Akhir yang Baru

Beberapa waktu setelah ujian, kehidupan Catherine semakin terasa ringan. Di sekolah, dia merasa lebih bersemangat, lebih percaya diri. Tak hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal hubungan sosial. Dia semakin jarang memikirkan tentang masa lalunya bersama Akbar atau Theresia. Semua itu terasa seperti bagian dari kisah lama yang kini sudah terlewatkan.

Hari itu, saat Catherine sedang duduk di bangku taman bersama Jenny, tiba-tiba Akbar mendekat dengan langkah yang lebih tenang daripada sebelumnya. Wajahnya tak lagi tampak cemas atau penuh penyesalan seperti dulu. Kali ini, ia tampak lebih dewasa, lebih terbuka.

"Aku nggak akan ganggu kamu lagi, Catherine," kata Akbar dengan suara yang lebih lembut dari biasanya. "Aku hanya ingin bilang... aku mengagumi kamu. Kamu lebih kuat dari yang aku kira."

Catherine terdiam, sedikit terkejut mendengar kata-kata Akbar. Selama ini, dia terbiasa dengan Akbar yang lebih sering meremehkan atau meminta perhatian, bukan pengakuan seperti ini. Namun, dia tahu bahwa perasaan Akbar kini lebih tulus. Dia tidak lagi mencari persetujuan atau pengampunan dari dirinya.

"Terima kasih, Akbar," jawab Catherine, sambil tersenyum. "Tapi aku nggak butuh pengakuan dari siapa pun. Aku sudah menemukan siapa diriku sebenarnya."

Akbar hanya tersenyum, sedikit lebih lega. Tanpa banyak kata lagi, ia mengangguk dan berjalan pergi dengan kepala tegak. Catherine menatapnya sejenak, merasa bahwa hubungan mereka sudah berakhir dengan cara yang damai, tanpa permusuhan, hanya saling menghormati.

Beberapa bulan kemudian, hari perpisahan SMP akhirnya datang. Meskipun ujian sudah berakhir, suasana hati Catherine tetap penuh dengan harapan. Acara perpisahan tersebut menjadi momen penting dalam hidupnya, saat dia melihat sejauh mana dirinya telah berkembang. Di atas panggung, Catherine berdiri dengan penuh keyakinan, berbicara kepada teman-temannya dan seluruh sekolah tentang perjalanan hidupnya.

"Selama ini, saya merasa kecil dan tak berarti. Tapi seiring waktu, saya belajar bahwa kekuatan terbesar ada pada diri kita sendiri. Tidak ada yang bisa memberi kita kekuatan selain diri kita sendiri," kata Catherine, suaranya lantang dan penuh semangat.

Seluruh ruangan terdiam sejenak, lalu diikuti oleh tepuk tangan yang meriah. Teman-temannya, bahkan guru-guru yang dulu meragukan kemampuannya, kini mengakui betapa jauh dirinya telah berkembang. Dia bukan lagi gadis pemalu yang selalu berusaha menghindari perhatian, tetapi seorang wanita muda yang penuh percaya diri dan tekad.

Saat dia turun dari panggung, Jenny langsung menghampirinya dengan pelukan hangat. "Aku bangga sama kamu, Cat. Kamu luar biasa."

Catherine tersenyum lebar, merasa kebahagiaan yang sejati mengalir di dalam dirinya. "Aku cuma mau jadi diriku sendiri, Jenny. Itu saja."

Di tengah keramaian, Catherine merasa bahwa dunia kini terbuka lebar untuknya. Masa depan yang penuh dengan kemungkinan menantinya, dan dia siap menyongsongnya dengan hati yang penuh semangat. Tidak ada lagi ruang untuk keraguan, hanya langkah-langkah pasti menuju arah yang dia pilih sendiri. Karena, baginya, perjalanan hidup yang paling penting adalah menemukan kekuatan dalam diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur.

Catherine merasakan kedamaian dalam hatinya, meskipun masa perpisahan SMP sudah berlalu. Hidupnya kini terasa lebih ringan, lebih jelas. Setiap langkah yang diambil semakin mantap. Beberapa kali, dia merenung di malam hari, memikirkan bagaimana perjalanan panjang itu mengubah dirinya—dari seorang gadis yang tidak percaya diri menjadi seseorang yang percaya pada kekuatan dalam dirinya sendiri.

Jenny terus berada di sisinya, memberikan dukungan tak henti-hentinya. Mereka mulai merencanakan masa depan mereka bersama, bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di tempat yang lebih baik dan melangkah lebih jauh. Mereka juga sepakat untuk mengejar impian mereka di dunia yang mereka cintai—menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan peduli pada orang lain.

Namun, meski segalanya tampak lebih cerah, Catherine masih merasa ada yang harus diselesaikan dalam dirinya. Dia sadar bahwa meskipun dia sudah melangkah jauh, ada masa lalu yang harus benar-benar dilepaskan. Hubungan dengan Akbar dan Theresia mungkin sudah berakhir, tetapi bagi Catherine, penting untuk terus menyembuhkan dirinya sepenuhnya dari pengalaman tersebut.

Setiap hari, Catherine terus mengasah dirinya, baik dalam hal akademik, olahraga, maupun kreativitas. Dia juga semakin berani berbicara di depan umum, menyuarakan apa yang dia yakini. Semua itu, dia lakukan bukan untuk orang lain, tetapi untuk dirinya sendiri. Kini, Catherine tahu bahwa kebahagiaan sejati datang ketika kita tidak lagi bergantung pada pendapat orang lain, tetapi menemukan kedamaian dalam hati sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Catherine terus melangkah dengan penuh keyakinan. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memperbaiki diri dan menggapai tujuan yang semakin jelas di hadapannya. Jenny selalu ada untuk memberikan semangat, dan bersama mereka menjalani petualangan baru. Mereka berdua mulai lebih sering membahas tentang masa depan, berbagi impian tentang dunia yang lebih besar di luar sekolah.

Catherine menyadari bahwa meskipun perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan, dia tak perlu takut lagi untuk menghadapi apapun. Semua itu berkat keberanian yang dia temukan dalam dirinya sendiri. Dia tidak lagi takut akan penilaian orang lain atau takut gagal, karena dia tahu bahwa setiap langkah yang diambil adalah bagian dari proses yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.

Dia semakin menikmati waktu bersama Jenny, merayakan pencapaian kecil dan besar yang mereka raih. Catherine merasa beruntung memiliki seorang sahabat seperti Jenny yang selalu mendukungnya, tak peduli apa pun yang terjadi. Mereka berbagi cerita, tawa, dan kadang-kadang, keheningan yang nyaman di antara mereka.

Meski banyak hal yang telah berubah, Catherine tidak pernah melupakan pelajaran berharga yang dia dapatkan. Terkadang, dia menoleh ke belakang dan mengingat perjalanan dari awal hingga akhirnya bisa berdiri tegak. Semua yang terjadi, baik itu baik maupun buruk, membawa dirinya ke tempat yang tepat. Dan sekarang, dia siap menghadapi dunia luar yang lebih luas dan penuh dengan peluang, dengan satu hal yang pasti—bahwa cinta pada diri sendiri adalah fondasi dari semua langkah besar yang akan dia ambil.

Episodes
1 Dunia yang gelap
2 Teman sejati
3 Kekuatan yang Tersembunyi
4 Kehidupan yang Tak Terduga
5 Persaingan yang Tak Terhindarkan
6 Akhir yang Mengubah Segalanya
7 Cinta Sejati Dimulai dari Diri Sendiri
8 Kekuatan di Balik Persahabatan
9 Pertemuan yang Mengubah Perspektif
10 Konflik yang Semakin Memanas
11 Momen penentuan
12 Keputusan Terakhir
13 Menguatkan Hati
14 Memaafkan dan Melangkah Maju
15 Menyusun Langkah Sendiri
16 Akhir yang Baru
17 Perpisahan yang Penuh Harapan
18 Melangkah Lebih Jauh
19 Kembali Bertemu Akbar
20 Pertemuan baru
21 Akbar Mulai Menyadari
22 Pertemuan Tak Terduga
23 Perasaan yang Tumbuh
24 Keputusan Sulit
25 Antara Teman dan Cinta
26 Langkah Kecil
27 Masa Lalu Kembali Menghantui
28 Keputusan Besar
29 Ketakutan Yang tak Terduga
30 Kode yang Tak Terucap
31 Cinta yang Tak Terucap
32 Pilihan yang Tepat
33 Menghadapi Perasaan
34 Cinta dan Cemburu yang Tersembunyi
35 Terselip Rasa
36 Batas antara Sahabat dan Lebih dari itu
37 Perasaan yang Terlupakan
38 Bingung Antara Teman atau Lebih
39 Ketakutan yang meningkat
40 Cemburu yang Membara
41 Akbar Makin Agresif
42 Perasaan yang Menyakitkan
43 Hantaman Akbar
44 Menyadari Perasaan
45 Akbar Mengungkapkan Perasaan
46 Hubungan Catherine dan Akbar
47 Semakin Terbuka
48 Tantangan Baru, Rasa Baru
49 Tangan yang Tak Lepas
50 Malam Penuh Janji dan Cinta
51 Langkah Maju, Bayangan Masa Lalu
52 Perubahan yang Semakin Mesra
53 Perasaan yang Tak Kunjung Padam
54 Kembali ke Rumah
55 Melewati Masa Lalu, Menyambut Masa Depan
56 Dukungan yang Menguatkan
57 Mimpi yang Dirangkai Bersama
58 Bersama Menapaki Mimpi
59 Saat Keyakinan Bertumbuh
60 Antara Bola Basket dan Harapan
61 Genggam Erat Realita
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Dunia yang gelap
2
Teman sejati
3
Kekuatan yang Tersembunyi
4
Kehidupan yang Tak Terduga
5
Persaingan yang Tak Terhindarkan
6
Akhir yang Mengubah Segalanya
7
Cinta Sejati Dimulai dari Diri Sendiri
8
Kekuatan di Balik Persahabatan
9
Pertemuan yang Mengubah Perspektif
10
Konflik yang Semakin Memanas
11
Momen penentuan
12
Keputusan Terakhir
13
Menguatkan Hati
14
Memaafkan dan Melangkah Maju
15
Menyusun Langkah Sendiri
16
Akhir yang Baru
17
Perpisahan yang Penuh Harapan
18
Melangkah Lebih Jauh
19
Kembali Bertemu Akbar
20
Pertemuan baru
21
Akbar Mulai Menyadari
22
Pertemuan Tak Terduga
23
Perasaan yang Tumbuh
24
Keputusan Sulit
25
Antara Teman dan Cinta
26
Langkah Kecil
27
Masa Lalu Kembali Menghantui
28
Keputusan Besar
29
Ketakutan Yang tak Terduga
30
Kode yang Tak Terucap
31
Cinta yang Tak Terucap
32
Pilihan yang Tepat
33
Menghadapi Perasaan
34
Cinta dan Cemburu yang Tersembunyi
35
Terselip Rasa
36
Batas antara Sahabat dan Lebih dari itu
37
Perasaan yang Terlupakan
38
Bingung Antara Teman atau Lebih
39
Ketakutan yang meningkat
40
Cemburu yang Membara
41
Akbar Makin Agresif
42
Perasaan yang Menyakitkan
43
Hantaman Akbar
44
Menyadari Perasaan
45
Akbar Mengungkapkan Perasaan
46
Hubungan Catherine dan Akbar
47
Semakin Terbuka
48
Tantangan Baru, Rasa Baru
49
Tangan yang Tak Lepas
50
Malam Penuh Janji dan Cinta
51
Langkah Maju, Bayangan Masa Lalu
52
Perubahan yang Semakin Mesra
53
Perasaan yang Tak Kunjung Padam
54
Kembali ke Rumah
55
Melewati Masa Lalu, Menyambut Masa Depan
56
Dukungan yang Menguatkan
57
Mimpi yang Dirangkai Bersama
58
Bersama Menapaki Mimpi
59
Saat Keyakinan Bertumbuh
60
Antara Bola Basket dan Harapan
61
Genggam Erat Realita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!