" Berhasil apa nya Mah ?, Dengan wajah polos Anisa bertanya pada mertuanya.
" Itu loh sayang, pesanan cucu buat Mamah dan Papah ," dengan semangat Wina menyebut kata cucu,
Anisa terkejut dengan pertanyaan Mamah mertuanya itu,
" Eemm, anu Mah ," Anisa bingung harus berkata apa.
Pandangan Wina pun beralih pada Fahri yang duduk di hadapannya .
Deg.
Tubuh Fahri menegang , Dewi dan Fahri saling berpandangan. Ia bingung apa yang harus Ia jawab pada Mamah , Walaupun pernikahannya sudah hampir empat bulan ,Ia sama sekali belum menyentuh nya, bahkan sekedar mengobrol pun tidak.
" Mungkin belum berhasil Mah ,Biarkan Mas Fahri dan Anisa berusaha dulu , Padahal hampir setiap malam loh Mah Mas Fahri ini tidur dengan Anisa , Iya kan Mas ? ."
" Iya Mah , mungkin memang belum di kasih aja saja ." Fahri menimpali omongan Dewi.
Mamah nya hanya manggut -manggut saja mendengar penjelasan dari Fahri dan Dewi.
" Kalian harus berusaha lebih keras lagi yah sayang," ucap Wina sambil mengelus punggung tangan Anisa.
Anisa hanya mengangguk saja.
Dewi pun terlihat tidak suka dengan perkataan mertuanya .Bahkan mertuanya itu terlihat lebih akrab dengan Anisa dari pada dengan dirinya, " Kau tunggu saja, cucumu tidak akan hadir , Aku pastikan Anisa tidak akan hamil dan Fahri akan segera menceraikan nya , Yah kita tunggu saja saat itu akan tiba ," Gumam Dewi dalam hati.
" Pandai sekali mereka bersandiwara ." Batin Anisa .
" Ayo kita makan siang Mah, " Anisa mengajak Mamah dan Papah mertuanya , Entahlah kenapa mulutnya enggan untuk berbicara dengan Fahri dan Dewi.
" Baiklah sayang , Ayo Pah kita makan dulu ,"
Wina mengajak suaminya ,
Mereka pun beranjak dari duduknya ,menuju ruang makan .
" Apa kabar Mbok ?" Wina menyapa Mbok Minah yang sedang menyiapkan makanan di meja, " Alhamdulillah baik Nyonya, Silahkan di makan Nyonya ."
" Trimakasih yah Mbok,"
Mereka pun makan bersama tanpa suara, Hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.
Setelah selesai , Anisa dengan cekatan membersihkan bekas makan mereka , mengelap meja, dan Menaruh piring kotor ke dalam wastafel ketika hendak mencuci piring , Tiba-tiba Fahri mendekati nya,
"Sayang ,Biarkan nanti Mbok Minah yang mencuci , " Ucap Fahri sambil mengambil lap yang ada di sisi kanan wastafel, dan membersihkan tangan Anisa.
Anisa pucat seketika , Tubuhnya bergetar, tenaganya serasa melemah ketika tangan Fahri menyentuh tangannya , Bahkan tadi Fahri menyebut sayang pada nya.
Karena dirinya memang tidak pernah bersentuhan dengan Lelaki manapun walau hanya sekedar bersalaman ,apalagi bergandengan tangan, Terkecuali dengan Ayahnya.
" Sayang apa kamu sakit ," Fahri agak sedikit panik karena tiba-tiba raut wajah Anisa memucat .
" Mengapa kau begitu pandai bersandiwara Ka, Andai perhatian mu ini benar-benar tulus , Aku pasti akan sangat bahagia,"
Tangan Fahri menyentuh keningnya , Seolah hendak memastikan Ia demam atau tidak.
Anisa pun tersadar dari lamunannya , " Ti ,, tidak Ka , aku baik-baik saja ," ucap Anisa gugup . sambil menarik tangan Fahri dari keningnya,
Di tempat lain ada seorang wanita yang sedang mengepalkan tangannya di bawah meja, Ia sangat cemburu melihat Suaminya bersama Anisa, " Awas saja kau Anisa , Berani kau merebut Fahri dari ku, Akan ku buat menyesal karena berada di antara aku dan suamiku," Dewi berucap dalam hati.
Wina merasa senang karena Fahri akhir nya bisa menerima Anisa sebagai istrinya.
Ia pun merasa begitu cekatanya Anisa membereskan semuanya sendiri tanpa di bantu oleh Dewi,
Dan adegan seperti ini tak pernah ia lihat di lakukan oleh Dewi.
Di sisi lain ada yang diam-diam memperhatikan mereka, Ia lebih memilih menjadi pendengar dan penonton ketimbang
ikut mengobrol. Karena Dedy termasuk lelaki yang tidak banyak omong, " Seperti ada yang tidak beres ," Dedy memandang sekilas ke arah Dewi.
Acara makan siang pun selesai , Mereka memasuki kamar masing-masing untuk beristirahat.
Wina dan Dedy menempati kamar tamu , yang berada di lantai bawah,
Sedangkan Dewi ,Fahri dan Anisa kembali ke kamar mereka yang berada di lantai dua.
Mereka bertiga pun menaiki tangga , Seperti biasa Dewi dan Fahri selalu bergandengan tangan , Sedangkan Ia ? , hanya menggenggam angin.
Saat Anisa hendak membuka hendel pintunya , Tanganya di cekal oleh Dewi , cekalan yang Semakin lama semakin kuat, Kilatan amarah terpancar jelas di mata Dewi ,
" Aaww, , ,Sakit mba ," Anisa meringis kesakitan .
"Awas saja kau berani menyentuh mas Mas Fahri dan mencari perhatian Mamah , Akan ku buat kau menyesal ," Ucap Dewi penuh amarah.
" Tapi bukan aku yang menyu . . .," kata-kata Anisa terhenti ,karena Fahri menyela omongannya.
" Sudahlah sayang , Bukankah kamu yang menyuruh saya tadi mendekati dia ?" Fahri berucap pada Dewi agar Ia mengerti dan tidak melakukan keributan yang akan membangun kan Mamahnya nanti.
" Iya sayang, Tapi tadi dia menyentuh tanganmu ," Dengan manja Dewi berkata pada Fahri sembari menunjuk wajah Anisa dengan jari telunjuknya.
" Sudahlah itu tidak akan terjadi lagi ," Lalu Fahri mengajak Dewi masuk ke kamarnya , Meninggalkan Anisa yang masih terpaku di tempatnya.
" Sampai kapan aku bisa bertahan ?" Anisa masuk ke dalam kamarnya, Ia membersihkan diri ,lalu Ia melakukan sholat Zuhur .
Sejenak Ia merebahkan tubuh di kasur empuk nya.
Sampai kapan pernikahan ini Ia jalani . Tidak ada kata main - main dalam pernikahan , Tetapi bukankan hati ini punya batas ! , Batas dari sakitnya rasa kecewa, Jika sakit ini sudah menyentuh batas nya , Bolehkan aku menghentikan nya ?,
Apakah aku punya pilihan untuk menyerah ?
Atau harus bertahan karena tidak punya pilihan ?.
Fikiran Anisa begitu berkecamuk di dalam otaknya, Sampai akhirnya Ia tertidur karena kelelahan.
###
" Mah,,, apakah Mamah tidak melihat ada yang aneh dengan mantu kita ?,, Dedi mencoba bertanya dengan istrinya .
" Mantu kita yang mana Pah ?, Dewi atau Anisa ," jawab Mamah .
" Ooh iya ," Dedi memukul kening nya pelan Karena dirinya lupa kalau Ia mempunyai dua menantu.
Wina hanya menggeleng lucu dengan tingkah Suaminya itu.
" Itu loh Mah, si Dewi , seperti sedang ada yang di sembunyikan dari kita ,"
" Tidak boleh suuzhon Pah, Bukankan tadi mereka terlihat biasa saja, Malah anak kita terlihat begitu memperhatikan Anisa ."
Dedy hanya mengangguk saja mendengar penuturan istrinya itu. " Mudah-mudahan ini hanya prasangkanya saja ." Dedy berusaha untuk menghilangkan rasa curiganya.
###
Pukul 5 sore Anisa baru terbangun , Ia mengucak matanya untuk memperjelas penglihatannya, Ia melihat jam di kamarnya.
" Astagfirullah ,, aku ketiduran ," Anisa kaget karena waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia bergegas menuju ke kamar mandi hendak mengambil wudhu dan melakukan ibadah.
Setelah selesai Ia menuruni anak tangga , Ia melihat Mamah dan Papah mertuanya sedang menonton televisi.
" Kamu sudah bangun sayang, Ayo sini kita nonton TV ," Ajak Wina pada Anisa yang terlihat baru menapaki kakinya di lantai bawah.
" Maaf mah , Aku kesorean bangunya ," gumam Anisa sambil menunduk.
-
-
-
-
Jangan lupa like dan comenya yah Kaka Kaka 😊, tekan tombol love yah😍😍, sampai bertemu di episode selanjutnya , Trimakasih 😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Miss Typo
hemm nyesek jadi Anisa
2023-04-25
0
Andi Bujuk
mending kabur anisa...
2021-05-03
2
maura shi
bodohnya anisa,minggat wae lah kowe tekan omah roso neroko kuwi iiiih sebel
2020-11-19
3