Berbeda Latar_2

Di sekolah Mandraguna,

Mereka bertiga melangkah ke arah tujuan masing-masing. Ayah pergi menuju aula sekolah, Deniz pergi menuju gedung SMP yang letaknya di belakang gedung SD, sedangkan Jaro menuju lantai dua dari gedung SD.

Jaro menaiki tangga, sembari mendapat sapaan dari beberapa warga sekolah yang berpapasan dengannya. Ia membalasnya dengan senyuman dan anggukan, ditambah tatapan ramahnya.

Tersenyum akan mendapat pahala, ya kan? Hatinya berbisik selama perjalanannya menuju kelas.

Dari lantai dua, terlihat halaman depan sekolah yang sangat luas, dihiasi oleh pepohonan dan rerumputan yang telah dipangkas rapi. Jaro sengaja berdiri di luar kelas, sebelum bel masuk berbunyi. Ia menatap pemandangan yang menyejukkan matanya.

Namun untuk hari ini, matanya terasa panas dan disusul hatinya yang bergemuruh. Mata Jaro menangkap pemandangan yang membuatnya mengepalkan tangannya. Apa yang sebenarnya terjadi, Yah?

Di sekolah Ansa,

"Non, nanti langsung les atau mau pulang dulu ke rumah?" tanya sopir kepada Ansa.

Dari luar mobil, Ansa memberitahu bahwa ia akan langsung les. "Langsung les ya, Pak. Nanti jemput saya sekitar jam tiga dari sini."

Sang sopir mengiyakan permintaan dari majikannya yang sibuk sepanjang hari.

Ansa melangkah masuk ke sekolahnya. Berbanding terbalik dengan Jaro, Ansa menganggap sapaan dari orang lain adalah sebuah rayuan yang mematikan.

Karena sebelumnya, ia pernah menjuarai olimpiade sains dan orang-orang di sekitarnya memberi apresiasi, sekaligus komentar yang menjatuhkan untuk dirinya.

Halah! Kayak gitu aja kok bangga! Kata tersebut selalu terngiang di otaknya.

Lamunannya buyar oleh sapaan rivalnya. "Ansa!" panggilnya dengan melambaikan tangan dari pintu kelasnya.

Ansa menarik paksa bibirnya supaya tersenyum, dan mengarahkannya ke rivalnya, Sharly.

"Aku duduk denganmu ya, Sa?" tanya Sharly.

Kenapa sekarang ia ingin duduk denganku? batin Ansa yang mengerutkan dahinya.

"Terserah kamu, Shar," jawabnya yang segera masuk ke kelas.

Di kelas ini, Sharly menjadi ketua kelas atau Ansa menyebutnya dengan ratu sekolah. Ya! Rivalnya ini bertingkah seakan pemilik sekolah ini. Hanya karena partner kerja orang tuanya menjadi kepala sekolah di sini, tingkahnya sungguh seenaknya sendiri!

Ansa duduk di bangku paling depan, berhadapan langsung dengan papan tulis. Ia telah dinobatkan sebagai anak ambisius, setelah Sharly dan dua teman seangkatannya yang lain.

Saat istirahat,

Jaro memperlihatkan wajah lesu di bangkunya. Ia masih bertanya-tanya tentang alasan kedatangan teman ibunya ke sekolah, bahkan bertemu dengan ayahnya!

Atau mungkin, anaknya juga bersekolah di sini? Tapi siapa? bisiknya yang hanyut dalam lamunan.

"Ro!! Ayo ke kantin! Ngga laper lu?" ajak temannya, Wahyu.

Jaro hanya mengangguk dan bangkit dari bangkunya. Ia segera menyusul Wahyu yang telah melangkah keluar kelas.

Berbanding terbalik dengan Jaro, Ansa memilih untuk duduk di bangkunya.

"Sa!! Dipanggil bu IPA tuh!" ucap salah satu temannya. Kebiasaan murid zaman sekarang, lebih suka memanggil gurunya tanpa nama, tapi menyematkan mata pelajaran yang diajarkan beliau.

Ansa terpaksa bangkit dari bangkunya dan melangkah pergi menuju laboratorium sekolahnya. Ia menyusuri lorong-lorong kelas yang dipenuhi lampu-lampu dan lalu lalang para murid.

Kenapa bukan si ratu sekolah itu saja yang dipanggil ya? pikirnya.

Di kantin,

Jaro dan tiga temannya sedang menunggu pesanan mereka, sembari duduk berhadapan.

Sesaat kemudian, ibu yang mengantar pesanan mereka memberikan senyum lebarnya kepada Jaro dan teman-temannya.

"Mas Jaro, ini ada titipan untuk Mas." Ibu tersebut memberikan bungkusan putih kepada Jaro.

"Eh? Dari siapa, Bu?" Pertanyaannya tak dijawab oleh ibu tersebut.

Setelah pesanan telah diterima oleh para pemesannya, ibu tersebut langsung pergi. Jaro menghela nafasnya. Kali ini dari siapa? batinnya.

"Ngga dibuka, Ro?" tanya salah satu temannya.

Dan disambung oleh Wahyu, "Mungkin dia sudah bosan dikasih hadiah terus dari fans-nya, haha!" Jaro melemparnya dengan sedotan, tepat ke arah mulut Wahyu.

"Kagak! Aneh aja gitu, kenapa mereka memberikanku ini secara gratis? Padahal aku ngga mengenalnya atau tahu siapa mereka," ucap Jaro.

"Memangnya, kamu sering dapat hadiah apa dari para fans-mu?" tanya Wahyu sembari menyuapkan sesendok makanannya.

"Seringnya tuh ... baju, topi, gelang. Ada yang pernah memberiku parfum. Tapi, semuanya sering ngga cocok untukku. Mangkanya, ibuku sering memberikannya ke panti asuhan yang sering beliau kunjungi," jelasnya yang membuat teman-temannya terperangah.

"Bagi-bagi lah, Ro. Itu ... coba buka dong. Siapa tahu cocok untukku!" pinta Wahyu.

"Jangan di sini, Yu. Nanti pulang sekolah, baru ku kasih ke kamu ya?" balas Jaro.

"Memang pelitnya cuma ke teman sendiri—" Sindiran Wahyu dipotong oleh Jaro yang kesal.

"Yu! Kalau aku memberikan ini sekarang, nanti yang memberikan ini akan merasa sakit hati! Kamu masih punya akal kan?" Jaro menahan emosinya dengan menyuapkan sesendok makanannya.

"Ya maaf, Ro. Aku penasaran dengan isinya," kata Wahyu dengan memelas.

Jaro tak membalas perkataan Wahyu, ia memilih tetap mengunyah dan segera menghabiskan makan siangnya.

Di laboratorium,

Ansa bertemu dengan guru IPA nya, "Selamat siang, Bu."

Guru tersebut segera menyuruhnya untuk masuk dan memperlihatkan percobaan yang Ansa tak terlalu mengerti.

"Percobaan ini untuk membuktikan bahwa bagian atas air memiliki ketegangan. Terlihat ada nyamuk yang berdiri di atasnya. Lihat, Sa! Nyamuk tersebut tidak tenggelam saat berdiri di atas air," tutur gurunya.

Sebenarnya ini untuk apa? Ah, pasti nanti dihitung berapa lama nyamuk itu bertahan di atas air? Atau ... ish! Ngga ngerti! Pikirannya begitu riuh walaupun mulutnya bungkam.

"Ini tahun terakhirmu di sini, Sa. Ibu berharap kamu bisa mengikuti lomba sains yang diadakan oleh Sekolah Mandraguna," sambung gurunya.

"Tapi Bu, saya sudah pernah ikut olimpiade. Saya rasa, sebaiknya giliran yang lain saja untuk ikut lomba ini. Seperti Sharly, Jaka, Febi, Mul—" dalihnya yang terpotong. Aku hanya ingin mempersiapkan ujian ku saja.

"Kamu yakin? Orang tuamu, oh, maksud saya ... ibumu. Apakah ibumu setuju jika kamu tidak mengikuti lomba ini? Saya sering dengar dari ibumu bahwa beliau sangat bangga dengan prestasimu," tutur gurunya yang terdengar seperti sebuah ancaman halus untuk Ansa.

Mama? Sejak kapan mama peduli? Bahkan saat aku mengatakan nilai ulangan ku seratus, mama tak peduli, batinnya saat mengingat masa lalu.

"Maaf, Bu. Saya sudah membicarakan ini sebelumnya dengan orang tua saya," ucap si rebel.

"Oke, nanti saya coba hubungi ibumu ya?" ucap gurunya yang terdengar mengancam Ansa lagi.

Silakan hubungi mama. Semoga diangkat ya, Bu! Ansa mendoakan supaya guru tersebut bisa berhasil menghubungi ibunya yang saat ini sedang sangat sibuk.

Selesai bernegosiasi dengan gurunya, Ansa melangkah masuk ke kelasnya. Ia segera kembali duduk di bangkunya.

"Shar," panggilnya sembari menoleh ke samping.

"Gimana tadi, Sa?" balas Sharly yang seakan mengerti jalan pikiran Ansa.

"Kamu rayu bu IPA itu supaya memilihmu saja ya?" pinta Ansa pada rivalnya tersebut.

"Eh kenapa? Kamu ngga mau ikut lomba itu? Lomba itu dari sekolah yang sangat sangat bagus! Kalau menang, hadiahnya itu loh ... waw!!" ucap Sharly yang diakhiri dengan sorakan.

"Bentar lagi aku ada pentas, ngga kuat kalau harus ikutan semuanya, Shar," jelas Ansa dengan wajah sendu. Aku ngga peduli dengan lomba itu, aku lebih suka di sanggar.

"Ya sudah, nanti Ratu Sharly akan menyihir bu IPA ... supaya memilih ku~" ucapnya dengan mengangkat dagunya.

Benar ‘kan? Dia sendiri menganggap dirinya seorang ratu di sekolah ini. Dia duduk denganku, pasti ada maunya, batin Ansa sembari mengelus dadanya.

Terpopuler

Comments

Qiana

Qiana

Perbedaan adalah anugerah

2021-10-27

0

Dania

Dania

Ansa berbeda....Ansa Istimewa
💕💕💜💚💖♥️🌷🖤🖤🖤🖤❤️❤️❤️💗❤️❤️🖤🖤🌷🌷🌷🌷♥️♥️💚💚💚💚💚💜💜💜💜💜💕💕💙💛💛💝

2021-10-27

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Semangat, semangat

2021-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 Berbeda Latar
3 Berbeda Latar_2
4 Berbeda Latar_3
5 Bab 2 Kalang Kabut
6 Kalang Kabut_2
7 Bab 3 Elang Laut
8 Elang Laut_2
9 Bab 4 Danauku
10 Danauku_2
11 Bab 5 Arcane
12 Arcane_2
13 Arcane_3
14 Bab 6 Selangkah Lebih Maju
15 Selangkah Lebih Maju_2
16 Selangkah Lebih Maju_3
17 Bab 7 Jeda
18 Jeda_2
19 Jeda_3
20 Bab 8 Awal Berpisah dan Bersama
21 Awal Berpisah dan Bersama_2
22 Bab 9 Agen Rahasia Cilik
23 Agen Rahasia Cilik_2
24 Agen Rahasia Cilik_3
25 Bab 10 Biskuit Imut
26 Biskuit Imut_2
27 Biskuit Imut_3
28 Bab 11 The Thorn of A Rose
29 The Thorn of A Rose_2
30 The Thorn of A Rose_3
31 The Thorn of A Rose_4
32 Bab 12 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa
33 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_2
34 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_3
35 Bab 13 Bakat yang Memikat
36 Bakat yang Memikat_2
37 Bab 14 Jiwa Baru
38 Jiwa Baru_2
39 Jiwa Baru_3
40 Jiwa Baru_4
41 Bab 15 Malaikat Tanpa Sayap
42 Malaikat Tanpa Sayap_2
43 Malaikat Tanpa Sayap_3
44 Bab 16 Live, Love, Lie
45 Live, Love, Lie_2
46 Live, Love, Lie_3
47 Bab 17 Perfect Storm
48 Perfect Storm_2
49 Bab 18 Genderang Perang
50 Genderang Perang_2
51 Bab 19 Slam Dunk
52 Slam Dunk_2
53 Bab 20 Gosip Hangat
54 Gosip Hangat_2
55 Gosip Hangat_3
56 Bab 21 Mohon Kerja Samanya, Moms
57 Mohon Kerja Samanya, Moms_2
58 Bab 22 Pisau Bermata Dua
59 Pisau Bermata Dua_2
60 Pisau Bermata Dua_3
61 Bab 23 Adu Otak
62 Adu Otak_2
63 Adu Otak_3
64 Adu Otak_4
65 Bab 24 Tipu Muslihat
66 Tipu Muslihat_2
67 Bab 25 Si Jago Merah
68 Si Jago Merah_2
69 Si Jago Merah_3
70 Bab 26 Bloody Heart
71 Bloody Heart_2
72 Bloody Heart_3
73 Bab 27 Jurang Madu
74 Jurang Madu_2
75 Bab 28 Penyatuan Visi & Misi
76 Penyatuan Visi & Misi_2
77 Penyatuan Visi & Misi_3
78 Bab 29 Crocodile Tears
79 Crocodile Tears_2
80 Bab 30 Tabir Yang Terbuka
81 Tabir Yang Terbuka_2
82 Tabir Yang Terbuka_3
83 Bab 31 Support System
84 Support System_2
85 Support System_3
86 Support System_4
87 Bab 32 Keadilan
88 Keadilan_2
89 Keadilan_3
90 Bab 33 Restu Keluarga
91 Restu Keluarga_2
92 Restu Keluarga_3
93 Bab 34 Mengubah Pemikiran
94 Mengubah Pemikiran_2
95 Epilog
96 Epilog_2
97 Epilog_3
98 UNTUK PEMBACA
99 OTW EXTRA CHAPTER
100 X-CHAP 1: Luapan Hati (Pemeran Pendukung)
101 X-CHAP 2: Luapan Hati (Antagonis & Protagonis)
102 X-CHAP 3: Was Was
103 X-CHAP 4: Menuju Rumah Kedua
104 X-CHAP 5: Rayuan
105 X-CHAP 6: Lebih Penting
106 X-CHAP 7: Jangan Sampai Lolos
107 X-CHAP 8: Sedikit Tergores
108 X-CHAP 9: Lubang Jarum
109 X-CHAP 10: Cerai
110 X-CHAP 11: Jeruk Terserak
111 X-CHAP 12: Kandang Angsa
112 X-CHAP 13: Kongkalikong Si Kingkong
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 Berbeda Latar
3
Berbeda Latar_2
4
Berbeda Latar_3
5
Bab 2 Kalang Kabut
6
Kalang Kabut_2
7
Bab 3 Elang Laut
8
Elang Laut_2
9
Bab 4 Danauku
10
Danauku_2
11
Bab 5 Arcane
12
Arcane_2
13
Arcane_3
14
Bab 6 Selangkah Lebih Maju
15
Selangkah Lebih Maju_2
16
Selangkah Lebih Maju_3
17
Bab 7 Jeda
18
Jeda_2
19
Jeda_3
20
Bab 8 Awal Berpisah dan Bersama
21
Awal Berpisah dan Bersama_2
22
Bab 9 Agen Rahasia Cilik
23
Agen Rahasia Cilik_2
24
Agen Rahasia Cilik_3
25
Bab 10 Biskuit Imut
26
Biskuit Imut_2
27
Biskuit Imut_3
28
Bab 11 The Thorn of A Rose
29
The Thorn of A Rose_2
30
The Thorn of A Rose_3
31
The Thorn of A Rose_4
32
Bab 12 Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa
33
Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_2
34
Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa_3
35
Bab 13 Bakat yang Memikat
36
Bakat yang Memikat_2
37
Bab 14 Jiwa Baru
38
Jiwa Baru_2
39
Jiwa Baru_3
40
Jiwa Baru_4
41
Bab 15 Malaikat Tanpa Sayap
42
Malaikat Tanpa Sayap_2
43
Malaikat Tanpa Sayap_3
44
Bab 16 Live, Love, Lie
45
Live, Love, Lie_2
46
Live, Love, Lie_3
47
Bab 17 Perfect Storm
48
Perfect Storm_2
49
Bab 18 Genderang Perang
50
Genderang Perang_2
51
Bab 19 Slam Dunk
52
Slam Dunk_2
53
Bab 20 Gosip Hangat
54
Gosip Hangat_2
55
Gosip Hangat_3
56
Bab 21 Mohon Kerja Samanya, Moms
57
Mohon Kerja Samanya, Moms_2
58
Bab 22 Pisau Bermata Dua
59
Pisau Bermata Dua_2
60
Pisau Bermata Dua_3
61
Bab 23 Adu Otak
62
Adu Otak_2
63
Adu Otak_3
64
Adu Otak_4
65
Bab 24 Tipu Muslihat
66
Tipu Muslihat_2
67
Bab 25 Si Jago Merah
68
Si Jago Merah_2
69
Si Jago Merah_3
70
Bab 26 Bloody Heart
71
Bloody Heart_2
72
Bloody Heart_3
73
Bab 27 Jurang Madu
74
Jurang Madu_2
75
Bab 28 Penyatuan Visi & Misi
76
Penyatuan Visi & Misi_2
77
Penyatuan Visi & Misi_3
78
Bab 29 Crocodile Tears
79
Crocodile Tears_2
80
Bab 30 Tabir Yang Terbuka
81
Tabir Yang Terbuka_2
82
Tabir Yang Terbuka_3
83
Bab 31 Support System
84
Support System_2
85
Support System_3
86
Support System_4
87
Bab 32 Keadilan
88
Keadilan_2
89
Keadilan_3
90
Bab 33 Restu Keluarga
91
Restu Keluarga_2
92
Restu Keluarga_3
93
Bab 34 Mengubah Pemikiran
94
Mengubah Pemikiran_2
95
Epilog
96
Epilog_2
97
Epilog_3
98
UNTUK PEMBACA
99
OTW EXTRA CHAPTER
100
X-CHAP 1: Luapan Hati (Pemeran Pendukung)
101
X-CHAP 2: Luapan Hati (Antagonis & Protagonis)
102
X-CHAP 3: Was Was
103
X-CHAP 4: Menuju Rumah Kedua
104
X-CHAP 5: Rayuan
105
X-CHAP 6: Lebih Penting
106
X-CHAP 7: Jangan Sampai Lolos
107
X-CHAP 8: Sedikit Tergores
108
X-CHAP 9: Lubang Jarum
109
X-CHAP 10: Cerai
110
X-CHAP 11: Jeruk Terserak
111
X-CHAP 12: Kandang Angsa
112
X-CHAP 13: Kongkalikong Si Kingkong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!