Klaten,1980
Ranti Wardani,gadis kecil putri semata wayang pasangan Pak Darmo dan bu Semi. Karena kedua orang tuanya nglemboro ( merantau ) ke kota Solo,gadis kecil itu terpaksa dititipkan pada Pakde dan mbokdenya di desa : Keluarga pasutri Wiryo Utomo,yang sehari-hari berprofesi sebagai pembuat dan penjual tempe bungkus daun. Sedangkan sang pakde adalah pembuat gula jawa yang terbuat dari legen ( sari tetes manggar atau bunga kelapa )
Orang tua Ranti,pak Darmo berdagang tembakau dll dan ibunya berjualan nasi gudang pecel atau nasi urap dan pecel di pasar Klewer. Keduanya hanya mengontrak rumah petak yang kecil di daerah tak jauh dari pasar klewer. Terlahir di tengah pekerja keras,Ranti tumbuh menjadi gadis kecil yang kuat dan rajin membantu pekerjaan keluarganya. Selain itu, keislamannya tumbuh sebab lingkungan yang mendukung. Kendati,( maaf ) hampir semua keluarganya merupakan Islam ktp,tetapi Ranti menjadi anak yang rajin sholat dan ngaji di masjid dekat rumahnya.
Iya sich,mulanya anak itu hanya ikut grubyuk dengan teman-temannya. ( ikut grubyuk : ikut-ikutan ) Semula,tanpa tahu makna yang sebenarnya,Ranti hanya ikut-ikutan teman-temannya pergi ke masjid buat sholat berjamaah tiap mahgrib,lalu lanjut belajar Iqro,sampai masuk waktu Isya. Lalu secara berkala ikut menyimak khutbah,jika ada kunjungan pak Kyai ke masjid. Lama kelamaan,gadis itu jadi memahami makna ibadah yang sebenarnya.
Jiwa kecilnya yang kadang memberontak karena tak bisa bermain bebas lepas layaknya anak-anak seusianya,bisa diatasinya sendiri dengan berfikir kalau membantu pekerjaan keluarganya juga merupakan ibadah. Itu yang membuat Ranti mendapat predikat si Sregep ( Rajin ),dari para tetangga. Mereka selalu bilang,keluarga Wiryo Utomo sangatlah beruntung mengasuh Ranti,gadis kecil yang rajin,meskipun kadang bisa menjadi bar-bar juga saat ada yang mengganggunya.
Iya jadi Ranti itu kalau sudah dibuat emosi,apalagi oleh teman yang menurutnya nakal dan pantas diberi pelajaran,langsung dech keluar sifat jiwa bar-bar-nya. Akan dibuatnya menjerit meraung-raung bocah nakal yang sudah mengusiknya atau mengganggu teman-teman dekatnya. Jurus andalannya adalah menggigit lawan berantemnya.Bagaimana tidak meraung-raung,kalau di gigit coba? Wkwk
Kalau sudah begitu,pasti orang tua si anak yang menjadi korban gigitan Ranti akan bertandang ke rumah mbok Wiryo untuk mencak-mencak,alias melabrak,haahaha. Tapi mbok Wiryo juga tak akan mau disalahkan begitu saja,karena orang tua asuh Ranti itu juga keras perangainya. Untung Pakde Wiryo sifatnya lembut,jadi bisa menjadi penengah saat terjadi keributan.
Namun berbeda dengan orang tua Ranti sendiri. Bapak Darmo-lah yang keras,sedangkan bu Semi orangnya lemah-lembut,penurut dan tak banyak menuntut. Dan karakter Ranti merupakan perpaduan keduanya,ada kerasnya ada pula lembutnya. Sifat rajin dan ,tekunnya dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan di pundaknya,adalah pure karena kerasnya hidup yang menempanya, yang jauh dari orang tua dan menuntutnya untuk tetap survive.
Berikut adalah tugas tetap Ranti setiap harinya :
Bangun tidur usai sholat shubuh,langsung menjerang air untuk mengisi termos.
Menanak nasi dengan kukusan,untuk sarapan dan makan siang 3 orang.
( Kukusan : anyaman bambu yang berbentuk bulat mengerucut )
Ngombor domba yang jumlahnya ada 5 ekor. ( Ngombor : Memberi makan pagi hewan ternak dengan air blendung dan bekatul,ditambah sejumput garam. Blendung : Air bekas rebusan kedelai yang akan dibuat tempe,baik untuk campuran pakan ternak )
Membersihkan kandang,yang letaknya di belakang rumah. Menampung srinthil ( kotoran domba ),ke jogangan ( parit berbentuk kotak. Kalau sudah terkumpul,biasanya ada yang membelinya untuk pupuk.
Siap-siap berangkat sekolah.
Pulang sekolah sekitar jam 12 siang,setelah sholat dhuhur lalu makan,Ranti langsung cari uwuh ke kebun-kebun tetangga yang ada pohon besarnya,pohon bambu,pohon salam,pohon gayam,dll.
Pekerjaan itu menyenangkan yang punya kebun,karena jadi bersih setelah uwuhnya diambil Ranti,heehee...tukang sapu gratis.
Sekitar jam 2,Ranti menggiring ke 5 dombanya ke ladang untuk merumput. Sementara si mbek makan,gadis itu ngarit. Targetnya sekarung penuh,untuk stock sampai besok sore,sebelum dapat rumput baru.
Sebelum mahgrib,Ranti sudah harus pulang. Mengandangkan si mbek,lalu membersihkan seluruh rumah dan halaman depan,setelah itu baru mandi dan pergi ke masjid. Usai sholat mahgrib,ngaji bareng teman-temannya sampai masuk waktu Isya.
Selesai sholat Isya,baru Ranti pulang dan makan malam. Sesudah itu,masih ada tugas sebelum berangkat tidur,yaitu nali tempe ( mengikat tempe dengan tali yang terbuat dari kulit pohon pisang yang sudah dikeringkan )
Tempe yang dibungkus kecil-kecil pipih,dengan daun pisang atau daun jati,di bungkus bentuk pipih lalu ditali rapat. Ada sekitar 3 senik ( keranjang bambu ) ukuran sedang,setiap harinya yang harus ditali oleh Ranti,tentu saja mbok Wiryo-lah yang membungkus kedelai itu sampai berbentuk tempe,sebelum ditali oleh keponakannya.
Tau tidak,kerapkali Ranti sampai terkantuk-kantuk jika sudah hampir jam 12 malam,nali tempenya belum juga selesai.
Begitulah,guys...daftar tugas Ranti dari bangun tidur hingga mau tidur lagi. Ngilu yach,hanya membayangkan saja...? Kita yang hidup di jaman now,mana kuat seperti itu. Ranti itu sudah seperti super woman saja yach. Dengan badannya yang ramping,sanggup mengerjakan semua tugas yang dibebankan di pundaknya. Nyaris tanpa mengeluh dan protes. Ck ck ck...hebat!
Apa? Kalian mau bilang kalau zamannya sudah beda? Iya khan,hayo ngaku! 😕🙄😏 Tapi iya juga sich...he hee.
Dan saking menghayati semua tugasnya,saat sudah memejamkan matapun masih di bawa-bawanya hal-hal yang merupakan tanggung-jawabnya.
"Iyo,mbok...mengko Ranti langsung mulih,ora mampir-mampir,"
( Iya,mbok. Nanti Ranti langsung pulang,tidak mampir ke mana-mana, )
"Iyo,mbok. Mengko Ranti golek uwuh sing akeh,"
( Iya,mbok. Nanti Ranti cari daun-daun kering yang banyak,"
"Iyo,mbok. Ora disambi glemengan maneh nek angon...ben balik cepet...iso rewang idak dele...iyo mbok..."
( Iya,mbok. Kalau bawa domba merumput,tidak disambi main lagi...biar cepat pulang...bisa membantu idak dele...) ( Idak dele : Memecahkan kedelai matang yang masih utuh,dengan diinjak-injak di dalam tumbu ( bakul ) ,sebelum diproses jadi tempe.
Bikin trenyuh yach,Ranti sampai mengigaukan hal-hal yang menjadi tanggung-jawabnya,saat matanya sedang merem. Saat harusnya menjadi waktu tidur berkualitas,karena secara kuantitas jelas kurang. Harusnya kita tidur minimal 8 jam sehari semalam. Namun Ranti hanya memiliki waktu tidur sekitar 4 jam semalam,padahal tidur siang itu jelas tidak mungkin mengingat begitu padat aktifitas hariannya.
Yang ingin mewek,jangan ditahan,guys...nanti jadi jerawat lohh,hehehe...
#Hiks😭
Authornya yang nulis sambil sesenggukan,sumpaaaaahhhh...entah merasa kasihan,atau salut. Pastinya Respect pada Ranti. Dua jempol buat dia!
Readers,Lanjut yach...masih kuat khan?
Jgn lupa jempol kalian,plus bonus jga oke,😂😍
Ninggal jejak yach,biar gampang feedback-nya nanti👌
Yukkkk,💪💪 Ranti !
💪💪 juga,Authornya!
😍😍😍🤚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Ayudia
anak kecil jaman dulu kayaknya bgtu semua ya...
2020-11-19
1
Atin
lanjut baca
2020-11-17
1