Hari ini rencananya Taufik akan berkunjung ke rumah Carla. Sebelumnya mereka memang tengah membuat janji.
"Carla hari aku On The Way ke rumah kamu yha?" pesan singkat dari Taufik. Setelah membaca pesan itu Carla buru-buru menuju kamar mandi. Gadis itu memang belum mandi karena sedari tadi sibuk membantu Ibunya memasak. Carla memang sudah bercerita bahwa temannya dari Magelang akan berkunjung ke rumahnya hari ini.
Ibu Carla menyiapkan hidangan yang istimewa hari ini, aromanya yang lezat membikin perut keroncongan dan gak sabar ingin makan.
Setelah 30 menit Carla keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan gamis warna biru dongker dengan kerudung yang senada.
Wajahnya terlihat bersih dengan gamis yang dikenakannya. Maklum kedatangan tamu spesial.
Waktu menunjukkan pukul 8.30, akhirnya tamu yang ditunggu datang juga.
Ting.. tong.. suara bel rumah Carla berbunyi. Terlihat asisten rumah Carla membukakan pintu.
"Pasti Mas Taufik ya,?" kata bik Imah menebak.
"Iya bik, Carlanya ada?" ucap Taufik sambil memandang bi Imah. "Ada Mas, silahkan masuk Ibu sama Mbak Carla ada diruang makan." jawab bi Imah.
Setelah dipersilahkan untuk masuk akhirnya Taufik masuk. Bik Imah mengantarkan Taufik menuju ruang makan.
"Silahkan duduk Nak Taufik," seru Rosida mempersilahkan.
"Iya Tante, terimakasih," ucap Taufik yang kemudian duduk berhadapan dengan Carla.
Mereka akhirnya memulai makan.
"Hmmm, masakan Tante enak banget!" puji Taufik di sela-sela mengunyah. "Oh ya, Tante, rencananya saya mau ngajak Carla keluar sebentar boleh?" tanya Taufik meminta ijin.
"Boleh, emang mau kemana?" jawab Rosida yang kembali bertanya.
"Cuman mau keliling Jakarta Tante, kebetulan Taufik baru aja pindah kesini." ucap Taufik menjelaskan.
"Ya sudah, mumpung masih pagi, segeralah berangkat!" ucap Rosida menyetujui permintaan Taufik.
Setelah mendapat ijin mereka akhirnya keluar dari rumah Carla. Mereka masuk ke dalam mobil Taufik yang tak lama kemudian mobil melaju dengan kecepatan rata-rata mengelilingi kota Jakarta.
"Carla, kamu gak berubah ya! masih sama seperti dulu tetap cantik. Malahan tambah kelihatan dewasa sekarang," kata Taufik memuji.
"Ah, enggak! kamu yang terlalu berlebihan memujiku!" jawab Carla sambil menahan senyum. Kini wajahnya sudah bersemu merah karena malu.
Taufik menambah kecepatan laju mobilnya. Ia ingin segera sampai sebelum macet. "Oh, ya! rencana kamu mau nglamar kerja kemana?" tanya Taufik.
"aku mau nyoba di hotel XX, siapa tau ada lowongan," jawab Carla sambil merapikan jilbabnya.
"Coba aja bikin lamarannya dulu, besok aku anterin kesananya," ucap Taufik.
"Baiklah," jawab Carla sambil menatap ke arah luar jendela.
"Ra,"
Tiba-tiba panggilan itu mengalihkan perhatian Carla yang sedari tadi asyik menatap jalanan, beralih menatap Taufik.
"Eh, apa?" tanya Carla gugup, kemudian meneguk minuman dari botol miliknya.
" Aku pindah kesini karna aku mau nepatin janji aku, waktu itu kan, aku pernah berjanji kalau aku bakal nyusul kamu kesini," ucap Taufik yang membuat Carla tersedak, karna Ia tengah minum.
"Emm, iya, aku ingat kok Fik!" jawab Carla masih gugup.
"Tapi, apa kamu udah benar-benar yakin dengan perasaan kamu?" tanya Carla kemudian.
"Aku yakin banget Ra, semenjak aku ketemu sama kamu aku rasa ada yang beda, aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya Ra?" jelas Taufik sambil menatap dalam Carla. Yang di tatap jadi tambah gugup.
"Kita gak usah pacaran Fik, kita jalani yang ada aja, sambil mengenal lebih dalam karakter kita masing-masing, gak baik pacaran itu Fik, kalau emang udah yakin mending langsung ta'arufan. Jawab Carla sambil menatap Taufik yang juga menatapnya.
"Ehh, Fik kita ke Taman kesukaanku yuk, disana banyak yang jual es cream," kata Carla mengalihkan pembicaraan. Jujur saja Carla belum siap membahas ini untuk saat ini.
Akhirnya mereka mampir ke Taman kesukaan Carla. Tempat itu memang kerap Carla kunjungi di waktu luang. Tempatnya indah, sejuk dan banyak bunga berwarna - warni di taman itu. Ada air mancur juga di tengah-tengah Taman itu. Sweet and Romantic gitu buat orang pacaran hehe. Ada juga penjual es crem lho, cocok banget kan buat pacaran.
"Dulu, aku sering kesini Fik, sama teman-teman SMAku. Dan kamu cowok pertama yang aku ajak kesini!" ucap carla sambil memandangi bunga-bunga yang baru mekar. Ia memang belum pernah pacaran, juga gak terlalu dekat dengan teman cowoknya.
"Ra, aku boleh nanya sesuatu gak sama kamu,?"
"apa fik!" jawab Carla.
"sebenarnya kamu ada rasa gak sih sama aku, ya aku cuma pengen tau aja."
" emmm.. emm.. sebenernya sejak dulu aku oulang ke Jakarta aku udah ada rasa sama kamu Fik, apalagi pas kamu bilang sayang sama aku sebelum aku naik bus waktu itu." jawab Carla jujur.
" Makasih Ra, jadi sekarang aku tau kalau cinta aku ke kamu gak bertepuk sebelah tangan." seru Taufik sumringah.
"sama2 Fik, tapi aku belum bisa menjalin hubungan dengan kamu sekarang! kita masih harus memahami karakter dan sifat masing2. Suapaya kedepannya hubungan kita tidak ada masalah. kamu perrcaya kalau kita ditakdirkan bersama, kelak juga akan bersatu." celoteh Carla menjelaskan.
"iyha, Carla mulai besok kita sama2 saling memahami itu yha." jawab Taufik dengan semangat.
Hari ini mereka berdoa mengahbiskan waktunya ditaman. Ya, hari ini adalah momen untuk mereka berdua, setelah sekian lama tak bertemu dan hanya berhubungan lewat hp.
Tak terasa waktupun berlalau, hari mulai sore. Mataharipun mulai bersembunyi. Tibalah saatnya mereka untuk pulang.
"hmm, udah sore kita pulang yuk! ajak Carla"
"iya, siap tuan putri.."
"ihh, apaan sih kamu kok manggilnya gitu" seru Carla dengan wajah yang nampak memerah menahan malu.
Mobil Taufik melaju dengan kecepatan standart. " kamu tau gak,? hari ini aku seneng banget! bisa mengahbiskan waktu sama kamu." seru Taufik.
"aku juga seneng Fik, kapan2 kalau ada waktu luang kita main lagi ya! seru Carla dengan wajah gembira.
Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di kediaman Johan. Carla turun dan tak lama kemudian diikuti Taufik di belakangnya.
"mau masuk dulu?" tanya Carla.
"oh, tidak aku langsung pulang aja, kamu istirahat gih sana!" jawab Taufik.
Setelah menghantar Taufik pulang Tiba2 hp Taufik berdering. Panggilan dari mamanya.
"iya, hallo Ma! ada apa?" seru Taufik
"kamu lagi dimana cepetan pulang!" seru Mamanya.
"ini lho, kamu ditungguin Siken dari Tadi."
"iya, ini juga lagi perjalanan pulang."
Taufik melajukan kendaraanya dengan kecepatan tinggi, hanya dalam waktu 15 menit Ia sudah sampai.
Saat memasuki rumah, Taufik terkejut karena ternyata di ruang tamu ada Ayahnya siken juga Ayahnya. Setelah bersalaman Taufik duduk bergabung dengan mereka.
"gimana kabar kamu Taufik," tanya Ayah siken.
"emm, baik om! om sendiri gimana"? seru Taufik yang juga melontarkan pertanyaan.
"om, baik Fik!
Tak lama kemudian obrolan mereka beralih tentang perjodohan!
"apa, Taufik belum siap Yah kalau harus dijodohin, Taufik bisa cari jodoh sendiri!" seru Taufik kesal dan langsung melangkahkan kakinya naik menaiki tangga menuju kamarnya.
"Hardi , Siken maafin sikap Taufik ya, nanti saya akan coba ngomong sama dia." seru Johan dengan wajah malu.
"Baiklah , kalau gitu saya sama Siken permisi dulu." jawab Hardi yang kemudian berlalu pergi.
Setelah Siken dan Ayahnya pulang, kemudian Wijaya masuk ke kamar putranya. "Taufik, apa yang udah kamu lakukan! bikin malu aja" teriak Wijaya yang mengagetkan Taufik.
"maaf Yah, bukan maksud Taufik bikin malu! Ayah main jodoh2in Taufik segala, Taufik udah besar Yah bisa nyari sendiri, lagian Taufik udah punya calon istri Yah!" seru Taufik menjelaskan.
"Tapi Ayah sudah menjodohkan kamu dengan Siken, emang kurang apa dia. Siken itu cantik, baik, dari keluarga terpandang pula."
"Maaf Yah, tapi Taufik berhak buat nentuin jodoh buat Taufik!"
" Dasar keras kepala," serunya kemudian melangkah pergi.
"Rosida, kamu nasehati anak kesayangan kamu! jangan cuma bisa bikin malu aja!"
"Emang kenapa Mas, emang salah kalau Taufik menolak perjodohan itu?"
"Jelas salah! dari dulu saya dan Hardi sudah sepakat mau menjodohkan mereka."
" Putra kita berhak memilih, jika dipaksakan ujung-ujungnya akan seperti kita! bercerai."
Dulu Ayah dan Ibu Taufik memang dijodohkan oleh orang tua mereka, sampa akhirnya mereka bercerai karna memang Ayah Taufik tidak mencintai mamanya.
Yuk simak terus ceritanya, biar akunya semangat! jangan lupa vote dan likenya yha..
Trikurnia Sofiana 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
intan
bagus kak
2020-07-25
0
Tuvet walker
xuss
2020-07-18
1
Vivie Cha
feedback ya thor
2020-07-14
4