Pertemuan Keluarga

Sevim sedikit heran melihat mobil Papanya sudah terparkir di Garasi. Hari masih sore tapi Papanya sudah sampai rumah? Tumben. Papanya biasa pulang jika hari sudah petang. Sevim langsung masuk ke dalam rumahnya setelah menyerahkan kunci mobilnya kepada security yang berjaga.

" Vim, udah pulang nak?", tanya papa yang saat ini berada di ruang tengah.

" Iya Pa, pak Adi tadi cuma setengah hari aja di kantor. Jadi Sevim bisa pulang lebih awal. Papa sudah lama sampe rumah?", karena dilihatnya Papa sudah berganti dengan pakaian rumahan.

" Lumayan, kira-kira satu jam yang lalu",

" Tumben Pa..",

" Iya sayang, nanti malam kita dapat undangan. Kamu ikut ya, dandan yang cantik",

" Acara apa Pa?"

" Makan malam"

" Iya Pa, mama kemana?"

" Ke salon "

" Oh..,, Sevim ke kamar dulu ya Pa ",

Hanya undangan makan malam, tapi Mamanya sengaja pergi ke salon? Apa acaranya sepenting itu? Ah, mama selalu saja. Jiwa perfectionisnya tidak pernah hilang. Untungnya, sifat jelek dari mamanya itu tidak menurun kepada dirinya. Sevim paling malas jika disuruh merawat diri di Salon. Meskipun begitu, Sevim tetap memiliki wajah mulus , kulit putih dan tubuh yang terawat. Sevim sudah cantik sedari lahir.

Mama duduk di bibir ranjang, mengamati anak perempuan satu-satunya yang sedang serius dengan alat makeup untuk mempercantik wajahnya. Sevim yang merasa diperhatikan, langsung menoleh ke belakang. Merasa aneh karena ditatap intens oleh sang Mama.

" Ma..kenapa sih liatnya gitu banget",

" Kamu cantik banget. Perasaan baru kemarin mama nglahirin kamu, tiba-tiba udah segede gini"

" Sevim kan udah 22 tahun Ma.."

" Sayang, selama ini kamu udah jadi anak penurut. Apapun yang terjadi nanti, tetap jadi anak penurutnya Papa Mama ya.."

Sevim langsung berdiri dari duduknya , menghampiri Mama yang wajahnya seperti menahan haru.

" Mama kok ngomongnya gitu, ada apa Ma?"

" Nggak ada apa-apa..",

" Kok Mama sedih? "

" Janji ya..jangan buat Papa Mama kecewa"

Ini yang membuat Sevim tidak pernah membantah kata-kata orang tuanya. Mama selalu memintanya dengan bujukan lembut seperti ini. Sevim selalu mengikuti apa yang menjadi kehendak orang tuanya meskipun bertolak belakang dengan keinginannya. Termasuk mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang Desainer.

" Iya Ma.., Sevim janji ",

" Kamu udah selesai dandannya? "

" Belum , sebentar lagi"

" Jangan lama-lama ya nanti Papa kamu ngomel. Mama tunggu di bawah"

" Iya Ma..",

Sevim turun ke bawah, ternyata tidak hanya Papa dan Mamanya saja tetapi ada kak Fahmi serta keponakannya Bian. Papa terlihat tampan dengan setelan jas. Mama? jangan ditanya lagi meski umurnya tidak lagi muda, beliau tetap terlihat cantik dan fashionable. Fahmi juga tak kalah tampannya, dia mengenakan setelah tuxedo yang senada dengan Bian.

" Udah dandannya? Kamu cantik banget sih sayang ", puji Mamanya lagi.

" Iya lah anak Mama.."

Mereka sekeluarga sedang dalam perjalanan menuju tempat acara menggunakan mobil Alph*rd kesayangan mama. Diiringi dengan bodyguard yang berada di belakang mobil keluarga Affandy.

Hanya perlu menempuh perjalanan selama 15 menit, akhirnya mereka tiba di sebuah restoran. Nampaknya, ini adalah acara makan malam penting. Ada puluhan bodyguard yang berada di depan Restoran, belum lagi mobil mewah yang berjejer di sana. Tentunya, yang datang dan si empunya acara juga bukan dari kalangan biasa .

" Selamat datang pak, mari saya antar" keluarga Affandy di sambut oleh orang yang nampaknya memang sudah menunggu kedatangan mereka. Sevim, merasa heran saat melihat beberapa wajah bodyguard yang wajahnya seperti familiar untuknya.

" Kak, ini acara apa?",tanyanya berbisik kepada kakaknya

" Pertemuan keluarga , Papa Mama belum cerita?"

" Cuma bilang undangan makan malam ",

" Bentar lagi juga tau", jawab kakaknya mengambang.

Sevim tidak bisa menutupi wajah herannya ketika masuk dalam ruangan besar yang sudah didekorasi dengan sedemikian rupa, dipenuhi oleh bunga dengan dekorasi yang bernuansa glamour modern. Yang membuatnya tambah heran adalah disana ada seorang laki-laki yang sangat dia kenal. Pak Adiguna Sanjaya, sudah duduk di kursi bagian puncak meja. Sedangkan di sampingnya sudah ada menantunya, pak Galang. Samping pak Galang ada bu Anindita kemudian duduk laki-laki muda yang berada disampingnya, Ahimsa.

Sevim tentu sudah mengenali nama dan visual keluarga Sanjaya karena mbak Maya sudah mengirimnya dalam pesan pribadi. Pak Adi langsung menyambut kedatangan keluarga Affandy. Papa langsung menyalami pak Adiguna, diiringi dengan mencium punggung tangan pak Adi. Apa yang papanya lakukan? Apa tidak berlebihan? Tapi, mamanya juga bersikap demikian, disusul dengan Fahmi dan Bian. Fahmi adalah menantu dari adik Pak Adiguna, jadi tidak heran jika dia melakukan hal tersebut.

POV Sevim

Melihat apa yang ada didepanku, aku menjadi salah tingkah. Haruskah aku melakukan hal yang sama? Menyalami lalu mencium punggung tangan pak Adi? Aku canggung karena sudah terbiasa bersikap formal, pak Adi adalah atasanku. Namun, mama langsung memberikan kode kepadaku untuk melakukan hal yang sama. Saat, aku mencium punggung tangan pak Adi, beliau mengusap rambutku sambil berkata.

" Kamu sangat cantik, tidak salah kakek pilih kamu ",

Apa yang dimaksud oleh pak Adi?Tidak salah pilih karena Beliau memilihku? Sebagai Sekretaris? Ya mungkin. Aku berdiri di belakang mama, yang sedang asyik cipika cipiki dengan bu Anin. Sedangkan Papa juga nampak berbincang ringan dengan Pak Galang. Ada yang mengusik pandanganku yaitu laki-laki menyebalkan yang sedari tadi nampak memandangku dengan serius. Kenapa? Dia terpesona dengan penampilanku? Baru tau kalau aku cantik?

" Sayang, kamu cantik banget..", puji bu Anin, ketika aku menyapanya.

" Terima kasih bu..",

" Kok bu sih, panggil tante aja",

" Hehe iya tante

" Ayo..kalian duduk , kita makan dulu ",ucap pak Adi.

Papa duduk berhadapan dengan pak Galang, disusul Mama, dan aku duduk berhadapan dengan Ahimsa. Kakak dan Bian berada di meja lain karena keponakan tampanku sepertinya merajuk.

Saat ini kami sedang menikmati makan malam . Berbagai menu ada dihadapan kami, dari makanan asli indonesia hingga western food. Hening, hanya suara sendok garpu yang beradu dengan piring. Aku hanya memandangi makanan yang ada di depanku. Karena mendadak aku teringat dengan schedule pak Adi yang menyebutkan jika hari ini beliau ada pertemuan dengan keluarga calon istri Ahimsa. Tapi, saat ini malah beliau mengundang keluargaku untuk makan malam bersama. Apakah memang aku yang menjadi calon istri Ahimsa? Ah..., sepertinya tidak mungkin. Mama Papa tidak mengatakan apapun.

Makan malam selesai, meja sudah dibersihkan , tapi kami masih duduk dengan posisi yang sama. Sebenarnya aku tidak nyaman, apalagi jika aku memandang ke arah depan. Langsung disuguhi oleh wajah laki-laki yang menyebalkan.

" Pertunangan Ahimsa dan Sevim, akan digelar dua minggu lagi "

Mulutku menganga , tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Pertunangan? Ahimsa dan Sevim? Apa telingaku sudah tuli?

" Mah..?", aku bertanya dengan suara yang sangat lemah, takut terdengar oleh yang lain. Mama langsung meraih tanganku dan menggenggamnya.

" Gimana Fan? nggak keberatan kan? ", pak Galang bertanya kepada Papa.

" Ya, aku nggak keberatan ", jawab Papa.

Aku hanya diam, karena genggaman tangan Mama semakin erat. Sebenarnya aku ingin bersuara, tapi aku juga takut. Takut pada Papa dan Mama, takut jika nanti aku malah akan membuat keributan sehingga mempermalukan keluargaku. Aku hanya bisa menunggu, nanti saat di rumah aku akan menanyakan kepada Papa dan Mama maksud dari semua ini.

Aku memandang Ahimsa, dia nampak biasa saja. Apakah dia sudah tau semuanya? Apakah dia akan menerima perjodohan in? Entahlah, tapi bisa aku pastikan jika dia menerimanya, pasti ada alasan dibalik semua itu.

" Sayang, sampai ketemu lagi", ucap tante Anin ketika aku berpamiran pulang dengannya.

" Iya tante.."

" Kapan-kapan kita jalan ya. Tante pengen deket sama calon mantu..",

Aku hanya tersenyum dan mengangguk, bingung harus menjawab apa. Hatiku sesak, ingin menangisi nasibku yang tidak berbeda jauh dengan nasib kak Fahmi. Dijodohkan dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai.

Ada yang mencuri perhatianku, ketika aku melihat Ahimsa yang dengan sopannya menyalami dan mencium punggung kedua orang tuaku. Dia kemudian menghampiriku yang berdiri disamping Mama.

" Se...besok pagi aku jemput. Ada yang mau aku obrolin sama kamu "

" Iya.."

Ini pertama kalinya , seorang Ahimsa calon presdir Sanjaya grup berbicara lembut kepadaku. Jika begini, dia terlihat sangat tampan.

" Aa'.., calon istrimu mau pulang..besok lagi kalau mau ngobrol ", ucap tante Anin setengah menggoda anaknya.

" Iya Mi..",

Ahimsa sangat manis ketika berinteraksi dengan Maminya. Aku seperti melihat sisi lain dari dalam dirinya. Tapi, aku tetap masih belum bisa menerima perjodohan ini. Pasanganku dan Ahimsa tidak bisa ditentukan oleh pak Adi, pak Galang, tante Anin atau Mama dan Papa. Aku dan Ahimsa berhak menentukan pasangan kami masing-masing.

Terpopuler

Comments

Nurmalina Gn

Nurmalina Gn

jangan menolak ya sevim...kan dapat calon tajir melintir

2024-02-11

1

𝕸y💞Alrilla Prameswari

𝕸y💞Alrilla Prameswari

aa himsa berubah pikiran kaya nya ni

2022-02-22

1

🐾Dee Octavie🐾

🐾Dee Octavie🐾

bagus thor,,,semangaat ya

2022-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama
2 Kesan Pertama
3 Breaking News
4 Calon Istrinya Calon Presdir
5 Pertemuan Keluarga
6 Sudah Sejak Dulu
7 Perjanjian
8 The Power of Grandpa
9 Insiden
10 Pertemuan tak Terduga
11 First Kiss..
12 Ketagihan
13 Buka Hatimu
14 Ambyar...
15 Saingan Himsa?
16 Gara-gara Mawar
17 Jujur
18 Surat Perjanjian
19 Batal
20 Piye? Enak Jamanku tho?
21 Berubah pikiran
22 Gift for my birthday is you
23 Bukan Satu tapi Dua
24 Sevim Hapus
25 Mrs. Ahimsa Sanjaya
26 Menolak tapi mengajak?
27 Gara-gara
28 Hyana
29 Sakit
30 Kenapa?
31 Fakta
32 Terancam
33 Sengaja
34 Keributan
35 Bosan
36 Gila!!
37 Sakit
38 Pertunjukkan
39 Akhirnya..
40 Syarat Baru Presdir
41 Ketakutan Sevim
42 Akhirnya tahu
43 Penggerebekan
44 Penggerebekan 2
45 Apartement
46 Deal..
47 Makasih Bang
48 Apa Tujuan Harsa?
49 Bawa aku bertemu...
50 Keadaan
51 Baikan
52 Ngawur
53 Abang Gila
54 Boleh Nakal
55 Cari gara-gara lagi..
56 Pulang Lagi
57 Moment
58 Galau
59 Pelajaran.
60 Sayang kamu
61 Progress
62 Kado untuk Harsa
63 Cemburu
64 Skor 1-1
65 Sebentar lagi..
66 Impas
67 Ternyata
68 Itu Kamu
69 Masih...
70 Harusnya
71 Deep Talk
72 Pengantin Baru
73 Berpisah
74 LDM
75 Terngiang Sonya
76 Tuntutan Rossy
77 Pindah
78 Penasaran
79 Tersinggung
80 Sosok
81 Peringatan
82 Kembali
83 Akhirnya Tau..
84 Duka
85 Tak Terduga..
86 Syukur
87 Ujian
88 Home sick
89 Miskin
90 Rahasia Himsa
91 Rahasia Harsa
92 Kenapa?
93 Sisi Lain Harsa
94 Gengsi
95 Kapok
96 Menantu
97 Jangan sampai
98 Harapan
99 Empat Bulan
100 Blokir
101 Sakit Hati
102 Kompetitor
103 Berjuang
104 Usaha
105 Hari pertama
106 Gara-Gara Transfer
107 Ipar
108 Premature
109 Maaf Sayang..
110 Kembali..
111 Rossy takut...
112 Pulang
113 Bercanda
114 Tahu Rasa
115 Barra
116 Minta Maaf
117 Buka Puasa
118 Bertemu..
119 Bahagia dan Kecewa
120 Welcome Home Barra
121 Rajendra Barra ( Sanjaya )??
122 ( Masih ) Tentang Barra
123 Kegelisahan Mami
124 Cerita Rossy
125 Urgency
126 Demam Barra
127 Tahu Diri
128 Deep Talk
129 Barra Jilid 2?
130 Iri..??
131 Perhatian??
132 Cek Cok
133 Diam-Diam Memuji
134 Akhirnya Tumbang
135 Lawan Sepadan
136 Tantrum ( Rahasia Himsa )
137 Nggak usah bilang...
138 Dekat
139 Luluh?
140 Terbiasa
141 Salah
142 Pulang
143 Wishlist
144 Masih.....
145 Semakin dekat
146 Bahagia itu...
147 Officially
148 Mami & Abang
149 Sakitnya....
150 Move On
151 Menghindar
152 Kesempatan
153 Janji Hyana
154 Kenapa?
155 Kejutan
156 Pelakunya....
157 Curiga
158 Merasakan...
159 Ancaman Kakek
160 Bertemu
161 Diculik
162 Please Don't Go
163 Ngidam
164 Miss komunikasi
165 Awal baru
166 Moment
167 Lampu hijau
168 Sakit.....
169 ( Masih) Berusaha
170 Jujur..
171 Kedua Kalinya
172 Penjelasan
173 Tak Sengaja Bertemu
174 Kesempatan
175 Syarat??
176 Plot Twist
177 Syarat itu..
178 Rindu
179 Hari H
180 Suami Istri
181 Ditinggal Lagi..
182 Suami Istri Moment
183 Siang Pertama
184 Lagi...
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Hari Pertama
2
Kesan Pertama
3
Breaking News
4
Calon Istrinya Calon Presdir
5
Pertemuan Keluarga
6
Sudah Sejak Dulu
7
Perjanjian
8
The Power of Grandpa
9
Insiden
10
Pertemuan tak Terduga
11
First Kiss..
12
Ketagihan
13
Buka Hatimu
14
Ambyar...
15
Saingan Himsa?
16
Gara-gara Mawar
17
Jujur
18
Surat Perjanjian
19
Batal
20
Piye? Enak Jamanku tho?
21
Berubah pikiran
22
Gift for my birthday is you
23
Bukan Satu tapi Dua
24
Sevim Hapus
25
Mrs. Ahimsa Sanjaya
26
Menolak tapi mengajak?
27
Gara-gara
28
Hyana
29
Sakit
30
Kenapa?
31
Fakta
32
Terancam
33
Sengaja
34
Keributan
35
Bosan
36
Gila!!
37
Sakit
38
Pertunjukkan
39
Akhirnya..
40
Syarat Baru Presdir
41
Ketakutan Sevim
42
Akhirnya tahu
43
Penggerebekan
44
Penggerebekan 2
45
Apartement
46
Deal..
47
Makasih Bang
48
Apa Tujuan Harsa?
49
Bawa aku bertemu...
50
Keadaan
51
Baikan
52
Ngawur
53
Abang Gila
54
Boleh Nakal
55
Cari gara-gara lagi..
56
Pulang Lagi
57
Moment
58
Galau
59
Pelajaran.
60
Sayang kamu
61
Progress
62
Kado untuk Harsa
63
Cemburu
64
Skor 1-1
65
Sebentar lagi..
66
Impas
67
Ternyata
68
Itu Kamu
69
Masih...
70
Harusnya
71
Deep Talk
72
Pengantin Baru
73
Berpisah
74
LDM
75
Terngiang Sonya
76
Tuntutan Rossy
77
Pindah
78
Penasaran
79
Tersinggung
80
Sosok
81
Peringatan
82
Kembali
83
Akhirnya Tau..
84
Duka
85
Tak Terduga..
86
Syukur
87
Ujian
88
Home sick
89
Miskin
90
Rahasia Himsa
91
Rahasia Harsa
92
Kenapa?
93
Sisi Lain Harsa
94
Gengsi
95
Kapok
96
Menantu
97
Jangan sampai
98
Harapan
99
Empat Bulan
100
Blokir
101
Sakit Hati
102
Kompetitor
103
Berjuang
104
Usaha
105
Hari pertama
106
Gara-Gara Transfer
107
Ipar
108
Premature
109
Maaf Sayang..
110
Kembali..
111
Rossy takut...
112
Pulang
113
Bercanda
114
Tahu Rasa
115
Barra
116
Minta Maaf
117
Buka Puasa
118
Bertemu..
119
Bahagia dan Kecewa
120
Welcome Home Barra
121
Rajendra Barra ( Sanjaya )??
122
( Masih ) Tentang Barra
123
Kegelisahan Mami
124
Cerita Rossy
125
Urgency
126
Demam Barra
127
Tahu Diri
128
Deep Talk
129
Barra Jilid 2?
130
Iri..??
131
Perhatian??
132
Cek Cok
133
Diam-Diam Memuji
134
Akhirnya Tumbang
135
Lawan Sepadan
136
Tantrum ( Rahasia Himsa )
137
Nggak usah bilang...
138
Dekat
139
Luluh?
140
Terbiasa
141
Salah
142
Pulang
143
Wishlist
144
Masih.....
145
Semakin dekat
146
Bahagia itu...
147
Officially
148
Mami & Abang
149
Sakitnya....
150
Move On
151
Menghindar
152
Kesempatan
153
Janji Hyana
154
Kenapa?
155
Kejutan
156
Pelakunya....
157
Curiga
158
Merasakan...
159
Ancaman Kakek
160
Bertemu
161
Diculik
162
Please Don't Go
163
Ngidam
164
Miss komunikasi
165
Awal baru
166
Moment
167
Lampu hijau
168
Sakit.....
169
( Masih) Berusaha
170
Jujur..
171
Kedua Kalinya
172
Penjelasan
173
Tak Sengaja Bertemu
174
Kesempatan
175
Syarat??
176
Plot Twist
177
Syarat itu..
178
Rindu
179
Hari H
180
Suami Istri
181
Ditinggal Lagi..
182
Suami Istri Moment
183
Siang Pertama
184
Lagi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!