Pacaran

Mendengar Hana berteriak, membuat Theo buru-buru berlari ke menuju kamar Hana di ikuti oleh Rummy dan Kartika.

"Mana kecoa nya? " tanya suara bariton Theo yang baru masuk kedalam kamar Hana.

"Pak Theo" Hana tak menyangka ternyata Theo dan Rummy belum pulang..

"Mana kecoa nya? " tanya Theo sekali lagi.

"Di balik pigura itu Pak" tunjuk Hana pada pigura poto dirinya.

Theo langsung mengambil sapu lidi yang terselip pada ranjang Hana lalu memukul sang kecoa hingga meninggoy.

"Sudah mati! " ucap Theo dengan nada dingin.

Sejujurnya ia kesal karena gadis di hadapannya berbohong.

"Hana, kamu berhutang penjelasan kenapa kamu tidak ingin bertemu dengan kami" tanya Theo ketika mereka sudah duduk di kursi ruang tamu.

"Maaf Pak" lirih Hana sembari menunduk.

"Bu Hana kenapa seolah menghindar dari aku? " kini giliran Rummy yang bertanya.

Hana mendongakkan kepalanya memandang sang anak murid lalu duduk mendekati Rummy. Hana juga langsung meraih kedua tangan Rummy.

"Rummy maafin Ibu Hana, ya sayang? Ibu sudah mencontohkan hal yang tidak baik. pada kamu dan yang lainnya. Maaf kan Ibu ya, jujur saja ini di luar kendali Ibu" ucap Hana sembari terisak.

"Itu bukan salah Ibu kok, yang salah jelas-jelas Ibu Rahmi jadi Ibu jangan merasa bersalah" balas Rummy.

"hikhikhik.. Ibu sudah melakukan hal yang tidak patut di contoh kalian sebagai murid. Maafkan Ibu sekali lagi ya sayang" ucap Hana lagi.

Rummy mengangguk, kemudian mereka berpelukan. Theo melihat itu menjadi terharu, Hana begitu legowo meminta maaf walau nyatanya Hana tidak bersalah.

Sesudah memeluk Rummy, Hana gantian ingin berbicara pada Theo selaku orang tua murid.

"Pak Theo maafkan saya karena saya bersikap buruk sehingga menjadi tontonan para murid termasuk Rummy" ucap Hana sembari menunduk.

"Tidak usah meminta maaf karena kamu tidak salah" balas Theo.

di tengah pembicaraan, Kartik menyela.

"Duh maaf saya permisi dulu" ucap Kartika.

"Mama mau kemana? " tanya Hana.

"Barusan Mama dapat kabar Han kalau Pak Sidiq ketua RT kita meninggal, yasudah Mama pergi dulu ngelayat" jawab Kartika.

"Nek boleh aku ikut? Sekalian jagain Nenek" ucap Rummy.

"Boleh, ayo" balas Kartika.

Kartika dan Rummy pun berangkat meninggalkan Hana dan Theo berdua di dalam rumah.

Theo langsung mendekati Hana.

"Pak mau apa dekat-dekat? " Hana memasang wajah waspada.

"Wajah kamu masih sakit, Hana? " tanya Theo. yang langsung di angguki Hana.

Cup!!!

Bukannya mengobati, Theo malah mencium bibir Hana.

"Pak Theo" kesal Hana.

Selalu saja Theo menciumnya.

"Apa, hem? " balas Theo.

"Kyaaaaaa" Hana memekik kala tangan tegas Theo memangku dirinya.

"Siapa yang menyuruhmu pakai baju tidur satin begini, hem? " tanya Theo.

"Ya suka-suka saya dong Pak, ini rumah saya! " balas Hana.

"Kamu sudah buat aku hor*y" ucap Theo sembari berbisik di telinga Hana membuat Hana merasakan panas dingin di tubuhnya.

"Pak awas saya mau turun! " Hana mencoba beranjak namun Theo malah semakin menekan tubuh Hana pada kedua pahanya.

"Hana, I Love U" ucap Theo tiba-tiba membuat Hana melongo.

"Maksudnya? " tanya Hana dengan kikuk.

"Saya menyukaimu, Hana. Apa kamu mau menjalin hubungan yang lebih serius dengan saya? Hana anggap ini sebagai pernyataan cinta saya pada kamu" balas Theo.

Hana menelisik wajah tampan di hadapannya. Tapi entah semenjak ia putus dengan Riko, ia merasa bahwa mencintai hanya akan memberikan rasa sakit.

"Saya masih takut, Pak! " lirih Hana.

"Apa yang kamu takutkan, Hana? " tanya Theo.

"Saya takut di sakiti lagi Pak, jujur saya saya tidak mau" jawab Hana.

Grep!!!

Theo memeluk Hana dengan erat!

"Saya ini bukan laki-laki seperti mantan pacar kamu, Hana! Saya ini pria matang yang ingin menjalin hubungan serius dengan kamu, apalagi Rummy juga terlihat sayang sama kamu. Hana, jangan patahkan hati pria kesepian ini, ya? " ucap Theo dengan tangan sembari mengusap-usap punggung Hana.

"Pak Theo serius mencintai saya? " tanya Hana.

"Kalau mencintaimu jujur saja belum" jawab Theo yang begitu mencengangkan.

Hana langsung berdiri dari pangkuan Theo, pria di hadapannya seperti ingin mempermainkan dirinya. Kenapa menyatakan cinta kalau Theo sendiri belum mencintainya.

"Jangan mempermainkan hati saya, Pak Theo ini sungguh tidak lucu" kesal Hana dengan nafas kembang kempis.

"Dengarkan dulu, aku belum selesai bicara Hana" tegas Theo.

Ia kembali lagi menaruh Hana di atas pangkuannya, entah kenapa Theo suka sekali memangku Hana.

"Aku memang belum mencintai kamu, Hana tapi cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu. Kamu bersedia kan menjadi bagian dari hidup ku? Menjadi Mommy nya Rummy? " Palar Theo.

Hana mengangguk, jujur saja ia juga memang sedikit menaruh hati pada Theo. Hana yakin cinta itu akan tumbuh dan ia tidak boleh terlalu lama meratapi Riko.

"Saya mau, Pak" balas Hana.

"Mau apa, hem? " tanya Theo sengaja menggoda Hana.

"Ishhhh nyebelin" kesal Hana.

"Mau apa sayang? Tadi aku tidak dengar" ucap Theo pura-pura.

"Ya aku mau jadi pasanganmu, Pak Theo" Hana memperjelas.

"Serius? " tanya Theo yang langsung di angguki oleh Hana.

"Kita pacaran? " Theo memastikan.

Cup!!!

Bukannya menjawab Hana malah mencium bibir Theo sekilas.

Tak mau menyia-nyiakan waktu, Theo langsung balik mencium bibir Hana lalu melumatnya dan hal itu di balas oleh Hana.

Bibir mereka saling bertaut, melumat dan kadang-kadang di selingi gigitan-gigitan manja.

Tangan Theo tak diam, lantas masuk kedalam baju tidur satin yang Hana menakan.

"Pak? " cegah Hana namun Theo tak peduli.

Di rasanya dua melon segar yang masih sangat ketat itu lalu Theo menyingkap baju Hana sampai dua melon itu terpampang nyata.

"Hana, aku gak kuat.... Oeughhhhh" ucap Theo yang langsung menenggelamkan wajahnya di salah satu melon ranum itu lalu menyesalnya seperti batin yang kehausan.

"Pak geli, Pak Theo jangan kencang-kencang" rengek Hana.

Theo tak peduli rengekan Hana, ia malah memberikan beberapa tanda cinta di sana.

Sesudah puasa bermain-main di aset tersembunyi milik Hana, Theo kembali lagi melumat bibir Hana.

Lenguhan dan desahan tak terelakkan lagi seperti melodi yang menghiasi ruangan disana.

Ciuman itu pun terlepas ketika mereka berdua mendengar suara Kartika dan Rummy tertawa di luar.

"Hosshhh-Hossshhhhh" nafas Hana tersenggal, ia segera lari kedalam kamar mandi, sementara Theo mencoba menutupi selah pahanya yang kembung akibat apa yang ia lakukan bersama Hana dan tadi tangan Hana pun sempat reflek mengelus-elus miliknya.

"Asalamualaikum" sapa Kartika lalu masuk kedalam rumah bersama Rummy.

"Waalaikumsalam" balas Theo.

"Mas, Hana nya kemana?" tanya Kartika.

"Di kamar mandi, tadi dia bilang perutnya sakit" balas Rummy.

Skip..

"Bu Hana, kami pamit dulu ya sudah malam. Semoga Ibu cepat sembuh" ucap Rummy.

"Terimakasih sudah mau berkunjung ke rumah Ibu, ya Rummy" balas Hana.

"Yasudah kami permisi" kini giliran Theo yang bicara.

Hana dan Kartika mengangguk, namun sebelum pergi Theo sempat mengedipkan matanya pada Hana membuat Hana ingin tertawa dengan tingkah Theo.

Terpopuler

Comments

Sri Musdalefi Indra

Sri Musdalefi Indra

lanjut thor sayang

2025-01-18

0

Dian Fitria N

Dian Fitria N

lanjut thor

2025-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!