah memiliki gadis pujaannya di sekolah ini. Namun ia tak terlalu peduli dengan perasaan yang kadang membuatnya senyum-senyum sendiri itu. Ia lebih memilih fokus dengan ambisi dan mengasah bakatnya. Selain itu, dirinya yang cukup terkenal, membuatnya merasa harus menjadi contoh yang baik karena menyangkut nama keluarganya.

Nanti saat tiba waktunya, dan saat Tuhan mengiyakan, aku pasti dipertemukan dengan seseorang yang bisa menjadi penyempurna ku, batinnya yang saat ini tengah melihat gadis pujaannya di depan pintu kelasnya. Eh? Kok dia bisa di situ? Jaro segera melihat ke arah yang lain.

"Jaro ...," panggil seseorang yang suaranya tak terdengar asing bagi Jaro.

Ia menoleh, dan refleks melebarkan matanya sedetik. Dia memanggilku? Memangnya aku mimpi apa tadi malam ya?

"Apa, Sari?" jawab Jaro. Tolong jantungku mau copot!! batinnya yang disusul keluarnya keringat yang mulai membasahi telapak tangannya.

"Kamu ikut kan, lomba itu?" tanya Sari. Membuat Jaro berpikir keras untuk mencari alasan.

"Aku, em ... itu Sari. Aku ngga ikut lombanya, karena tahun lalu kan aku sudah menjuarainya. Mungkin sekarang giliran mu yang mendapatkan juara di lomba itu," jawabnya dengan argumen dan penyemangat bagi gadis pujaannya.

"Hm, gitu ya? Jadi kamu ngga mau ikut dan kita belajar bareng lagi gitu?" tanya Sari lagi. Kali ini terdengar jelas bahwa Sari sedang membujuk Jaro.

Tanpa diundang, Wahyu datang sebagai orang ketiga. "Haduh Sari ... orang yang sudah ngga mau ikut, ngga usah dipaksa ikut. Mendingan sama aku aja."

Jaro baru paham dengan perkataan Wahyu yang sebelumnya. Aku akan mengajak perempuan cantik di kelas sebelah saja.

Jaro menggelengkan kepalanya. Ternyata yang kamu maksud itu Sari, Yu. Ya ampun, ambil saja. Masih banyak yang lainnya, haha! ucapnya dalam hati.

"Nah! Ide bagus tuh, Sar. Belajar bareng sama Wahyu," jawab Jaro.

Sari mengerutkan dahinya. "Em ... kamu serius, Yu? Tahun kemarin kamu ngga masuk sepuluh besar loh."

Wahyu maupun Jaro terdiam. Lalu Sari melanjutkan ucapannya. "Aku ... mau ke kelas ya. Sampai jumpa, Jaro. Semoga kamu berubah pikiran tentang lomba itu ya!"

Sari melangkah pergi dari kelas mereka, meninggalkan Wahyu dan Jaro yang saling memandang.

"Tadi ... dia menolak ku?" lirih Wahyu pada Jaro.

"Sabar Yu ... semua butuh waktu. Berubah jadi ganteng aja butuh waktu, oke?" tutur Jaro diselingi oleh sindiran halus.

"Iya, aku kalah Ro," lirih Wahyu.

Membuat Jaro menghela nafasnya. Haduh! Mau kalah atau menang, aku ngga peduli, Yu.

Terpopuler

Comments

Qiana

Qiana

Jaro gesit ya

2021-10-27

0

Dania

Dania

ANSA

🖤🖤🖤🌷💙💝💛💕❤️💛🖤💚💚♥️💚💚💕💖❤️💛💝🖤🖤🖤🌷💙💝❤️💖💕♥️💜💚💚💚

2021-10-27

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Bingung

2021-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 Berbeda Latar
3 Berbeda Latar_2
4 Berbeda Latar_3
5 Bab 2 Kalang Kabut
6 Kalang Kabut_2
7 Bab 3 Elang Laut
8 Elang Laut_2
9 Bab 4 Danauku
10 Danauku_2
11 Bab 5 Arcane
12 Arcane_2
13 Arcane_3
14 Bab 6 Selangkah Lebih Maju
15 Selangkah Lebih Maju_2
16 Selangkah Lebih Maju_3
17 Bab 7 Jeda
18 Jeda_2
19 Jeda_3
20 Bab 8 Awal Berpisah dan Bersama
21 Awal Berpisah dan Bersama_2
22 Bab 9 Agen Rahasia Cilik
23 Agen Rahasia Cilik_2
24 Agen Rahasia Cilik_3
25 Bab 10 Biskuit Imut
26 Biskuit Imut_2
27 Biskuit Imut_3
28 Bab 11 The Thorn of A Rose
29 The Thorn of A Rose_2
30 The Thorn of A Rose_3
31 The Thorn of A Rose_4
32 Bab 12 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa
33 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_2
34 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_3
35 Bab 13 Bakat yang Memikat
36 Bakat yang Memikat_2
37 Bab 14 Jiwa Baru
38 Jiwa Baru_2
39 Jiwa Baru_3
40 Jiwa Baru_4
41 Bab 15 Malaikat Tanpa Sayap
42 Malaikat Tanpa Sayap_2
43 Malaikat Tanpa Sayap_3
44 Bab 16 Live, Love, Lie
45 Live, Love, Lie_2
46 Live, Love, Lie_3
47 Bab 17 Perfect Storm
48 Perfect Storm_2
49 Bab 18 Genderang Perang
50 Genderang Perang_2
51 Bab 19 Slam Dunk
52 Slam Dunk_2
53 Bab 20 Gosip Hangat
54 Gosip Hangat_2
55 Gosip Hangat_3
56 Bab 21 Mohon Kerja Samanya, Moms
57 Mohon Kerja Samanya, Moms_2
58 Bab 22 Pisau Bermata Dua
59 Pisau Bermata Dua_2
60 Pisau Bermata Dua_3
61 Bab 23 Adu Otak
62 Adu Otak_2
63 Adu Otak_3
64 Adu Otak_4
65 Bab 24 Tipu Muslihat
66 Tipu Muslihat_2
67 Bab 25 Si Jago Merah
68 Si Jago Merah_2
69 Si Jago Merah_3
70 Bab 26 Bloody Heart
71 Bloody Heart_2
72 Bloody Heart_3
73 Bab 27 Jurang Madu
74 Jurang Madu_2
75 Bab 28 Penyatuan Visi & Misi
76 Penyatuan Visi & Misi_2
77 Penyatuan Visi & Misi_3
78 Bab 29 Crocodile Tears
79 Crocodile Tears_2
80 Bab 30 Tabir Yang Terbuka
81 Tabir Yang Terbuka_2
82 Tabir Yang Terbuka_3
83 Bab 31 Support System
84 Support System_2
85 Support System_3
86 Support System_4
87 Bab 32 Keadilan
88 Keadilan_2
89 Keadilan_3
90 Bab 33 Restu Keluarga
91 Restu Keluarga_2
92 Restu Keluarga_3
93 Bab 34 Mengubah Pemikiran
94 Mengubah Pemikiran_2
95 Epilog
96 Epilog_2
97 Epilog_3
98 UNTUK PEMBACA
99 OTW EXTRA CHAPTER
100 X-CHAP 1: Luapan Hati (Pemeran Pendukung)
101 X-CHAP 2: Luapan Hati (Antagonis & Protagonis)
102 X-CHAP 3: Was Was
103 X-CHAP 4: Menuju Rumah Kedua
104 X-CHAP 5: Rayuan
105 X-CHAP 6: Lebih Penting
106 X-CHAP 7: Jangan Sampai Lolos
107 X-CHAP 8: Sedikit Tergores
108 X-CHAP 9: Lubang Jarum
109 X-CHAP 10: Cerai
110 X-CHAP 11: Jeruk Terserak
111 X-CHAP 12: Kandang Angsa
112 X-CHAP 13: Kongkalikong Si Kingkong
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 Berbeda Latar
3
Berbeda Latar_2
4
Berbeda Latar_3
5
Bab 2 Kalang Kabut
6
Kalang Kabut_2
7
Bab 3 Elang Laut
8
Elang Laut_2
9
Bab 4 Danauku
10
Danauku_2
11
Bab 5 Arcane
12
Arcane_2
13
Arcane_3
14
Bab 6 Selangkah Lebih Maju
15
Selangkah Lebih Maju_2
16
Selangkah Lebih Maju_3
17
Bab 7 Jeda
18
Jeda_2
19
Jeda_3
20
Bab 8 Awal Berpisah dan Bersama
21
Awal Berpisah dan Bersama_2
22
Bab 9 Agen Rahasia Cilik
23
Agen Rahasia Cilik_2
24
Agen Rahasia Cilik_3
25
Bab 10 Biskuit Imut
26
Biskuit Imut_2
27
Biskuit Imut_3
28
Bab 11 The Thorn of A Rose
29
The Thorn of A Rose_2
30
The Thorn of A Rose_3
31
The Thorn of A Rose_4
32
Bab 12 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa
33
Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_2
34
Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_3
35
Bab 13 Bakat yang Memikat
36
Bakat yang Memikat_2
37
Bab 14 Jiwa Baru
38
Jiwa Baru_2
39
Jiwa Baru_3
40
Jiwa Baru_4
41
Bab 15 Malaikat Tanpa Sayap
42
Malaikat Tanpa Sayap_2
43
Malaikat Tanpa Sayap_3
44
Bab 16 Live, Love, Lie
45
Live, Love, Lie_2
46
Live, Love, Lie_3
47
Bab 17 Perfect Storm
48
Perfect Storm_2
49
Bab 18 Genderang Perang
50
Genderang Perang_2
51
Bab 19 Slam Dunk
52
Slam Dunk_2
53
Bab 20 Gosip Hangat
54
Gosip Hangat_2
55
Gosip Hangat_3
56
Bab 21 Mohon Kerja Samanya, Moms
57
Mohon Kerja Samanya, Moms_2
58
Bab 22 Pisau Bermata Dua
59
Pisau Bermata Dua_2
60
Pisau Bermata Dua_3
61
Bab 23 Adu Otak
62
Adu Otak_2
63
Adu Otak_3
64
Adu Otak_4
65
Bab 24 Tipu Muslihat
66
Tipu Muslihat_2
67
Bab 25 Si Jago Merah
68
Si Jago Merah_2
69
Si Jago Merah_3
70
Bab 26 Bloody Heart
71
Bloody Heart_2
72
Bloody Heart_3
73
Bab 27 Jurang Madu
74
Jurang Madu_2
75
Bab 28 Penyatuan Visi & Misi
76
Penyatuan Visi & Misi_2
77
Penyatuan Visi & Misi_3
78
Bab 29 Crocodile Tears
79
Crocodile Tears_2
80
Bab 30 Tabir Yang Terbuka
81
Tabir Yang Terbuka_2
82
Tabir Yang Terbuka_3
83
Bab 31 Support System
84
Support System_2
85
Support System_3
86
Support System_4
87
Bab 32 Keadilan
88
Keadilan_2
89
Keadilan_3
90
Bab 33 Restu Keluarga
91
Restu Keluarga_2
92
Restu Keluarga_3
93
Bab 34 Mengubah Pemikiran
94
Mengubah Pemikiran_2
95
Epilog
96
Epilog_2
97
Epilog_3
98
UNTUK PEMBACA
99
OTW EXTRA CHAPTER
100
X-CHAP 1: Luapan Hati (Pemeran Pendukung)
101
X-CHAP 2: Luapan Hati (Antagonis & Protagonis)
102
X-CHAP 3: Was Was
103
X-CHAP 4: Menuju Rumah Kedua
104
X-CHAP 5: Rayuan
105
X-CHAP 6: Lebih Penting
106
X-CHAP 7: Jangan Sampai Lolos
107
X-CHAP 8: Sedikit Tergores
108
X-CHAP 9: Lubang Jarum
109
X-CHAP 10: Cerai
110
X-CHAP 11: Jeruk Terserak
111
X-CHAP 12: Kandang Angsa
112
X-CHAP 13: Kongkalikong Si Kingkong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!