* Pov Anisa *
Tak terasa sudah pernikahan ku dan Mas Fahri sudah satu tahun , setahun itu tidak banyak yang berubah.
Sikap Mba Dewi masih sama , namun ada sedikit berbeda dengan Mas Fahri. Terkadang Ia menyapa ku,walaupun masih dengan nada dingin, dan pandangan matanya tak setajam dulu jika menatap ku.
Dan tidak lupa pertanyaan demi pertanyaan , yang di lontarkan Dari mertua ku untuk Ku juga Mas Fahri. Yaah pertanyaan mengapa aku belum juga hamil. Alasan demi alasan di utarakan terkadang mba dewi yang membuat alasan itu. Karena dia lah yang melarang aku dan Mas Fahri berhubungan layaknya suami istri.
Terbersit di benak ku untuk menyudahi pernikahan ini. Karena aku juga ingin bahagia, menjalani rumah tangga yang normal seperti kebanyakan pasangan di luar sana . Ingin bebas keluar dari sangkar emas ini. Sekarang mas Fahri memang mencukupi semua kebutuhan Ku, juga mengirim uang untuk keluarga ku. Dan konsekuensinya aku tetap diam di rumah dan tidak kemana-mana, Teman setiaku juga bisa menjadi Orang tuaku adalah Mbok Minah, yang selalu mendengar kan curhatku dan memberikan nasihat kepada ku.
Akhir-akhir ini Mas Fahri sering sekali terdengar bertengkar dengan mba Dewi entah apa sebabnya .Karena aku tidak ingin ikut campur dalam urusan mereka.
Pagi ini aku mendengar pertengkaran lagi antara Mas Fahri dan mba Dewi.
Entahlah aku merasa iba ketika melihat Mas Fahri termenung di teras belakang .
Wajah nya di tumbuh bulu bulu halus terlihat kusam dan tak terurus. Mungkin sedang banyak fikiran.
Setelah pertengkaran mereka kemarin ,aku tidak melihat keberadaan mba Dewi di rumah ini.Mungkin dia kabur dari rumah .Aku tidak perduli .
Aku akan mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan Mas Fahri tentang keinginan aku untuk berpisah dari nya.
Aku tidak tahu bagaimana perasaan Mas Fahri terhadap ku, karena expresi nya sulit sekali ku tebak .
Dan bagaimana dengan perasaan ku ? . Yaah , ku akui kalau aku memiliki perasaan cinta pada Mas Fahri, Dengan seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit rasa itu tumbuh.
Bagaimana perasaan cinta itu bisa tumbuh di hati ku ? , sedangkan selama ini Mas Fahri selalu mengabaikan ku. Entah lah dari mana rasa itu bisa tumbuh aku sendiri tidak mengerti.
Namun tekad ku sudah bulat ingin berpisah dari Mas Fahri, Karena rasa bersalah ku pada kedua Orang Tua Mas Fahri juga orang tua ku.
Mereka berharap banyak dari ku untuk memberikannya cucu . Namun aku selalu membohongi mereka.
***
Malam ini sudah Pukul 9 malam namun Mas Fahri belum juga pulang dari kantornya, mungkin dia lembur.
Anisa sengaja menunggu kepulangan Fahri . Karena Ia ingin membicarakan perihal niat nya itu.Namun jam sudah menunjukkan Pukul 11 malam Fahri belum juga pulang , Anisa yang mulai mengantuk pun tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala.
Pukul 12 Tengah malam Fahri baru pulang , Ia masuk ke dalam rumahnya dengan pakaian yang acak acakan , dengan jalan nya yang sempoyongan. Namun Ia masih setengah sadar , Saat melewati sofa ruang tamu Ia melihat Tv menyala .Dan betapa terkejutnya Ia melihat Anisa tertidur di sofa.
" Apa dia menunggu ku ?" . Hati Fahri menghangat melihat Anisa sampai tertidur di sofa karena menunggunya, Karena selama ini Ia tak pernah melihat Anisa menonton Tv di ruang tamu, bahkan setelah makan malam Ia tak pernah lagi melihat Anisa berada di luar selain di kamarnya.
" Kenapa saya bisa mengabaikan bidadari secantik ini,selembut ini dan sesabar ini. Tidak pernah saya mendengarnya mengeluh , dengan sikap saya dan Dewi, bahkan Dia tidak pernah membantah setiap perkataan ku." Tanpa sadar Fahri memujinya dalam hati .
Fahri terus memandangi wajah Anisa yang polos tanpa makeup up ,namun tetap terlihat cantik, Kulit yang putih mulus cenderung pucat, dengan bibir yang mungil terlihat berwarna pink alami. Dia tidak pernah melepas hijabnya walaupun sedang berada di rumah .
Anisa pun tersadar dari tidur nya, Dan betapa terkejutnya Ia melihat Fahri tepat berada di hadapannya. Ia pun membenarkan posisi duduknya , dan merapikan hijabnya .
Fahri pun menjadi salah tingkah, Ia langsung duduk di sofa tunggal yang berada di sisi kanan sofa yang di duduki Anisa.
Fahri yang dalam kondisi setengah sadar pun langsung memejamkan matanya , yah Fahri sempat pergi ke Club malam guna merilekskan fikiranya.
Fahri memijit pelipisnya pelan, Karena kepalanya kini sangat pening.
Anisa pun memperhatikan Fahri, " Ka , apa Ka Fahri sakit ?." Dengan segenap keberanian Anisa mulai bertanya.
Fahri tidak menjawabnya ,Ia tetap memejamkan matanya.
" Ka , apa Ka Fahri mau aku buatkan sesuatu ? ."
" Antar saya ke kamar ." Fahri berkata dengan nada lemah."
Anisa bingung bagaimana caranya Ia membantu Fahri ke kamarnya, " Apa aku harus menggotong nya , Mas Fahri pasti berat banget." polosnya pikiran Anisa.
Fahri bingung karena Anisa hanya berdiri saja di hadapannya . " Sedang apa kau ?." Fahri menautkan kedua alisnya.
" Bagaimana caranya aku membantumu Ka ?"
Anisa berucap pelan ,namun Fahri masih bisa mendengar nya Karena jarak mereka sangat dekat.
Ingin sekali Fahri tertawa keras mendengar perkataan gadis yang ada di hadapannya ini.
" Pegang tangan saya ." Fahri berucap sambil mengulurkan tangan kanan nya ke arah Anisa.
Anisa gugup setengah mati mendengar perintah dari Fahri untuk memegang tanganya. Walaupun Fahri adalah suaminya namun selama ini Ia tidak pernah bersentuhan secara fisik walaupun hanya peregangan tangan.
" Cepat " Fahri sedikit berteriak .
" Eeh,,, i,iya Ka ." mau tidak mau Anisa memegang tanganya ,membantu suaminya itu untuk bangun dari kursinya.
Setelah Fahri berhasil berdiri , Fahri pun menyilangkan tangan nya pada pundak Anisa, Anisa yang terkejut pun tanpa sadar melepaskan tangan Fahri yang bertengger di pundaknya dengan cepat.
Karena keadaan tubuh Fahri yang lemas ,jadi dia kehilangan keseimbangan dan akibatnya dia pun terjatuh .
" Aawww,,," teriakan Fahri terdengar .
" Apa kamu mau membunuh saya ." Dengan tatapan tajam Fahri menatap Anisa.
" Maaf Ka , aku tadi terkejut ." Anisa berucap dengan rasa bersalah sambil membantu Fahri bangun dari jatuhnya.
Tubuh Anisa bergetar saat di sentuh oleh Fahri , keringan dingin menjalar ke tubuhnya , Itu adalah efek dari rasa takutnya . Walaupun Ia tau bahwa lelaki yang di sampingnya ini adalah suaminya.
Sepanjang jalan menaiki tangga Anisa hanya diam saja , Namun tidak dengan Fahri , Ia terus memandangi Istri mungilnya ini. Ia tau kalau Anisa dalam ke adaan gugup, Karena wajahnya terlihat pucat, dan tangannya berkeringat.
Setelah berada tepat di pintu kamar Fahri , Anisa berhenti . " Aku antara Sampai sini saja yah Ka ." Sesungguhnya Ia takut jika harus mengantar nya sampai ke dalam kamar.
" Masuk." Fahri memberikan kode pada Anisa agar mengantarkan nya sampai ke dalam.
-
-
-
Jangan lupa like dan love nya yah Kaka Kaka, 😍😍, tunggu episode selanjutnya , Trimakasih😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Miss Typo
Fahri dh mulai tertarik sm Anisa walaupun baru sedikit aja
2023-04-25
0
Eva Rubani
jd lah suami mlm ni ka fahri untuk nisa
2023-01-13
0
Anik Hattabe Colli
akal akalan si Fahri yang mulai jatuh cinta tapi gengsi mengatakan
2021-04-09
1