kenangan bunda

Angin sore berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan bunga Kamboja di sekitaran pusara bunda.

Ku elus dengan lembut papan kayu atas nama wulandari dengan hati yg nelangsa.

"Bunda selamat jalan iy,bunda udah tidak ngerasain sakit lagi sekarang

Ayu akan jaga adik-adik dengan baik bunda yg tenang di sana iy ,"ucapku sambil mencium kepala kedua adikku.

Di sampingku masih setia bang Dino berdiri menemaniku.

"Ayu kita pulang ya,hari  sudah hampir gelap dan entar lagi akan ada penggajian di rumah untuk bunda kita pulang iy."kata Dino mengajak ku untuk pulang

Aku pun menuruti perkataan bang Dino dengan berat hati kami berempat melangkah meninggalkan pusara bunda sambil sesekali melihat nya ke belakang.

********

Setelah acara pengajian selesai semua orang telah pulang kerumahnya masing-masing.

Sepi,senyap dan hampa rumah yg kurasa .

Ku Sapu pandanganku ke penjuru rumah  mencari suara yg selalu memanggil ku ,tapi suara itu tak akan pernah kudengar lagi.

Ku buka pintu kamar bunda hanya tempat tidur usang yg hanya ku dapat ,air mataku pun tak dapat ku bendung bak air sungai mengalir dengan deras di pipiku.

Ku hapus air mataku ketika ada yg mengetok pintu rumah kami.

Tok,tok,tok

"Assalamualaikum yu ,ayu"

"Waalaikum salam , pakde mari masuk pakde",

Ku persilahkan pakde budi masuk  ke dalam rumah reyot ku.

"Ayah mu udah pulang yu, pakde mau ngomong sama dia,"tanya pakde sambil mata nya mengitari isi rumah ku.

"Belum pakde," kataku lesu .

"Kemana dia sebenarnya ,memang tak ada pikiran nya dia itu," geram pakde.

"Udahlah pakde biarkan aja," ucapku lesu

Pakde lalu melihat wajahku dengan  tatapan heran

"Tunggu - tunggu biarin aja maksudnya gimana ini," desak pakde Dengan wajah serius.

"Apa kamu tahu sesuatu yu tentang ayahmu,coba jelaskan sama pakde," desak pakde sambil menatap ku dengan tajam.

"A -e.. anu pakde tak ada apa- apa kok ," kata ku sambil ku remas ujung bajuku

Aku takut kalau Pakde tau kelakuan ayah dia akan mengamuk dan berakibat fatal pada kesehatan nya.

Pakde budi mempunyai riwayat sakit jantung yg udah mulai parah ,makanya aku tak berani menceritakan kelakuan ayah sama beliau.

Aku takut jantungnya akan kumat lagi dan aku yg salahkan oleh bude Rani ,

Karena memang bude Rani kurang menyukai keluarga kami ,karena dia beranggapan kami selalu menyusahkan suami nya aja  .

Pada hal bunda adalah adik pakde satu - satunya ,tapi bude Rani kurang menyukai bunda kami.

*******

"Ayu jawab Jagan a i u ,a i u aja apa yg kau ketahui tentang si Agus bapakmu itu ,"desak pakde sambil menggoyang tanganku.

"Tak ada pakde tak ada apa - apa kok benar,"kata ku berdusta.

"Bohong! Pasti kamu bohong sama pakde kan nak,pakde ini juga orang tuamu lho nak cerita kan aja apa yg jadi masalah mu pakde pasti dengarin semuanya ,"

"Iya lho pakde tak ada apa-apa,mungkin aja ayah ada keperluan lain makanya tak pulang waktu pemakaman bunda ,"bohongku sambil tersenyum samar.

"Oh Ya pakde mbak Dinda kapan selesai kuliahnya dan pulang lagi ke sini,"

Aku mengalihkan pembicaraan supaya pakde tak memikirkan masalah tadi lagi.

"Insya Allah bulan depan dia selesai dan pulang kemari lagi," kata pakde sambil tersenyum

"Wah senangnya ya pakde mbak Dinda udah mau jadi sarjana," jawabku.

"Amin ,doakan aja ya yu semoga di lancarkan ,"

"Amin pakde Amin ,"balasku sambil tersenyum.

"Oh Ya sampai lupa tadi pakde ke mari mau antar makanan ini ada nasi goreng pasti kalian belum makan kan.ni makan mana adik-adik mu panggil mereka makan dulu baru tidur ,"ujar pakde.

Ku ambil nasi goreng yg di bawa pakde dan membangunkan Rio dan Nina yg memang sudah tertidur karena kelelahan.

"Yu pakde pulang dulu iy ,udah malam nanti takut bude mu ke carian ."

"Iya pakde hati-hati dijalan dan sekali lagi makasih pakde ."kata ku sambil mengantar pakde ke depan pintu.

"Iy sama-sama ,macam sama siapa aja ",sahut pakde budi sambil tersenyum.

**********

Malam berganti dengan pagi yg sejuk ,matahari masih malu-malu mengintip di sela - sela dedaunan yg tertimpa hujan tadi malam.

Angin pagi berhembus sepoi-sepoi menyapu wajahku melalui jendela yg ku buka lebar-lebar.

Kurasakan angin membelai wajahku dengan lembut dan membawa kesedihanku pergi bersamanya.

Ku langkahkan kakiku mendekati kamar bunda

Dan membuka kamarnya

"Bunda udah bangun ,"panggil ku sambil membuka pintu kamarnya.

"Astagfirullah" aku beristighfar dalam hati aku tidak ingat kalau bunda ku sudah tidak ada ada lagi.

Tanpa komando air mataku bercucuran membasahi pipiku.

Ku melangkah masuk ke kamar bunda dan mengusap kasur tempat dia beristirahat sambil menyeka air mataku yg terus mengalir bak air sungai.

                ***********

       Flash back 

Kicau burung menyambut mentari di ufuk timur,semilir angin pagi berhembus sepoi-sepoi menyapu dedaunan yg tertimpa hujan tadi malam.

Kubuka jendela kamar ibu supaya hawa pagi masuk dan berganti dgn hawa pengap bau obat-obatan ibu,

"Bu,sarapan dulu dan jgn lupa minum obatnya",ku letakkan roti sepotong dan air hangat untuk ibu makan .

Wanita setengah baya itu membuka matanya dan menatap ku dgn mata berkaca -kaca.

"Ayu",suara lirihnya memanggil ku

"Iy Bun ada apa," sambil ku pegang tangan nya.

"Bunda minta maaf iy nak,"

"Untuk apa bunda minta maaf,bunda tak buat salah apa-apa kok sama ayu," kata ku sambil menatap wajah nya yang pucat akibat sakit yang di deritanya.

"Iy tapi bunda buat ayu susah buat ayu repot  ,bunda minta maaf iy nak," bunda berbicara sambil menangis

"Bunda ,bunda jangan bicara seperti itu Ayu tidak ada yg merasa di repot kan kok"

"Ayu ikhlas melakukan ini semuanya ,"

Sambil ku hapus air mata yg mengalir di kedua mata bundaku.

"Sekarang bunda sarapan dan minum obat dulu biar lekas sembuh." Kata ku menyemangati nya.

Kududukkan tubuh ringkih itu sambil meminumkan obatnya .

Setelah itu ku baringkan lagi tubuhnya di kasur yg sudah usang dan tak layak pakai lagi

Aku pun beranjak keluar sambil menutup pintu ,ku pandangi tubuh bundaku yg makin kurus di makan penyakit kanker yg menggerogoti tubuh nya.

"Kak makan kak", rengek Nina adikku yg berusia 5 tahun

",Nina lapar banget kak," sambil dia sambil memegang perut kecilnya.

"Entar iy dek kakak masak dulu iya," rayuku sambil melangkah ke dapur.

Ku buka kaleng penyimpanan beras dan kulihat isinya hanya tinggal 3 genggam ku saja.

"Ya Allah, tinggal segini berasnya gimana ini ya,"kata ku kebingungan.

"Ayah belum pulang lagi kasian kali si Nina udah kelaparan," monolog ku dalam hati.

"Assalamualaikum,"

" Waalaikum salam ,"sahutku dari dapur sambil menyambut ayah pulang

"Ayah baru pulang ,"sambung ku sambil mencium tangan nya.

"Hem.",sahut ayah.

"Yah ayu minta uang untuk beli beras dan telur , persediaan beras kita udah habis yah"

"Kasian Nina dari tadi malam belum makan" ujarku sambil menadahkan tangan ke arah ayah.

"Ayah lagi tak punya duit,orang tua baru pulang malah nanyain duit bukannya nyiapin sarapan malah duit yg di tanya," omel ayah .

"Tapi yah....,kataku terpotong

"Udah tak ada tapi-tapian ,utang aja dulu di kede Bu inem nanti kalau ada duit ayah bayar,"bentak ayah sambil merebahkan tubuhnya di tikar depan tv.

Terpopuler

Comments

wandi hidayah

wandi hidayah

lanjut autor

2024-11-21

0

Khansarila Adisoga

Khansarila Adisoga

Menggugah perasaan

2024-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 kepergian bunda
2 kenangan bunda
3 Mencari kerja
4 memperkenalkan Tante Mira
5 pernikahan ayah
6 Dinda mendekati bang dino
7 Dinda Melabrak ayu
8 Perkelahian di pasar
9 keputusan Ayu
10 Rindu melanda
11 Tak bisa melupakan mu
12 kepergian nina 1
13 kepergian Nina 2
14 Ayu di usir dari kontrakannya
15 Tinggal di rumah pakde
16 Dinda yang semena mena
17 Ayah mencari pekerjaan
18 Dinda ketahuan
19 Bude ketemu istri sirinya pakde
20 Wulan mendekati Dino
21 Ayu di fitnah
22 Ayah tertangkap
23 Kemiripan wajah
24 Kerinduan Angel
25 Ulang tahun wulan
26 Gugatan cerai Tante Mira
27 Dokter Heru
28 Dinda hamil
29 Dinda frustasi
30 Niko melamar Dinda
31 Tinggal tempat mertua
32 Tragedi di pasar
33 Niko di pecat
34 Dokter Heru mengungkapkan perasaan nya
35 Rio kembali
36 Rio kembali
37 Rumah tangga dinda
38 Nina ketahuan
39 Niko tertangkap
40 Dinda ke guguran
41 Dinda kehilangan bayinya
42 Ayu bertemu dengan dinda
43 Acara reunian
44 Bertemu dengan dino
45 Dokter Heru dilema
46 Dinda menemui Niko di rutan
47 Dinda bercerai dengan Niko
48 Nina terkena penyakit mematikan
49 Rio bertemu dengan Ayahnya
50 Agus menolong suster sophi
51 Dokter Nisa dalang penusukan
52 Menghindari dokter Rio
53 Kemarahan suster sophi
54 Suster sophi di culik
55 Suster sophi di culik 2
56 Suster sophi kabur
57 suster sophi selamat
58 Kesepakatan dokter Nisa dan sipir penjara
59 tahanan tewas di lapas
60 Dokter Nisa berulah lagi
61 Dokter Nisa menghabisi sipir penjara
62 Sipir penjara tewas
63 Mencari barang bukti
64 Dokter Nisa tertangkap
65 Perkelahian di sel
66 Persiapan pernikahan
67 Ke rumah bude
68 Sikap sinis Alexa
69 Alexa cemburu
70 Jefri mencoba mendekati dinda
71 Perkelahian di restoran
72 Tabrak lari
73 Persiapan pernikahan
74 Dokter Heru pingsan
75 Dino kecelakaan
76 Dino belum sadarkan diri
77 Permintaan Dino
78 Dino wafat
79 Ayu terpukul
80 Ayu mulai tenang
81 Permintaan Tante lisa
82 Dokter Heru menyerah
83 Ayu di talak
84 Dokter Heru pergi
85 Ayu menemui dokter heru
86 Menyesal tiada arti
Episodes

Updated 86 Episodes

1
kepergian bunda
2
kenangan bunda
3
Mencari kerja
4
memperkenalkan Tante Mira
5
pernikahan ayah
6
Dinda mendekati bang dino
7
Dinda Melabrak ayu
8
Perkelahian di pasar
9
keputusan Ayu
10
Rindu melanda
11
Tak bisa melupakan mu
12
kepergian nina 1
13
kepergian Nina 2
14
Ayu di usir dari kontrakannya
15
Tinggal di rumah pakde
16
Dinda yang semena mena
17
Ayah mencari pekerjaan
18
Dinda ketahuan
19
Bude ketemu istri sirinya pakde
20
Wulan mendekati Dino
21
Ayu di fitnah
22
Ayah tertangkap
23
Kemiripan wajah
24
Kerinduan Angel
25
Ulang tahun wulan
26
Gugatan cerai Tante Mira
27
Dokter Heru
28
Dinda hamil
29
Dinda frustasi
30
Niko melamar Dinda
31
Tinggal tempat mertua
32
Tragedi di pasar
33
Niko di pecat
34
Dokter Heru mengungkapkan perasaan nya
35
Rio kembali
36
Rio kembali
37
Rumah tangga dinda
38
Nina ketahuan
39
Niko tertangkap
40
Dinda ke guguran
41
Dinda kehilangan bayinya
42
Ayu bertemu dengan dinda
43
Acara reunian
44
Bertemu dengan dino
45
Dokter Heru dilema
46
Dinda menemui Niko di rutan
47
Dinda bercerai dengan Niko
48
Nina terkena penyakit mematikan
49
Rio bertemu dengan Ayahnya
50
Agus menolong suster sophi
51
Dokter Nisa dalang penusukan
52
Menghindari dokter Rio
53
Kemarahan suster sophi
54
Suster sophi di culik
55
Suster sophi di culik 2
56
Suster sophi kabur
57
suster sophi selamat
58
Kesepakatan dokter Nisa dan sipir penjara
59
tahanan tewas di lapas
60
Dokter Nisa berulah lagi
61
Dokter Nisa menghabisi sipir penjara
62
Sipir penjara tewas
63
Mencari barang bukti
64
Dokter Nisa tertangkap
65
Perkelahian di sel
66
Persiapan pernikahan
67
Ke rumah bude
68
Sikap sinis Alexa
69
Alexa cemburu
70
Jefri mencoba mendekati dinda
71
Perkelahian di restoran
72
Tabrak lari
73
Persiapan pernikahan
74
Dokter Heru pingsan
75
Dino kecelakaan
76
Dino belum sadarkan diri
77
Permintaan Dino
78
Dino wafat
79
Ayu terpukul
80
Ayu mulai tenang
81
Permintaan Tante lisa
82
Dokter Heru menyerah
83
Ayu di talak
84
Dokter Heru pergi
85
Ayu menemui dokter heru
86
Menyesal tiada arti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!