Calon Istrinya Calon Presdir

" Halo.."

" Mbak Sevim, ini dari pak Himsa ",

" Iya mbak ",

Rani langsung mengalihkan telepon ke saluran milik Sevim. Aneh, bukannya langsung menelepon Sevim, tapi mendadak harus lewat telepon resepsionist.

" Halo.., dengan Sevim, sekretaris Pak Adiguna disini, ada yang bisa saya bantu?", ucap Sevim ramah.

" Ya aku tau",ucap Himsa dingin.

"..........", Sevim diam, mau jawab apa? Itu bukan pertanyaan. Jadi dia lebih memilih untuk menunggu kalimat apa yang akan diucapkan Himsa selanjutnya.

" Kenapa diam?"

" Saya harus jawab apa pak, katanya Anda sudah tau ", ucap Sevim sopan.

" Kakek ada ?"

" Ada.., anda mau bertemu ?"

" Ya..",

Tut tut tut..

Himsa menutup teleponnya sepihak membuat Sevim juga kesal dibuatnya. Inikah calon Presdir Sanjaya grup yang menjadi bahan gosip di Ghibah Sanjaya Pusat? Perempuan yang dijodohkan dengannya adalah perempuan beruntung? Hah, jangan bermimpi. Justru, Sevim merasa kasihan kepada perempuan itu yang harus menahan emosi menghadapi sikap Himsa yang menyebalkan.

Rani, langsung berdiri dari tempat duduknya begitu melihat kedatangan Himsa . Sedangkan Sevim, dia masih asyik dengan layar laptopnya. Dia masih shock membaca schedule pribadi yang dikirimkan oleh pak Adiguna ke emailnya. Pertemuan Keluarga Sanjaya dengan Keluarga calon Istri Ahimsa dan Pertunangan Ahimsa, dua hari yang berhasil menyita perhatiannya. Dimana Pertemuan Keluarga tersebut akan dilakukan malam ini sedangkan pertunangan akan dilakukan dua minggu lagi. Ternyata apa yang disampaikan mbak Maya semalam di WA grup memang benar adanya. Untung saja, Sevim bukan tipe orang yang bermulut comel jadi bisa dipastikan apa yang menjadi rahasia pribadi pak Adiguna , aman di tangannya.

Ehem..ehem..,

Ahimsa yang berdiri tepat di depan meja kerja Sevim sengaja mengeluarkan suara, berharap Sevim menyadari keberadaanya. Namun, gadis itu masih setia dengan layar laptop. Sevim, tidak menyadari jika ada sepasang mata yang memperhatikannya sedari tadi. Sevim tidak berniat untuk mengabaikan, tapi memang dia benar-benar tidak tahu. Hingga akhirnya.

Brakk..

Ahimsa yang merasa diacuhkan menggebrak meja Sevim dengan kedua tangannya, untung tidak terlalu keras. Tapi berhasil membuat Sevim terlonjak kaget. Seketika, Sevim berdiri dari duduknya. Dia yang kesal, langsung melayangkan protesnya kepada Himsa.

" Anda tau, jika barusan saya terkena serangan jantung dan meninggal. Andalah tersangka utamanya",

Ahimsa masih memasang wajah dinginnya. Untuk kedua kalinya, dia mendengarkan perkataan pedas dari mulut gadis itu. Yang sialnya, gadis itu adalah calon istrinya pilihan dari kakeknya.

Sedangkan Sevim baru menyadari , bahwa lelaki yang dihadapannya saat ini adalah lelaki yang menabraknya kemarin.

" Oh..anda yang menabrak saya kemarin kan? Ayo minta maaf, kemarin anda menabrak saya, sekarang anda mengagetkan saya, maunya anda apa?"

" Kamu nggak tau, aku ini siapa? Kalau kamu tau, aku pastikan kamu yang akan berbalik minta maaf kepadaku "

Ck, siapa takut. Aku tidak peduli dia itu siapa. Mau sepenting , sehebat apapun pengaruhnya di Sanjaya grup, aku tidak peduli. Aku bahkan bersyukur jika dipecat sekalipun.

" Anda jangan berharap ", ucap Sevim lantang.

" Percuma ngomong sama kamu. Aku mau ketemu sama kakek ", ucap Himsa, langsung masuk ke dalam ruang kerja Presdir.

Sevim menutup mulutnya yang menganga mendapati kenyataan jika orang yang dihadapannya barusan adalah Ahimsa. Benarkah? Coba dia pastikan. Dia langsung duduk dan meraih gagang telepon. Menekan tombol 0, saluran milik Rani.

" Halo mbak, yang barusan itu beneran Ahimsa?"ucap Sevim tanpa basa-basi.

" Iya..kenapa kamu debat lagi sama dia Vim?;

" Aku kesel mbak, dia tiba-tiba nggebrak meja dan aku kaget ",

" Lagian kamu, ada dia bukannya langsung berdiri malah masih bengong liatin laptop. Liat apa? Bokep?hahaha ", Rani malah menggoda Sevim.

" Sssstttt mbak, aku baru aja lihat schedule pak Adi sebulan ini. Bulan ini calon presdir mau tunangan ", dasar Sevim baru saja tergabung dalam grup Ghibah Sanjaya pusat semalam, tapi sudah memberikan kontribusi bahan ghibah yang menarik.

" Hah yang bener "

" Iya..nanti malam ada pertemuan keluarga "

" Wah, aku jadi penasaran ",

" Mbak Rani, tapi jangan dishare digrup ya. Cukup kita aja yang tau "

" Oke Vim, tenang aja. Tapi, semisal nanti mbak Maya tau, bukan aku ya yang bilang",

" Iya aku percaya sama mbak..",

Sementara itu di dalam ruangan Presdir, Ahimsa nampak berbincang dengan kakeknya. Dia rupanya masih gencar untuk membujuk kakeknya untuk meringankan syarat yang harus dia penuhi.

" Kek..apa nggak ada syarat lain?"

" Nggak..,keputusan sudah kakek buat "

" Barusan aja kek didepan, dia berani mengataiku lagi. Gimana mau jadi istri kek, pasti dia pembangkang. Himsa nggak mau punya istri seperti itu ",

" Pasti kamu yang salah. Kakek percaya sama Sevim . Kakek mau kamu dapat perempuan baik ",

" Rosy juga baik kek, dia pilihan Himsa..",

" Perempuan itu nggak pantas disandingkan dengan Sevim. Kakek bisa pastikan, kamu laki-laki pertama yang menyentuh Sevim jika kamu menikah dengan dia. Kamu bisa pegang kata-kata kakek ",

" Kakek bahkan baru kemarin ketemu sama dia. Bagaimana bisa kakek menilai dia seperti itu ?"

" Kakek sudah mengenalnya dari kecil. Keluarganya, latar belakangnya kakek tau semua..",

" Tapi Himsa nggak bisa menikah sama dia kek "

" Oke..tapi jangan harap kakek akan memilih kamu sebagai Presdir, sekalipun kamu cucu laki-laki kakek satu-satunya. Jabatan Presdir akan kakak berikan pada Harsa",

Sial, kakek mengancamku lagi. Aku tidak akan pernah terima .

" Secara garis keturunan, Himsa yang berhak kek. Bukan Harsa ",

" Kakek nggak peduli, kakek yang menentukan ",

Ahimsa yang putus asa lebih memilih keluar dari ruang kerja kakeknya. Saat melewati meja kerja Sevim, Himsa memandang Sevim dengan pandangan tajam. Sedangkan Sevim yang memang masih sibuk mengetik, hanya membalas dengan lirikan mautnya.

Jam makan siang telah tiba. Ini pertama kalinya Sevim makan siang bersama pegawai yang lain di kantin kantor. Karena pak Adi, sudah meninggalkan kantor satu jam yang lalu. Sevim yang memang pegawai baru, setia mengekori Rani, hanya dia satu-satunya teman yang dia punya disini.

Saat selesai memilih menu makan siangnya, keduanya bergabung dengan pegawai yang lainnya. Sevim tidak sampai hati memakan makanannya, karena sedari tadi terus diperhatikan oleh teman-temannya yang lain. Masihkah mereka terusik dengan kata-kata mbak Maya yang menyebutkan kalau calon isti Presdir adalah pegawai baru dan Sevim adalah orangnya.

Itu yang sama Rani, yang namanya Sevim. Emang cantik sih orangnya.

Beneran ya dia calonnya pak Himsa, terus Rosy mau dikemanakan?

Aku sih lebih setuju kalau pak Himsa sama Sevim. Cantik, keliatan baik, sekretaris pak Adi pula. Pasti beliau setuju.

" Mbak..kenapa pada ngeliatin aku sih mbak, udah gitu pada bisik-bisik. Aku kayak pencuri tau nggak",

" Mereka masih penasaran sama yang semalem. Lihat ID Card kamu deh, beda kan sama aku. Kamu masih trainee. Jadi ya mereka tau kalau kamu itu Sevim pegawai baru disini"

" Iya tapi kan dikantor lain juga ada pegawai baru, bukan aku aja "

" Udah nggak apa-apa. Kalaupun emang kamu calon istri Presdir, aku bangga bisa jadi temen kamu disini ",

" Ih mbak..apaan sih. Nggak kok mbak.."

" Mereka tuh cuma penasaran aja, udah dimakan makanannya Vim..",

" Iya mbak..",

" Itu yang namanya mbak Maya, dia dedengkot disini. Dia biang gosipnya, orangnya baik cuma emang nggak bisa jaga rahasia", tunjuknya pada perempuan yang memakai setelan pakaian kerja warna navy. Dari tampangnya saja, Sevim bisa menilai kalau dia adalah orang yang bermulut ringan alias suka bicara.

" Mbak, apa aku klarifikasi aja ya di grup kalo aku ini bukan calon istrinya pak Himsa. Aku nggak nyaman mbak",

" Nggak perlu, kamu sendiri kan yang bilang kalau nanti malam ada pertemuan keluarga. Kita tunggu aja nanti malam Vim.."

Sevim mengangguk, mengiyakan perkataan Rani barusan. Hanya perlu menunggu clue yang akan diberikan mbak Maya selanjutnya. Hanya karena penasaran dengan calon istri Himsa, Sevimlah yang menjadi sasarannya. Padahal, dia memang tidak tahu apa-apa.

Kalau perlu, aku sendiri yang akan menanyakan langsung kepada pak Adi, siapa yang menjadi calon istri pak Himsa biar mereka nggak salah paham.

Sevim berucap dalam hatinya. Sebenarnya tidak ada pengaruh untuknya. Namun, dia tidak nyaman jika harus menjadi pusat perhatian. Apalagi, terus mendengar bisikkan - bisikkan dari teman-temannya yang terus membahasnya. Sudah seperti teror saja.

Terpopuler

Comments

𝕸y💞Alrilla Prameswari

𝕸y💞Alrilla Prameswari

surprise untuk sevim ntar

2022-02-22

2

Siti Afifah

Siti Afifah

kasian....sevim g tau apa2

2022-01-02

2

🐝⃞⃟𝕾𝕳𝕸𝖗𝕼𝖎𝖚𝖖𝖎𝖚🦐⚔️⃠

🐝⃞⃟𝕾𝕳𝕸𝖗𝕼𝖎𝖚𝖖𝖎𝖚🦐⚔️⃠

kasian sevim jadi ngerasa terganggu

2021-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama
2 Kesan Pertama
3 Breaking News
4 Calon Istrinya Calon Presdir
5 Pertemuan Keluarga
6 Sudah Sejak Dulu
7 Perjanjian
8 The Power of Grandpa
9 Insiden
10 Pertemuan tak Terduga
11 First Kiss..
12 Ketagihan
13 Buka Hatimu
14 Ambyar...
15 Saingan Himsa?
16 Gara-gara Mawar
17 Jujur
18 Surat Perjanjian
19 Batal
20 Piye? Enak Jamanku tho?
21 Berubah pikiran
22 Gift for my birthday is you
23 Bukan Satu tapi Dua
24 Sevim Hapus
25 Mrs. Ahimsa Sanjaya
26 Menolak tapi mengajak?
27 Gara-gara
28 Hyana
29 Sakit
30 Kenapa?
31 Fakta
32 Terancam
33 Sengaja
34 Keributan
35 Bosan
36 Gila!!
37 Sakit
38 Pertunjukkan
39 Akhirnya..
40 Syarat Baru Presdir
41 Ketakutan Sevim
42 Akhirnya tahu
43 Penggerebekan
44 Penggerebekan 2
45 Apartement
46 Deal..
47 Makasih Bang
48 Apa Tujuan Harsa?
49 Bawa aku bertemu...
50 Keadaan
51 Baikan
52 Ngawur
53 Abang Gila
54 Boleh Nakal
55 Cari gara-gara lagi..
56 Pulang Lagi
57 Moment
58 Galau
59 Pelajaran.
60 Sayang kamu
61 Progress
62 Kado untuk Harsa
63 Cemburu
64 Skor 1-1
65 Sebentar lagi..
66 Impas
67 Ternyata
68 Itu Kamu
69 Masih...
70 Harusnya
71 Deep Talk
72 Pengantin Baru
73 Berpisah
74 LDM
75 Terngiang Sonya
76 Tuntutan Rossy
77 Pindah
78 Penasaran
79 Tersinggung
80 Sosok
81 Peringatan
82 Kembali
83 Akhirnya Tau..
84 Duka
85 Tak Terduga..
86 Syukur
87 Ujian
88 Home sick
89 Miskin
90 Rahasia Himsa
91 Rahasia Harsa
92 Kenapa?
93 Sisi Lain Harsa
94 Gengsi
95 Kapok
96 Menantu
97 Jangan sampai
98 Harapan
99 Empat Bulan
100 Blokir
101 Sakit Hati
102 Kompetitor
103 Berjuang
104 Usaha
105 Hari pertama
106 Gara-Gara Transfer
107 Ipar
108 Premature
109 Maaf Sayang..
110 Kembali..
111 Rossy takut...
112 Pulang
113 Bercanda
114 Tahu Rasa
115 Barra
116 Minta Maaf
117 Buka Puasa
118 Bertemu..
119 Bahagia dan Kecewa
120 Welcome Home Barra
121 Rajendra Barra ( Sanjaya )??
122 ( Masih ) Tentang Barra
123 Kegelisahan Mami
124 Cerita Rossy
125 Urgency
126 Demam Barra
127 Tahu Diri
128 Deep Talk
129 Barra Jilid 2?
130 Iri..??
131 Perhatian??
132 Cek Cok
133 Diam-Diam Memuji
134 Akhirnya Tumbang
135 Lawan Sepadan
136 Tantrum ( Rahasia Himsa )
137 Nggak usah bilang...
138 Dekat
139 Luluh?
140 Terbiasa
141 Salah
142 Pulang
143 Wishlist
144 Masih.....
145 Semakin dekat
146 Bahagia itu...
147 Officially
148 Mami & Abang
149 Sakitnya....
150 Move On
151 Menghindar
152 Kesempatan
153 Janji Hyana
154 Kenapa?
155 Kejutan
156 Pelakunya....
157 Curiga
158 Merasakan...
159 Ancaman Kakek
160 Bertemu
161 Diculik
162 Please Don't Go
163 Ngidam
164 Miss komunikasi
165 Awal baru
166 Moment
167 Lampu hijau
168 Sakit.....
169 ( Masih) Berusaha
170 Jujur..
171 Kedua Kalinya
172 Penjelasan
173 Tak Sengaja Bertemu
174 Kesempatan
175 Syarat??
176 Plot Twist
177 Syarat itu..
178 Rindu
179 Hari H
180 Suami Istri
181 Ditinggal Lagi..
182 Suami Istri Moment
183 Siang Pertama
184 Lagi...
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Hari Pertama
2
Kesan Pertama
3
Breaking News
4
Calon Istrinya Calon Presdir
5
Pertemuan Keluarga
6
Sudah Sejak Dulu
7
Perjanjian
8
The Power of Grandpa
9
Insiden
10
Pertemuan tak Terduga
11
First Kiss..
12
Ketagihan
13
Buka Hatimu
14
Ambyar...
15
Saingan Himsa?
16
Gara-gara Mawar
17
Jujur
18
Surat Perjanjian
19
Batal
20
Piye? Enak Jamanku tho?
21
Berubah pikiran
22
Gift for my birthday is you
23
Bukan Satu tapi Dua
24
Sevim Hapus
25
Mrs. Ahimsa Sanjaya
26
Menolak tapi mengajak?
27
Gara-gara
28
Hyana
29
Sakit
30
Kenapa?
31
Fakta
32
Terancam
33
Sengaja
34
Keributan
35
Bosan
36
Gila!!
37
Sakit
38
Pertunjukkan
39
Akhirnya..
40
Syarat Baru Presdir
41
Ketakutan Sevim
42
Akhirnya tahu
43
Penggerebekan
44
Penggerebekan 2
45
Apartement
46
Deal..
47
Makasih Bang
48
Apa Tujuan Harsa?
49
Bawa aku bertemu...
50
Keadaan
51
Baikan
52
Ngawur
53
Abang Gila
54
Boleh Nakal
55
Cari gara-gara lagi..
56
Pulang Lagi
57
Moment
58
Galau
59
Pelajaran.
60
Sayang kamu
61
Progress
62
Kado untuk Harsa
63
Cemburu
64
Skor 1-1
65
Sebentar lagi..
66
Impas
67
Ternyata
68
Itu Kamu
69
Masih...
70
Harusnya
71
Deep Talk
72
Pengantin Baru
73
Berpisah
74
LDM
75
Terngiang Sonya
76
Tuntutan Rossy
77
Pindah
78
Penasaran
79
Tersinggung
80
Sosok
81
Peringatan
82
Kembali
83
Akhirnya Tau..
84
Duka
85
Tak Terduga..
86
Syukur
87
Ujian
88
Home sick
89
Miskin
90
Rahasia Himsa
91
Rahasia Harsa
92
Kenapa?
93
Sisi Lain Harsa
94
Gengsi
95
Kapok
96
Menantu
97
Jangan sampai
98
Harapan
99
Empat Bulan
100
Blokir
101
Sakit Hati
102
Kompetitor
103
Berjuang
104
Usaha
105
Hari pertama
106
Gara-Gara Transfer
107
Ipar
108
Premature
109
Maaf Sayang..
110
Kembali..
111
Rossy takut...
112
Pulang
113
Bercanda
114
Tahu Rasa
115
Barra
116
Minta Maaf
117
Buka Puasa
118
Bertemu..
119
Bahagia dan Kecewa
120
Welcome Home Barra
121
Rajendra Barra ( Sanjaya )??
122
( Masih ) Tentang Barra
123
Kegelisahan Mami
124
Cerita Rossy
125
Urgency
126
Demam Barra
127
Tahu Diri
128
Deep Talk
129
Barra Jilid 2?
130
Iri..??
131
Perhatian??
132
Cek Cok
133
Diam-Diam Memuji
134
Akhirnya Tumbang
135
Lawan Sepadan
136
Tantrum ( Rahasia Himsa )
137
Nggak usah bilang...
138
Dekat
139
Luluh?
140
Terbiasa
141
Salah
142
Pulang
143
Wishlist
144
Masih.....
145
Semakin dekat
146
Bahagia itu...
147
Officially
148
Mami & Abang
149
Sakitnya....
150
Move On
151
Menghindar
152
Kesempatan
153
Janji Hyana
154
Kenapa?
155
Kejutan
156
Pelakunya....
157
Curiga
158
Merasakan...
159
Ancaman Kakek
160
Bertemu
161
Diculik
162
Please Don't Go
163
Ngidam
164
Miss komunikasi
165
Awal baru
166
Moment
167
Lampu hijau
168
Sakit.....
169
( Masih) Berusaha
170
Jujur..
171
Kedua Kalinya
172
Penjelasan
173
Tak Sengaja Bertemu
174
Kesempatan
175
Syarat??
176
Plot Twist
177
Syarat itu..
178
Rindu
179
Hari H
180
Suami Istri
181
Ditinggal Lagi..
182
Suami Istri Moment
183
Siang Pertama
184
Lagi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!