Episode 4

"Maaf Mah, Anisa bangunnya kesorean." Ucap Anisa sambil menunduk.

" Tidak apa-apa sayang, sini duduk di samping Mamah," Wina melambaikan tanganya memberi kode pada Anisa agar duduk di sebelahnya.

" Anisa apa kau bahagia dengan pernikahan ini ?, Dan apakah mereka memperlakukan mu dengan baik ?," Dengan lembut Wina bertanya pada Anisa . Biar bagaimana pun Ia merasa khawatir dengan Anisa .

" Deg , , deg , , Hati Anisa berdetak kencang.

Apakah dia harus jujur ! , walaupun pernikahannya sudah beberapa bulan,

sekalipun Ia tidak pernah merasakan kebahagiaan . Bahkan terbersit rasa ingin keluar dari rumah itu.

"Anisa kenapa melamun ?." Wina memegang tangan Anisa lembut.

" A,,aaku Bahagia Mah ," Jawab Anisa dengan gugup.

" Lalu kenapa kamu begitu gugup ?" selidik Wina .

" Aku hanya bosan Mah di rumah tidak ada kerjaan ." Anisa menjawab asal .

" Nanti kalau sudah punya anak , Kamu ga akan bosan lagi sayang ."

" Bagaiman mau punya anak , ka Fahri bahkan tidak pernah menyentuh Ku, sekedar ngobrol pun tidak pernah, Mereka pun tidak menganggap aku ada." Gumam Anisa dalam hati.

***

Setelah satu Minggu Wina dan Dedy pun kembali ke Surabaya. Ia bahagia melihat menantunya hidup rukun ,

Yah ,, Padahal semua itu hanya sandiwara.

" Aaakkkhh, , , " Anisa begitu terkejut melihat Dewi tiba-tiba saja menerobos masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu.

Ia buru-buru memakai hijab nya , Biarpun di dalam rumah Ia tetap memakai hijab, hanya kalau sedang tidur saja Ia melepasnya.

" Drama selesai , kamu silahkan kembali ke asalmu, " Dengan sinis Dewi berkata pada Anisa. Ia di buat kesal beberapa hari ini , karena selama ada mertuanya di sini ,Anisa lah yang selalu di perhatikan .

" Iya Mba ,"

Dewi pun berlalu pergi keluar dari kamar Anisa.

Anisa merapikan kamar itu , Dan membawa baju bajunya untuk pindah ke kamar nya yang berada di lantai bawah.

Setelah selesai Anisa keluar dari kamar itu.

Dan secara bersamaan Fahri pun akan keluar dari kamar itu hendak berangkat ke kantor , Dengan setelan jas dan celana bahanya yang membuat nya Terlihat tampan dan berwibawa.

Pandangan mereka bertemu .Namun Anisa langsung menunduk , Fahri pun berlalu begitu saja .

" Huufff, " Anisa pun mengikuti Fahri dari belakang , menuruni anak tangga menuju kamarnya yang kecil namun nyaman.

Anisa keluar dari kamarnya , saat sampai di ruangan makan , Ia melihat Fahri sedang sarapan seorang diri. Entah kemana istrinya itu , Setelah tadi Dewi masuk ke kamarnya Ia belum melihatnya lagi.

" Duduk lah ." Fahri berbicara pada Anisa namun matanya fokus pada piring yang ada di hadapannya.

Anisa yang mendengar pun menoleh ke arah Fahri , Ia menengok ke kanan dan ke kiri, Ia bingung dengan siapa Fahri berbicara.

Fahri yang sadar melihat kebingungan Anisa pun melihat ke arah Anisa , " Duduk lah." Ia mengulangi lagi ucapnya.

Kali ini Anisa faham bahwa orang yang ada di hadapan nya ini berbicara padanya.

Anisa pun duduk di sisi kiri Fahri ,Ia duduk dengan gugup ,Untuk kedua kalinya Ia duduk di dekat Fahri setelah acara pernikahannya.

" Makan lah "

" Aku makan di belakang saja Ka," Jujur saja Anisa merasa gugup makan berdua dengan nya.

Fahri memandang tanjam pada Anisa , Seolah olah omongannya tidak ingin di bantah.

" Baik lah Ka , Aku makan ," ucap Anisa sambil menyendok kan nasi goreng ke dalam piring nya.

Mereka makan dalam diam , Sesungguhnya bukan hanya Anisa yang gugup , Fahri pun merasakan hal yang sama , Namun Ia bisa mengatasi kegugupannya.

" Ini kesempatan aku buat berbicara ke Ka Fahri ,Selagi mba Dewi tidak di sini." Ucap Anisa dalam hati.

" Ka ," dengan ragu Anisa mencoba berbicara pada Fahri.

Fahri hanya menatap datar Anisa, Yang di tatapnya malah menjadi semakin gugup.

" Ada apa ?" tanya Fahri datar.

" Bolehkah Aku bekerja ?" sejujurnya Ia kini merasa takut, kalau nanti Fahri memarahinya.

Fahri menautkan kedua alisnya, " Kenapa ?"

" Aku hanya ingin ada kegiatan Ka ,"

" Alasan yang lain ?" Karena Fahri tahu bukan hanya itu alasannya .

" Aku ingin mengirim uang untuk ibu Ku dan mencukupi kebutuhan Ku," Anisa berucap pelan .Namun itu masih bisa di dengar oleh Fahri.

Ucapan Anisa seperti tamparan keras di wajah Fahri , Ia baru sadar kalau selama ini Ia tidak pernah memberi uang pada Anisa sepeserpun . Berarti dirinya tidak pernah memberi nafkah lahir maupun batin sebagai suami . Yah dia hampir lupa kalau dirinya mempunyai dua istri. Karena Dewi selalu berusaha untuk menjauhkan dirinya dengan Anisa walaupun sedang berada di rumah.

" Kau tidak perlu bekerja ! , Nanti Saya akan kirim uang untuk mu dan keluarga mu ," Fahri berucap sambil beranjak dari duduknya.

" Tapi Ka "

Fahri menatap tajam Anisa, Dan Anisa pun menunduk takut.

Fahri pun beranjak pergi .

" Huuff ," Anisa membuang nafas seolah menetralkan perasaanya.

Sora hari Anisa sedang beberes ruangan tamu karena Mbok Minah sedang memasak untuk makan malam.

Fahri dan Dewi masuk ke dalam rumah dengan saling bergandengan mesra , terlihat di tangan Dewi beberapa goodybag merk merk terkenal , Yang sungguh tak pernah terbayangkan oleh Anisa bisa membeli nya.

" Hei kamu , Bawa ini ,taro di meja atas , Ingat jangan masuk ke dalam kamar saya ." Perintah Dewi pada Anisa .

Anisa pun mendekati Dewi dan mengambil beberapa belanjanya , Menaruhnya sesuai perintah Dewi.

Saat Anisa menuruni tangga , Ia melihat adegan mesra yang di lakukan oleh Fahri dan juga Dewi , Posisi Dewi berada di pangkuan Fahri.

" Kenapa mereka selalu seperti itu, tidak tau tempat , menjijikan ." gumam Anisa ,yang berlalu pergi menuju dapur .

**

" Sayang Minggu depan teman ku akan menikah, Dia akan mengadakan resepsi di Singapura ,Kita datang yah sayang ." Dewi berbicara pada Fahri dengan posisi masih di pangkuannya.

" Tidak bisa sayang, bukankan Mas habis cuti saat Mamah datang , Masa sekarang harus cuti lagi." jawab Fahri.

Mendengar jawaban dari Fahri , Dewi langsung beranjak dari pangkuan nya dan duduk di sebelahnya Fahri ,

Fahri hanya menghela nafas , seperti itulah istrinya jika ke inginnya tidak di turuti,

Tapi kali ini Fahri sungguh tidak bisa menuruti nya, Pekerjaannya sedang banyak , Seminggu ke depan ada jadwal rapat para Pemimpin Perusahaan yang tidak bisa di wakilkan, Walaupun Ia Bos nya tapi Ia tidak bisa seenaknya begitu saja meninggalkan pekerjaannya .

" Baiklah kalau kamu tidak bisa , Aku pergi sendiri saja ," Dengan nada kesal Dewi berbicara sembari pergi meninggalkan Fahri menuju kamarnya.

" Sayang ,,jangan seperti itu dong ." Fahri menyusul Dewi ke kamarnya.

***

Saat malam tiba , Anisa dan Mbok Minah menyiapkan makanan di meja seperti biasa.

" kamu memang sudah berubah Mas ,kamu sudah ga sayang lagi sama aku!!, " Dewi berteriak sambil menuruni anak tangga .

" Ayolah Sayang , Masa hanya gara-gara itu kamu mau meninggalkan Mas ," Ucapan Fahri seraya memohon sambil memegang tangan Dewi.

Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang melihat pertengkaran mereka.

" Sebegitu cintanya kah Ka Fahri pada istrinya , Lalu untuk apa aku di sini." hati Anisa merasakan nyeri kembali.

-

-

-

jangan lupa like nya yah, tekan tombol love nya juga, Trimakasih😊😊

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

kasian bgt Anisa, pergi aja lah drpda menderita trs

2023-04-25

0

Shautul Islah

Shautul Islah

pergi aja lah nis, buat apa nungguin orang kaya gitu, mala bikin sakit hati aja!!

2023-02-06

0

Eva Rubani

Eva Rubani

biar aja si dewi pergi nnt pahri bs dekat sma anisa..

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!