Mampir

Pagi itu di dalam kamarnya Riko bersiap-siap akan pergi dari rumah. Ia mengepak barang-barang yang akan ia bawa karena ia sangat menolak untuk dinikahkan dengan Rahmi. Riko merasa bahwa Rahmi telah benar-benar menjebaknya dan Riko pun tidak mencintai Rahmi sedikitpun.

Azizah merasa Khawatir karena sang putra terus mengurung di dalam kamar, akhirnya ia mengetuk pintu kamarnya Riko.

"Riko keluar, Nak! Sudah dua hari kamu tidak keluar kamar" panggil Azizah dari luar.

"Tak apa Mak, Riko sedang capek saja" balas Riko.

"Keluar dulu, Ko! Emak udah masak gulai kepala ikan kakap kesukaanmu, ayo keluar dulu" ucap Azizah.

Karena tidak ingin ketahuan bahwa dirinya sudah siap akan pergi, Riko kembali memasukkan tas yang penuh dengan pakaian ke dalam lemari lalu menutupnya agar Azizah tidak curiga.

Riko pun keluar dengan wajah yang lesu.

"Ayo Ko makan dulu, Emak masak Makanan kesukaanmu jangan murung terus di kamar tidak baik. Semua masalah bisa diselesaikan dengan kepala dingin" ucap Azizah mencoba bersikap bijaksana.

Riko mengangguk, ia lantas berjalan ke arah meja makan lalu duduk di kursinya.

Masakan Azizah selalu nikmat ketika disantap, Riko merasakan hatinya sakit karena sudah mengecewakan wanita yang melahirkannya.

"Maafin Riko, Mak belum bisa jadi anak yang berguna buat Emak" ucap Riko sembari terisak dengan mulut yang penuh dengan nasi dan gulai kepala ikan kakap.

"Sudahlah Ko, tak usah dipikirkan yang sudah biarlah sudah, sekarang kamu harus tanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan. Ayo sore ini kita ke rumah Rahmi" ujar Azizah.

Riko pun mengangguk, ia terus saja menyantap kepala ikan kakap itu hingga tandas.

"Ya udah Mak sekarang Riko udah makan, Riko balik lagi ke kamar ya Mak. Maafin Riko" ucap Riko lalu masuk kembali ke dalam kamar.

Azizah tidak punya firasat apapun karena Riko benar-benar rapi menyembunyikan niatnya.

Ketika di dalam kamarnya, Riko kembali menghubungi Hana namun sepertinya nomor kontak dirinya sudah diblokir oleh Hana.

Riko pun kembali mengirimkan pesan dengan nomor yang lain.

"Bunda, maafin Ayah ya sayang! Ayah udah benar-bener nyakitin Bunda. Maaf sekali lagi. Ayah sangat mencintaimu, Hana, hati aku cuma buat kamu. Maaf aku telah melakukan hal yang sangat bodoh, aku menyesal. Semoga Bunda maafin Ayah" pesan yang Riko tuliskan.....

Hana yang saat ini sedang diam di mejanya mendapat notifikasi dari no ponsel yang tidak di kenal. Ia segera membacanya lantas langsung menghapusnya kembali.

"Senang banget sekarang Riko sangat perhatian padaku" ucap suara dari belakangnya.

Ingin rasanya Hana diam saja tidak menoleh apapun yang diucapkan oleh orang di belakang mejanya namun Ia juga manusia mempunyai batas kesabaran yang ada dalam dirinya.

Hana menoleh dan memandang orang yang sudah menyakiti dirinya yang tak lain dan tak bukan adalah Rahmi.

Ya Rahmi, Rahmi bekerja di sekolah itu sebagai tata usaha. Tentu saja yang mengajukan agar Rahmi bisa keterima bekerja di sekolah itu adalah Hana, awalnya sekolah menolak karena Rahmi hanya tamatan SMA tetapi Hana meyakinkan Tiur sang kepala sekolah untuk menerima karena Rahmi adalah sahabatnya.

Terlalu banyak hal yang Hana lakukan untuk Rahmi namun nyatanya wanita itu sangat tidak tahu diri.

"Oh ya??Selamat ya Rahmi sudah bisa mengambil pacar orang dan udah nyerahin keperawanannya gitu aja buat cowok yang jelas-jelas nggak menyukaimu" ucap Hana dengan telak.

"Siapa bang Riko tidak menyukaiku??Jelas-jelas Bang Riko menyukaiku, kalau tidak menyukaiku ngapain dia rela meniduri dan mau begitu saja berselingkuh denganmu" balas Rahmi yang tidak mau kalah.

"Ya karena kamu jalang, Jalan tetaplah jalang murahan tidak tahu diri, tidak tahu terima kasih padahal selama ini sudah banyak aku bantu. Jika tahu seperti ini, menyesal aku memasukkan kau ke sini, ya tapi dengan begitu aku bersyukur karena aku tahu sifatmu yang sesungguhnya" ujar Hana yang kepalang tanggung memaki Rahmi.

Rahmi kesal, ia seakan ditampar oleh perkataan Hana yang memang benar adanya.

"Camkan ini baik-baik supaya otak dungu mu paham, Riko itu tidak pernah menyukaimu, dia hanya tergiur dengan tubuhmu saja. Sebentar lagi mungkin Riko akan menghempas mu, rasain" ucap Hanna lalu pergi dari hadapan Rahmi.

Rahmi merasa kesal, ia meremas bajunya erat-erat. Jika boleh jujur sampai saat ini pun Riko masih belum menghubunginya padahal Ia sangat ingin mengobrol dengan sang kekasih.

Ia sangat iri sewaktu Riko masih menjadi kekasih Hana setiap hari Riko mengantar jemput Hana ke sekolah ini, namun setelah Rico putus dengan Hana dan Rahmi telah mendapatkan Riko namun Riko sama sekali tidak memperdulikan dia bahkan ketika Rahmi ingin Riko mengantarkannya pekerja Riko dengan terang-terangan menolaknya.

Sore pun tiba, ketika Hana sedang menunggu angkutan umum di depan sekolah tiba-tiba mobil mewah yang ia kenali berhenti di dekatnya.

Kaca mobil itu diturunkan yang terlihat sosok tampan berada di balik kemudi

"Ayo!!" ajak Theo.

Hana menggeleng.

"Why? " tanya Theo.

"Saya sedang menunggu angkot Pak Theo, mungkin sebentar lagi lewat" jawab Hana yang sebenarnya malu untuk dekat-dekat dengan Theo apalagi pasca kejadian di danau taman kota itu.

Tiba-tiba pintu mobil di sebelahnya terbuka menampilkan Rummy.

"Ayo kita pulang bareng, Bu" ajak Rummy.

"Tidak usah Rummy, kamu duluan saja Ibu sedang menunggu angkot" balas Hana.

"Angkot gak akan lewat Bu jam segini, ayo kita pulang bareng saja sebentar lagi mau hujan loh" bujuk Rummy.

Tak enak terus menolak kebaikan muridnya, Hana pun mengangguk tanda menyetujui ajakan Rummy.

Rummy langsung pindah ke belakang untuk mempersilakan Hana duduk di samping sang Daddy.

"Rummy kenapa kamu pindah? " tanya Hana yang merasa tidak enak hati.

"Biar Ibu bisa dekat dengan Daddy" jawabnya membuat Hana terperanjat.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Hana, Rummy yang biasanya terlihat pendiam banyak sekali berbicara.

"Apakah aku boleh menginap di rumah Ibu? " tanya Rummy, membuat Teo dan Hana terkejut.

"Menginap di rumah Ibu? " Hana memastikan.

"Iya menginap di rumah Ibu, boleh kan?" tanya Rummy sekali. lagi.

"Boleh sih tapi rumah Ibu jelek, malu" ucap Hana.

"Aku sih nggak masalah" ujar Rummy.

"Jangan buat Bu Hana merasa tak nyaman denganmu" Theo menegur sang putra.

"Maaf Dad!" balas Rummy yang merasa ia terlalu banyak bicara akhirnya anak itu diam sendiri.

Kini mobil Theo sudah sampai di depan rumah Hana.

"Bu Hana, aku haus" ucap Rummy.

Sebenarnya Theo tahu apa yang Rumi inginkan.

"Oh kamu mau minum dulu? Ayo mampir dulu ke rumah Ibu" ajak Hana.

Sebenarnya Theo ingin langsung pulang Karena ia merasa lelah sehabis bekerja dan langsung menjemput Rummy ke sekolahnya namun Ia juga tak mau mengabaikan keinginan sang putra untuk mampir ke rumah Hana.

"Dady ayo!!" ajak Rummy.

Theo hanya mengangguk lalu mengiyakan keinginan sang putra.

Mereka bertiga pun keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah rumah. Di sana terlihat Kartika sedang melayani orang yang membeli di warungnya.

"Mama" teriak Hana.

"Eh udah pulang!" ucap Kartika.

"Ada tamu rupanya" sambung Kartika sembari memberi salam kepada Theo yang langsung diangguki oleh sembari tersenyum juga.

"Ajak masuk tamunya Han, Mama lagi tanggung banyak yang beli" ucap Kartika.

Hana pun mengajak kedua pria berbeda generasi itu masuk ke dalam rumahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!