Hari pertamanya bekerja tadi, dia diajak oleh pak Adiguna untuk melihat-lihat kantor, sekaligus meninjau kinerja pekerjanya. Ini yang paling dibenci oleh Sevim, setiap karyawan yang melihat dirinya, akan langsung tersenyum sambil menundukkan kepalanya. Tanpa aba-aba, dan secara otomatis. Bahkan, karyawan yang melakukannya, berusia lebih tua dari pada dirinya. Huft, sebenarnya dia tidak membutuhkan itu. Toh, dia hanya karyawan baru. Tapi, sebenarnya itu hal yang wajar, mengingat jabatannya adalah seorang sekretaris pribadi Presdir. Lalu apa tugasnya sebagai sekretaris pribadi? Sevim hanya perlu mensinkronkan jadwal pribadi pak Adiguna dengan jadwal kantor. Sevim berhak menolak schedule yang diajukan oleh Sekretaris kantor jika berbenturan dengan jadwal pribadi pak Adiguna. Semua tagihan credit card, pengeluaran pribadi, Asuransi pribadi semua masuk dalam tugas Sevim. Dia hanya perlu merincinya lalu menagihkan ke bagian keuangan. Se simple itu pekerjaannya, tapi dia dibayar dengan sangat fantastis. Puluhan hampir ratusan juta, itu untuk gaji bulan pertama sebagai trainee. Gaji keduanya sebagai karyawan kontrak tentunya akan naik, sesuai dengan perjanjian kontrak kerja yang dia baca tadi. Sevim hanya perlu bertahan maksimal 3 tahun, untuk mengumpulkan uangnya, agar dia bisa kembali kuliah mengambil jurusan fashion seperti yang dia cita-citakan selama ini.
Menjelang petang, Sevim baru sampai rumah. Tadi, dia diajak pak Adiguna untuk menemaninya main Golf. Mau menolak, tapi Sevim sungkan. Untung saja, salah satu bodyguard pak Adiguna ada yang berjenis kelamin perempuan, jadi Sevim tidak terlalu canggung. Sambil menunggu pak Adiguna bermain dengan temannya tadi, Sevim berbincang ringan dengan mbak Reza nama bodyguard itu.
POV Sevim
Saat masuk ke dalam kamar, aku langsung menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur. Bekerja memang melelahkan, itulah sebabnya Mama aku selalu mengomel jika aku terus meminta uang. Meskipun sebenarnya mama dan papa juga tidak akan pernah merasa kekurangan memenuhi kebutuhanku. Namun, tetap saja Mama perhitungan. Akan menstop jika merasa pengeluaranku terlalu boros. Maafin Sevim ya Ma, Pa.
Tok tok tok..
Suara pintuku di ketuk oleh seseorang. Belum sempat aku menjawab, seorang laki-laki yang menggendong balita laki-laki langsung masuk ke dalam kamarku. Dia kakakku satu-satunya, dan yang sedang digendongnya adalah putra semata wayangnya.
" Kak..",
" Kapan pulangnya Vim?", tanya nya.
" Semalem kak, tadi pagi langsung kerja. Halo Bian, apa kabar ganteng?", sapaku kepada keponakan gantengku.
" Baik aunty, Pi..Bian sama eyang aja ", ucap anak kecil itu lalu berlari keluar dari kamarku.
" Gimana kerjanya? lancar?"
" Lancar kak, kabar kakak gimana?"
" Kurang baik..", aku langsung memperbaiki posisiku, dan saat ini tengah duduk di atas tempat tidur. Sedang kakakku, duduk di bibir ranjang.
" Kenapa kak?",
" Baru aja, kakak mau buka hati. Ada perempuan yang kakak taksir, tapi udah punya pacar ",
" Sebelum ada janur kuning melengkung, masih bisa ditikung kak..", ucapku menghiburnya.
" Ckckck, mama bahkan udah cocok",
" Kejar terus aja kak..",
" Pacarnya posesif Vim..",
" Siapa namanya?"
" Aira..ketemu waktu nikahan anak temen mama, tapi ternyata dia juga guru bimbelnya Bian ",
" Jangan nyerah dong "
" Berat Vim.."
Isfandiyar Fahmi, dia adalah kakak laki-lakiku satu-satunya yang berprofesi seorang dokter. Dia adalah korban keloyalitasan Papa, dipaksa menikah dengan keturunan keluarga Sanjaya. Sehingga, rela memutuskan tali kasih dengan pacarnya yang sudah bertahun-tahun dia jalin. Aku adalah saksi betapa galaunya kakakku saat itu. Tapi, demi menunjukkan seorang bakti anak kepada orang tuanya, kakakku menerima perjodohan itu. Namun sayangnya ketika kakakku sudah menerima dan mencintai istrinya, kakak iparku meninggal saat dia berjuang melahirkan Bian. Sungguh kakakku yang malang.
Setelah mandi dan menggunakan pakaian rumahan, aku langsung turun untuk bergabung di meja makan bersama Papa, mama, kak Fahmi juga Bian. Rasanya sudah lama tidak merasakan suasana seperti ini, lengkap. Kak Fahmi sendiri, memutuskan untuk tetap tinggal di rumahnya sendiri, dia dibantu oleh baby sitter untuk mengurus Bian, dan beberapa pekerja rumah tangga untuk mengurus rumahnya.
" Gimana Vim, hari pertama kerja?", papa mengawali obrolan kami
" Lancar Pa..",
" Syukurlah.., kerja yang bener ya Nak ", nasehatnya.
" Kenapa Papa nggak bilang kalo Sevim jadi sekretaris Presdir?",
" Maaf sayang, Papa mau bikin kejutan ",
" Pa..tapi kan Sevim jadi shock..",
" Papa minta maaf ya..",
" Udah yuk, lanjutin makannya. Keburu dingin. Bian, mau tambah makannya?" ucap mama.
Selesai makan malam bersama keluarga, aku pamit untuk ke kamar. Ingin melanjutkan gambar desain yang selama ini aku coba buat. Hanya sekedar iseng sebenarnya, karena selama ini juga aku hanya belajar otodidak.
Namun, saat aku iseng menggambar ponselku terus saja berbunyi. Entah siapa yang menghubungiku, karena selama ini aku juga tidak mempunyai teman dekat. Bagaimana bisa mempunyai teman dekat, selama aku kuliah saja selalu dibuntuti oleh bodyguard suruhan Papa. Huft, menyebalkan.
Karena penasaran, aku langsung menyambar ponselku. Wow, ketika membukanya sudah ada puluhan pesan yang masuk. Pantas saja, ponselku berbunyi sedari tadi. Seperti dugaanku, ternyata aku dimasukkan ke dalam grup whatsapp pegawai Sanjaya grup. Grup ini hanya khusus pegawai yang ada dikantor pusat. Sedangkan pegawai yang bekerja di kantor Cabang milik Sanjaya grup, tentu akan mempunyai grup sendiri. Dimana nanti setiap ketua grup dari kantor masing-masing, juga akan mempunyai grup sendiri, khusus untuk ketua grup. Oh ya, nama grup whatsapp dikantorku diberi nama " Ghibah Sanjaya pusat ". Hahaha, daebak......dari namanya saja, kalian sudah tau isi grup tersebut. Pasti banyak gosip daripada fakta. Aku membaca pesan dari grup itu satu persatu.
Selamat bergabung mbak Sevim, kenalkan aku mbak maya ketua grup.
Wah, mbak Sevim ini anggota baru ya. Sekretaris pak Adiguna
Selamat malam mbak Sevim, duh cantik banget fotonya.
Mbak Sevim.., semoga betah kerja ya.
Beberapa pegawai menyapaku, karena merasa harus bersikap ramah, aku membalasnya.
Terima kasih mbak maya, sudah dimasukkan ke dalam grup WA
Iya, saya sekretaris pribadi pak Adiguna.
Salam kenal
Wah, makasih mbak..
Aamiin, semoga saya betah ya mbak.
Aku lalu menscroll layar. Wah, ternyata ponselku berbunyi, karena ada pesan yang membuat mereka heboh. Sepertinya satu persatu anggota grup keluar dari sarangnya, tidak ingin ketinggalan berita yang satu ini.
BREAKING NEWS!!!!~
Calon Presdir muda kita ternyata sudah dijodohkan oleh pak Adiguna. Kata suamiku, orangnya cantik banget. Dia juga salah satu pegawai Sanjaya grup. Tapi, sayangnya suamiku nggak tau siapa nama perempuan itu.
Wah mbak, bisa dipertanggung jawabkan nggak nih beritanya?
Loh, ya jelas dong info dari mbak Maya valid, suaminya kan kerja salah satu orang kepercayaan pak Adiguna.
Aku jadi penasaran, siapa perempuan yang beruntung itu.
Yang jelas perempuan itu harus lebih cantik dari Rosy Sephora, pacarnya mas Himsa.
Rosy Sephora? Model idolaku? Aku bahkan selalu bermimpi hasil karyaku menjadi desainer nanti akan diperagakan oleh Rosy. Jadi, Himsa calon presdir itu pacaran dengan Rosy, model papan atas? Wah..., obrolan yang menarik.
Kata suamiku, orangnya nggak kalah cantik sama Rosy. Kalian kan tau sendiri pak Adiguna nggak pernah setuju mas Himsa pacaran sama Rosy.
Wah, beruntung ya yang jadi istri pak Himsa nanti.
Iyalah, mas Himsa ganteng, kaya, calon Presdir pula. Siapa yang nggak mau.
Suamiku bilang, yang jadi calon istri mas Himsa itu pegawai baru.
Pegawai baru? mbak Sevim maksudnya
Hah, aku langsung membelalakkan mataku. Sedari tadi aku memang hanya menyimak saja, tidak ingin menimpali. Karena aku juga masih canggung, belum kenal dengan mereka semua.
Ya, bisa jadi, hehehehe tapi suamiku kan nggak tau, pegawai itu ditempatkan di kantor mana.
Aku langsung mengabaikan pesan selanjutnya. Lebih tertarik dengan pesan pribadi yang masuk di ponselku.
Hai, mbak Sevim. Ini aku Rani.
Me :
Halo mbak Rani..Jangan panggil aku Mbak, panggil aja Sevim.
Nggak ah, sungkan.
Me :
Nggak apa-apa. Panggil mbak kalau di kantor aja.
Oke deh, Vim jangan kaget ya kalau di grup itu , lebih banyak gosipnya daripada fakta. Hitung-hitung hiburan.
Me :
Iya mbak nggak apa-apa. Aku maklum.
Oh ya, mbak Maya itu ketua grup. Suaminya itu salah satu orang dekatnya pak Adiguna, makanya dia tau semuanya.
Me :
Oh..gitu ya mbak.
Jadi, emang kamu yang dijodohin sama mas Himsa?
Me :
Hahaha, mbak Rani ternyata suka ghibah juga.
Aku penasaran Vim.
Me :
Nggak kok mbak, bukan aku orangnya.
Hahaha, karena seingatku nggak ada pegawai yang cantiknya itu cetar kayak kamu Vim.
Me :
Ah, mbak Rani bisa aja.
Ya udah, sampai jumpa besok ya. Selamat malam
Me:
Iya mbak, selamat malam...
Bersamaan itu pula, banyak pesan pribadi yang masuk ke ponselku. Mungkin mereka terusik dengan kata-kata mbak Maya tadi yang menyebutkan jika perempuan yang dijodohkan dengan Himsa, calon Presdir adalah pegawai baru. Puluhan pesan yang masuk ke dalam ponselku juga isinya hampir sama. Mereka menanyakan kebenaran berita yang menyebutkan kalau perempuan yang dijodohkan oleh pak Adiguna dengan cucunya adalah pegawai baru. Dan mereka menyangka, akulah orangnya. Ini lucu, wajah Himsa saja aku belum pernah melihatnya, jadi bagaimana bisa aku dijodohkan dengannya? Aku hanya membaca pesan dari teman-teman kantor, mengabaikan dan membiarkannya tanpa berniat membalasnya. Aku malas, lebih baik aku tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Al fathiya
ninggalin jejak, aku baca dari awal lagi, agak lupa awal ceritanya
2023-06-05
0
𝕸y💞Alrilla Prameswari
wkwk grup ghibahhh 🌹👍👍
2022-02-22
1
C͜͡R7KAgabsa dRAba cmatraWANG
pdhal ktemu ajha belom ternyata Ghibah plusenamdua tuhh kek Roket Rusia Whussshh....🤣🤣
2022-02-21
2