Setelah sholat Isya' acara makrab dimulai.
Semua murid beserta para guru berkumpul di lapangan. Acara diadakan di tengah lapangan tanpa tenda atau pun alas, karena ditengahnya dinyalakan api unggun sebagai penerangannya. Acara pertama yaitu pembukaan, setelah itu diisi dengan kata sambutan dari kepala sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari salah satu guru yang ditunjuk untuk mewakili para guru. Setelah itu, kata sambutan dari ketua OSIS. Acara selanjutnya acara inti yang diisi dengan berbagai permainan.
Dalam acara inti, ada satu permainan dimana lima murid cewek mewakili kelompok cewek untuk menuliskan hukuman kemudian melipat kertas tersebut menjadi sebuah pesawat. Begitu juga dengan perwakilan dari murid cowok. Ada juga lima dari perwakilan guru. Perwakilan pengurus OSIS dan Dewan Ambalan juga lima.
Pesawat-pesawat kertas ini nantinya akan diterbangkan ke arah para peserta yang duduk lesehan di tengah lapangan yang melingkari api unggun tersebut. Siapa yang terkena pesawat kertas, harus segera membuka dan membaca isi tulisannya.
Ada satu pesawat kertas yang mengenai pangkuan Ary. Ary yang tidak menyangka akan mendapatkan pesawat pun reflek mengambil dan membaca dengan keras diawal tapi lama-lama suaranya memelan.
"Hai Aryanti, aku menyukai kamu dari pertama mengenal kamu. Maukah kamu jadi pacarku? Kalo jawabannya iya, kamu berdiri. kalo tidak kamu diem di tempat aja. Kalo kamu berdiri, aku akan mendatangi mu."
Semua yang hadir di lapangan langsung ribut menyoraki Ary.
"Terima! Terima!"
"Berdiri! Berdiri!"
Suara bersahut-sahutan setelah Ary selesai membaca tulisan itu. Wajah Ary memerah karena syok dan menahan malu. Ary tetap diam di tempat, dia tidak bergerak sedikit pun apalagi berdiri. Enno yang berada di samping Ary mengusap-usap punggung Ary untuk memberikan dukungan serta kekuatan untuk Ary. Apapun keputusan Ary, dia sebagai sahabatnya akan selalu mendukung Ary.
Karena Ary diam saja, kak Bayu selaku ketua OSIS mendekati Ary. Sambil berjalan Bayu pun berteriak menggunakan micropon.
"Tenang! Tenang semuanya!" kata Bayu mencoba menenangkan keributan yang terjadi karena kejadian tadi.
"Ary, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Bayu mulai berjongkok di depan Ary.
"Gak apa-apa kok kak. Ary cuma kaget aja!" jawab Ary.
"Terus apa jawaban kamu?"
"Kan Ary udah jawab sesuai permintaan yang di surat itu tadi."
"Boleh tau alasannya gak?" tanya Bayu lagi.
"Ih, kakak kepo! Mau tau aja, apa mau tau banget?'' celetuk Candra tiba-tiba karena mendengar pertanyaan Bayu tadi.
Murid-murid yang mendengar obrolan mereka pun tertawa serempak. Tiba-tiba ada seorang murid yang berkata:
"Wah... jangan-jangan kak Bayu yang ngirim surat kaleng tadi!"
"Iya nih!"
"Masak kak Bayu jadi pengecut, yang gentle donk!" sahut siswa yang lainnya.
"Stop! Saya hanya ingin tau alasannya saja! Itulah kenapa saya tanya apa alasan Ary menolak orang itu. Kalo ternyata orang itu yang ditaksir Ary gimana? Nanti nyesel lho, terus nangis nangis patah hati, kan gak lucu cewek cantik nangis karena patah hati." jelas Bayu panjang kali lebar.
"Masih banyak cowok di Indonesia keles!" jawab Enno spontan, yang mengundang tawa orang yang mendengar.
"Saya belum pengen pacaran, masih pengen fokus belajar dulu. Pengen seneng-seneng, bebas mau ngapain aja gak ada ngatur atau ngekang! Lagian keluarga saya tidak mengenal istilah pacaran."
Ary tiba-tiba berkata dengan lantang sambil berdiri. Kemudian Ary berlari menuju ke kamar mandi. Enno dan Candra langsung lari mengejar Ary. Bayu dan Alex pun tidak mau ketinggalan. Mereka berempat lari menuju ke kamar mandi.
Setelah sampai di kamar mandi, Ary menumpahkan air matanya. Dia menangis karena merasa malu dan dipermainkan di depan umum. (Maklum Ary belum pernah pacaran, apalagi ditembak di tempat yang ramai...😁)
Enno dan Candra langsung masuk ke kamar mandi cewek sekolah. Mendekati Ary dan mencoba menenangkan Ary yang terisak menahan tangisnya.
"Kenapa malah nangis? Harusnya loe tu bangga ditembak seperti tadi!" kata Enno.
"Loe emang gesrek En! Teman loe lagi syok, loe malah ngomong gitu. Unfaedah banget tau nggak?" kata Candra sambil memukul punggung Enno.
"Enggak?!" teriak Enno." Gitu aja nangis. Gue juga pengen kali aja ada yang mau nembak gue di tengah lapangan atau di mall yang ramai. Kan seru!"
"Udah Ar, gak usah dengerin Enno. Nanti yang ada malah ketularan gesrek kita!" kata Candra.
"Kok kalian malah pada berantem sih?" heran Ary. "Gue udah gak pa-pa kok. Yuk balik!"
Sedangkan di depan kamar mandi, Bayu dan Alex mulai gelisah.
"Loe tadi kan yang kirim surat itu?" kata Alex murka. Dia marah karena cemburu ada yang mendekati Ary.
"Saya tidak serendah itu! Saya bukan pengecut, kalo saya suka langsung saya katakan langsung pada orangnya. Tidak melalui surat!!!" Bayu pun ikut marah karena dituduh Alex.
"Ary... Keluar lah, gak ada yang perlu ditangisi! Untuk apa kamu menangis, kamu nyesel ya udah tolak dia?(dia maksudnya si pengirim surat)" kata Bayu.
Akhirnya Ary keluar dari kamar mandi juga. Saat ini mereka berlima duduk di lorong kelas dekat kamar mandi.
"Masak ditembak cowok kok nangis, cengeng amat sih dek!" Bayu meledek Ary.
Sontak saja semua yang berada di sana tertawa. Ary pun tersenyum malu-malu, karena merutuki kebodohannya.
"Apa kamu belum pernah ditembak cowok, dek??? tanya Bayu.
Alex yang mendengar pertanyaan Bayu tadi langsung tersedak ludahnya sendiri. Karena dia pernah nembak Ary waktu acara kelulusan SMP dulu.
"Uhuk...uhuukk..."
"Kenapa loe Lex, keselek precil?" tanya Enno
(precil \= anak kodok)
"Hahaha..." mereka tertawa serempak karena mendengar perkataan Enno tadi.
Alex merasa malu karena ditertawakan teman-temannya. Dia memilih pergi meninggalkan Ary dan kawan-kawan.
"Gue ke kamar mandi dulu ya" pamit Alex beralasan ke kamar mandi karena terlanjur malu.
"Monggo" jawab Bayu.
"Kok gak dijawab pertanyaanku tadi? Hem.." tanya Bayu pada Ary.
"Mmm, per...pernah kak waktu kelulusan SMP. Tapi gak di tempat ramai kayak gini juga.'' jawab Ary.
"Oh, pernah ditembak cowok nih ceritanya. Tapi kok masih grogi." kata Bayu lagi.
"Malu! Nervous! Lagian tadi ku pikir itu isinya hukuman, makanya ku baca kuat." kata Ary.
Ary terdiam, kemudian membetulkan posisi duduknya.
"Ya grogi lah! Secara nembaknya pakai surat kaleng, terus kebaca di tempat umum yang isinya banyak orang. Lebih kali, kalo 200 orang!" jawab Enno spontan menyambung perkataan Ary.
"Saya tidak tanya kamu!" Bayu Prakosa sudah terbiasa menggunakan bahasa formal sejak menjadi pengurus OSIS sebelum dirinya dipilih menjadi ketua OSIS.
"Gue juga gak jawab pertanyaan kak Bayu! Cuma mencurahkan isi hati saja!" kata Enno sewot.
"Hmmpphh... hahaha" sontak saja Bayu, Ary dan Candra tertawa mendengar kata Enno.
"Udah yuk, balik ke lapangan lagi! Acaranya belum selesai lho." kata Bayu.
Sesampainya di lapangan, Ary dan kawan-kawan langsung duduk ke tempat yang tadi ditinggalkan. Sedangkan Bayu kembali ke tempat para panitia. Acara masih berlangsung dengan meriah.
Saat sedang asyik menikmati acara permainan yang sedang berlangsung, tiba-tiba Bayu berjalan mendekati Ary dengan membawa sebuah gitar dan micropon. Bayu memberikan micropon tersebut pada Ary. Ary hanya terbengong melihat kelakuan Bayu.
"Mari kita nyanyi biar happy!" kata Bayu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Rᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣ🔵W⃠🦈
waaduuuh trs siapa yg nembak Ary ya....??
jiwa penisirinku bergejolak gaaaeees
2022-02-09
0
CebReT SeMeDi
jrettt ono percil teekan kene marai bongko bukos wkwkkw
2021-09-15
1
.
masa sih ka Ary blm pernah ditembak zaman abegeh
2021-09-02
1