Diary Of Zara
Buku Harian (bahasa Inggris: diary) adalah catatan kejadian yang kita alami sehari-hari. Kita menulis kejadian yang mengesankan pada hari ini pada buku diary.
Fungsi diary adalah sebagai kenangan masa-masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai momento/sejarah kehidupan kita.
Tidak hanya itu, beberapa orang juga mencurahkan perasaan mereka dalam buku yang dikenal sebagai buku diary, dan zara adalah salah satunya.
Cerita ini dikutip dari buku harian zara, memang! tidak ada hal yang menarik dari kehidupannya, ia hidup berkecukupan berkat kerja keras orang tuanya, seperti setiap orang, ia bermain, belajar kemudian bekerja.
Yang menarik perhatian adalah kisah cintanya, dan kisahnya dimulai dari sebuah telpon.
Siang itu zara tengah menikmati secangkir kopi di sebuah cafe pinggir jalan, dering ponsel yang terdengar nyaring ditelinga menyadarkannya yang setengah tertidur, kelelahan setelah bekerja.
Zara mengambil ponsel yang ia letakan diatas meja, layar ponsel yang menyala menampakan panggilan dari ibu, dan zara mengangkat telpon itu
Zara: Hallo
Ibu: zara ayahmu....
Telpon itu terputus begitu saja, suara tangisan sang ibu membuat zara merasa khawatir, ia meminta cuti ke kantornya dan bergegas kembali...
“kau sudah kembali nak! Apa sekarang kau siap untuk menikah? “ itulah kata-kata pertama yang diucapkan Tuan Radi, ayahnya Zara
5thn sudah Zara meninggalkan rumah, Zara tahu apa yang akan dilakukan ayahnya saat Zara kembali, namun tetap saja ia merasa kecewa, dalam hatinya ia berharap, ayahnya akan menanyakan kabarnya, dan bertanya apa ia hidup dengan baik selama 5thn terakhir.
Flashback on.
5thn lalu Zara melarikan diri dari rumah, tepat setelah pesta ulang tahunnya yang ke 17thn selesai, kala itu, Zara mendengar ayahnya membicarakan rencana masa depannya dengan sang ibu.
Zara pergi dari rumah tanpa rencana, ia hanya tidak ingin masa depannya diatur oleh sang ayah yang menyayanginya dengan cara yang egois, dan bahkan bisa sampai bersikap licik terhadap Zara, ia punya cita-cita yang ingin ia wujudkan juga.
Karna apa yang Zara inginkan berbeda dengan yang diharapkan sang ayah, Zara pun memilih pergi dengan meninggalkan sebuah pesan yang berisi kekecewaannya.
Tuan Radi beserta istrinya tidak pernah mencari sang putri, mereka berharap Zara bisa belajar hidup dengan keras, mereka hanya mengirimkan sebuah pesan
“ pergilah kemana pun yang kau mau, lakukanlah apa pun yang kau suka, pakai saja kartu kredit semau mu, tapi ingat satu hal, pulanglah saat kau siap untuk menikah, dan jangan menghubungi kami, jika tidak! Kami akan menyeret mu pulang”
Setelah mendapat pesan itu, Zara hidup dengan nyaman, kuliah dan bekerja, bahkan bisa bersenang-senang sesuka hatinya, Zara tidak pernah menelpon kedua orang tuanya dan mereka pun tak pernah menghubungi sang putri, meski terkadang mereka dilanda kerinduan yang mendalam.
Flashback off.
Kembali kedalam kenyataan yang terjadi saat ini.
“Aku memang kembali, tapi tidak untuk menikah” saut Zara tegas
Ketegangan terjadi diantara Zara dan ayahnya ketika perseteruan diantara keduanya tak terelakkan, untungnya sang ibu mampu menengahi dan mencairkan suasana, hingga perbincangan hangat yang Zara rindukan itu bisa ia rasakan, isak tangis haru dan kebahagiaan tumpah diruang tamu kediaman Tuan Radi.
Malam harinya, nyonya Radi mengajak putrinya makan malam diluar, Zara tidak merasa curiga sedikitpun pada ibunya, ia justru merasa sangat senang dengan rencana itu.
Setibanya di restoran, terlihat sang ayah yang tengah menunggu, namun ia tidak duduk sendirian, ada seorang pria tampan disampingnya, dengan hati yang bertanya-tanya, Zara menghampiri dan duduk bersama mereka.
“ Ra, dia ini anak dari sahabat ayah, namanya Arroyan” ucap sang ayah memperkenalkan pria tampan disampingnya
“ Panggil saya Arroy saja” saut Arroyan tanpa ekspresi.
Zara mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya. Dan Arroy meraihnya sambil tersenyum, senyumannya begitu manis hingga Zara pun tak dapat menahan senyumnya.
Makan malam berlangsung dengan damai, Arroy dan Zara pun berbincang ringan, tidak ada sesuatu yang harus dicemaskan, meski... Arroy jarang tersenyum dan wajahnya terlihat sedikit tegang saat makan malam.
Setelah acara makan malam selesai, tuan Radi mengucapkan salam perpisahan pada Arroy, ia mengajak anak dan istrinya pulang bersama-sama, meninggalkan Arroy sendirian disana.
Setibanya di rumah, Zara berniat langsung masuk ke kamar untuk beristirahat,
“ Zara, Arroy adalah calon suamimu, bersiaplah, pernikahannya satu minggu lagi”
Langkah kaki Zara terhenti di anak tangga pertama setelah mendengar ucapan sang ayah, air matanya jatuh begitu saja, sementara sang ayah pergi menuju kamarnya dengan diikuti sang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
up yg banyak kak... ❤️❤️❤️
ijin promo 😀
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🎉🎉🎉
kisah cinta beda agama 🍦🍦🍦
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🍦🍦🍦
2020-10-18
1
Setetes Air
suka👍
2020-10-12
1
Sept September
aku mampir yaaaa
2020-09-15
1