capek

Akhirnya waktu pulang tiba Lily dan Rina segera pergi ke parkiran. Di karenakan Rina mau main ke rumah Lily terlebih dahulu. Lily selalu di antar jemput kalau enggak Mas Angga ya Papa Ivan dong yang jemput.

Terlihat dua mobil yang sangat Lily kenali yaitu mobil Mas Angga dan Papa Ivan. Lily segera menghampiri keduanya.

kenapa papa dan mas jemput aku barengan? gak mungkin papa gak tahu mas mau jemput? Gak mungkin juga Mas gak tahu kalau papa mau jemput? " Batin Lily.

"Mas sama papa kok barengan? " Lari dan terlihat ngos-ngosan.

"Kamu pulang sama papa ya! " Pak Ivan.

"Mas mau ngapain? " Tanya Lily.

"Mau ketemu teman Mas dong! " Mengedipkan mata ke arah Papa Ivan.

"Iya pa? " Tanya Lily pada pak Ivan.

"Iya"

"Pa Rina ikut kita ya? " Memegang tangan Papa nya.

"Iya" Pak Ivan.

"Oh, iya. Rin bilang sama kak Dita buat cepetan pulang Hari H pernikahan kita dua hari lagi loh! " Menyuruh Rina.

"Iya Mas. Nanti Rina telepon Kak Dita" Angguk Rina.

"Jadi beneran calonnya Mas Angga kak Dita kakak nya Rina? " Tanya Lily kaget.

"Ya bener kamu aja yang gak percaya sama papa dan masmu! " Kata Papa.

"Ya, kalian kan sering bohongin Lily dari mana Lily mau percaya? " Jawab Lily.

"Udah pulang sana! Jangan kepo urusan mas! " Angga Ngusir adiknya. Karena Handi akan segera sampai.

"Iya, ahh. Capek gue di hukum sama guru killer! " Sahut Lily.

Angga yang melihat raut wajah adiknya yang terlihat sangat lesuh. Hanya bisa menahan tawa karena dia sudah mendengar cerita dari Handi.

"Kok kamu bilang gitu? " Tanya pak Ivan pada putrinya.

"Masak kita di hukum lari lapangan basket 150× keliling! " Ketus Lily.

"Kenapa? " Tanya Pak Ivan ingin melihat kejujuran putrinya.

"Ya, biasa. Gak buat pr padahal aku kan anak baru! Huhh jijik sama tuh guru! " Gerutu Lily sambil membuka pintu mobil.

"Cuman loh aja kali yang 150× keliling gue sama yang lainnya cuman 100× keliling loh! " Rina menggoda Lily.

"Dasar guru gak adil! " Membanting pintu mobil.

"Lah gue mau masuk? " Protes Rina.

"Lewat sebelah sana! Buka sendiri Kenapa? " Gerutu Lily dengan wajah kusut.

"Udah jangan cemberut gitu putri Papa" Mencubit Pipi Lily.

"Awas tuh guru! " Lanjut Ngomel.

Rina telah masuk ke mobil dan telah mengencangkan sabuk pengaman milik Lily dan dirinya. Pak Ivan mulai mengemudi kan mobilnya. Handi dan Angga masih asyik ngobrol di parkiran.

"Jadi bang ke rumah? " Sapa Angga.

"Jadi dong bro, kita kan mau bicarain bisnis yang di Busan! " Menepuk bahu Angga.

"Mau bicarain bisnis atau abang belum puas ngeliat adek gue? " Angga menggoda Handi.

"Dua-dua nya deh! Tuh bocah Badas banget ya? " Handi antusias.

"Baru tahu loh! Ya gitu lah mungkin dia rindu sama loh! Jadi Badas gitu! " Masih menggoda Handi.

"Udah, yuk. Cabut kita! Semakin cepat selesai urusan bisnis cepat juga main ps! " Handi membuka pintu mobil milik nya.

Kejadian itu terlihat oleh mata Lily dari balik jendela mobil papa nya karena mobil belum melaju terlalu jauh.

"Rin.... rin.... Lihat deh Mas Angga akrab banget sama guru killer! " Lily menunjuk keluar jendela.

"Haaahh seriuss loh? " Mengintip.

"Iya Mas Angga sama Pak Handi akrab banget ya? Ada hubungan apa mereka? " Sambung Rina.

"Ooh Mas Angga Sama Handi kan udah sahabatan dari kecil! " Jawab Pak Ivan.

"Hukkk ............ Hukkkk............. " Lily terbatuk-batuk mendengar ucapan pak Ivan.

"Papa ini air minum nya muncrat kan! " Protes karena tadi Lily sedang minum air mineral .

"Papa tadi serius atau becanda? " Tanya Lily sambil membersihkan ceceran air.

"Beneran! Katanya Om Handi mau main ke rumah kita hari ini! " Jawab pak Handi.

"Seriously? " Lily kaget.

"Beneran Om, kalau gitu anterin Rina pulang aja ya! " Pintah Rina karena dia gak mau berurusan sama Handi.

"Jangan takut gitu dong! Tenang aja Handi gak makan manusia! Lagi pula ini kita udah Sampai! " Kata Ivan karena dia tahu Rina takut sama Handi.

Lily langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Karena capek Lily langsung membaringkan badannya di atas sofa ruang tamu. Mira yang melihat kejadian itu langsung menghampiri putrinya.

"Lily bangun jangan tidur di situ! Ganti dulu sana! Bau keringat Lily teman Mas mu mau main ke rumah malu ahh! Kamu itu cewek gak sopan gitu! " Berusaha menarik tangan putrinya.

"Halah palingan Handi Handi itu kan Ma? " Jawab Lily.

"Lily kamu gak ganti dulu! bau keringat tahu! " Rina baru selesai ganti dari kamar Lily. Rina memang mempunyai baju yang tertinggal di rumah Lily. Karena semasa SMP dia sering menginap.

"Gak ! Capek! " Jawab Lily sambil kipasan.

"Lily ganti dulu sana! " Pak Ivan.

"Gak mau pa! Capek tahu di hukum lari tadi! Masak sekarang harus naik turun tangga pa! " Jawab Lily.

"Ganti dulu sayang! "Mira menarik tangan Lily.

" Lily mau ganti di sini aja! " Kata Lily.

"Gila loh ganti di sini nanti kalau ada yang tiba-tiba masuk gimana? " Tanya Rina.

"Gak kok" Jawab Lily santai.

"Bik ambilin baju di kamar ku ya! Yang di bawah Mas Angga dari Paris Dua hari yang lalu! " Perintah Mira.

"Pa tumben Mas Angga baik! " Lily mengingat Blackcard yang di berikan Angga.

"Kok bilang gitu? Mas mu kan memang baik! " Kata Mira tak Terima mendengar ucapan putrinya.

"Iss Mama marah ya? Mentang-mentang anak kesayangan? Memang Mas baik tapi tumben gue di kasih Kartu ATM Lemitide Ediotion! " Masih mikir.

"Itu, bukan dari Mas Angga dek tapi dari Om.....! " Pak Ivan tidak menyelesaikan ucapan nya. Karena dia takut putrinya ngamuk gak karuan.

"Dari siapa pa? " Lily penasaran.

"Ahh enggak nanti kamu tahu sendiri! " Mencari alasan.

"Udah ahhh gak penting! " Lanjut main Hp lagi.

Pak Ivan dan Bu Mira mengajak Rina makan siang duluan karena kalau nunggu Lily bisa kelaparan mereka. Lily langsung copot baju ketika Bik menik bawa baju yang ada di kamar Mama.

"Bik tolong beresin ya! Lily capek banget tadi di hukum lari sama guru killer bik! " Keluh Lily.

"Haaa..... tumben Non kena hukum? Kenapa emangnya? " Bik menik terkejut.

"Lily gak buat pr bik ! padahal kan anak baru tuh guru kejam banget! " Menggerutu saja dari tadi.

"Non.. non... ya gitu gak pernah kena hukum, kalau kena hukum sekali gurunya langsung di cap kejam! " Bik menik menasehati secara tidak langsung.

"Bik Earphone sama Laptopnya jangan di bawah dong bik! " Melihat bik menik membereskan laptop nya.

"Non bibik lanjut kerja dulu ya nanti dimarahin sama tuan lagi! " Meletakkan Earphone dan Laptop. Lalu langsung pergi

Angga dan Handi yang sampai di kediaman keluarga pak Herlambang itu langsung saja membuka pintu dan masuk. Mereka tak tahu kalau Lily ganti di ruang tamu. Lagi pula siapa yang akan memberi tahu itu. Mereka sangat terkejut ketika Lily dengan santai nya masih melanjutkan ganti di sana.

"LILYYYYYY NGAPAIN KAMU DI SITU? " Teriak Angga dan Handi serempak sambil menutup mata.

Lily tetap melanjutkan memakai dress warna pink tersebut tanpa peduli. Pak Herlambang dan istrinya serta Rina langsung bergegas ke ruang tamu mendengar teriakan tersebut. Padahal mereka masih kekenyangan karena hari ini yang masak Mama Mira Herlambang.

"Kenapa kalian ini teriak-teriak? " Tanya Ivan dengan rasa ngos-ngosan.

"itu Lily gak tahu sopan santun masak ganti di ruang tamu! " Ucap Angga.

"Iya, Om! Kami yang baru masuk syok banget Om! " Ucap Handi.

"Anak Mama kenapa kamu ganti di sini sayang? " Omel Mira.

"Tuh tanya sama teman Mas Angga! " Menunjuk ke arah Handi.

"Kamu ini! Selalu aja nyalahin orang kalau di omongin! " Kata Mas Angga.

"Memang salah teman Mas Angga! Kenapa teman Mas tuh di bawah kesini? Suruh Pak Handi pulang aja! " Ketus Lily

"Udah deh ngomong sama kamu bikin stres! " Ucap Mama Mira.

"Siapa suruh ngomong sama gue? " Lily dingin.

"Lily jaga sopan santun kamu sama Mama dan Mas Angga! " Bentak pak Ivan.

"Iya Pa, Maaf khilaf! " Sinis.

Lily tetap duduk di sofa dengan kaki menjulur walaupun ada gurunya itu. Ya yang bikin salut ada pak Herlambang dia tetap gak takut sama Papanya itu walaupun udah di jelid berkali-kali.

"Pak Handi kenapa ke rumah saya? " Tanya Lily dingin.

"Ini saya kembaliin LKS kamu sudah saya koreksi" Ucap Handi dingin sambil nyodorkan sebuah LKS.

"Sini LKS gue! Pulang sana kalau udah gak ada urusan lagi! " Sinis Lily.

"Lily kamu itu gak ada sopan santun apa? Ingat ini ya kamu harus sopan sama Handi kalau di rumah jangan panggil Handi dengan sebutan bapak tapi Om atau Mas aja! " Jelas Pak Ivan.

"Iya pa! Kalau, bisa sopan sama nih Om Handi! Kalau Om Handi gak ngeselin juga bisa kok! " Jawab Lily.

"Rin kamar yuk! Bad mood gue disini ada Om Om! " Kata Lily sambil narik tangan Lily.

Ya kalian pasti bertanya. Apakah hati Handi tidak sakit dengan kelakuan Lily? Jelas sakit tapi cinta dan kasih sayang butuh pengorbanan untuk mendapatkan balasan. Handi juga mengerti Lily masih bocah dan labil. Jadi dia tidak akan mempermasalahkan kelakuan wanita pujaan hatinya itu.

Seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, Jika batu terus di kikis air hujan akan hancur juga. Begitu juga hati Lily hatinya akan melemah jika Handi terus memberi perhatian. Lily juga wanita biasa yang akan lulu jika di perhatikan. Lily juga akan berubah.

"Ly gue nyontek boleh gak? " Tanya Rina sambil menunjuk LKS penjas milik Lily.

"Boleh, pakai aja" Sahut Lily.

"Makasih ya" Ucap Rina

Pukul 17:00 Rina pulang dengan naik gojek dan Lily pergi mandi setelah mengantar Rina nunggu gojek. Setelah mandi Lily pergi ke dapur mencari setumpuk camilan. Lily melihat kue brownies kesukaannya dan langsung memotong nya.

 

Dengan santai nya Lily duduk di sofa ruang tamu makan brownies kesukaannya itu. Tanpa peduli kalau Mas Angga sama Om Handinya itu juga kepengen nyicipin. Entah suka entah gimana Lily masih memakai dress warna pink nya tadi.

 

"Dek bagi dong kue nya? " Pintah Angga.

"Gak mau kalau Mas mau ambil aja sono di kulkas! " Gak peduli padahal Mas nya kerja demi dia juga.

"Ya tolong dek! Mas masih sibuk! Ambil juga buat Bang Handi kasihan! " Pintah Angga sekali.

"Gak mau acara tv nya masih seru nih! " Tolak Lily.

"Adek kamu nih makan kue kok di makan sendiri! Mas sama Om kamu itu juga di kasih dek! Kan Mama bikin nya banyak dek! Kamu ini gak berubah-berubah ya dari dulu?! " Mira yang baru pulang lari sore langsung ngomel.

"Biar Mas sama Om! Ambil sendiri napa Ma?Jadi orang malas amat! cuman ngambil kek gituan! " Ucap Lily dingin.

"Adek, Mas sama Om Handi itu lagi sibuk ngurusin bisnis mereka bukan males dek! yang males itu kamu! Cepetan ambil brownies nya palangan buatin Mas Angga sama Om Handi minuman! Awass ya jangan kamu kerjain! " Mira udah tahu kalau putrinya ini jahil.

Akhirnya Lily pergi ke dapur untuk ngambil kue dan buat minuman. Lily memutuskan untuk membuat jus jeruk. Tak berselang lama Lily kembali ke ruang tamu dan memberikannya pada Angga dan Handi.

"Ini Mas dan Om, Camilan nya! " Meletakkan di atas meja.

Setelah itu Lily melanjutkan nonton drama nya tapi remote tv nya langsung di rebut sama Mama Mira. Katanya Mama Mira mau nonton Drakor nya Lee Min Hoo.

Dress warna pink milik Lily :

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!