Memaafkan dan Melangkah Maju

Akbar tak bisa menahan perasaan yang sudah lama terpendam. Setelah beberapa minggu berlalu, dia mulai merasakan kekosongan yang tak bisa dihindari. Catherine, gadis yang dulu selalu dia anggap remeh, kini terlihat berbeda. Dia lebih mandiri, lebih bersinar, dan jauh lebih percaya diri. Akbar tidak bisa menutup mata terhadap perubahan itu. Setiap kali melihat Catherine, dia merasa seperti ada sesuatu yang hilang.

Pernah, dia mencoba mendekatinya beberapa kali, berharap Catherine akan menganggapnya sebagai teman, tapi setiap kali, Catherine hanya memberikan senyuman tipis yang penuh arti, namun jarang mengajaknya berbicara. Tidak ada lagi canggung atau ketergantungan seperti dulu. Catherine yang dulu selalu khawatir dengan pandangan orang kini tampak bebas dan yakin dengan dirinya sendiri.

Suatu sore, setelah pelajaran berakhir, Akbar memberanikan diri untuk menghampiri Catherine. Dia tahu ini akan menjadi percakapan penting. "Catherine," panggil Akbar, suaranya sedikit gemetar.

Catherine menoleh dengan wajah yang datar, tetapi ada sedikit kehangatan di matanya. "Ada apa, Akbar?" tanyanya, masih terdengar netral.

Akbar menghela napas panjang, merasa gugup. "Aku... aku cuma ingin ngomong kalau aku minta maaf. Aku sadar selama ini aku terlalu bodoh untuk melihat siapa kamu sebenarnya."

Catherine terdiam sejenak, lalu tertawa pelan, hampir seperti lepas dari beban. "Aku udah maafin kok, Akbar," jawabnya dengan suara lembut, namun jelas. "Tapi aku nggak butuh permintaan maafmu lagi. Aku sudah jauh lebih baik tanpa kamu."

Akbar tertegun mendengar kalimat itu. Kata-kata Catherine sangat jelas, seakan menyadarkan dia bahwa dia bukan lagi sosok yang bisa diandalkan Catherine untuk membimbingnya. Ada rasa kecewa, tentu saja, tetapi lebih dari itu, ada perasaan ringan. Catherine sudah jauh lebih kuat, dan itu adalah hal yang tak bisa dipungkiri.

Akbar tersenyum, meskipun sedikit kecewa. "Aku... aku cuma pengen jadi temanmu, Catherine," katanya pelan.

Catherine mengangkat bahu, matanya menatap lurus ke depan, tanpa ada rasa terbebani. "Aku udah punya teman sejati, Akbar. Jenny, dia yang selalu ada buat aku," jawabnya tegas. "Dan aku sudah mulai memaafkan kamu, meskipun aku tahu kita nggak bisa kembali ke masa lalu."

Kata-kata itu menggetarkan Akbar. Dia menyadari, meskipun dia sudah terlambat untuk mengakui segala kesalahannya, Catherine telah melangkah jauh ke depan. "Aku mengerti," kata Akbar, mencoba menerima kenyataan. "Aku cuma ingin kamu tahu bahwa aku menyesal."

Catherine mengangguk, tidak ada kemarahan atau penyesalan di wajahnya. "Aku tahu, Akbar. Kamu nggak perlu lagi menjelaskan semuanya. Yang penting sekarang, aku baik-baik saja."

Dengan itu, mereka berdiri di sana, berdua, dengan perasaan yang sudah jauh lebih tenang. Akbar merasa, meskipun tidak ada jalan kembali, ada kedamaian yang tercipta di antara mereka. Catherine telah memaafkan, dan kini, dia bisa melangkah maju dengan hidupnya, jauh lebih kuat dan lebih baik daripada sebelumnya.

Akbar berdiri beberapa langkah di depan Catherine, perasaannya campur aduk. Dia merasa lega sekaligus hampa. Kata-kata Catherine membuatnya sadar bahwa dia telah kehilangan banyak kesempatan, dan kali ini, dia tidak bisa lagi berharap pada kata-kata manis untuk memperbaiki semuanya.

Namun, di dalam dirinya, Akbar tahu ini adalah awal dari perubahan. Dia mungkin tidak bisa kembali ke masa lalu atau memperbaiki hubungan dengan Catherine seperti yang dia inginkan, tapi dia bisa belajar. Belajar untuk lebih menghargai orang lain, untuk tidak menilai mereka dari luar, dan yang terpenting, untuk tidak lagi mengambil orang yang baik hati seperti Catherine begitu saja.

"Catherine, aku harap kamu nggak benci aku," kata Akbar pelan, suaranya terdengar sedikit putus asa. "Aku tahu aku udah banyak nyakitin kamu."

Catherine mengalihkan pandangannya, menatap Akbar dengan lembut. "Aku nggak benci kamu, Akbar," jawabnya dengan suara tenang. "Aku hanya belajar untuk tidak bergantung pada orang yang nggak bisa menghargai aku."

Akbar mengangguk pelan, merasakan ketenangan dalam kata-kata itu, meski hatinya masih merasa berat. "Terima kasih, Catherine," ujarnya, kemudian berbalik untuk pergi.

Catherine menatapnya pergi, menyadari bahwa meskipun ini adalah pertemuan yang tidak ideal, itu adalah langkah penting dalam perjalanan mereka masing-masing. Dia tahu, untuk bisa melangkah maju, dia harus melepaskan semua hal yang mengikatnya pada masa lalu.

Setelah Akbar pergi, Catherine kembali duduk di bangku taman yang sama, meresapi setiap kata yang baru saja dia ucapkan. Memaafkan bukan berarti melupakan, tetapi lebih kepada memberi ruang bagi dirinya untuk berkembang tanpa beban. Selama ini, dia selalu berusaha mencari kebahagiaan melalui pengakuan orang lain, tapi kini, dia sadar bahwa kebahagiaan itu ada dalam dirinya sendiri.

Jenny yang sedang berjalan menuju taman itu melihat Catherine duduk termenung. "Gimana, Cat?" tanya Jenny, duduk di sampingnya.

Catherine tersenyum tipis, lebih tenang dari sebelumnya. "Aku udah selesai, Jen. Aku udah memaafkan, dan sekarang aku bisa benar-benar melangkah maju."

Jenny tersenyum bangga, menyadari betapa jauh sahabatnya telah berkembang. "Aku senang denger itu, Cat. Kamu memang luar biasa."

Catherine tertawa pelan, merasa ringan. "Terima kasih, Jen. Aku nggak tahu apa yang bakal aku lakukan tanpa kamu."

Mereka duduk bersama, menikmati senja yang mulai meredup. Tidak ada lagi beban, tidak ada lagi ketakutan akan masa depan. Catherine tahu, meskipun perjalanan hidupnya masih panjang, dia sudah siap untuk menghadapinya, apapun yang akan datang.

Episodes
1 Dunia yang gelap
2 Teman sejati
3 Kekuatan yang Tersembunyi
4 Kehidupan yang Tak Terduga
5 Persaingan yang Tak Terhindarkan
6 Akhir yang Mengubah Segalanya
7 Cinta Sejati Dimulai dari Diri Sendiri
8 Kekuatan di Balik Persahabatan
9 Pertemuan yang Mengubah Perspektif
10 Konflik yang Semakin Memanas
11 Momen penentuan
12 Keputusan Terakhir
13 Menguatkan Hati
14 Memaafkan dan Melangkah Maju
15 Menyusun Langkah Sendiri
16 Akhir yang Baru
17 Perpisahan yang Penuh Harapan
18 Melangkah Lebih Jauh
19 Kembali Bertemu Akbar
20 Pertemuan baru
21 Akbar Mulai Menyadari
22 Pertemuan Tak Terduga
23 Perasaan yang Tumbuh
24 Keputusan Sulit
25 Antara Teman dan Cinta
26 Langkah Kecil
27 Masa Lalu Kembali Menghantui
28 Keputusan Besar
29 Ketakutan Yang tak Terduga
30 Kode yang Tak Terucap
31 Cinta yang Tak Terucap
32 Pilihan yang Tepat
33 Menghadapi Perasaan
34 Cinta dan Cemburu yang Tersembunyi
35 Terselip Rasa
36 Batas antara Sahabat dan Lebih dari itu
37 Perasaan yang Terlupakan
38 Bingung Antara Teman atau Lebih
39 Ketakutan yang meningkat
40 Cemburu yang Membara
41 Akbar Makin Agresif
42 Perasaan yang Menyakitkan
43 Hantaman Akbar
44 Menyadari Perasaan
45 Akbar Mengungkapkan Perasaan
46 Hubungan Catherine dan Akbar
47 Semakin Terbuka
48 Tantangan Baru, Rasa Baru
49 Tangan yang Tak Lepas
50 Malam Penuh Janji dan Cinta
51 Langkah Maju, Bayangan Masa Lalu
52 Perubahan yang Semakin Mesra
53 Perasaan yang Tak Kunjung Padam
54 Kembali ke Rumah
55 Melewati Masa Lalu, Menyambut Masa Depan
56 Dukungan yang Menguatkan
57 Mimpi yang Dirangkai Bersama
58 Bersama Menapaki Mimpi
59 Saat Keyakinan Bertumbuh
60 Antara Bola Basket dan Harapan
61 Genggam Erat Realita
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Dunia yang gelap
2
Teman sejati
3
Kekuatan yang Tersembunyi
4
Kehidupan yang Tak Terduga
5
Persaingan yang Tak Terhindarkan
6
Akhir yang Mengubah Segalanya
7
Cinta Sejati Dimulai dari Diri Sendiri
8
Kekuatan di Balik Persahabatan
9
Pertemuan yang Mengubah Perspektif
10
Konflik yang Semakin Memanas
11
Momen penentuan
12
Keputusan Terakhir
13
Menguatkan Hati
14
Memaafkan dan Melangkah Maju
15
Menyusun Langkah Sendiri
16
Akhir yang Baru
17
Perpisahan yang Penuh Harapan
18
Melangkah Lebih Jauh
19
Kembali Bertemu Akbar
20
Pertemuan baru
21
Akbar Mulai Menyadari
22
Pertemuan Tak Terduga
23
Perasaan yang Tumbuh
24
Keputusan Sulit
25
Antara Teman dan Cinta
26
Langkah Kecil
27
Masa Lalu Kembali Menghantui
28
Keputusan Besar
29
Ketakutan Yang tak Terduga
30
Kode yang Tak Terucap
31
Cinta yang Tak Terucap
32
Pilihan yang Tepat
33
Menghadapi Perasaan
34
Cinta dan Cemburu yang Tersembunyi
35
Terselip Rasa
36
Batas antara Sahabat dan Lebih dari itu
37
Perasaan yang Terlupakan
38
Bingung Antara Teman atau Lebih
39
Ketakutan yang meningkat
40
Cemburu yang Membara
41
Akbar Makin Agresif
42
Perasaan yang Menyakitkan
43
Hantaman Akbar
44
Menyadari Perasaan
45
Akbar Mengungkapkan Perasaan
46
Hubungan Catherine dan Akbar
47
Semakin Terbuka
48
Tantangan Baru, Rasa Baru
49
Tangan yang Tak Lepas
50
Malam Penuh Janji dan Cinta
51
Langkah Maju, Bayangan Masa Lalu
52
Perubahan yang Semakin Mesra
53
Perasaan yang Tak Kunjung Padam
54
Kembali ke Rumah
55
Melewati Masa Lalu, Menyambut Masa Depan
56
Dukungan yang Menguatkan
57
Mimpi yang Dirangkai Bersama
58
Bersama Menapaki Mimpi
59
Saat Keyakinan Bertumbuh
60
Antara Bola Basket dan Harapan
61
Genggam Erat Realita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!